Share

Berbaikan

Penulis: SECRET
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-07 19:08:14

"Fred, Freddy!"

Orang-orang yang berteriak terasa seperti mimpi. Matanya berkunang-kunang, kesadarannya hampir hilang karena seseorang terus menyentuh tubuhnya.

Freddy di bawa ke rumah sakit dan pingsan selama beberapa menit. Sambil menunggu suaminya terbangun, Kate menggenggam erat jemari pria itu. Ini pertama kalinya ia bisa menyentuh Freddy tanpa perlu khawatir.

Kate merasa ia benar-benar seperti melihat lukisan. Bulu mata lentik, alis mata tebal, hidung mancung, serta bibir yang terpahat indah. Kate jadi semakin ingin mengecup bibir merah itu. Perlahan Kate mengikis jarak di antara mereka. Semakin dekat, dan ya, Freddy terbangun.

Pria itu tampak kaget. Lagi-lagi ia mendorong Kate kuat hingga terjatuh dari kursi.

"Aww," Kate meringis kesakitan.

Freddy segera bangkit dari kasur hendak membantu Kate, namun gadis itu menolak. "Tidak apa, kamu berbaring aja. Aku mulai terbiasa dengan ini."

"Maaf, aku nggak sengaja...,"

Kate bangkit dari lantai dan sedikit membersihkan gaunnya. "Kalau kamu sudah sadar. Lebih baik kita balik aja."

....

Dicky tidak lagi di sana, yang tersisa hanya kecanggungan di antara pasutri baru. Freddy menatap Kate sesekali takut jika gadis itu akan marah besar. Memang benar, Kate sangat kesal. Ingin ia memaki pria di sampingnya ini sekarang, namun ia urungkan niat tersebut, karena mereka sedang di dalam perjalanan.

Kate menoleh ke samping mencoba mengendalikan amarahnya. Mungkin efek menstruasi juga menjadi sebab ia menjadi mudah marah.

"Aku ingin bertanya...." ucap Kate dengan intonasi rendah.

Freddy mengangguk sambil menoleh lagi sesekali. "Silahkan," ucapnya.

"Sebenarnya kamu pingsan karena apa? Aku tahu kamu nggak punya asma. Aku udah periksa obat-obatan di lemari, tapi nggak ada obat pernafasan. Apa orang-orang di sana menyentuhmu? Atau... Kau teringat ibu tirimu?"

Freddy mengerem mobil mendadak. Membuat gadis itu mendelik. "Kau gila? Aku hampir mati kalau nggak pakai sabuk pengaman!"

"Ya, aku memang gila. Kamu nggak tahu apa-apa tentang diriku. Karena itu, jangan bertanya sesuatu mengenai kehidupan pribadiku!"

"Sialan! Turunkan aku sekarang juga!"

Tanpa perlu berbasa-basi, Freddy benar-benar membuka pintu mobil dan membiarkan gadis itu berjalan di trotoar.

Rasanya kesal sekali, ia menghentak-hentakkan kakinya kuat di jalanan. Ingin menangis tapi dia malu. "Kenapa aku harus terus mengalah?! Dia pikir dia siapa?"

Tiin tinnn

Suara klakson dari belakang membuat Kate semakin kesal. "Siapa lagi orang gi--"

"Kate, butuh tumpangan?" tawar Dicky sambil membuka kaca mobil. Padahal baru saja ia memarahi Dicky di rumah sakit, dan sekarang, mau tak mau ia ikut naik. Karena semua uangnya tertinggal di mobil Freddy.

"Hahaha jadi suamimu mengeluarkanmu dari mobil?"

Dicky tertawa kecil memperhatikan wajah Kate yang masih kesal. "Lebih tepatnya aku yang minta. Sudahlah, nggak usah dibahas! Bawa aja aku ke cafe Abel!"

.....

Di dalam perjalanan Freddy menghela nafasnya berulangkali. Dari mana gadis itu tahu mengenai ibu tirinya? Sedangkan itu sudah tiga belas tahun berlalu. Apa mungkin ayahnya? Tapi itu mustahil, sedangkan Clark tidak ingin membahas wanita itu lagi sampai mati.

Dia menyesal meninggalkan Kate seorang diri di sana. Terlebih lagi dompet dan ponsel gadis itu tertinggal semua di mobil. Alhasil ia memilih kembali ke trotoar itu semula. Namun tampaknya gadis itu tak lagi berada di sana.

Hari masih siang, jadi Freddy tak terlalu khawatir. Ia memilih untuk melukis, mengejar target sebelum perayaan perusahaan Galery art yang ke-30 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, Kate tidak juga pulang hingga larut.

Freddy memainkan jari-jarinya, menatap jendela berulangkali. Tetapi Kate belum juga kembali. Ia akhirnya memutuskan untuk mencari keberadaan gadis itu ke tempat yang sama.

Langkah Freddy terhenti. Suara mobil dari luar terdengar dengan jelas. Sebelum pria itu membuka pintu, ia melihat Kate keluar dari mobil. Namun seseorang yang berada di sampingnya tak terlihat.

Freddy semakin penasaran tatkala melihat Kate melambaikan tangan pada orang tersebut. Walaupun begitu, Freddy memilih untuk kembali ke kamar dan berpura-pura tidur.

Sesampainya di depan pintu, Kate menghela nafas berat. Enggan rasanya memanggil nama Freddy untuk membukakan pintu. Gadis itu memegang gagang pintu mencoba membukanya.

"Astaga! Dia tidak kunci pintu?!"

Dengan langkah cepat Kate berjalan menghampiri kamar Freddy hendak memarahinya. Namun, melihat wajah tampan itu tertidur, Kate jadi tak sampai hati untuk memarahi suaminya.

"Kau itu jahat sekali ya? Kau tahu aku terlalu menyukaimu makanya kau berbuat begini. Setelah meninggalkanku di sana bisa-bisanya kau tertidur Lelap. Tidak mengunci pintu juga. Huft..., Apa aku harus mengalah lagi?" gumam Kate dengan pelan.

Freddy tersenyum di dalam hati. Dia ingin memeluk gadis itu erat, tapi tak bisa. Ini sangat menyakitkan. Seandainya ada cara instan untuk menghilangkan gangguan kecemasan ini.

Tapi setidaknya ia lega. Kate, istrinya kembali dengan selamat. Freddy akhirnya bisa tertidur dengan nyenyak. Sementara Kate terus scroll ponselnya untuk mengetahui penyakit yang diidap Freddy.

"Haphephobia...? Kenapa dia harus berbohong dengan penyakit asmanya? Kalau dia jujur, sudah pasti aku membantu dari kemarin-kemarin."

Tring-tring

"Sialan Abel. Dia menelepon larut malam begini," gumamnya mengangkat panggilan.

_"Halo, babe! Kau sudah sampai di rumah dengan baik kan?"_

"Huft, kau yang antar aku bodoh! Sudahlah, aku matikan teleponnya. Aku mau tidur."

_"Kau takut suami seksimu itu terbangun? Atau kalian lagi..._

"Kate...," lirih Freddy. Ternyata ia masih gelisah walaupun istrinya sudah kembali.

_Gila! Itu Anderson? Fred, kau harus tahu Kate sangat menyukaimu!"_

"Diam, Bel!" seru Kate mematikan ponselnya. Kate merubah posisinya menjadi duduk. Jangan lupakan wajah kesalnya menatap Freddy dengan tak senang.

"Kenapa kau kemari?"

"Jika kau mengizinkan aku minta maaf, aku ingin minta maaf karena meninggalkanmu di sana. Aku nggak mengunci pintunya, karena masih menunggumu pulang."

Kate menautkan kedua alisnya. "Kau pura-pura tidur?" Jika pria ini menjawab 'iya' berarti dia dengar kata-kata Kate.

"Nggak. Aku sudah tidur. Tapi terbangun kembali. Aku ingin bertanya, itupun kalau kau mau menjawab. Dicky Alexian... Dia bukan sekedar atasanmu kan?"

Kate tertawa meledek sambil menggelengkan kepalanya. "Dicky dan aku berteman baik. Kau cemburu?"

"Aku juga ingin memelukmu..."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Takut Disentuh    Ketahuan?

    "Aku udah terbiasa dengar kata selingkuh. Dalam pernikahan itu saja sering terjadi, apalagi berpacaran.""Jadi maksudmu selingkuh itu biasa?""Kate... sejujurnya aku gak mau mendengar kata selingkuh lagi. Tapi karena kamu cerita, maka reaksiku pun hanya seperti itu.""Maaf...""Untuk apa minta maaf? Kamu nggak salah. Mending kita makan dulu yuk. Aku udah lapar..." Kate kini mengembangkan senyumannya. "Kamu mau makan apa siang ini? Biar aku masakin.""Makan apa aja yang paling enak."Kate mencubit hidung mancung Freddy. "Memang ya suamiku ini," geramnya."Aduh, duh," Kate langsung berlari sambil tertawa setelah mengambil kesempatan menjahili Freddy. Freddy hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan istrinya ini.Seusai makan, baik Kate dan Freddy sama-sama berbaring di ranjang yang sama. Tapi keduanya sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Walaupun begitu keduanya memegang ponsel hanya takut j

  • Suamiku Takut Disentuh    Ibu Tiri

    Lagi-lagi Freddy menerima panggilan dari penjara. Dia tahu ini ulah wanita tua itu. Freddy ingin datang ke sana bermaksud untuk menyuruh gadis itu segera berhenti meneleponnya. Tapi ia tak punya keberanian sedikit pun. Takut jika trauma yang ia alami malah semakin menjadi-jadi.Demi memperbaikinya hubungannya dengan Kate, Freddy memilih untuk pergi ke penjara dan menyelesaikan semua masalah yang terjadi antara dia dan mantan ibu tirinya.Detik-detik berlalu, saat wanita tua itu berada di ruang komunikasi. Mereka tidak akan bersentuhan secara langsung, tapi dengan melihat wajahnya saja Freddy merasa mual."Anakku akhirnya datang juga," ucap wanita tua itu. Penampilan dan sikapnya seakan berubah drastis, persis seperti orang gila yang berada di jalanan. "Saya bukan anak anda. Dan tak akan pernah menjadi anak anda," jawab Freddy tegas. Wanita tua itu melihat tangan Freddy yang gemetaran, kemudian tertawa kecil."Kau berkata seperti itu, pad

  • Suamiku Takut Disentuh    Jack dan Abel

    "Dicky Alexian. Dia yang selamatkan aku."Freddy terbungkam. Bukan karena tak mau menerima kenyataan, hanya saja ia merasa cemburu jika nama Dicky harus disebut kembali. "Kenapa Fred?""Bukan apa-apa. Syukurlah kamu selamat, aku senang mendengarnya. Tapi kamu harus hati-hati, jangan pergi-pergi sendiri. Aku takut kamu kenapa-napa lagi."Kate tersenyum tipis, walaupun sebenarnya ia masih kesal dengan perlakuan Freddy tadi."Maaf Kate," ujar Freddy lirih."Gapapa, aku mulai terbiasa di dorong olehmu. Lain kali dorong saja aku ke ranjang hahaha..."Freddy mengacak rambut Kate, sambil tersenyum lega. Sementara Kate menatap mata Freddy yang tampak tulus tapi menyebalkan. "Selain mengacak-acak rambut, kau ini sangat pandai mengobrak-abrik hati orang," ungkap Kate. "Aku bingung, padahal aku mulai terbiasa denganmu. Tapi entah kenapa aku masih aja ketakutan."Kate menepuk-nepuk pelan paha Freddy. "Yaudahlah

  • Suamiku Takut Disentuh    Mantan Kekasih

    Begitu sampai di rumah Kate berlarian ke sofa dan berbaring lega. "Huh, capek juga."Freddy tersenyum kecil kemudian pergi ke dapur. Selang beberapa menit, ia kembali dengan teh hijau ditangannya. "Ini minum dulu..."Kate menatap pria itu haru. "Fred, ya ampun... harusnya aku yang membuatkanmu minum. Maaf ya aku memang gak pengertian.""Gak apa-apa sayang. Lagian aku juga sekalian buat punyaku."Kamu panggil aku apa tadi?""Sayang?""Ini pertama kalinya kamu panggil aku sayang, aku senang banget tahu!"Kate menggenggam tangan Freddy dan menatap mata biru sang suami. "Mata kamu cantik banget ya? Aku senang banget tahu gak dapat kamu. Udah ganteng, pintar, pengertian, bisa semuanya, kecuali masak sih. Pokoknya perfect deh.""Menurut aku..., aku lebih beruntung dapat kamu. Kate yang pintar, mandiri, bisa semuanya, penyayang, berbakat. Apa lagi yang gak kamu bisa?""Aku belum bisa dapatin hati kamu sepenuhn

  • Suamiku Takut Disentuh    Menyentuh

    Buru-buru Kate berlari mengambil obat-obatan di lemari dapur. Obat-obat itu dimakan Freddy empat sekaligus sekaligus meminum segelas air dari tangan Kate."Gimana Fred?" tanya Kate penuh khawatir."Gak apa-apa sebentar lagi aku bakal lebih tenang.""Huft, syukurlah."Freddy mendongakkan kepalanya. "Kate..." lirih Freddy."Hm? Masih lemas?""Kamu masih bisa kan kasih aku waktu untuk mencoba? Aku mau lebih cepat sembuh. Gak apa kalau di dunia ini aku hanya bisa menyentuhmu seorang. Karena alasanku tetap hidup karenamu.""Aku bakal nunggu mau itu satu tahun atau satu abad lagi. Pokoknya kamu harus sembuh! Kita berjuang sama-sama ya, semangat!"---Libur musim semi telah tiba. Kate memilih untuk berdiam diri di rumah. Padahal jika libur begini, biasanya Kate menghabiskan waktunya lebih banyak di luar bermain dengan teman-temannya.Tapi gaya hidupnya kini berubah semenjak menikah dengan Freddy. Karena Freddy tak suka keramaian. Itu sebabnya ia berbaring telentang di sofa dengan mata mengan

  • Suamiku Takut Disentuh    Terapi Pemaparan

    "Aku punya cinta pertama waktu kecil sekitar umur enam tahun. Dia gadis yang cantik, bijak dan pintar. Aku pertama kali melihatnya saat kami ngontrak di depan rumah gadis itu. Dulu keluargaku suka berpindah-pindah tempat. Jadi sebelum tahu namanya, kami sudah pindah duluan."Kate memutar malas bola matanya. "Aku juga cantik, bukan berarti aku yang bilang ya. Kebanyakan orang memang memujiku cantik. Aku juga pintar dan bijak, makanya dalam beberapa bulan aku jadi manajer di perusahaan besar."Freddy tertawa kecil mendengar ocehan Kate yang tengah cemburu. "Haha iya deh kalian sama.""Aku lebih!""Iya kamu lebih. Kamu lebih dari siapapun bagiku..."_Sial! Manis banget, dia belajar dari mana coba?_"Ekhem! Aku sedikit senang sih. Tapi alasan kamu milih nikah samaku cuman karena cantik dan pintar doang? Atau sama kayak cinta pertama kamu itu?""Dia punya sesuatu yang nggak kupunya," jawab Freddy serius. Sejujurnya Kate sedi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status