Share

13. Ajakan Makan Siang

"Bolehkah, saya masuk Pak Heri?" tanya pria yang baru saja menyahuti supervisor dan membuat tubuh ini menegang tiba-tiba.

Benar-benar tidak sabar pria ini. Kenapa ia harus datang ke sini dan menemui atasanku? Aku kan sudah berjanji akan menyicil uang ganti rugi secara bertahap.

Bagaimana kalau ia akan melaporkan aku pada atasan dan meminta jaminan pada Pak Heri. Bisa-bisa aku dipecat karena dianggap membawa-bawa nama pabrik dalam masalah.

Aku mengelap keringat di dahi dengan ujung jilbabku.

"Silakan Pak Adnan, mari masuk! Saya memang sedang menunggu Anda," ucapan Pak Heri membuatku tambah terkejut dan jantung ini kembali memompa lebih cepat dari sebelumnya.

Apa tadi katanya? Sedang menunggu? Bukankah yang Pak Heri tunggu adalah anak dari Pak Syam Erlangga, apa pria ini ...

 
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status