Share

2. Memutuskan Hubungan

Emily mengintip keluar jendela, terlihat para tamu sudah berdatangan dan menikmati musik di halaman belakang rumahnya. Emily sangat yakin bahwa ini adalah kehidupannya dua tahun yang lalu sebelum meninggal di tangan Steve. Emily seolah tak percaya, dia bisa kembali ke kehidupannya lagi. Ternyata Tuhan mendengar permintaannya dan mengabulkannya. Emily tertawa bahagia hingga meneteskan airmata haru, dia terharu betapa baiknya Tuhan pada dirinya. Kali ini, dia tak akan lagi menjadi gadis bodoh di dalam genggaman Steve. Dia akan membalas perbuatan Steve dan Stella padanya. Dia berjalan menyusuri lorong di rumahnya. Tapi langkah kakinya terhenti di depan pintu kamar Stella. Karena tak terkunci, Emily mengintip apa yang ada di dalam, benar saja, di sana ada Steve yang sedang bercumbu dengan Stella. Emily hendak mendobrak pintu kamar itu, tapi rasanya itu kurang menarik bukan ? Emily lalu mengeluarkan ponselnya dan merekam adegan demi adegan di kamar Stella.

"Steve, ini sudah terlalu lama, orang-orang akan curiga kalau kamu terlalu lama menghilang," ujar Stella.

"Ayolah sebentar lagi, aku tak bisa lepas dari kemolekan tubuhmu. Aku tadi datang ke kamar Emily rupanya dia masih tidur dengan nyenyak," ujar Steve.

"Apakah kau tak membangunkannya? Acara kalian akan di mulai," ujar Stella.

"Kau tak cemburu? Biar saja dia terlambat, jadi orang-orang akan memarahinya dan aku akan menjadi pahlawan kesiangannnya dengan pura-pura memakluminya, dengan begitu dia semakin percaya bahwa aku mencintainya. Padahal aku sangat membencinya, dia begitu kolot, tidak boleh pegang ini, tak boleh cium itu, dia sangat jauh berbeda denganmu," ujar Steve.

"Bagaimana bisa? Kau memang pandai merayuku, aku sebenarnya sangat cemburu pada Emily, apalagi ayah selalu membanggakannya di depan semua orang. Aku juga bisa seperti dia kalau aku kuliah di luar negri. Aku hanya berpura-pura suka padanya agar dia bisa terus membantuku mengerjakan tugas kuliah. Karena berkat bantuannya nilaiku di kampus menjadi tinggi," ujar Stella.

"Bersabarlah sebentar lagi, saat aku bisa merayunya untuk menyuntikkan dana pada perusahaanku, aku akan membuangnya dan menikahimu secepatnya," ujar Steve

Dia pun perlahan menjauhi kamar Stella dan berjalan berbalik menuju pintu kamar di sebelahnya, karena Steve akan keluar dari kamar Stella, untungnya dia sudah mendapatkan rekaman video aktifitas dan pembicaraan mereka.

***

Para tamu undangan di bawah sudah menunggu dengan antusias pertunangan ini. Mereka sebagian besar adalah kenalan Steve dan beberapa kolega ayahnya. Steve tampak santai mengobrol dengan beberapa orang sambil membawa segelas minuman. Sedangkan di sudut kursi tampak ibu Emily, nyonya Monica, duduk seolah tak memperdulikan tamu, dia terlihat tak bahagia dengan pertuangan ini, entah apa yang mengganggu pikirannya di sana. Tak jauh berbeda dengan Stella, raut wajahnya tampak murung dan masam. Emily bisa melihat dengan jelas wajah-wajah yang menyayanginya dengan palsu. Saat emily menuruni tangga halaman belakang, semua mata tertuju padanya. Steve yang sejak tadi tertawa riang tiba-tiba terdiam, dia begitu terpesona melihat penampilan Emily yang sedikit terbuka. Dengan belahan paha yang tinggi, atasnya bahkan tak menutupi bahunya sedikitpun. Ini sungguh jauh berbeda dengan penampilan Emily sehari-hari. Emily tak beranjak dari tangga, dia hanya menatap seluruh tamu undangan dan terdiam, lalu dia mengangkat jari telunjuknya ke arah mulutnya. Tamu undangan pun merasa bahwa Emily ingin menyampaikan sesuatu, hingga berangsur-angsur suasana menjadi sunyi dan sepi.

"Para undangan yang terhormat, terima kasih telah meluangkan waktu anda yang berharga untuk datang kemari. Hari ini, aku ingin mengumumkan bahwa aku, Emily Carolina , ingin memutuskan hubunganku dengan Steve Immanuel, dan tidak akan meresmikan pertunangan kami. Aku mohon maaf atas berita tak mengenakkan ini, tapi aku mohon anda semua memakluminya, dan mendoakan kebaikan untukku dan dan dia," ujar Emily. Lalu berbalik dan pergi meninggal kegaduhan di pesta itu

Suasana yang semula penuh dengan canda, dan tawa, kini menjadi canggung, dan penuh tanda tanya. Mengapa gadis cantik itu memutuskan hubungannya? Apa yang telah terjadi di antara mereka berdua? Berbagai pertanyaan bergelayut di pikiran setiap tamu undangan.

Steve yang kaget mendengar apa yang di sampaikan oleh Emily pun mengejarnya. Dia sama sekali tak menyangka Emily akan memutuskan hubungan mereka. Steve takut jika perselingkuhannya ketahuan oleh Emily, dan hal inilah yang membuat dia memutuskan hubungannya.

"tidak, tidak, ini tak boleh terjadi," pikir steve sambil terus berlari menuju Emily.

"Emily, Emily, tunggu, apa yang terjadi?" tanya Steve menghentikan langkah Emily.

"Tidak ada, aku hanya merasa kita tidak bisa bersama lagi. Bukankah aku tak sesuai dengan seleramu?" tanya Emily.

"Emily kita bisa membicarakan ini baik-baik, apa kekuranganku selama ini, aku sudah sangat perhatian dan pengertian padamu," ujar Steve.

"Itulah sebabnya, karna kau terlalu pengertian dan perhatian padaku, jadi aku tak pantas untukmu," ujar Emily sambil berlalu pergi.

Steve bingung, apa yang membuat Emily memutuskan hubungan dengannya. Padahal sebelum dia dan Emily masih baik-baik saja. Bagaimana ini bisa terjadi, padahal sedikit lagi dia bisa merayu Emily untuk memberikan modal pada perusahaannya. Jika sampai Emily membatalkan pertunangannya, itu pertanda buruk bagi perusahaannya.

"Ibu, apa yang terjadi? Kenapa kakak membatalkan pertunangannya?" tanya Stella dengan cemas, namun raut wajah berbinar terpancar jelas di wajahnya.

"Entahlah, ayahmu pasti marah besar kali ini. Ayo kita masuk, dan melihat apa yang terjadi," ajak nyonya Monica pada Stella. Tak jauh berbeda dengan Stella, nyonya Monica juga tampak berbinar, seolah bahagia atas kegagalan hubungan putrinya.

Mereka berdua melenggang masuk sambil menundukkan kepala meminta maaf pada tamu satu persatu. Ibu dan anak itu seolah bahagia atas kabar tak mengenakkan ini. Berbeda jauh dengan raut wajah Steve dan keluarganya.

"Suamiku, apa yang terjadi? Beraninya anak ingusan itu mempermalukan keluarga kita dengan menolak Steve," tanya ibu Steve menahan amarahnya.

"Sebaiknya kau tanyakan hal ini pada anak kesayanganmu itu. Pasti ada sesuatu di antara mereka yang membuat Emily berubah pikiran. Anak itu, taunya hanya membuat kacau saja," jawab ayah Steve.

"Bagaimana bisa kau bicara seperti itu. Anak itu anakmu juga, aku mendidiknya dengan baik sehingga dia tumbuh dengan tampan dan sempurna," kilah ibu Steve.

"Hah, sebaiknya kau buka matamu lebar-lebar, sudah cukup bagus gadis sepintar Emily mau mencintainya. Tapi dia berbuat ulah," ujar Ayah Steve.

"Sayang, sebenarnya siapa anakmu?! Kenapa kau membela Emily?" tanya ibu Steve kesal.

"Susah bicara denganmu," ujar ayah Steve sambil berlalu pergi.

Tak berbeda jauh dengan suasana di dalam rumah Emily. Banyak orang bertanya-tanya kenapa Emily membatalkan pertunangannya dengan Steve. Padahal, hampir semua orang tau betapa cintanya Emily pada Steve. Dia seolah-olah hidup hanya mendedikasikan waktunya untuk Steve seorang. Apapun yang Steve minta Emily selalu bisa mewujudkannya. Termasuk memasak dan membuat kue kesukaan Steve, agar Emily bisa membawakannya bekal ke kantor. Tapi kini sungguh jauh berbeda seratus delapan puluh derajat. Emily memutuskan tanpa memberi kesempatan pada siapapun untuk menyanggahnya.

"Emily, apa yang terjadi? Katakan pada ayah, kenapa tiba-tiba kau membatalkan pertunangan ini. Padahal ini adalah kemauanmu sendiri sebelumnya," ujar ayah Emily.

Ya, di kehidupan sebelumnya Emily bahkan memohon pada ayahnya agar mempercepat pertunangannya dengan Steve. Tapi itu dulu, kini setelah dia menyadari kebodohannya, Emily tak ragu mengambil langkah untuk kebaikan dirinya sendiri dan keluarganya.

"Ayah, aku hanya merasa tiba-tiba aku belum siap memulai hubungan yang lebih jauh lagi. Dan rasanya aku juga tak pantas untuknya," jawab Emily sekenanya.

"Bagaimana bisa seperti itu, kau akan menjadi bahan gosip di seluruh kota T karena batal bertunangan," ujar ayahnya marah.

"Aku tak masalah ayah," ujar Emily sambil berlalu dari pandangan Ayahnya.

"Kau... kemari, aku belum selesai bicara denganmu!" Teriak ayahnya.

"Aku lelah ayah, maaf aku ingin istirahat," ujar Emily yang terus berjalan menuju menuju kamarnya.

"Anak itu, benar-benar memusingkan," ujar ayahnya.

"Sayang, kau terlalu memanjakannya itulah sebabnya dia berani padamu," ujar ibu Emily.

"Jangan menambah suasana semakin rumit, pergi ke kamarmu dan pikirkan baik-baik bagaimana caramu mendidiknya. Kau terus mengacuhkannya dan hanya memperhatikan Stella. Jika tidak mengadu padaku, siapa lagi yang akan membelanya, kau? Kau benar-benar pilih kasih membesarkan anakmu," ujar ayah Emily sambil berlalu pergi meninggalkan.

"Kenapa dia malah menyalahkanku, anak sialan itu benar-benar membuat pusing semua orang," maki ibu Emily.

Melihat semua orang tersulut amarah karena kakaknya. Stella urung menanyakan apa yang sebenarnya terjadi hingga kakaknya memutuskan membatalkan pertunangannya dengan Steve. Namun jauh di dalam hatinya, Stella merasa bahagia atas kejadian itu. Itu artinya dia masih memiliki kesempatan untuk bersama Steve di masa depan bukan?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status