Home / Rumah Tangga / Suamiku yang Tak Normal / Bab 25. Kamu Tuh Beda

Share

Bab 25. Kamu Tuh Beda

Author: Nafish Grey
last update Last Updated: 2025-09-29 11:10:26

“D-Dito?” Suara Bu Kasmini tercekat.

“I-iya, Nek,” jawab Padito cepat, bibirnya tampak memaksa mengulas senyum.

“Kamu dari tadi di sini?”

Padito menggeleng cepat, lalu mengangguk. “Enggak. Maksudnya … iya.”

Bu Kasmini diam, mata tuanya menelusuri wajah cucu menantunya itu. Lalu, pelan-pelan ia menarik tangan Padito dan menyeretnya ke ruang tengah.

“Kamu denger semua?”

Dito mengangguk, wajahnya menunduk, benar-benar tak bisa menyembunyikan kesedihannya.

“Charlotte kok mau cerai, Nek? Emangnya salah Dito apa sama Charlotte? Padahal selama ini Dito usahakan yang terbaik buat Charlotte.”

Bu Kasmini menarik napas berat. Menjelaskan pada orang seperti Dito itu harus pelan, harus dari hati ke hati. Harus tricky, karena Dito bukan orang rumit, tapi perasaannya terlalu jernih seperti gelas kaca bening.

“Nenek tahu, Dito. Nenek lihat kok semuanya. Kamu yang paling sabar, paling perhatian. Kamu yang setiap hari mikirin apa yang Lote suka, yang nahan diri sampai bayi lahir. Nenek tahu, Dito itu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suamiku yang Tak Normal   Bab 51. Aku Memang Berbeda

    Malam itu, Lote menangis sejadi-jadinya. Bukan karena tamparan, melainkan oleh ucapan Dito yang menusuk.Dhysa ga kayak kamu, dia adik Tono. Dia baik!Ya, Lote tahu Dhysa memang bukan perempuan kotor seperti dirinya, tapi benarkah tidak ada lagi ruang untuk Dito mempercayainya?Urusan rasa sakit, Lote sudah terbiasa. Dia tumbuh di tengah pertengkaran orang tua yang kerap kali terjadi. Tak pernah ada yang mencoba merangkul hatinya, memeluk tubuh kecilnya atau menanyakan apakah dia baik-baik saja, hingga Lote melabeli diri sebagai anak yang tidak diinginkan.Namun, saat seseorang tak memercayainya, terlebih itu adalah suami sendiri yang seharusnya melindungi, ini benar-benar hal yang baru bagi Lote.Seburuk itukah Lote, sampai-sampai Dito tidak memercayai ucapannya? Padahal dia sudah jelas-jelas menyampaikan fakta.Lote tak habis pikir, bagaimana mungkin cinta dapat membuat seseorang menjadi jahat. Dhysa dengan cover alim dan lembu

  • Suamiku yang Tak Normal   Bab 50. Please, Dit!

    "Dito! Please!" Lote menghambur memeluk kaki Dito yang hendak melangkah keluar kamar. "Charlotte, udah. Jangan begini!" Dito berusaha melepaskan pegangan Lote. Walaupun masih marah, Dito berusaha tak berbuat kasar. "Engga! Gue ga mau pisah! Gue ... gue ...." Napas Lote tiba-tiba tercekat, dadanya terasa ditekan sesuatu yang berat. "Charlotte! Kenapa?" Dito menyadari wajah Lote berubah pucat. "Charlotte!" Tubuh Lote terasa lemas, ia mencengkeram da-danya, bernapas susah payah. Pandangan Lote mulai buram, bercak-bercak kegelapan muncul di sudut mata. "Charlotte! Charlotte!" panggil Dito panik. "Dhysa! Dhysa!" Dhysa buru-buru masuk ke dalam kamar. "Ada apa, Mas?" "Tolong panggil mantri ke mari!" Dhysa terkejut meli

  • Suamiku yang Tak Normal   Bab 49. Keknya Kita Harus ....

    Lote mencoba berontak, tubuhnya tersentak ke kiri dan kanan, tapi cengkeraman Ucup terlalu kuat.“Lepasin! Ucup, lepasin gue!” jerit Lote, matanya bergerak liar mencari celah untuk kabur. Namun pintu depan terasa jauh, dan tubuh Ucup seperti batu besar di atasnya.Ucup tertawa kasar, giginya yang kuning menyeringai jijik. “Dari dulu aku pengen ngerasain kamu, Bidadari. Kamu itu seksi banget. Aku bosen onani terus, sekarang giliran kamu puasin aku ya.”Lote menjerit histeris. Kepalanya menggeleng, menolak, sementara Ucup mencoba membuka kancing bajunya dengan tangan gemetar karena nafsu. Kancing pertama terlepas. Lote langsung menekuk kakinya dan menendang Ucup sekuat tenaga.“Arrgh!” Ucup mengaduh keras, tubuhnya goyah. Lote segera bangkit, tapi baru sempat separuh duduk, tangan pemuda itu kembali mendorongnya kasar.“Tolong! Tolong!”Geram, pemuda itu kini menindih Lote semakin keras, mengeluarkan p

  • Suamiku yang Tak Normal   Bab 48. Jujur Deh

    "Ya?" Dito membersihkan tangannya dengan air keran, mengusap ke celananya sebelum menghampiri Dhysa. "Kenapa Dhysa?" Dhysa menekan rasa gugupnya, gadis itu menelan ludah beberapa kali sebelum berbicara, "Tadi pas Dhysa dari pasar dan mau pulang, Dhysa dicegat.""Hah?! Dicegat siapa?" tanya Dito khawatir."Ucup si preman kampung, Mas." Kedua tangan Dhysa bertaut cemas, bukan karena aktingnya saja, tapi dia memang tak pernah mencelakai orang sebelumnya. Ini yang pertama, jadi hati nurani Dhysa merasa bersalah, muncul dalam wujud gugup."Ucup? Dia enggak ngapa-ngapain kamu 'kan, Dhysa?""Ga, untungnya ga sih Mas, tapi ...." Tenggorokannya terasa tercekat."Tapi apa?" Dito sudah tegang, apalagi ekspresi Dhysa yang tampak tegang membuatnya langsung nethink."Ucup ngasih surat ke aku, minta anterin ke Mbak Lote.""Apa?!" "Iya, Mas. Keknya mereka ada sesuatu," uca

  • Suamiku yang Tak Normal   Bab 47. Tipu Muslihat

    Pagi-pagi Dito sudah pergi ke peternakan, dan bilang ke Lote kalau dia akan ikut Tono mengirimkan telur ke kota. Lote mengangguk dan melepas kepergian suaminya itu dengan satu wadah pisang goreng yang masih panas. Pokoknya dia benar-benar akan menjadi istri yang baik.Lote bersenandung kecil sambil merapikan pakaian Princessa yang mau disetrika. Dalam otaknya dia sudah menyusun rencana akan memasak apa untuk suaminya nanti.Ia menatap Princessa yang sudah wangi dan tidur lagi karena kekenyangan ASI, dan saat tak sengaja melirik jam dinding, Lote mulai bertanya-tanya. Kemana Dhysa? Sudah jam sembilan dan gadis itu belum muncul di sana.Lote sempat tersenyum kecil. “Akhirnya sadar juga,” pikirnya, mengira Dhysa tak akan datang lagi.Sayangnya, harapan itu hanya bertahan beberapa detik. Dari kejauhan, gadis itu terlihat berlari seperti dikejar utang.“Mbak, Mas Dito mana?” tanyanya dengan napas ngos-ngosan.Lote mendelik t

  • Suamiku yang Tak Normal   Bab 46. Kerja Sama

    "Gue dah masak, lo ga perlu masak lagi pagi ini." Lote membawa piring berisi ayam goreng lengkuas andalannya ke meja makan. "Gue butuh lengkuas lagi buat besok, lo ke pasar ya." Lote merogoh saku bajunya, mengeluarkan beberapa lembar uang yang diletakkan di meja."Tapi Mbak, Inces ....""Princes biar gue aja yang jaga. Sebenarnya kami udah ga butuh lo, tapi karena Mas Dito kasian, jadi ...." Lote sengaja menggantung ucapannya, matanya menatap Dhysa mencemooh. "Dhysa, lo masih muda, masih banyak cowok ganteng di luar sana.""Maksud Mbak?" Kemarahan Dhysa semakin mendidih."Maksud gue, lo lebih baik mundur. Mas Dito cuma cinta sama gue. Dan gue masih istrinya Mas Dito. Lo jangan berlagak jadi istrinya. Bangun pagi, bawa sayur, gue tau mau lo apa." Bagi Lote, hama harus segera dipotong, tak boleh diberi kesempatan. Apalagi sampai menguasai tanah subur dan membuat padi yang seharusnya berbulir menjadi kering.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status