"Mas sarapan dulu!" Dara masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan yang di atasnya ada semangkuk bubur dan juga segelas air putih.
"Bubur lagi?" Tanya Randy."Hmm," "Gak ah, gak mau!" Tolak Randy, Randy sangat tidak menyukai makanan bertekstur lembut tersebut. Kemaren saja dengan terpaksa Randy memakannya, karena paksaan dari Dara."Ih, makan dulu baru minum obatnya, katanya mau cepat sembuh!" Bujuk Dara."Tapi mas gak suka bubur, sayang," renggek Randy manja."Hmm, ini terakhir deh. Besok-besok gak lagi, lagiankan sayang udah dibikin juga, kan mubazir mau dibuang," ucap Dara."Aa..." Dara mendekatkan sendok yang berisi bubur ke mulut Randy, dengan terpaksa Randy pun menerima suapan dari Dara. Suapan demi suapan ia terima, saat bubur yang ada di mangkuk sisa separuh, Randy pun menolak untuk kembali disuapi oleh Dara."Udah." Ucap Randy.Dara meletakan mangkuk yang masih berisi separuh bubur tersebut ke atas meja, ia meraWarning!!21+ Cerita ini mengandung adegan dewasa, harap bijak memilih bacaan! Yang gak suka boleh diskip, yang belum cukup umur harap jangan baca!!Sesampainya di rumah, Dara dan Randy langsung masuk ke dalam kamar mereka."Mas mandi dulu, gih!" Kata Dara, seraya memberikan sebuah handuk pada Randy."Hmm, ntar dulu, yank," ucap Randy.Randy duduk di atas sofa yang berada di kamar sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, lalu mengendurkan ikatan dasinya."Capek, ya?" Dara berjalan mendekati suaminya yang terlihat lelah, lalu melepaskan dasi serta sepatu yang di pakai Randy."Hmm, iya, yank. Tiga hari gak masuk kerja, kerjaan mas jadi numpuk," ujar Randy, sambil memejamkan matanya.Ternyata selama tiga hari tak masuk ke kantor membuat pekerjaan Randy di kantornya menumpuk. Tadinya Randy ingin lembur mengerjakan pekerjaannya, tetapi teringat janjinya yang akan menjemput istrinya itu di rumah mertuanya, membuat Randy mengurungkan niatnya
Dara keluar dari kamar mandi dengan handuk membungkus rambutnya yang basah."Mas, bangun...!" Dara membangunkan Randy yang masih tertidur pulas."Em, masih ngantuk, sayang," gumam Randy, lalu membenamkan kembali wajahnya di bawah bantal."Memangnya mas gak ke kantor hari ini?" Tanya Dara, karena melihat suaminya yang malas-malasan untuk bangun."Ke kantor, Sayang. Tapi mas agak siangan aja deh berangkatnya, ngantuk banget," sahut Randy, lalu kembali memejamkan matanya.Hmm, baiklah. Dara melepaskan handuk yang sejak tadi membungkus rambut basahnya, dan menyisir rambutnya."Ya, udah. Aku mau ke bawah dulu," kata Dara, setelah ia sudah menyisir rambut basahnya."Hmm," gumam Randy.Karena Randy meneruskan tidurnya kembali, Darapun memilih untuk ke dapur.Di dapur, Dara menemui Bik Surti yang sedang membuat sarapan untuk mereka."Bibik masak apa?" Tanya Dara."Eh, Non Dara. Ini Non, Bibik mau bikin sup ayam kesukaannya mas R
Taksi yang ditumpangi Dara berhenti di depan Kantor Randy, setelah membayar ongkos taksinya Dara turun dari taksi sambil menenteng tas yang berisi bekal makan siang untuk Randy.Dara melangkahkan kakinya memasuki kantor tersebut, saat ia sudah sampai di Lobi, Dara menghentikan langkahnya karena ada seseorang yang memanggil namanya."Dara..." panggil Sinta, sahabat sekaligus rekan kerjanya saat ia bekerja di perusahaan itu."Ya Ampun, Dara. Gue kangen, loe, udah lama banget gak lihat loe." Pekik Sinta, sambil memeluk Dara."Ish lebay, loe aja yang sibuk kerja, gak mau jengukin gue," decih Dara."Ya, maaf. Gimana sekarang loe udah lebih baik'kan. Maafin gue kemaren saat loe kena musibah gue gak bisa jengukin, loe.?" Ujar Sinta seraya melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah Dara sebentar. Sinta tak enak hati karena saat Dara mengalami keguguran Sinta belum sempat menjenguknya."Ya gak apaa-apa, gue udah baik-baik aja kok sekarang." Sahut Dara, sera
Randy keluar dari ruang kerjanya bersama Dara. Randy berjalan sambil memeluk pinggang Dara dengan mesra saat mereka keluar dari ruangan Randy, sesekali Randy memberikan kecupan di kepala Dara.Pemandangan itu tak luput dari pandangan Shela yang sejak tadi menatap horor ke arah pasangan yang baru saja melewatinya itu. Shela sungguh penasaran ada hubungan apa Bosnya itu dengan perempuan yang bernama Dara tersebut."Ada hubungan apa sih, mereka?" Gumam Shela pelan.Selama ini yang Shela ketahui Bosnya itu tak pernah dekat dengan perempuan, apalagi bersikap mesra seperti yang ia lihat tadi pada Dara.Sesampainya di lobi, Randy dan dara pun menjadi pusat perhatian para karyawan yang ada di sana, ada yang berbisik-bisik, ada yang penasaran dan bertanya-tanya ada hubungan apa mantan karyawan Wijaya Group dan juga Direktur Wijaya Group tersebut. Tak ada yang tahu bahwa Randy dan Dara adalah pasangan suami istri, kecuali Sinta, sahabat sekali
Hari sudah mulai beranjak sore, tetapi Dara yang sedang duduk di balkon kamarnya pun masih betah berada di sana sambil menatap langit yang mulai menggelap.Dara mengelus perut ratanya, sudah 10 bulan saat ia mengalami keguguran. Dan selama itu pula belum ada tanda-tanda ia hamil lagi. Hatinya gusar dan gelisah bagaimana jika ia tak bisa mempunyai anak lagi? Oh, tidak mungkin, ia yakin akan bisa hamil kembali.Saat Dara tengah sibuk dengan segala pikirannya, sebuah tangan kekar menyentuh punggungnya dari belakang. Ia pun kaget dan langsung membalikkan badannya."Eh, Mas sudah pulang?" tanya Dara seraya tersenyum pada suaminya."Udah, kamu aja yang sibuk melamun sampe gak dengar pun mas panggil-panggil," ucap Randy."Ya, maaf." kata Dara dengan suara lirih, lalu mencium punggung tangan Randy."Iya gak apa-apa. Istri Mas kenapa sih, kok melamun sendirian di sini?" tanya Randy, lalu ia ikut duduk di samping Dara."Mas...
Esok harinya sepasang suami istri itu berangkat menuju rumah Bunda. Randy memarkirkan mobilnya di depan sebuah toko kue sesuai permintaan Dara tadi sebelum mereka berangkat.Dara pun melepas seatbelt nya, " Mas gak ikutan masuk ke dalam, nih?" tanya Dara sebelum ia membuka pintu mobil."Gak deh, Kamu sendiri aja, gak apa-apakan?""Gak apa kok. Ya udah aku masuk ke dalam dulu," ucap Dara lalu ia segera membuka pintu dan keluar."Hati-hati...!" kata Randy, sebelum pintu mobil di tutup Dara kembali.Dara melangkahkan kakinya menuju toko kue yang setiap harinya selalu ramai. Sesampainya di dalam ia mengambil satu box brownis coklat, bolu pisang dan juga red velvet. setelah mendapatkan kuenya ia berjalan menuju kasir dan membayarnya.Dara keluar dari toko sambil menenteng belanjaannya. Randy yang melihat istrinya berjalan mendekati mobil pun dengan sigap membukakan pintu untuk istrinya itu."Terima kasih," ucap Dara pada Randy,
Usai bergelut di dalam kamar mandi sepasang suami istri itu kelelahan dan tertidur. Mereka berdua pun lupa dengan acara makan siang bersama Ayah dan Bunda.Dara terbangun saat jam menunjukan pukul 14.30. Ia memandang wajah suaminya yang tertidur pulas di samping sambil memeluknya. Dengan pelan ia menyingkirkan tangan Randy yang berada di atas perutnya, lalu menggeser tubuhnya dan turun dari ranjang. Tujuannya saat ini adalah dapur, perutnya terasa sangat lapar karena telah melewatkan jam makan siang hari ini.Sesampainya di dapur ia membuka tudung saji di sana lauk serta sayur yang ia masak bersama Bundanya tadi masih utuh."Apa Ayah dan Bunda belum makan, juga?" gumam Dara pelan.Dara kembali menutup tudung saji, dan berjalan menuju kamar orang tuanya berada."Bunda...! Ayah...." panggil Dara sambil mengetuk pintu kamar orang tuanya.Tak lama pintu pun di buka dari dalam terlihat wajah ayahnya yang rambutnya acak-acakan dan hanya meng
Bunda yang khawatir dengan keadaan Dara pun langsung berjalan menuju kamar anaknya. Wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu pun membuka pintu kamar Dara, lalu melangkah masuk. Ia berjalan mendekati ranjang di mana anak perempuannya tengah bergelung di bawah selimut, dan ia pun duduk di sisi tempat tidur, lalu tangannya terulur untuk membuka selimut yang tengah menutupi tubuh anak perempuannya tersebut.Dara pun menggeliatkan badannya saat merasakan ada gerakan di atas tempat tidur, dan perlahan membuka matanya."Bunda....," ucap Dara, ia beringsut untuk duduk dan bersandar di dashboard ranjang."Masih pusing?" tanya Bunda."Masih, Bun. Mas Randy udah berangkat, Bun?" "Udah, Nak. Kamu mau sarapan apa biar nanti dibuatin sama, Bibik? Dari tadi kamu belum makan apa pun!" kata Bunda seraya memandang wajah Dara yng terlihat nampak pucat."Dara pengen makan soto," sahut Dara."Oke, nanti Bunda suruh Bibik bu