Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak)

Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak)

By:  APStory  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
35 ratings
100Chapters
2.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Airish Sevanya, dua puluh empat tahun, female CEO, wajah cantik, bodi aduhai, harta melimpah dan nyaris sempurna—tapi belum memiliki suami karena menurutnya pernikahan sangatlah merepotkan. "Untuk apa menikah, sedangkan aku bisa bersenang-senang dengan baby boy mana pun yang aku inginkan? Sekali tunjuk, satu dunia langsung takluk!"—Airish Sevanya. Kehidupan yang serba mewah dengan harta bergelimang membuat Airish yakin bahwa di dunia ini tak ada yang tidak bisa dibeli dengan uang, termasuk juga laki-laki yang bisa ia bayar mahal demi menjadi pacar sewanya. Namun, kemudahan dalam mendapatkan sesuatu yang dia inginkan membuatnya cepat merasa bosan. Sampai akhirnya, pertemuan dengan seorang pemuda desa yang menolak menjadi sugar baby-nya, membuat Airish merasa tertantang dan penasaran.

View More
Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak) Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
FitrianiYuriKwon
Next up kak... Suka sama ceritanya....
2024-01-19 21:54:02
1
user avatar
Maesaro Ardi
si Airish kejam ... seru Thor, agak lain konsepnya ...
2024-01-18 09:40:57
1
user avatar
Muezza
Bagus banget...
2024-01-18 01:01:11
1
user avatar
Seccomander
Ceritanya suka. Alurnya bagus. Diksinya juga keren.
2024-01-18 00:44:46
0
user avatar
Vanilla_Nilla
bagus banget ceritanya thor, keren!
2024-01-17 21:04:00
0
user avatar
Ida-Nz
aku suka CEO cantik bagus
2024-01-17 20:47:07
0
user avatar
CEAVEN
suka gaya bahasanya yang ringan dan mudah dipahami jadi semangat bacanya..
2024-01-17 20:36:49
0
user avatar
Radd
Saya suka sekali ceritanya ini
2024-01-17 17:44:38
0
user avatar
MAF_0808
kira kira airin jatuh cinta nggak ya sama sugar baby nya
2024-01-17 16:32:12
0
user avatar
Muthi Mozla
cerita yang cukup menarik
2024-01-17 15:59:49
0
user avatar
MariaGG
seru ceritanya, rekomended kak.
2024-01-17 15:16:28
0
user avatar
Dara Kirana
Menarik! lain dari yang lain, biasanya cowok yang arogan ini malah sebaliknya.
2024-01-17 13:44:29
0
user avatar
Haifa Dinantee
ceritanya bikin penasaran. Lanjut crazy up Thor...!
2024-01-17 12:20:45
0
user avatar
Buna Faeyza
rekomendasi banget ini
2024-01-17 11:54:13
0
user avatar
Zhang Mila
wow . ceritanya seru banget..
2024-01-17 10:38:57
0
  • 1
  • 2
  • 3
100 Chapters
BAB 1 || Need a Baby Boy
"Aku butuh baby boy baru."Elvian—biasa dipanggil El—menautkan alis, melirik sejenak bos wanitanya tersebut. "Lagi?"Perempuan bernama lengkap Airish Sevanya itu mengangguk santai. "Carikan aku pemuda di bawah dua puluh tahun." Dengan santainya ia tersenyum ke arah asisten pribadinya yang sedang mengemudikan mobil."Maksud kamu berondong?" Elvian terperangah."Yup!" Airish menjentikkan jari. "Terserah apa pun namanya, yang jelas aku butuh yang masih fresh.""Rish, kamu bercanda, kan?"Airish menggeleng pasti, "Nah!""Bagaimana dengan Jonathan dan Sakula?" tanya Elvian. Tersimpan emosi di balik nada suaranya yang tertahan. "Mereka bahkan belum genap tujuh hari menandatangani kontrak," tambahnya."Lalu?" Airish memainkan kuku-kukunya dengan manja. Kemarin—diantar oleh Sakula, pacar kontraknya—dia pergi ke salon untuk mengganti warna kuku yang menurutnya mulai bosan dipandang.Respons Airish membuat Elvian kesal, seakan minta ditabok. "Jonathan dan Sakula melakukan kesalahan yang bikin k
Read more
BAB 2 || Tawaran Menarik
"Bang, kira-kira kapan ya Abang bisa kerja, terus dapet gaji kayak tetehnya Vanya?" tanya gadis berusia dua belas tahun yang merupakan adik kandung Juna. Namanya Aisyah. "Emangnya Abang enggak bosen gitu nganggur terus?"Juna tidak punya waktu untuk menghela napas ataupun berdecak lidah, sebab dia sedang sibuk menikmati mie instan kuah kari kesukaannya."Setiap gajian cair, tetehnya Vanya selalu beli makanan enak buat keluarganya, kadang ngasih hadiah tas atau sepatu baru buat Vanya. Bahkan apa yang tetehnya Vanya mau, bisa dia beli tanpa harus ngeliat label harga dulu."Aisyah merosotkan bahu membayangkan betapa enaknya jadi Vanya, yaitu teman sekelasnya di sekolah. "Emangnya Abang nggak mau kayak tetehnya Vanya?" Dia kembali bertanya kepada kakak laki-laki di hadapannya.Juna meneguk air putih, lalu meletakkan kembali gelas ke atas meja. "Semua orang di dunia ini tuh nggak ada yang mau jadi pengangguran, Ais. Tapi kalau udah usaha masih belum juga dapet pekerjaan, ya mau gimana lagi
Read more
BAB 3 || Monster Berwajah Malaikat
Elvian menjentikkan jari, "Tepat sekali!""Tapi pacaran sama siapa? Manusia atau setan?""Uhm—" Elvian memainkan dagu, tampak berpikir sejenak. "Sebenarnya dia manusia, hanya saja terkadang sifatnya mengalahkan iblis.""Astaghfirullahaladzim!" Juna menggelengkan kepala dengan cepat. "Saya nggak mau berurusan sama iblis. Musyrik! Pasti ini ujung-ujungnya saya disuruh nyari tumbal, kan?"Elvian terkekeh remeh, "Kamu nggak akan bisa kabur dari wanita monster itu. Dia bahkan lebih mengerikan daripada Godzilla." Bayangan sosok Airish yang sedang bicara dengan penuh percaya diri sambil memainkan kuku lentiknya, seketika berseliweran di pikiran Elvian, membuatnya meringis membayangkan ekspresi malang Juna saat berhadapan dengan perempuan diktator tersebut."Loh ... Bapak ini gimana, sih? Masa cewek monster disuruh pacaran sama saya? Enggak mau saya mah," tolak Juna sambil bergidik ngeri. "Takut!""Sebagai gantinya, kamu akan menerima kompensasi sebesar lima ratus juta rupiah setelah tanda ta
Read more
BAB 4 || Bimbang
Di dalam kamar, duduk di tepian kasur, Juna memperhatikan selembar foto yang tadi ditunjukkan oleh Elvian. "Kenapa kamu sejahat ini, Nay?" Suara Juna sedikit bergetar, menandakan ada cairan yang berusaha ditahan agar tidak lolos dari pelupuk mata. Tidak dia sangka, Nayla—yang telah menjalin hubungan dengannya sejak masih duduk di bangku SMA kelas dua belas—ternyata lebih memilih pria lain dibandingkan dirinya. Menyedihkan! Juna meraih ponsel di atas nakas. Bahkan saat bukti foto itu berhasil membuat perasaannya hancur, dia masih berharap menerima panggilan masuk dari sang kekasih hati—sampai detik ini, mereka memang belum putus hubungan, ‘kan? "Ayo, Nay .... Hubungi aku!" Juna bergumam pelan, menghela napas. "Setidaknya minta maaf dan tunjukin kalau kamu merasa bersalah dengan adanya pengkhianatan ini." Namun, miris! Nayla sama sekali tidak mencari, menghubungi, apalagi merasa bersalah seperti yang Juna inginkan. Dan akhirnya, Juna mengalah. Dia menelepon Nayla karena merasa bahw
Read more
BAB 5 || Si Singa Betina
Alih-alih menjawab, Airish malah menggeram dalam diam. Tangannya mengepal, menahan kesal yang mulai merajai diri. Dia segera meraih ponsel dan kembali menghubungi Elvian. "Apa dia sudah bosan hidup?" Airish bergumam seraya menunggu jawaban dari asisten pribadinya tersebut. Akan tetapi, sepertinya Elvian benar-benar tidak punya nyali yang cukup untuk menghadapi seorang Airish Sevanya walaupun hanya melalui telepon. Karena tidak juga membuahkan hasil, Airish pun memutuskan untuk mengirim pesan kepada Elvian. [Masih nggak mau angkat telepon? Hm, kayaknya cuaca hari ini lagi bagus buat nulis nama seseorang di batu nisan!] Setelah pesannya dibaca oleh Elvian, Airish tidak perlu menunggu lebih lama lagi, karena laki-laki itu sendiri yang meneleponnya tanpa diperintah. Airish buru-buru mengangkat panggilan. "Apa sebelumnya aku pernah bilang padamu butuh pembantu baru?!" Tanpa kalimat sapaan, wanita itu langsung menyerang Elvian dengan pertanyaan yang mengerikan. 'Rish, tenang—'"Siapa
Read more
BAB 6 || Kontrak Kerja Sama
"Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan sekarang, ‘kan?" Elvian bicara sambil menyodorkan sebuah kertas dan pulpen kepada Juna. Senyuman miring tersungging di bibirnya—seolah sedang merayakan kemenangan atas kekalahan Juna yang pada akhirnya tunduk juga.Menerima sodoran tersebut, Juna memasang ekspresi datar. Sama sekali tidak memperlihatkan senyuman walau hanya sekadar basa-basi.Saat ini mereka sedang berada di sebuah kafe. Sengaja memilih tempat untuk bisa bicara empat mata. Juna tidak mau ibunya tahu soal ini dan merasa iba karena anak laki-lakinya terpaksa harus mengabdikan diri kepada seorang tante kesepian yang haus berondong. Iyuh!"Ada kolom kosong di bagian bawah yang harus kamu tanda tangani," ucap Elvian mengingatkan pemuda bermata cokelat di hadapannya. "Sebelumnya, pastikan kamu sudah membacanya baik-baik."Juna mendongak, menatap serius ke arah Elvian. Ada tanya di benaknya yang ingin dia ajukan. "Di sini tertulis, bahwa kontrak kerja sama hanya akan berakhir jika pihak
Read more
BAB 7 || Kencan Pertama
"Jack, Keano, silakan pergi dari sini! Tinggalkan aku berdua dengan pacar baruku." "Baik, Nona!" Kedua manusia itu mengangguk patuh. Mereka melepaskan Juna dan segera berlalu meninggalkan ruangan sesuai perintah Airish. Kini hanya tersisa Airish dan Juna di dalam ruangan. Suasana mendadak canggung dan menyeramkan bagi Juna, tetapi tidak bagi Airish yang justru merasa sangat antusias dan tidak sabar ingin bermain dengan ‘mainan’ barunya. "Come here, Baby!" Airish tersenyum miring seraya menggerakkan telunjuk dengan genit—memberi kode agar pria itu mendekat—membuat Juna bergidik ngeri saat itu juga. Perlahan Juna melangkah maju, lalu berdiri di dekat meja di hadapan Airish. Dia memperhatikan setiap senti sosok wanita yang sudah mengontrak dirinya menjadi pacar bayaran. Mata bulat, hidung mancung, bibir tipis dengan lipstik merah muda, rambut keriting gantung yang dibiarkan terurai ke depan melewati bahu, kaki jenjang yang menyilang di balik rok span hitam, tubuh proporsional dan ..
Read more
BAB 8 || Belum Putus?
"Gimana rasanya? Enak, ‘kan?" Juna menyantap mie kuah kari ayam sambil tersenyum evil melirik perempuan yang duduk di hadapannya. "Ini tuh makanan paling nikmat di tanggal tua. Ah, ralat! Bukan cuma di tanggal tua, tapi dimakan setiap hari juga enggak bakalan bosan, soalnya setiap hari adalah tanggal tua bagi saya dan juga keluarga. Hehehe." Diam-diam Juna memperhatikan ekspresi Airish. Berharap menemukan ketidaksukaan di balik wajah wanita itu. Namun, Airish malah terlihat menikmati mie kuah tersebut alih-alih merasa mual dan memuntahkan isinya. "Ini enak," kata perempuan itu. Juna tampak kecewa. Ini jelas di luar perkiraan. Namun, tidak hanya sampai di situ. Masih ada cara lain yang bisa Juna lakukan untuk membuat Airish ilfeel. "Ada satu ritual lagi untuk menikmati mie instan." "Ritual apa?" "Tunggu sebentar." Juna bangkit berdiri, lalu melangkah menuju dapur. Selang beberapa saat, pemuda itu sudah kembali sambil membawa semangkuk nasi di tangannya. "TARAAA!" Dia memperliha
Read more
BAB 9 || Uang di Atas Segalanya
'Pacar?'"Iya, Juna itu pacarku. Kenapa? Ada yang salah?" Airish tersenyum licik, sedangkan lawan bicaranya terdiam beberapa saat.Sampai akhirnya, panggilan terputus secara sepihak. Airish menjauhkan ponsel milik Juna dari telinganya."Cih! Pasti sekarang gadis itu cuma bisa nangis di pojokan kamar," ucap Airish seraya berdecih sinis.Selang beberapa menit, Juna kembali menghampiri Airish setelah keluar dari toilet. Dia cukup terkejut ketika melihat mie dan nasi Airish sudah habis duluan."Saya pikir kamu nggak suka." Pemuda itu berkomentar seraya melirik mangkuk di atas meja yang sudah bersih.Airish menjawab, "Apa sebelumnya aku pernah bilang kalau aku enggak suka mie instan?" Alisnya berjengit naik. "Aku suka, hanya saja enggak bagus kalau dikonsumsi terlalu sering."Juna hanya manggut-manggut, lalu melanjutkan kegiatan menyantap mie dan nasi miliknya."Tadi gadis itu menghubungimu."Perkataan Airish membuat Juna menghentikan pergerakannya. Sejenak pria itu menoleh pada Airish yang
Read more
BAB 10 || Wanita Murahan?
"Nanti malam?" tanya Juna. Airish mengangguk memberi jawaban.Lantas Juna terkekeh sinis. "Kenapa bukan sekarang saja?" tantangnya. "Saya rasa, lebih cepat lebih baik.""Oh, ya ampun! Bisakah kamu berhenti menggunakan kata 'saya' untuk menyebut diri sendiri? Aku merasa seperti sedang bicara dengan tukang sedot WC," protesnya.Juna mengerjap sesaat, lalu mengangguk paham. "Oke!" balasnya. "Jadi, apa bisa kita mulai sekarang?"Ucapan Juna membuat Airish mengernyit, sama sekali tidak menyangka bahwa Juna akan menanggapi seagresif itu."Aku lebih suka tindakan langsung dibandingkan hanya berkata-kata," ucap Airish.Diam sejenak. Sampai akhirnya, pemuda tampan itu bangkit dari posisi duduknya dan melangkah mendekati Airish. Berdiri di hadapan Airish, melingkarkan jemari pada pergelangan tangan Airish, menarik Airish untuk kemudian dia dorong tubuh gadis itu hingga membentur tembok apartemen.Airish tertegun. Memperhatikan mata elang Juna yang menatapnya dalam jarak sedekat ini, terlebih lag
Read more
DMCA.com Protection Status