Share

BAB 47 || Sebuah Permainan

Rumah besar ini terasa hampa bagi Airish karena dia di sini hanya seorang diri. Tanpa Juna. Sementara Diana dan Adi sudah pulang sekitar dua jam yang lalu—tepatnya pada jam sepuluh malam. Dan sekarang sudah jam dua belas malam. Namun, Juna masih belum pulang juga.

"Kayaknya enak banget ya selingkuh?" Airish tertawa sumbang, tapi sebenarnya dia tak lebih dari sekadar menertawakan kesedihannya sendiri.

Matanya kembali melirik bingkai besar yang terpajang pada dinding kamarnya. Menampilkan foto yang diambil di hari pernikahan mereka. Keduanya tampak tersenyum tulus dalam foto tersebut. Terlihat sangat bahagia. Dan tatapan mata Juna ... tak pernah mengisyaratkan bahwa laki-laki itu ternyata bisa menyakiti hatinya karena pengkhianatan yang membuatnya ingin sekali menguliti Juna hidup-hidup. Seperti sekarang.

Airish menghela napas lagi. Berharap mampu mengusir lukanya seiring dengan hembusan napas yang dia keluarkan. Tangannya terangkat untuk menepis setitik air mata yang kembali jatuh dar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status