Suamiku Ternyata Pura-Pura Lumpuh

Suamiku Ternyata Pura-Pura Lumpuh

Oleh:  Mhyaa Selle  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
43Bab
1.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Kekecewaan terdalam saat kita dibohongi oleh orang yang paling kita sayangi, orang yang paling kita patuhi selama ini," Namaku Alyera Sabrina, 28 tahun, bekerja di pabrik garmen, Danu--suamiku, 32 tahun. Kami dikaruniai anak yang cantik bernama Naifa Maharani. Awalnya, aku merasa hidupku bahagia dan terasa damai meski harus bekerja siang malam untuk masa depan keluargaku. Punya suami lumpuh membuatku harus berlapang dada menerima takdirku. Hingga takdir juga yang menunjukkan kebohongan suamiku yang membuat dada ini menjadi sesak ....

Lihat lebih banyak
Suamiku Ternyata Pura-Pura Lumpuh Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
43 Bab
1. Baru Menyadari.
🌺🌺🌺"Enggak, gak mungkin ... kamu salah orang kali, Nel?" kataku pada Nella-teman kerjaku di pabrik garmen. Baru saja dia menunjukkan sebuah foto seorang pria yang tengah duduk membelakangi kamera dan latar belakang sedang berada di sebuah restoran ternama di kota ini.Nella mengatakan, "Aku gak mungkin salah orang, Ly. Jelas banget itu suami kamu, kok. Aku melihat dengan mata dan kepalaku sendiri."Gadis berambut sebahu itu terus berusaha meyakinkanku."Tapi ini rasanya mustahil, Nel. Bagaimana mungkin Bang Danu bisa keluar rumah tanpa memberitahu aku lebih dulu? Kamu tahu sendiri kan, kalau dia lumpuh dan pergerakannya sangat terbatas," kataku sambil menggelengkan kepala berusaha gak suudzon dengan suami sendiri."Aku bingung harus percaya sama siapa? Sahabat atau suami yang sama-sama selalu menemaniku selama ini," batinku sangat bimbang, tetapi aku harus tetap berpikir positif dan mengambil sikap yang hati-hati supaya, tak ada hati yang terluka.Aku adalah seorang istri, juga ib
Baca selengkapnya
2. Ada Hubungan Apa Bang Danu dan ...?
"Lihat apa sih, sampai kaget dan tegang gitu, Dek?" tanya Bang Danu yang hendak mengulurkan tangannya ke lantai untuk mengambil ponselku.Bukannya menjawab pertanyaannya, aku malah spontan mengambil ponselku yang jatuh tadi, sebelum keduluan olehnya. Entah kenapa, aku seolah belum siap menginterogasi Bang Danu soal foto itu.Hati kecilku memilih mengikuti arahan Nella, untuk diam-diam mencari tahu kebenaran suamiku. Jika memang benar Bang Danu yang ada di foto itu, kenapa dia tidak pernah cerita denganku?Dengan siapa dia pergi? Semua harus kucari tahu dengan benar dan akurat daripada aku terus saja berprasangka buruk dengan suamiku sendiri."Dek ... kok malah melamun?" Aku terkesiap saat Bang Danu melambaikan tangan di depanku."Hmm ... Maaf, Bang. Aku kurang fokus," jawabku sedikit gugup, namun aku berusaha untuk bersikap santai agar tidak terlalu mencolok."Pertanyaanku belum dijawab loh, Dek! Lagi liat apa sih di ponsel sampai segitunya gak fokus?" tanyanya hendak melihat ponselk
Baca selengkapnya
3. Nella sebenarnya ...?
"Jangan main-main, sebaiknya kamu jujur ... atau aku ...," ucapan Nella yang samar terdengar di telingaku tiba-tiba menggantung.Aku yang memang memarkirkan motor agak jauh dari rumah, perlahan berjalan ke rumah dengan segala tanya di kepala.Otakku yang tiba-tiba traveling membuatku buntu. Yang ada dalam pikiranku saat ini, aku ingin tahu tujuan Nella tiba-tiba datang ke rumah tanpa memberitahukan kepadaku lebih dulu.Bukankah ia yang menyuruhku untuk mencurigai suamiku sendiri?Pertanyaan itu terus saja berputar di kepalaku.Bukankah ia pergi dengan calon suaminya?Aku menggelengkan kepala untuk menepis pikiran burukku terhadap suami dan sahabatku.Meski itu sangat mengganggu, apalagi banyak kejadian-kejadian nyata yang berseliweran tentang kasus suami dan sahabat yang selingkuh, terus sahabatnya jadi adik madu lalu istri pertama akan terbuang tanpa belas kasih.Aku menggeleng pelan saat pikiranku menjadi paranoid. "Tidak ... ini tidak mungkin, aku harus memastikannya sendiri," gum
Baca selengkapnya
4. Pesan yang Kutemukan
Aku berdiri di ambang pintu kamar, sambil menyandar di kusen pintu dengan mata yang fokus menatap suamiku yang tak bosan-bosannya memainkan ponsel. Aku melirik jam di dinding yang sudah menunjuk angka sepuluh, itu artinya sudah hampir tengah malam. Namun Bang Danu masih bergeming di depan TV yang sejak tadi siarannya tak dihiraukan olehnya. Aku mengembuskan napas berat, seberat beban yang aku tanggung selama ini, tetapi tak pernah terasa sama sekali karena aku selalu berlapang dada. Namun, kali ini dadaku rasanya sesak memikirkan kejanggalan yang terjadi belakangan ini. Tanpa sadar, bulir bening menetes di pelupuk mata. Aku mengelapnya pelan lalu melangkah ke kamar Naifa untuk memastikan kalau putri kesayanganku sudah tidur. Setelah memastikan, kalau Naifa sudah tidur. Aku kembali melangkah ke ruang nonton TV dan menemui Bang Danu untuk mengabarkan kalau esok pagi aku akan mengantarnya ke rumah sakit untuk periksa kesehatan kakinya. "Bang ... besok pagi jangan lupa awal bangu
Baca selengkapnya
5. P.O.V Danu
Namaku Danu Jaya, Jaya adalah nama Bapak dan Farida--ibuku. Alhamdulillah kedua orang tuaku masih ada dan masih sehat.Hanya saja, Bapak tidak terlalu suka padaku karena menurutnya aku anak pemalas. Hanya Ibu yang selalu menyayangi dan mendukung setiap langkahku."Kamu itu sudah menikah, sudah punya anak dan istri, tapi masih saja malas kerja! Kapan kamu dewasa, Danu? Mau kamu kasi makan apa anak orang, hah?" omel Bapak setiap aku datang ke rumahnya untuk minta uang buat beli rokok waktu itu."Makan nasi lah, Pak," balasku sambil mengisap rokok yang baru saja kuambil darinya dan berusaha tak ambil pusing dengan ocehannya yang sudah seperti buruh beo.Bapak memukul kepalaku dengan pecinya sambil terus memarahiku. "Kamu pikir, nasi itu bisa datang dengan sendirinya ke rumahmu! Kamu pikir anak orang mau cuman dikasi makan nasi saja tanpa lauk dan sayur!""Sudah ... sudah, Pak. Jangan memarahi Danu terus-menerus, Pak, yang ada dia makin buntu nanti otaknya. Kasihan anak kita, Pak." Ibu da
Baca selengkapnya
6. POV Danu 2
Siang itu sahabat istriku datang ke rumah dan menanyakan banyak hal padaku. Hanya saja, aku pura-pura bodoh dan tak mau menjawab sama sekali. Bahkan kata si Nella ini, dia pernah melihatku di restoran bersama kekasih gelapku, tetapi ia berjanji tidak akan memberitahu istriku kalau aku mau bekerja sama dengannya. Tentu saja aku menolak kerja sama dengannya, karena gak menguntungkan sama sekali buatku, bahkan bisa merugikan aku juga. Ibarat makan buah simalakama aku akan sama-sama dirugikan. Dia mengancam bahkan menyuruhku untuk jujur pada Ely bahwa aku hanya pura-pura lumpuh karena aku tak mau kerja sama dengannya. Pada saat itu hampir saja Ely mendengar ocehan si muka dua ini. Aku dan Nella sama-sama terkejut karena aku takut Ely curiga padaku dan Nella juga takut kalau Ely mendengar apa rencana kerja samanya sebenarnya. Rasanya jantungku bekerja begitu cepat saat itu juga dan hampir saja aku berpindah alam. Syukur aku gak ada riwayat penyakit jantungan. Aku berusaha menormalk
Baca selengkapnya
7. Mengumpulkan Informasi
POV Alyera "Apa-apaan ini, Bang?!"   Aku menghampiri Bang Danu yang terlihat kaget dengan kedatanganku. Apalagi dia melihat kali ini wajahku tampak tak bersahabat. Siapa yang tak marah, saat melihat anaknya di suruh angkat air dari rumah tetangga. Rasanya kepalaku sudah mengeluarkan asap saat ini juga.  Bukan karena tak ingin anakku di suruh-suruh, tetapi ada alasan lain di balik kemarahanku ini. "D-dek ... se-sejak kapan di situ?" tanya Bang Danu gugup. Aku mengabaikan pertanyaannya. Tatapanku beralih pada Naifa yang sudah ke luar dari WC. Aku mendekat ke arah putriku lalu mengusap kepalanya. "Naifa main dulu, ya! Soalnya Mama dan Papa mau ngobrol sesuatu hal yang sangat penting!" titahku pada gadis kecilku
Baca selengkapnya
8. Skandal Nella dan ...?
Hati siapa yang tak hancur saat mengetahui kebohongan demi kebohongan pria yang sangat dicintai, yang sangat disayangi dan sangat kita perjuangkan masa depannya. Sakit ... sungguh sakit dan sesak dada ini jika mengingat segala perjuangan dan kerja keras yang kulakukan selama ini, tetapi apa balasannya? Kebohongan dan pengkhianatan. Sekuat tenaga aku menahan diri ini agar tak tumbang saat ini juga. "Dek ...." Bang Danu membuyarkan lamunanku saat ia meraih tanganku. "Jangan menyentuhku!" bentakku saat lagi-lagi tangan Bang Danu,  kutepis dengan kasar. "Maafkan Abang, Dek!" mohonnya dengan wajah memelas. "Ceraikan aku saat ini juga, Bang!" Pintaku dengan tegas. Hanya ini jalan satu-sat
Baca selengkapnya
9. POV Author
Setelah kepergian Alyera, Danu merasa frustrasi sekali. Ia meremas rambutnya dengan kasar, meninju dinding, dan menendang apa saja yang menghalangi jalannya.Ia emosi bukan karena kehilangan cintanya. Akan tetapi ia emosi karena kehilangan ATM berjalan yang ia punya.Pria itu belum benar-benar menyesali perbuatannya. Bahkan ia merasa apa yang ia lakukan masih bisa di maafkan dan diberi kesempatan kedua.Ia melampiaskan amarahnya dengan mengacak-acak semua barang yang ada di rumah itu. Sekali menggeser barang yang ada di atas nakas dengan tangan maka berjatuhan semua barang-barang.Suara pecahan kaca pun bersahutan.Ia bingung bagaimana caranya agar membujuk istrinya untuk kembali.Terpaksa ia menghubungi ibunya untuk membantu membujuk menantunya yang telah pergi entah ke mana.Alyera, istri yang sangat patuh pada suami. Namun, dibohongi selama dua tahun lebih lamanya, itu bukanlah hal yang harus dianggap sepele.Ini menyangkut sebuah hati yang retak, kekecewaan terdalam akan sebuah ra
Baca selengkapnya
10. Bukankah Pria Itu ...?
POV Alyera Aku mundur perlahan sambil membekap mulut ini agar tak mengeluarkan suara agar tak ketahuan oleh sepasang insan yang tengah memadu kasih dalam ikatan tanpa pernikahan. Aku menggeleng tak menyangka kalau sahabatku yang selalu jadi tempat curhatku kelakuannya seperti ini. Bahkan di tengah-tengah rintihan kenikmatan yang ia lakukan, masih sempat ia menyebut-nyebut namaku. Aku tak menyangka kalau gadis berambut sebahu itu adalah wanita hina dan murahan. Rela melakukan apapun demi mencapai tujuannya. Setelah berhasil keluar dari rumah Nella, aku segera menghampiri putriku. "Maafkan, Mama Nak, kalau tadi kelamaan di dalam. Yuk berangkat," kataku sambil memperbaiki tempat duduk Naifa lalu aku pun naik di motor dan menghidupkannya. 
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status