Share

Bab 3

Author: Kintara
Jelas-jelas Nikki adalah dalang di balik semua ini. Beraninya dia berpura-pura polos di depanku!

Aku mendengus dan membalasnya, "Maaf saja, bekerja bersama orang sepertimu nggak ada bedanya dengan menjatuhkan nilaiku, jadi aku berhenti."

Senyum Nikki bertambah lebar. Dengan raut angkuh di wajah, dia menudingku dan meninggikan suaranya, "Kak Poppy, setelah mengakibatkan kecelakaan medis, kamu bisa berhenti kerja dan kabur. Tapi, keluarga pasien mungkin akan datang dan membuat keributan. Reputasi rumah sakitlah yang akan rusak."

"Aku sarankan kamu berlutut minta maaf pada semua orang di rumah sakit. Kenapa kami yang harus menanggung akibat dari masalah yang kamu buat?" tambahnya.

Kemudian, Nikki memandang sekeliling dengan sorot merendahkan. Seolah-olah dia menunggu seseorang untuk menimpali ucapannya.

Tingkahnya terasa konyol di mataku. Aku langsung berbalik untuk pergi.

Namun, Nikki belum puas dan bergegas mengadang jalanku. Aku mencoba menghindarinya, tetapi sewaktu kami berpapasan, dia tiba-tiba menjatuhkan dirinya sendiri.

Andy langsung berseru, "Nikki! Kamu nggak apa-apa?"

Pria itu buru-buru menghampiri Nikki dan menanyakan keadaannya dengan khawatir. Kemudian, dia menoleh dan menatapku tajam sambil meraung marah, "Poppy! Kalau otakmu bermasalah, pergilah berobat! Nggak bisakah kamu bicara baik-baik? Buat apa kamu mendorongnya? Cepat minta maaf pada Nikki!"

Sebelum aku bisa membela diri, Nikki kembali berkata dengan munafik, "Kak Andy, jangan marah. Aku hanya khawatir kasus kecelakaan medis Kak Poppy akan membawa dampak buruk bagi rumah sakit. Dia nggak bermaksud mendorongku ...."

Saat kasus kecelakaan medis itu diungkit, Andy kembali emosional. Dia mengecamku sambil mengangkat alis, "Kamu bersikeras menolak melakukan operasi, sekarang pasien telah celaka. Coba kasih tahu apa yang harus kulakukan padamu? Bagaimana aku bisa nggak sadar kalau kamu menganggap nyawa manusia sebagai lelucon?"

Kata-katanya begitu menggelikan. Aku langsung bertanya balik, "Waktu kamu membantu Nikki memfitnahku, bukannya kamu juga memperlakukan hidupku sebagai lelucon?"

Kemudian, aku melirik ke arah Nikki yang tampak merasa sedikit bersalah dan berkata, "Cepat atau lambat, wanita sampah sepertinya akan mencelakaimu!"

Andy segera melindungi Nikki dan menghardikku, "Poppy! Jangan mengamuk seperti orang gila. Kamu sendiri yang menyebabkan kecelakaan medis karena mengoperasi dalam keadaan mabuk. Siapa yang bisa kamu salahkan? Ini karmamu sendiri!"

Amarahku tertahan di tenggorokan. Pada akhirnya, aku hanya bisa tersenyum pahit.

Lagi-lagi seperti ini. Setiap kali ada masalah yang melibatkan Nikki, Andy selalu memihaknya tanpa syarat. Bahkan jika itu akan mengorbankan karierku.

Saat ini, aku tidak memiliki bukti apa pun untuk mengonfrontasi mereka. Jadi, aku hanya bisa mengaku kalah. Malas berdebat lebih jauh dengan mereka, aku mengambil kardus dan melanjutkan langkahku.

Namun, Andy belum selesai bicara. Dia menarik lengan bajuku dan melanjutkan, "Kamu pikir masalah selesai hanya dengan kamu berhenti kerja? Aku akan membuat masalah ini diketahui semua rumah sakit di kota supaya kamu diboikot seluruh komunitas medis!"

Aku menoleh, menatapnya dan Nikki dengan sinis, lalu berucap dengan datar, "Boleh saja, tapi sebelum kamu melakukan itu, sebaiknya kalian melayat mendiang pasien. Hati-hati, arwahnya mungkin belum pergi. Boleh jadi dia akan berubah menjadi hantu gentayangan dan membalas kalian di tengah malam!"

Tanpa melirik binar bersalah di mata mereka berdua, aku melangkah pergi menuju pintu rumah sakit.

Andy tidak pernah berubah, selalu berpikiran negatif tentangku. Jadi, begitu ada masalah pada pasien, dia pun menyalahkanku. Dia menjadikanku kambing hitam demi melindungi Nikki.

Namun, semua itu tidak penting lagi.

Setelah meninggalkan rumah sakit, aku mencari agen properti di internet dan memasarkan apartemen yang aku dan Andy beli lunas saat kami menikah.

Agen itu mengabarkan dengan antusias bahwa pasar properti sedang naik daun. Apartemenku pasti bisa terjual dengan harga bagus.

Aku memberitahunya bahwa isi apartemen itu sedikit berantakan. Jika sudah ada pembeli, dia bisa menyewa orang untuk langsung membuang semua sampah di dalamnya. Aku tidak menginginkan satu pun barang yang berkaitan dengan Andy.

Setelah itu, aku mengejar waktu dan bergegas ke Kantor Catatan Sipil untuk mengambil surat cerai kami sebelum kantor tutup. Andy sendiri mungkin sudah lupa pernah melemparkan surat perjanjian perceraian ke wajahku saat dia marah.

Teringat bahwa aku belum memberi tahu Andy untuk pindah keluar, aku berkendara pulang untuk menjelaskan padanya. Sepanjang perjalanan, aku sudah bisa membayangkan bagaimana ekspresinya saat melihat surat cerai kami.

Hanya saja, aku tidak menyangka akan terlebih dahulu menerima kejutan darinya. Aku mendapati pintu apartemenku tidak bisa dibuka.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 9

    Kali ini, pria itu tidak bertingkah seperti orang gila dan membuat keributan. Andy hanya berlutut dengan tenang di depan orang tuaku, bersujud meminta maaf pada mereka.Aku tidak tahu apa yang dipikirkan orang tuaku tentang masalah ini. Meskipun Andy memang menyakitiku, dia juga pernah menyelamatkanku. Keduanya pernah menganggapnya seperti anak mereka sendiri.Namun, semua tentang Andy sudah tidak ada hubungannya lagi denganku.Aku berhasil bergabung di rumah sakit terbaik di kota. Dengan latar belakang dan keterampilanku, aku pun segera mencapai puncak karier.Selama periode itu, aku juga bertemu dengan seorang pria yang benar-benar mencintaiku. Kami sepakat bahwa pada setiap hari raya, kami akan bergiliran mengunjungi keluarga masing-masing. Kami tidak pernah ingkar janji.Pria itu sangat menghormati orang tuaku sehingga mereka juga sangat menyukainya. Setelah berpacaran selama setengah tahun, kami melangkah ke tahap pernikahan.Sejak awal bersama, aku telah menceritakan semua yang p

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 8

    Aku mengernyit dan menatap mata Nikki dengan penuh selidik, mencoba menangkap emosi yang tidak biasa di sana."Bukannya kamu memang mengharapkan perceraianku dengan Andy?" tanyaku. Ekspresinya masih tidak berubah. Namun, akhirnya aku melihat jejak kegilaan di matanya.Nikki berkata, "Tapi, sekarang dia hanya mengenalimu, Kak Poppy. Dia bahkan lupa kalau kamu sudah menceraikannya. Setelah diperiksa, ingatannya ternyata mundur kembali ke setahun lalu. Aku pun tiba-tiba kehilangan minat.""Melihat dia masih belum menyerah meski kamu sudah menceraikannya, aku tiba-tiba nggak tertarik lagi. Belakangan, aku sesekali merangsangnya untuk membangkitkan ingatannya saat kami bersama. Toh dia pernah memuji kalau tubuhku lebih bagus dari kamu.""Sekarang aku mengerti, Kak Poppy. Bermain dengan suami orang lain lebih menarik daripada bersama suami sendiri," pungkas wanita itu.Jika aku mendengar provokasi seperti ini beberapa waktu lalu, aku pasti sudah terbawa emosi dan meninju wajah Nikki. Sekaran

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 7

    Aku tidak tahu berapa lama Andy mengetuk pintu di koridor. Akhirnya, sepertinya tetangga yang tidak tahan lagi dengan keributan itu menelepon polisi. Petugas pun datang dan membawanya pergi dari situ.Aku tidak pernah mendekati pintu, jadi aku tidak tahu apakah yang membawa Andy pergi adalah kedua petugas polisi yang tadi datang.Aku mengganti semua seprai dan selimut di kamar, lalu langsung membuangnya ke tempat sampah. Aku tidur dengan sangat nyenyak malam itu.Keesokan paginya, aku meninggalkan apartemen setelah mengirimkan kode sandiku yang baru pada agen. Aku memberinya wewenang penuh untuk membawa calon pembeli melihat-lihat apartemen.Kalau perlu, agen itu bahkan boleh mengabaikan negosiasi harga. Yang penting tempat itu bisa terjual secepatnya.Aku berkendara pulang ke kampung halaman. Di sana, aku menghabiskan waktu dua minggu dengan damai bersama orang tuaku seorang pensiunan.Apartemenku segera terjual. Agen itu cukup kompeten, dia tidak menurunkan harga seperti ekspektasiku

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 6

    Teriakan itu tidak hanya membuat Nikki terlonjak, tetapi juga membuat kedua polisi itu tertegun sejenak. Sebelum Andy mengatakan apa pun lagi, mereka segera bertanya bagaimana aku ingin memproses masalah ini.Aku tahu betul bahwa sengketa perdata seperti ini sangat sulit untuk ditangani. Namun, jika aku meminta kasus ini diproses dengan adil, mereka pasti akan tetap melakukannya.Saat aku hendak menjawab, Andy sudah mendahuluiku dan berkata, "Aku akan pergi."Mendengar itu, aku merasa sedikit lega. Sejujurnya aku juga tidak ingin memperbesar masalah ini. Hanya satu yang kuinginkan, Andy menerima kenyataan dan keluar sepenuhnya dari hidupku.Ketika Andy menatapku, ekspresi di wajahnya membuatku merasa seolah-olah kami sudah berada di dua dunia yang berbeda. Dia meminta, "Setidaknya biarkan aku berganti pakaian dan mengemasi barang-barangku dulu, oke?"Aku tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepala untuk menyingkirkan pikiran-pikiran mengganggu di benakku. Aku membalas dengan dingin, "U

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 5

    Kedua orang itu terhenyak sebentar.Nikki-lah yang pertama bereaksi. Dia mengambil surat cerai di tanganku, lalu membuka dan memeriksa keasliannya. Kemudian, sambil menahan ekspresi gembira di wajahnya, dia berbalik dan menyerahkan surat cerai itu pada Andy.Nikki berkata dengan nada kaget yang dibuat-buat, "Wah, Kak Poppy, surat cerai ini mirip sekali dengan yang asli. Tapi, benalu sepertimu nggak mungkin bisa hidup tanpa Kak Andy. Kamu nggak mungkin diam-diam mengurus surat cerai tanpa sepengetahuannya, 'kan?"Andy tidak menangkap maksud tersirat dalam kata-kata Nikki. Dia bahkan tidak melirik surat cerai yang sengaja ditunjukkan wanita itu.Sebaliknya, Andy menepis tangan Nikki dan berjalan cepat mendekatiku. Dia menatapku dengan tajam dan berkata, "Poppy, jangan kira kamu bisa menipuku. Aku bahkan nggak pernah melihat perjanjian perceraian, bagaimana kamu bisa mengurus surat cerai?"Melihat raut tidak percaya di wajah Andy, aku hanya merasa geli. Aku membalas, "Tentu saja kamu pern

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 4

    Setelah kode sandi yang kumasukkan tiga kali gagal, pintu tiba-tiba terbuka dari dalam. Nikki muncul di depanku dengan mengenakan piamaku. Piama ini adalah piama pasangan milikku dan Andy.Begitu melihatku, raut provokatif itu muncul lagi di wajah Nikki. Dia mengangkat alisnya dan berkata dengan centil, "Oh, Kak Poppy rupanya. Kak Andy bilang kamu nggak akan pulang, jadi aku datang. Untung saja kami sudah selesai, tapi kamar jadi agak berantakan. Mau tunggu sebentar di sini? Biar aku beres-beres dulu.""Kamu benar-benar membuat Kak Andy marah hari ini. Dia melampiaskan semuanya padaku. Tubuh rapuhku ini hampir nggak sanggup bertahan ...."Sebelum Nikki selesai bicara, aku tiba-tiba meninju wajahnya. Dia langsung terjatuh dan memegangi hidungnya sambil mengerang kesakitan."Poppy! Apa kamu gila? Bagaimana kamu bisa memukul orang tanpa alasan?" bentak Andy sambil bergegas mendekat. Piamanya belum dipakai dengan benar dan rambutnya bahkan masih basah.Alih-alih menjawab, aku hanya melirik

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status