Share

Bab. 7 Pertengkaran Yusuf vs Santi

"Mas Yusuf dikirim ke Kalimantan untuk mengurus sesuatu pak," jawab Melinda.

"Astaga istri lagi hamil muda kok ditinggalin begitu aja. Tapi bagus deh kalau dia mau tetap pulang itu artinya dia lelaki yang bertanggung jawab dan cekatan," ucap bapak Kusuma kemudian.

***

Setelah dua jam berlalu, ponsel Melinda kembali berdering. Terpampang jelas nama Mas Yusuf dilayar.

Dia hanya mengirim pesan untuk menanyakan alamat tempat Melinda dan keluarganya menginap.

Gegas Melinda menjawab dan menshareloc kepada suaminya. Tak perlu menunggu lama, hanya setengah jam Yusuf telah tiba dihotel karna memang jarak antara bandara dan hotel cukup dekat.

Yusuf langsung menemui keluarga Melinda. Dia juga minta maaf kepada istri dan mertuanya untuk perihal perlakukan keluarganya.

"Sudah lah gak papa kok, Suf. Bukan salah kamu juga. Hanya saja bapak ingin mengingatkan janji mu dulu saat meminta Melin menjadi istrimu, kamu tak akan pernah lupa dengan janjimu itukan?" jawab pak Kusuma mencoba mengingatkan peran Yusuf sebagai suami.

Yusuf mengaguk pasti, "Aku akan selalu ingat janji ku pak. Aku akan selalu membahagiakan Melinda, nanti juga akan menegur mbak Santi dan mas Riko agar tak bersikap begitu lagi kepada istriku,"

"Memang harusnya begitu. Mereka tak boleh berlaku seenaknya kepada putri kami," timpal ibu Marisha.

"Kalau begitu bagaimana kalau kita pulang kerumah orangtua saya saja, pak, bu? Biar menginap dirumah sekalian menunggu mama dan papa pulang umrah," ucap Yusuf lagi.

"Bagaimana dengan kakak mu itu?" sindir pak Kusuma.

"Kalau masalah mereka ada saya pak. Saya akan selalu menjadi garda terdepan untuk Melinda," balas Yusuf mencoba meyakinkan.

"Hm baiklah kalau begitu. Yaudah kita pulang sekarang saja," jawab bapak Kusuma.

Karna Yusuf tak membawa mobil jadi mereka pulang bersama di sopirkan oleh pak Wowo.

"Boleh saya bertanya sesuatu mas?" tanya pak Wowo kepada Yusuf saat diperjalanan pulang.

"Tanya apa pak?" ucap Yusuf. Meski Yusuf baru menjadi anggota keluarga Melinda tapi Yusuf dan pak Wowo sudah lama kenal, karna sering bertemu di kampus saat mengantar jemput Melinda.

"Ahh gak jadi deh mas,"

"Loh kok begitu pak? Tanya aja apa yang mengganjal dipikiran pak Wowo,"

Karna tak enak pak Wowo tak jadi bertanya kepada Yusuf. Dan tepat saat itu mereka juga tiba di kediaman keluarga Yusuf. Pak Wowo langsung memarkirkan mobil mereka di halaman rumah. Kebetulan pagar rumah juga sudah terbuka.

Yusuf langsung mengajak keluarga Melinda masuk ke dalam. Baru saja menginjak teras, sudah ada mbak Santi berdiri didepan pintu sambil tangan bersilang didada.

"Loh kenapa balik lagi kemari? Katanya tadi mau menginap dihotel? Gak mampu buat sewa kamar hotel ya?" sindir mbak Santi.

"Jaga ucapan mu ya mbak!" jawab Yusuf saat telah selesai menerima telponnya. Tadi dia pamit sebentar untuk menjawab panggilan dari bosnya.

"Loh Yusuf? Kapan kamu pulang? Kenapa sudah ada dirumah?" tanya mbak Santi gelagapan.

"Kenapa jika aku sudah pulang mbak? Bukan kah ini rumah ku juga? Kenapa jadi gugup begitu?" geram Yusuf melihat tingkah kakaknya.

Mbak Santi menarik nafas panjang, ia mencoba menutupi kegugupannya, "Hmm, ya gak papa sih. Hanya saja kok kamu jadi begini, biasanya kan kamu sangat disiplin dengan pekerjaanmu. Apakah Melinda yang telah menyuruhmu pulang?"

"Mamangnya kenapa kamu Melinda yang menyuruhku pulang? Bukan kah dia istriku?" tanya Yusuf memicingkan matanya kepada mbak Santi.

Mbak Santi mengaguk, "Tuh kan sudah bisa ditebak kalau dia yang menyuruhmu untuk pulang. Jadi istri kok bisa nya cuman nyusahin saja,"

"Jaga ucapan mu Santi. Kami memang terlihat kampungan begini, tapi soal tata krama kami lebih baik dari dirimu. Kamu sudah keterlaluan!" ucap bu Marisha geram menunjuk wajah mbak Santi.

"Sudah ya bu gak usah diladeni. Lebih baik bapak dan ibu istirahat saja. Mel antarin ibu dan bapak ke kamar tamu ya," ucap Yusuf menengahi.

Melinda hanya mengaguk, dia kemudian menuntun kedua orangtua untuk beristirahat ke kamar tamu. Sedangkan Santi dan Yusuf terlibat cekcok dirumah tengah.

"Kamu itu jangan mau diperlakukan seenaknya sama perempuan kampungan itu. Dia hanya berpura-pura baik sama kamu. Dia dan keluarganya itu akan menjadi parasit untuk mu kelak. Tuh lihat baju mereka kampungan betul, masa di kota hanya mengenakan daster. Sangat tak selevel dengan keluarga kita. Kita beda kasta, Yusuf!" teriak Santi kepada adiknya.

"Apaan sih mbak? Apanya juga yabg tak selevel dan beda kasta?" Yusuf menyerngit heran mendengar ocehan Santi.

"Ya jelas sangat berbeda lah Suf. Dia itu hanya perempuan upik abu yang kamu pungut menjadi sultan, tuh lihat dasternya warnya kusam banget. Mbak yakin dia hanya akan memanfaatkan mu kelak. Harusnya kamu cari istri seperti Dina, dia itu perempuan karier. Tampilan juga bikin segar mata gak kayak istrimu burik amat. Sungguh beruntung si Yuda bisa punya istri seperti Dina,"

"CUKUP MBAK! Jangan hina istriku lagi, dia pilihan ku jadi mbak gak usah ikut campur!" bentak Yusuf kepada Santi.

"Halah kamu ini dibilangin makin nyolot aja. Cantikan juga Alika mantan pacar mu dulu kok bisanya kepincut sama si Melin upik abu itu? Kamu itu seorang maneger perusahaan besar juga lulusan sarjana bisa kepincut upik abu yang hobby nya cuman dasteran gak bisa dandan!"

"Aku bilang berhenti mbak! Jangan menghina istriku lagi. Melinda juga cantik dan cerdas. Aku ingatkan jangan lagi berlaku seenaknya kepada istriku!" ancam Yusuf kepada Santi.

Santi melongos menatap Yusuf, "Mbak hanya minta tolong sama dia buat bantu-bantu dirumah karna bik Ramlah lagi sakit. Emang dianya aja gak tau diri, udah numpang manja lagi. Begiu lah orang kaya baru, dari upik abu dipungut jadi sultan. Jadi ngelunjakkan dianya,"

Sakit, sungguh sakit yang dirasakan oleh Melinda saat mendengar hinaan kakak iparnya. Tapi ia mencoba menerima segalanya karna cintanya yang begitu besar kepada Yusuf. Niat nya tadi Melinda ingin kembali ke kamarnya tapi ketika sampai di ambang pintu ia mendengar pertengkaran antara kakak ipar dengan suaminya.

"Gak usah memburukkan Melinda didepan ku mbak. Karna aku lebih percaya sama dia ketimbang mbak. Emang Melin punya salah apa sih sama mbak?" suara Yusuf terdengar sangat geram.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status