Clara menutup pintu kamarnya cukup kuat. Entah apa yang ada dalam benaknya, ia bisa dengan begitu santainya menyaksikan persetubuhan maminya dengan calon Daddynya itu.
Dan gilanya lagi, ia juga menginginkannya.
"Ya Ampun Clara, jernihin otak lo.." ucap Clara yang mencoba mendoktrin otaknya.
Clara menatap miris dirinya di cermin. Ini berkat dirinya yang kehausan tadi, namun harus melihat kejadian gila itu.
Ia mengumpat kasar. Ia tak habis pikir, Maminya bisa melakukan hal gila itu pada Mark yang notabennya masih calon suami.
Tapi jika ia pikir-pikir, hal seperti itu untuk zaman sekarang ini, sangaatlah biasa. Bahkan anak muda zaman sekaraang ada yang masih kecil tapi sudah kehilangan keperawanan. Dan semua itu mereka serahkan pada pacar mereka yang notabennya belum tentu akan jadi suami mereka.
Jadi jika maminya melakukan hal tak senonoh itu dengan Mark, ia memaklumi karena untuk sekelas maminya dan Mark yang bule, tentu penasaran mereka ada.
Apalagi maminya yang tak perlu memikirkan tentang keperaawanan lagi.
"P*nis bule itu gimana ya ukurannya?" ucap Clara bertanya pada dirinya sendiri. Karena ia sendiri selama ini hanya melihat di koleksi filmnya dan tak pernah melihat secara langsung.
Membayangkannya sama membuat Clara basah. Kau butuh pelampiasan Ra. Jadi sebaiknya lo cari sesuatu.
Clara melepas semua pakaiannya lalu kembali menatap cermin. Menatap dirinya yang tak tertutup apapun sama sekali.
Jangan tanyakan seberapa nafsunya Clara. Karena jemarinya sendiri sudah aktif mengusap bagian bawahnya membuat Clara seketika memejamkan matanya menikmati sensasi yang ada.
Ia tak bisa mengelakkan tentang rasa itu. Rasa nikmat yang sungguh membuatnya melayang.
Namun jujur ia tak puas dengan hasil tangannya sendiri. Ia ingin mencoba dimasuki, walaupun sebenarnya ia masih tersegel.
Clara berhenti melakukan aktivitasnya. Ia memilih untuk mandi walaupun saat itu sudah tengah malam.
Selesai merelax kan tubuhnya, Clara menyentuh perutnya karena merasa lapar.
Awalnya Clara enggan keluar karena saat ini ia hanya mengenakan baju kaos longgar satu jengkal di atas lututnya dan tak mengenakan pakaian dalam sedikitpun.
Namun rasa laparnya menguasai akal sehatnya. Alhasil ia memutuskan untuk memasak mie instan di dapur.
Secara perlahan Clara membuka pintu kamarnya dan berjalan mengenap endap. Sebenarnya ia tak perlu khawatir karena ia yakin Mark dan maminya sudah tertidur karena kegiatan panas keduanya tadi.
Clara meraih panci kecil lalu meletakkannya di atas kompor. Ia lalu menuang air.
Sebelum meraih sebungkus mie, Clara dikejutkan dengan suara pintu kamar yang terbuka. Ia segera bersembunyi dan mengintip siapa yang keluar.
Betapa terkejutnya Clara saat ia melihat yang keluar adalah Mark. Pria itu keluar tanpa mengenakan satupun pakaian alias Buugil.
Mark berjalan menuju dapur di mana Clara juga ada di sana.
Panik bukan main, Clara pun langsung bersembunyi di bawah meja makan di mana ia yakin tak akan terlihat siapapun.
Dari bawah sana, ada satu titik penglihatan Clara, yaitu 'senjata' Mark yang waaww menurut Clara. Pantas saja maminya dibuat menjerit nikmat. Ternyata yang masuk sebesar itu.
Clara menahan nafasnya saat Mark duduk di kursi meja makan. Bahkan bagian bawah Mark tak tertutup sedikitpun.
Ingin rasanya Clara menyentuhnya, namun sepertinya itu mustahil karena akan membuat perang dua.
Pertengkaran hebat akan terjadi jika ia melakukan hal tersebut.
Clara kesusahan meneguk ludahnya saat Mark menggenggam miliknya. Ia sangat ingin menggantikan jemari Mark dengan jemarinya.
Clara menjangkau secara perlahan ,tentu saja tak sampai menyentuhnya.
Ia menggigit bibir bawahnya karena tak kuat menahan sensasi.
"Sayang...!"
Deg!
Itu suara Lauren.
"Kenapa tak mengenakan baju? Nsnti jika Clara bangun dan keluar kamar bagaimana?" panik Lauren.
Lauren hendak pergi mengambil baju Mark, namun segera di tahan oleh Mark.
Mark menarik Lauren duduk di pangkuannya membuat Clara semakin menahan nafasnya.
Saat itu Lauren sedang mengenakan dress dibawah paha sedikit.
Mark mengangkat dress Lauren yang tentu saja langsung membuat Clara kaget. Karena Lauren tak mengenakan pakaian dalam.
Clara bisa dengan jelas melihat kemaluan maminya. Sungguh tebal dan montok. Tak ada rambut yang menutupi area tersebut.
Dalam pangkuan Mark, Lauren mendesah karena Mark memainkan milik Lauren dengan jemarinya.
Clara mengumpat kesal karena ia mendadak basah dan juga ingin diobok-obok seperti itu.
Aaagghhh..mark...
Desah Lauren sungguh membuat suasana panas.
Mark membuka kangkangan paha Lauren menjadi lebih besar lagi. Ia mengusap daging kenyal tersebut dari bawah ke atas, begitupun sebaliknya. Ia melakukannya atas bawah secara bergantian.
Semakin lama semakin cepat, bahkan membuat Lauren berteriak nikmat karena Lauren baru saja mendapatkan pelepasannya.
Tubuh Lauren langsung lemas.
Clara pikir Mark akan berhenti di sana, namun ternyata ia salah. Calon daddynya itu justru memegang 'perkakasny' lalu memasukkannya ke dalam milik Lauren yang tentu saja sudah basah.
Clara semakin dibuat mengumpat kasar karena desahan Lauren.
Bayangkam saja. Bagaimana rasanya saat kalian melihat dengan mata kepala kalian sendiri bahkan ini dari jarak dekat, dua kelamin menyatu dan saling memberi kenikmatan.
Clara merasakam hidungnya gatal. Paniknya semakin menjadi saat ia ingin sekali bersin.
Tak mungkin ia bersin di sini. Bisa hancur semuanya jika ia bersin di sini.
Geli dihidungnya semakin menjadi. Ia menatap ke depan. Milik Mark masih asik keluar masuk dalam milik maminya. Bahkan desahan Lauren semakin menjadi.
Clara melihat kondisi, saat Lauren hampir sampai dan teriakan nikmatnya sudah menghiasi pendengaran, tanpa tak tahu rasa kasihannya, Clara bersin cukup keras dan setelahnya ia menutup mulutnya erat-erat dengan tangannya.
"Suara apa itu Mark?" tanya Lauren yang cemas.
Bahkan ia yang hampir sampai pun langsung kehilangan rasa.
"Suara apa?" tanya Mark.
"Aku denger suara..suara bersin.."
Mark menggerakkan kembali pinggulnya tanpa peduli dengan kecemasan Lauren.
"Mark jangan dulu. Tadi itu suara apa sayang.."
Cup..
Mark mengecup leher Lauren. Bagian bawahnya masih bekerja naik turun."Agghh...nggak..nggak ada suara apa-apa sayang.." ucap Mark kesusahan menahan nafsunya.
"Tapi Mark."
Mark mengumpat. Ia sudah tak tahan lagi..
Ia berdiri dari duduknya, dan dengan cepat ia mengangkat Lauren ke atas meja lalu melebarkan paha Lauren dan kembali memasuki Lauren.
menghentakkan kuat bagian bawahnya pada lubang kenikmatan milik Lauren membuat Lauren kembali Mendesah kuat.
Rasa itu membuat Lauren kembali menjerit. wanita itu merasakan getaran kenikmatan lagi yang mulai menggerayangi tubuhnya..
"Iya sayang.. di sana sayang.. Jangan berhenti.. Ini nikmat Mark...agghh..."
Teriakan Lauren yang penuh kenikmatan pun terdengar.. Ia telah sampai begitupun dengan Mark.
Keduanya sama-sama kelelahan. Lauren langsung turun dari meja makan.
"Aku ke dalam dulu sayang. Takut Clara keluar.. Kamu buruan pakai bajunya.."Mark tersenyum. Ia melihat Lauren berjalan cepat menuju lantai atas, sedangkan Mark kembali duduk di tepat duduk.
Clara dibuat melongo. Cairan cinta Mark masih menetes dari ujung rudal cintanya.
"Ya ampun, gue mau nyentuh ini..." bisik Clara nyaris gila.
"Keluarlah. Kau tak lelah berjongkok di bawah sana?"
Clara terdiam.
"Atau kau mau menyentuh milikku?"
Clara masih terdiam saat wajah Mark tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Hai.. Kau puas melihat permainanku dengan mamimu?"
MAMPUS KAU CLARA.....
-*****-Clara berlari kencang ke kamarnya saat ia ketahuan oleh Mark bersembunyi di bawah meja. Ia merasa seperti gadis bodoh dan liar. Apalagi yang ia intip bukanlah hal yang biasa, melainkan luar biasa.Sebuah percintaan panas ibunya dengan calon daddynya, dan itu sudah menjadi suatu insiden menarik namun memalukan.Dadanya naik turun karena menarik nafas panjang dan cepat."Kau gila Clara, kau gila.." rutuknya sambil memukul kepalanya dengan tangan.Bagaimana cara ia keluar nantinya. Apa yang harus ia lakukan jika nanti di luar ia bertemu dengan Mark.Ya ampun, ia sungguh bodoh.*****Suasana pagi ini tak sama seperti kemarin. Di mana kecanggungan tak terlihat namun untuk pagi ini, semua berubah. Sebenarnya perubahan itu hanya bagi Clara saja, karena jika untuk Mark sendiri, ia terlihat santai walaupun kegiatan panasnya semalam ditonton oleh calon anak tirinya ini.Wah bukan?Mungkin lebih tepatnya gila!Bahkan saat Mark berp
Clara masih terdiam saat ia melihat Mark sudah berdiri di depannya. terlebih tatapan Mark cukup mengerikan.Mark melangkah lebih mendekati Clara. Ia mendorong pria yang tadi membuat Clara emosi."Maaf, saya ada urusan dengan Clara. Dan urusan saya jauh lebih penting dari pada urusan anda dengan dia." ucap Mark yang langsung menggenggam jemari Clara dan menarik Clara untuk mengikutinya sampai ke parkiran mobil.Dan ada satu hal yang membuat Clara takjub. Yaitu ketampanan Mark setiap sudut. Bahkan ia akui Mark sangat perkasa.Bagi Clara saat ini sudah menjadi ancaman untuk hatinya apalagi status pria tersebut yang sebentar lagi akan berubah menjadi Ayah tirinya.Clara mencoba mengingatkan dirinya sendiri jika ini sangatlah tidak baik.Clara melirik jemarinya yang digenggam oleh Mark. Dengan cepat ia menghempaskan itu membuat Mark sedikit oleng.Beruntung pria itu t
Clara mencoba memberontak namun lagi-lagi sentuhan lembut itu kembali ia dapatkan dari Mark membuatnya juga kembali mendesah.Clara yang kewalahan akhirnya pasrah dan meminta Mark melepaskan jemari laknat itu dari bagian bawah tubuhnya."Lepasin jemarimu Daddy.." ucap Clara dengan berani. Keberanian Clara memanggil Mark dengan sebutan Daddy membuat Mark awalnya terkejut, namun setelahnya ia justru tersenyum dan merasa puas.Mark melepaskan jemarinya yang sedang berkenalam dengan daging kenyal milik Clara."Sorry. Dia ketagihan.." ucap Mark membuat Clara langsung mengumpat kasar.Ia seperti dilecehkan. Ia memang paham tentang semua ini. Urusan semalam pun juga suatu ketidak sengajaan. Tapi kenapa ia seperti di lecehkan seperti ini.Kenapa Mark seperti sedang mengambil kesempatan padanya? Padahal mereka tak saling kenal dan hanya sebatas calon anak dan caalon ayah. Sudah itu saja.Tapi apa ini? Mark bahkan dengan leluasa berani me
Malam ini Clara dibuat galau dan susah tidur. sampai saat ini otaknya Masih memikirkan tentang tawaran Mark tadi siang.Bahkan sudah berbagai cara ia lakukan agar matanya terlelap namun tetap tak bisa. Seolah dalam dirinya saat ini tengah ada yang berkobar menyemangati sehingga adrenalinnya berpacu lebih cepat.Ia seperti seorang gadis yang akan melaakukan kencan esok hari, dan membuat dirinya tak sabar menunggu sampai tidurpun ia tak nyenyak.Bahkan saat makan malam tadi, ia semakin sering menatap ke arah Mark, walaupun pria itu tak pernah menatap ke arahnya dan lebih memilih untuk bercanda dengan Maminya.Ia tak peduli dengan hal itu. karena yang ia pikirkan justru hanyalah Sebuah Tawaran dari Mark tadi siang.Clara menyibak selimut tebal yang ia kenakan dan menendangnya jauh sehingga membuat selimut itu jatuh ke lantai.Ia harus bicara dengan maminya tapi diluar pasti ada Mark. Bule satu itu pasti akan mengejeknya
Clara terbangun karena suara alarm ponselnya yang berdering sangat keras. ia masih setia bergelung dalam selimut tebalnya. Walaupun cuaca cerah, tapi karena di kamarnya di oasang AC, jadilah ia harus tetap berselimut. Ia tak mau ambil resiko masuk angin saat bangun pagi.di dalam selimut tebalnya, ia melirik ke arah jendela yang tertutup gorden. dari balik gorden tersebut ia bisa melihat jika di luar sana matahari sudah bekerja menerangi bumi.Sepertinya Ia tidur dengan nyenyak. itu ia rasakan karena tubuhnya yang segar saat bangun pagi ini.Clara kembali menggeliat meregangkan semua otot-otot di tubuhnya.Hari ini hari sabtu dan ia sama sekali tak ada kegiatan apapun. alhasil hari ini sepertinya Ia hanya akan bermalas-malasan di rumah saja.Bahkan untuk sarapan pagi pun iya melupakannya. Clara melirik ke arah jam dinding yang tertempel di dinding kamarnya, Di sana ia bisa melihat jarum pendek menunjukkan pada angka sepuluh.
Buat teman2 pembaca, aku mau ingatkan, cerita ini hanya fiktif belaka. Hanya karangan kegilaan author. Jadi jika saat kalian baca membuat kalian berpikir tak logis, ingatlah kembali jika cerita ini hanya karangan yang bisa di imajinasikan segila mungkin. Hehehe ***** Pagi ini kurasakan tubuhku terlalu berat untuk terjaga. Pasalnya semalam aku baru saja menghabiskan malam yang panas dengan calon istriku yang sudah janda namun seperti gadis. Entah kenapa tubuhnya begitu nikmat kurasakan. Apalagi saat aku memasukkan milikku ke dalam miliknya dan sungguh, mungkin ini adalah salah satu surga dunia. Lauren sudah pamit sejak setengah jam yang lalu. Ia mengatakan jika Clara ada di kamarnya dan jujur, lelahku membuat diriku tak berminat menemui Clara hanya sekedar untuk bertanya 'apa kegiatanmu hari ini'. Buang-buang tenaga. Aku kembali memej
Mark membuka matanya saat ia mendengar suara pintu yang tertutup pelan.ia menatap ke arah pintu itu lalu melirik 'adik kecilnya' yang terlihat miris.Bagaimana tidak, setelah Clara membuatnya berdiri tegang tanpa ada akhir tertidur kembali, dengan tidak tahu dirinya gadis itu pergi begitu saja meninggalkan dirinya yang minta diselesaikan.Mark duduk dari tidurnya lalu ia turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.sepertinya ia butuh pelampiasan untuk melepaskan semua ketegangan di tubuhnya pagi ini karena ulah Clara.dengan kesal Mak membanting pintu kamar mandi. ia menyalakan shower lalu bermain dengan sabun.ya, kalian tahu lah apa yang dilakukan Mark di dalam kamar mandi tersebut.Seperempat jam pun berlalu. Mark tak ingin berlama-lama di dalam kamar mandi, karena jujur ia tak menyukai ruangan kecil tersebut.bahkan untuk berendam saja Ia jarang.Setelah rapi dan wangi, pria itu
Siang ini Clara sedang makan bersama di cafe bersama teman-temannya.Setelah hari ini Mark membuatnya kesal setengah mati, kini Ia memutuskan untuk menemui teman-temannya di cafe, lebih tepatnya teman-temannya bekerja di cafe tersebut.Setidaknya bisa bertemu teman-teman gilanya hari ini ia harapkan bisa memberinya semangat dan mood nya balik kembali."Tumben lu ke sini? biasanya paling malas keluar rumah.." tanya Mona yang saat itu Tengah menyodorkan menu padanya."Enggak ada. Gue lagi males di rumah. bosen..." jawabnya simple.Mona hanya mengangguk sambil ber-oh Ria merespon ucapan Clara."Mana si Tama?" tanya Clara lagi sambil melirik kesana kesini mencari si pemilik kafe yang juga adalah temannya sendiri."Enggak tahu. dari pagi enggak muncul-muncul tu orang. galau lagi mungkin..." ucap Mona sekenanya."galau lagi Maksud lo?" tanya Clara bingung.Mona mengangguk, "biasalah sa