Share

Part 18

"Kok melamun?" tanya Mas Ibnu menarikku dari lamunan.

"Nggak, Mas. Ya sudah aku kerja dulu. Kamu hati-hati di jalan." Membuka pintu mobil dan lekas keluar. 

Aku melambaikan tangan ketika Mas Ibnu membunyikan klakson dan menggerakkan kendaraan roda empat miliknya menjauh.

"Wah, Bu Mayla cantik sekali hari ini," puji Andita yang ternyata sudah berada di teras toko.

"Gombal kamu, An!" sahutku seraya mengambil anak kunci dari dalam tas.

"Tadi suaminya Ibu?"

"Iya, An." Mengulas senyum.

"Romantis banget ya."

Alisku bertaut mendengar dia bilang suamiku romantis. Jangan-jangan, Andita tadi melihat Mas Ibnu mencium bibirku?

Biarlah, dia kan suamiku. Dan masih halal melakukan apa saja denganku.

***

"Fik, tolong kirim ra

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status