Warning!!BUKAN UNTUK ANAK-ANAK. YG MASIH DIBAWAH UMUR ,MINGGIR..!!"******.Clara duduk di depan cermin dengan wajah yang sangat tak semangatnya. Pasalnya pria yang ia cintai sebentar lagi akan menikah dengan ibunya. Padahal ia pikir pria itu akan membatalkan rencananya, namun ia salah. Justru Mark tetap melanjutkan pernikahan tersebut.Alasannya hanya satu, Mark tak ingin mengecewakan calon istrinya yang tak lain adalah ibu kandung Clara.*****3 Bulan yang lalu....Malam ini Clara sedang berada di restoran mewah yang ada di hotel berbintang. Ia hendak menghadiri makan malam ibunya dengan seseorang. Kabarnya orang tersebut adalah calon Daddy tirinya.Sejak sepuluh tahun yang lalu orang tuanya bercerai, Lauren sang ibu tak pernah lagi terlihat berkencan dengan lelaki manapun dan ini kali pertamanya L
Clara menutup pintu kamarnya cukup kuat. Entah apa yang ada dalam benaknya, ia bisa dengan begitu santainya menyaksikan persetubuhan maminya dengan calon Daddynya itu.Dan gilanya lagi, ia juga menginginkannya."Ya Ampun Clara, jernihin otak lo.." ucap Clara yang mencoba mendoktrin otaknya.Clara menatap miris dirinya di cermin. Ini berkat dirinya yang kehausan tadi, namun harus melihat kejadian gila itu.Ia mengumpat kasar. Ia tak habis pikir, Maminya bisa melakukan hal gila itu pada Mark yang notabennya masih calon suami.Tapi jika ia pikir-pikir, hal seperti itu untuk zaman sekarang ini, sangaatlah biasa. Bahkan anak muda zaman sekaraang ada yang masih kecil tapi sudah kehilangan keperawanan. Dan semua itu mereka serahkan pada pacar mereka yang notabennya belum tentu akan jadi suami mereka.Jadi jika maminya melakukan hal tak senonoh itu dengan Mark, ia memaklumi karena untuk sekelas maminya dan Mark yang bule, tentu pen
Clara berlari kencang ke kamarnya saat ia ketahuan oleh Mark bersembunyi di bawah meja. Ia merasa seperti gadis bodoh dan liar. Apalagi yang ia intip bukanlah hal yang biasa, melainkan luar biasa.Sebuah percintaan panas ibunya dengan calon daddynya, dan itu sudah menjadi suatu insiden menarik namun memalukan.Dadanya naik turun karena menarik nafas panjang dan cepat."Kau gila Clara, kau gila.." rutuknya sambil memukul kepalanya dengan tangan.Bagaimana cara ia keluar nantinya. Apa yang harus ia lakukan jika nanti di luar ia bertemu dengan Mark.Ya ampun, ia sungguh bodoh.*****Suasana pagi ini tak sama seperti kemarin. Di mana kecanggungan tak terlihat namun untuk pagi ini, semua berubah. Sebenarnya perubahan itu hanya bagi Clara saja, karena jika untuk Mark sendiri, ia terlihat santai walaupun kegiatan panasnya semalam ditonton oleh calon anak tirinya ini.Wah bukan?Mungkin lebih tepatnya gila!Bahkan saat Mark berp
Clara masih terdiam saat ia melihat Mark sudah berdiri di depannya. terlebih tatapan Mark cukup mengerikan.Mark melangkah lebih mendekati Clara. Ia mendorong pria yang tadi membuat Clara emosi."Maaf, saya ada urusan dengan Clara. Dan urusan saya jauh lebih penting dari pada urusan anda dengan dia." ucap Mark yang langsung menggenggam jemari Clara dan menarik Clara untuk mengikutinya sampai ke parkiran mobil.Dan ada satu hal yang membuat Clara takjub. Yaitu ketampanan Mark setiap sudut. Bahkan ia akui Mark sangat perkasa.Bagi Clara saat ini sudah menjadi ancaman untuk hatinya apalagi status pria tersebut yang sebentar lagi akan berubah menjadi Ayah tirinya.Clara mencoba mengingatkan dirinya sendiri jika ini sangatlah tidak baik.Clara melirik jemarinya yang digenggam oleh Mark. Dengan cepat ia menghempaskan itu membuat Mark sedikit oleng.Beruntung pria itu t
Clara mencoba memberontak namun lagi-lagi sentuhan lembut itu kembali ia dapatkan dari Mark membuatnya juga kembali mendesah.Clara yang kewalahan akhirnya pasrah dan meminta Mark melepaskan jemari laknat itu dari bagian bawah tubuhnya."Lepasin jemarimu Daddy.." ucap Clara dengan berani. Keberanian Clara memanggil Mark dengan sebutan Daddy membuat Mark awalnya terkejut, namun setelahnya ia justru tersenyum dan merasa puas.Mark melepaskan jemarinya yang sedang berkenalam dengan daging kenyal milik Clara."Sorry. Dia ketagihan.." ucap Mark membuat Clara langsung mengumpat kasar.Ia seperti dilecehkan. Ia memang paham tentang semua ini. Urusan semalam pun juga suatu ketidak sengajaan. Tapi kenapa ia seperti di lecehkan seperti ini.Kenapa Mark seperti sedang mengambil kesempatan padanya? Padahal mereka tak saling kenal dan hanya sebatas calon anak dan caalon ayah. Sudah itu saja.Tapi apa ini? Mark bahkan dengan leluasa berani me
Malam ini Clara dibuat galau dan susah tidur. sampai saat ini otaknya Masih memikirkan tentang tawaran Mark tadi siang.Bahkan sudah berbagai cara ia lakukan agar matanya terlelap namun tetap tak bisa. Seolah dalam dirinya saat ini tengah ada yang berkobar menyemangati sehingga adrenalinnya berpacu lebih cepat.Ia seperti seorang gadis yang akan melaakukan kencan esok hari, dan membuat dirinya tak sabar menunggu sampai tidurpun ia tak nyenyak.Bahkan saat makan malam tadi, ia semakin sering menatap ke arah Mark, walaupun pria itu tak pernah menatap ke arahnya dan lebih memilih untuk bercanda dengan Maminya.Ia tak peduli dengan hal itu. karena yang ia pikirkan justru hanyalah Sebuah Tawaran dari Mark tadi siang.Clara menyibak selimut tebal yang ia kenakan dan menendangnya jauh sehingga membuat selimut itu jatuh ke lantai.Ia harus bicara dengan maminya tapi diluar pasti ada Mark. Bule satu itu pasti akan mengejeknya
Clara terbangun karena suara alarm ponselnya yang berdering sangat keras. ia masih setia bergelung dalam selimut tebalnya. Walaupun cuaca cerah, tapi karena di kamarnya di oasang AC, jadilah ia harus tetap berselimut. Ia tak mau ambil resiko masuk angin saat bangun pagi.di dalam selimut tebalnya, ia melirik ke arah jendela yang tertutup gorden. dari balik gorden tersebut ia bisa melihat jika di luar sana matahari sudah bekerja menerangi bumi.Sepertinya Ia tidur dengan nyenyak. itu ia rasakan karena tubuhnya yang segar saat bangun pagi ini.Clara kembali menggeliat meregangkan semua otot-otot di tubuhnya.Hari ini hari sabtu dan ia sama sekali tak ada kegiatan apapun. alhasil hari ini sepertinya Ia hanya akan bermalas-malasan di rumah saja.Bahkan untuk sarapan pagi pun iya melupakannya. Clara melirik ke arah jam dinding yang tertempel di dinding kamarnya, Di sana ia bisa melihat jarum pendek menunjukkan pada angka sepuluh.
Buat teman2 pembaca, aku mau ingatkan, cerita ini hanya fiktif belaka. Hanya karangan kegilaan author. Jadi jika saat kalian baca membuat kalian berpikir tak logis, ingatlah kembali jika cerita ini hanya karangan yang bisa di imajinasikan segila mungkin. Hehehe ***** Pagi ini kurasakan tubuhku terlalu berat untuk terjaga. Pasalnya semalam aku baru saja menghabiskan malam yang panas dengan calon istriku yang sudah janda namun seperti gadis. Entah kenapa tubuhnya begitu nikmat kurasakan. Apalagi saat aku memasukkan milikku ke dalam miliknya dan sungguh, mungkin ini adalah salah satu surga dunia. Lauren sudah pamit sejak setengah jam yang lalu. Ia mengatakan jika Clara ada di kamarnya dan jujur, lelahku membuat diriku tak berminat menemui Clara hanya sekedar untuk bertanya 'apa kegiatanmu hari ini'. Buang-buang tenaga. Aku kembali memej