Home / Romansa / Suamimu Masih Mencintaiku / Mata Setan di Balik Senyum Pagi

Share

Mata Setan di Balik Senyum Pagi

Author: Borneng
last update Last Updated: 2025-06-16 16:14:55

Mata Setan di Balik Senyum Pagi

Hari keputusan sidang cerai Monik dan Panji. Aku bisa saja menjadi sasarannya. Bahkan Panji pernah bilang padaku bahwa Monik mengancam akan menyakiti anak mereka jika ia tetap bersikeras bercerai. Eyang sudah bercerita padaku siapa sebenarnya Monik. Dia wanita yang nekat melakukan segalanya demi cinta. Iya. Aku juga tidak lupa bagaimana dulu dia membayar preman untuk menghancurkan apartemen yang diberikan Panji padaku. Bukan hanya itu dia juga membayar preman untuk menghabisi aku dan bayi dan aku kandung. Monik berpikir kalau bayi ini milik suaminya. Padahal Aslan sudah menjelaskan semuanya. Aku hamil setelah kami menikah, bahkan Aslan sudah menunjukkan padanya hasil tes DNA.

Mendengar penjelasan Eyang, aku kembali ke kamarnya, nafasku terasa sesak.

‘Kami baik-baik saja’ ucapku mengusap perut.

"Kamu tidak apa-apa?" suara Aslan terdengar di ujung telepon. Ada kekhawatiran yang tidak biasa dalam nada bicaranya.

Aku mengangguk pelan meski ia tak bisa melih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Jejak Air Mata di Pintu Panti

    Jejak Air Mata di Pintu PantiAku berdiri cukup lama di balik pohon ketapang tua, memandangi jendela kecil yang samar terlihat dari luar. Tirai putih berenda tipis tampak bergerak pelan tertiup angin, menandakan ruang dalam panti itu tidak sepenuhnya mati. Di dalam sana, Haikal, anakku—jantung yang berdetak bersamaan dengan hidupku, sedang tertidur dalam dunia tanpa tahu kenyataan getir yang menantinya kelak.Angin membawa aroma tanah basah dan daun gugur yang membusuk. Hujan rintik tiba-tiba turun tanpa aba-aba, seperti langit pun tahu kalau hati seorang ibu sedang remuk.Aku mendongak. Langit kelabu seperti menyetujui keputusan beratku—meninggalkan buah hatiku untuk sementara demi keselamatannya. Hanya demi itu. Bukan karena aku lemah, bukan karena aku menyerah. Tapi karena aku terlalu mencintainya. Aku tidak ingin hal buruk menimpanya.“Maafkan Ibu, Nak…” gumamku pelan. Suaraku tercekat.Ada perih yang merobek saat aku mengucapkannya. Dada ini seolah dihimpit batu, dan semua napas

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Jejak Luka di Balik Nama

    Melahirkan anak sendirian, hal yang sangat berat bagiku. Beberapa bulan terahir aku sempat merangkai mimpi yang indah bersama Aslan. Dia bahkan sudah membuat daftar tempat di mana aku akan melahirkan. Ia juga memintaku memilih antara melahirkan normal atau cecar. Ah … Aku sempat merasa bahagia. Namun, takdir kembali memainkan perannya. Aku terpaksa melarikan diri demi menyelamatkan diri dari Monik kakak dari suamiku. Aku terpaksa melahirkan sendiri tanpa didampingi suami.‘Aslan … anakmu sudah lahir dia tampan seperti kamu’ ucapku membatin.“Sany, anakmu dikasih nama siapa?” tanya Dr. Melisa, sambil menggendong bayi merah yang wajahnya begitu rupawan.Aku memandang putra kecil itu yang kini tertidur tenang di pelukannya. Dada ini terasa sesak, namun aku tetap mengangguk pelan.“Haikal Aslan Gumala… nama pemberian Eyang dari suamiku,” ucapku pelan.Dr. Melisa mengangguk, senyumnya lembut. “Nama yang indah… seanggun wajahnya yang tampan.”Bayi kecil itu kini menyusu dengan tenang di pelu

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Pelarian di Ujung Malam

    “Bapak... harus selamatkan aku dari mereka,” pintaku dengan suara gemetar, penuh harap.Pak Bimo menatapku lekat, raut wajahnya berubah jadi penuh keraguan. “Sany... kamu yakin ini semua ulah kakaknya Pak Dokter itu? Aku justru mikir yang aneh-aneh. Gimana kalau tunangannya yang marah? Atau... Panji yang—”“Aku juga nggak tahu, Pak,” potongku cepat, menahan sesak di dada. “Semuanya terasa membingungkan. Tapi satu hal yang pasti: meninggalkan mereka berdua adalah satu-satunya keputusan yang bisa aku ambil saat ini.”Pak Bimo menghela napas berat. “Sany, ada banyak wajah dalam cinta. Kadang yang terlihat cinta, sebenarnya hanyalah obsesi yang menyamar. Seperti kakaknya Aslan. Dia rela lakukan apa pun demi mempertahankan suaminya. Tapi, itu bukan cinta—itu ego. Dia hanya ingin membuktikan bahwa dia bisa memiliki segalanya. Tapi makin dia kejar, makin suaminya menjauh...”Aku terdiam. Kata-katanya menusuk. Aku paham maksudnya.“Pernah nggak kamu mikir, orang-orang kaya itu jauh lebih men

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Pelarian Tanpa Janji”        

    Aku menghela napas. “Kalau begitu... pinjamkan aku ponselmu. Aku mau hubungi Aslan.”Dia langsung menoleh tajam. “Untuk apa kamu hubungi dia? Minta dijemput dan dibawa kembali ke rumah itu? Ngapain aku susah-susah bawa kamu kalau ujung-ujungnya kamu balik lagi ke sana?”“Dia suamiku sekarang, Mas,” ujarku mantap.“Iya, aku tahu. Suami dan ayah dari bayimu. Tapi apa kamu pikir dia bisa benar-benar menyelamatkanmu?”Aku mengangguk. “Tentu. Aku percaya padanya.”Panji menghela napas berat, seperti menahan amarah yang sudah terlalu lama mengendap.“Kamu memintanya memilih antara kamu atau kakaknya sendiri. Kamu pikir Monik akan tinggal diam? Kamu pikir keluarga itu akan membiarkan kamu hidup tenang di samping Aslan?”Aku terdiam, tapi mataku tidak berpaling darinya.Panji melanjutkan dengan suara yang lebih dalam, seolah menyimpan rahasia yang enggan ia buka.“Sebenarnya... keluarga Alya tidak mau membatalkan pernikahan. Mereka justru meminta Aslan tetap menikahi putri mereka setelah ka

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Isyarat dari Cahaya Terakhir

    Saat Aslan sudah berangkat kerja, aku memilih masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu rapat-rapat. Jantungku berdetak cepat saat jemariku menyentuh ponsel putih yang diberikan Aslan. Benda itu mati total, karena terlalu lama disimpan tanpa diisi daya. Tapi aku tak peduli. Aku hanya ingin tahu kabar anak-anakku. Aku butuh mendengar suara mereka. Butuh tahu bahwa mereka baik-baik saja.Baru saja aku meletakkan ponsel itu di atas nakas, suara ketukan tiba-tiba menggema dari arah pintu. Suara itu membuat tubuhku menegang.“Siapa?” batinku bertanya, takut-takut. Napasku menahan gelombang cemas.“Siapa?” tanyaku lirih, penuh kegelisahan.“Ini aku. Buka pintunya,” suara berat dan familiar itu menyahut dari luar.Kakiku lemas seketika. Dan saat aku membuka pintu, tubuhku hampir tumbang. Di hadapanku, berdiri lelaki yang pernah aku cintai: Mas Panji.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanyaku panik.“Kita tidak punya waktu, cepat keluar dari sini. Hidupmu dalam bahaya.”Dengan gerakan cepat, Pan

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Mata Setan di Balik Senyum Pagi

    Mata Setan di Balik Senyum PagiHari keputusan sidang cerai Monik dan Panji. Aku bisa saja menjadi sasarannya. Bahkan Panji pernah bilang padaku bahwa Monik mengancam akan menyakiti anak mereka jika ia tetap bersikeras bercerai. Eyang sudah bercerita padaku siapa sebenarnya Monik. Dia wanita yang nekat melakukan segalanya demi cinta. Iya. Aku juga tidak lupa bagaimana dulu dia membayar preman untuk menghancurkan apartemen yang diberikan Panji padaku. Bukan hanya itu dia juga membayar preman untuk menghabisi aku dan bayi dan aku kandung. Monik berpikir kalau bayi ini milik suaminya. Padahal Aslan sudah menjelaskan semuanya. Aku hamil setelah kami menikah, bahkan Aslan sudah menunjukkan padanya hasil tes DNA.Mendengar penjelasan Eyang, aku kembali ke kamarnya, nafasku terasa sesak.‘Kami baik-baik saja’ ucapku mengusap perut."Kamu tidak apa-apa?" suara Aslan terdengar di ujung telepon. Ada kekhawatiran yang tidak biasa dalam nada bicaranya.Aku mengangguk pelan meski ia tak bisa melih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status