Share

Episode 2

Author: Alfianita
last update Last Updated: 2021-06-20 16:47:27

"Kamu, kalau jalan itu tolong hati-hati,"  ucap So Myung dengan nada tinggi.

So Myung merasa marah dengan lelaki yang sudah bertabrakan dengannya. Dan begitulah sifat dingin So Myung kepada siapapun, terutama seorang lelaki. So Myung seolah menyalahkan lelaki itu lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan kata ma'af kepada lelaki itu. Sedangkan lelaki yang bertabrakan dengan So Myung ia hanya menatap dan melihat perilaku So Myung yang kasar terhadapnya. Seakan lelaki itu terpesona dengan kecantikan wanita yang berusia 26 tahun itu.

"Dasar wanita memang seperti itu, tidak mau disalahkan tapi mau menyalahkan orang lain. Bahkan tidak mau meminta ma'af meskipun itu bukan kesalahannya. Tapi ya sudahlah, aku tidak akan memperpanjang urusan ini dengannya,"  ucap Jun Hwan lirih.

Jun Hwan pun beranjak dari lantai. Lalu berdiri dan berusaha menegakkan kembali tubuhnya. Dan ketika Jun Hwan hendak melangkahkan kakinya tiba-tiba ia merasa aneh dengan apa yang sudah diinjak kakinya. Dimana itu sebuah benda yang terasa tidak asing baginya. Dan Jun Hwan pun memutuskan untuk melihat benda apa yang sudah diinjaknya itu.

"Ponsel siapa ini?" Tanya Jun Hwan dalam hatinya.

Ya, benda yang terasa tidak asing bagi Jun Hwan adalah sebuah ponsel. Entahlah ponsel siapa itu. Yang berada di sana tepat tempat Jun Hwan bertabrakan dengan So Myung. Jun Hwan pun memutuskan untuk mengambil ponsel itu dan memastikan siapa pemilik ponsel itu. Di bukanya layar slide ponsel itu dan di sana ada sebuah foto seorang wanita cantik.

"Bukankah ini milik wanita tadi. Lebih baik aku membawanya saja,"  ucap Jun Hwan.

Jun Hwan berdiri seraya memandangi foto yang ada di ponsel itu. Senyum simpul pun digambarkan di bibir Jun Hwan. Bahkan di dalam otak Jun Hwan seolah hanya gambaran wajah So Myung. Sejenak Jun Hwan membayangkan kembali awal pertemuannya tadi dengan So Myung seraya memberikan senyum di bibirnya.

"Hei, kamu kenapa?"  Tanya Min Suk penasaran.

Min Suk sahabat Jun Hwan pun merasa aneh dengan tingkah laku sahabatnya itu yang dilihat tersenyum sendirian sedari tadi. Sehingga Min Suk bertanya kepada Jun Hwan apa yang sebenarnya terjadi kepadanya. Namun Jun Hwan tidak menjawab dengan segera, malah senyum simpul yang terus diperlihatkannya.

"Kamu tidak sedang gila, bukan! Atau kamu memang perlu diperiksakan ke dokter?"  Tanya Min Sek kembali seraya menempelkan telapak tangannya ke jidad Jun Hwan.

"Dia cantik. Wanita itu terlihat cantik." Kata Jun Hwan pelan.

"Hah, apa aku tidak salah dengar atau salah lihat? Wanita? Wanita siapa yang kamu maksud? Di sana ataupun disini tidak ada seorang wanita. Apa kamu sudah gila? Ayo, leboh baik kita sekarang pergi saja dari rumah sakit ini yang sudah membuatmu berubah menjadi gila,"  kata Min Suk.

Min Suk benar-benar merasa aneh dengan sikap Jun Hwan yang berubah. Sehingga Min Suk memutuskan untuk mengajak Jun Hwan segera pergi dari rumah sakit besar itu dan kembali melakukan aktifitas mereka sebelumnya. 

***

"Sial! Kenapa hari ini aku bertemu dengan lelaki sombong itu dan kedua aku harus bertabrakan dengan lelaki yang tidak aku kenal dan tanpa sengaja aku sudah... Arghh,"  gerutu So Myung.

So Myung benar-benar dibuat kesal dengan kejadian di parkiran tadi dan di lorong rumah sakit ketika ia menuju ke ruang kerjanya. Karena ketika ia bertebrakan dengan Jun Hwan tadi, tanpa sengaja ia terjatuh dan bibirnya menempel dengan bibir Jun Hwan. Dan itu membuat So Myung semakin merasa kesal.

Ketika So Myung hendak membuka pintu ruangannya tiba-tiba seorang suster menghampirinya dan memberitahukan kepadanya tentang sesuatu hal yang cukup penting bagi seorang dokter bedah jatung. Ya, So myung seorang dokter yang ahli dalam bidang bedah jantung di rumah sakit itu.

"Permisi Dokter So Myung,"  kata seorang suster.

Seketika So Myung membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan suster itu. Lalu ia bertanya kepada suster itu tentang apa tujuannya, "iya, ada apa?"  Tanya So Myung dengan sikap dinginnya. Lalu suster itu pun menjawab pertanyaan So Myung dengan begitu sopan untuk menghargai atasannya.

"Begini Dok, tadi saya diminta untuk memberitahukan kepada Dokter bahwa nanti jam sembilan pagi ada perkumpulan seluruh dokter bedah jantung di ruangan yang biasanya,"  jelas suster itu.

"Huh, baiklah,"  So Myung mendengus kesal.

"Ya sudah kalau begitu Dok, saya permisi terlebih dahulu,"  ucap suster itu kemudian.

So Myung hanya mengangguk pelan untuk mengiyakan suster itu. Lalu ia kembali membuka pintu ruangannya dan masuklah So Myung ke dalam ruangan itu. Dan di sana, So Myung melemparkan tas selempangnya secara kasar karena masih merasa kesal dan tidak habis pikir dengan semua yang sudah terjadi di pagi itu. 

"Setidaknya air ini bisa menghilangkan rasa kesalku meskipun hanya sebentar," kata So Myung yang sudah meneduh segelas air putih di atas meja kerjanya.

So Myung lupa tidak membawa jam tangan yang menempel ditangannya, sehingga ia meraih kembali tas selempangnya yang ia lempar tadi untuk mencari ponsel miliknya. Namun setelah ia mengobrak abrik seisi di dalam tasnya, ia tak kunjung mendapatkan ponselnya. Dan itu kembali membuatnya merasa marah dan kesal.

"Dimana ponselku? Bukankah tadi aku membawa dan memasukkannya ke dalam tas ini. Tapi sekarang dimana?"  Tanya So Myung dalam hatinya.

So Myung melemparkan kembali tasnya di atas kursi. Lalu ia menghantam meja kerjanya dengan kedua telapak tangannya. Mungkin terasa sakit, tapi nyatanya tidak. Karena So Myung yang masih merasa kesal. Dan kini So Myung memutuskan untuk segera memakai almamaternya sebagai dokter bedah jantung yang bekerja di rumah sakit itu. Lalu ia melangkahkan kakinya untuk keluar dan mencari seorang suster yang mengetahui jadwal ia bertemu dengan pasien di pagi itu.

"Permisi suster, apakah pasien yang memiliki jadwal bertemu dengan saya sudah datang?"  Tanya So Myung memastikan.

"Oh iya Dok, tadi sudah datang tapi sekarang sudah pergi lagi. Katanya ada hal yang lebih penting daripada bertemu dengan Anda Dok,"  jelas suster itu.

"Ok, terimakasih,"  balas So Myung singkat.

So Myung pun pergi dan meninggalkan suster yang tadi berbicara dengannya. Dan lagi-lagi So Myung sudah dibuat kesal dengan beberapa hal yang sudah terjadi kepadanya. Apalagi pasien yang memiliki hadwal bertemu dengannya lebih mementingkan sesuatu hal yang entah itu apa. Padahal So Myung sudah memilih datang cepat untuk segera bertemu dengan pasien itu, tapi kenyataannya pasien itu seakan sedang mempermainkan dirinya.

"Apa-apaan ini, kenapa ada pasien yang seperti itu. Lebih mementingkan hal yang entah itu seberapa penting daripada memenuhi jadwal temu denganku. Akh sudahlah, terserah apa maunya,"  gerutu So Myung seraya mendengus kesal.

Jam sudah menunjukkan tepat pukul 09.00 pagi, dimana jadwal semua dokter bedah jantung harus dilangsungkan. Begitupun dengan So Myung yang kembali merapikan pakaian dan almamaternya yang tadinya beracak-acakan karena amarah menyelimuti dirinya. Lalu, setelah dirasa sudah rapi kembali, So Myung pun berjalan dan menuju ke ruangan yang sudah ditentukan. Entah apa yang akan dibahas nanti. Dan mau tidak mau So Myung harus bertemu kembali dengan Ji Tae, karena Ji Tae juga seorang dokter bedah jantung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sunset is Love   Episode 47

    "Kenapa Dia berjalan kesini? Mau apa Dia sebenarnya?" tanya Jun Hwan.Ji Tae yang berjalan menuju ke rumah So Myung mendapatkan sambutan tidak baik dari Jun Hwan, karena ia merasa cemburu atas kehediran Ji Tae. Begitupun dengan Ji Tae sendiri yang tidak suka dengan kehadiran Jun Hwan yang sudah berada di depan rumah So Myung. Namun, keduanya bersikap profesional saja, meskioun tidak ada sikap baik diantara mereka."Kamu ada di sini ternyata. Di mana So Myung?" tanya Ji Tae."Ada di dalam, tunggu saja!" jawab Jun Hwan singkat.Keduanya pun berdiri di depan pintu sembari menatap lautan yang luas yang daoat mereka jangkau dari pandangan mereka. Dan tidak lama kemudian So Myung pun keluar dari dalam rumah itu. Dan kehadiran Ji Tae telah mengejutkan So Myung ketika So Myung baru membuka pintu rumahnya."Yeah Ji Tae? Oh ma'af, maksud saya Dokter Ji Tae. Anda datang

  • Sunset is Love   Episode 46

    "Apakah kamu marah kepadaku?" tanya Jun Hwan kepada So Myung yang masih duduk disampingnya."Tidak. Buat apa aku marah kepadamu? Akh sudahlah, jangan membahas hal yang membuat pikiranku terasa penat. Aku hanya butuh ketenangan pikiran, jiwa dan batin. Jadi, biarkan aku tertidur di pangkuanmu sejenak. Ok!" So Myung pun merebahkan tubuhnya di atas pasir sembari meletakkan kepalanya dipangkuan Jun Hwan.So Myung memejamkan kedua maniknya. Begitupun dengan Jun Hwan yang membiarkan So Myung merasakan ketenangan setelah banyak hal yang sudah dilaluinya. Dan hanya ada angin malam yang membuat udara malam menjadi terasa begitu dingin. Serta suara gemuruh ombak yang mengalun dan terombang-ambing."Kehidupan yang terasa begitu sulit, terkadang membuatku ingin berhenti di titik yang sama. Namun, aku sadar bahwa aku tidak akan selamanya berhenti dan mengurung diri. Masih ada banyak hal yang harus aku lalui, seperti mal

  • Sunset is Love   Episode 45

    "Ayah, please hear me!" teriak So Myung memanggil Pak Park.Setelah mendengarkan semua perkataan So Myung, Pak Park berjalan melintas dihadapan So Myung begitu saja tanpa melontarkan kata-kata, meskipun So Myung sudah berteriak memanggil namanya. Sehingga So Myung merasa marah dan kesal terhadap Pak Park. Namun So Myung hanya menatap Pak Park yang berjalan membelakanginya."Untuk kalian, segera kembali pulang ke Negara kalian sekarang!" Pak Park memerintahkan Do Myung dan pasukan yang lain untuk segera kembali ke Korea Utara."Tidak. Aku tidak akan kembali pulang sebelum memakamkan Ibuku. Terserah Ayah mau apa, yang pasti aku tidak akan pulang." Do Myung menolak perintah dari Perwira dan menyandang sebagai Ayahnya."Lakukan semua perintah! Jika tidak, maka aku akan akan pernah menganggapmu sebagai putraku. Dan ajak adikmu!" Pak Park membarikan ancaman kepada Do Myung. Yang membuat Do Myung tidak bisa

  • Sunset is Love   Episode 44

    Itulah perjuangan seorang Tentara. Menyerahkan seluruh jiwa mereka demi perdamaian, melindungi dan menyelamatkan masyarakat serta demi keutuhan Negerinya. Begitupun dengan sosok lelaki yang gagah seperti Jun Hwan. Yang menyerahkan jiwanya demi menyelamatkan seorang ibu paru baya yang memang sedang membutuhkan bantuannya."Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Tentara itu? Dan bagaimana caranya untuk mencari bantuan?" tanya seorang ibu dalam hati.Ibu itu masih kebingungan untuk menyelamatkan Jun Hwan yang masih tidak sadarkan diri. Dan ketika gempa susulan kembali mengguncang kota Geoungju, tembok yang awalnya masih berdiri tegak, kini telah roboh dan menimbun korban, di mana korban itu adalah ibu paru baya yang hendak diselamatkan oleh Jun Hwan."Huft, aw!" rintih Jun Hwan,Perlahan Jun Hwan membuka kedua matanya, lalu mencoba untuk memanggil bantuan agar dapat membantunya dan juga mengeluarkan ibu

  • Sunset is Love   Episode 43

    Tentara pasukan khusus Korea Selatan telah tiba di lokasi. Begitupun dengan Jun Hwan yang memberi aba-aba setiba di sana. Dan setelah itu pasukan yang lain pun menyebar untuk menyelamatkan korban yang mengalami luka berat maupun kecil."Siapakan peralatan semuanya! Jangan lupa untuk kalian memakai helm kalian!" Jun Hwan memberikan perintah kepada pasukannya.Setelah itu semua menyebar. Sedangkan sang Kapten, yang tak lain adalah Jun Hwan, Ia masih berdiri di tenda memantau keadaan kota Geoungju dengan alat yang sudah disiapkan, sekaligus menunggu kedatangan Tim Medis dari Rumah Sakit Haesung."Lebih baik kita menuju tenda yang didirikan di sana. Mungkin itu adalah tenda tentara pasukan." Ajak Young kepada tim medis lainnya.Setiba di tempat lokasi, Young dan tim medis yang lainnya segera menuju ke tempat Jun Hwan tengah menanti kedatangan mereka. Dan setelah berada di tenda itu, Jun Hwan merasa

  • Sunset is Love   Episode 42

    "Aku tidak menyangka bahwa So Myung bisa melakukan hal setega itu. Dan jika Dia kembali nanti, aku akan minta perhitungan dengannya." Gerutu Young dengan kesal.Jun Hwan yang melihat Young sedang menggerutu sendirian, akhirnya melontarkan pertanyaan untuk memastikan apa yang sudah terjadi terhadap adiknya itu. Namun Young menjawab pertanyaan Jun Hwan dengan nada yang masih tinggi."Young, ada apa denganmu?" Tanya Jun Hwan memastikan."Aku merasa kesal, bahkan ingin rasanya aku mencabik-cabik rambutnya dan juga bibirnya itu. Akh sudahlah, jangan bahas itu!" Jawab Young kemudian.Suasana pun berubah menjadi memanas. Untung saja ada Min Suk yang masuk ke dalam ruangan itu dan meredam suasana hati Young terbakar karena masih mengingat apa yang dilakukan So Myung terhadap dirinya."Jun Hwan, ada dengannya?" Tanya Min Suk kepada Jun Hwan.Sedangkan Jun Hwan hanya m

  • Sunset is Love   Episode 41

    "Ma'afkan aku Jun Hwan, karena aku harus pergi sekarang juga. Agar aku bisa menyelesaikan semua urusanku di sini dengan Pak Oh. Dan ini sudah tiba saatnya kamu dan yang lain mengenalku siapa aku sebenarnya." Ucap So Myung kwpada Jun Hwan. Namun Jun Hwan masih tertidur di atas branker.Dan sebelum matahari terbit serta memancarkan cahanya dengan sempurna, So Myung pergi dari ruangan Jun Hwan. Bahkan So Myung meninggalkan rumah sakit Haesung, lalu So Myung melajukan mobilnya untuk kembali pulang.Dengan penuh kemantapan akhirnya So Myung memutuskan untuk menjadi dirinya sendiri. Kembali bertugas seperti apa yang dulu menjadi pekerjaannya. Kini So Myung pun sampai di rumahnya. Dan setelah memarkirkan mobilnya, ia langsung menuju ke kamarnya. Lalu ia segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.*****Cahaya matahari sudah terpancar dengan sempurna. Sehingga membuat kedua mata Jun Hwan

  • Sunset is Love   Episode 40

    Do Myung didorong di atas branker rumah sakit Haesung dan menuju ke depan rumah sakit untuk segera dipindahkan ke negaranya, Korea Utara. Dan sebelum Do Myung dimasukkan ke dalam mobil, tiba-tiba So Myung berlari dan menghampiri Do Myung. Lalu So Myung berkata kepada Do Myung, "Aku akan kembali, tapi setelah urusanku di sini selesai." Ucap So Myung, lalu memberikan hormat kepada Do Myung."Akan ku tunggu kehadiranmu kembali, So Myung," balas Do Myung singkat. Lalu membalas hormat yang diberikan So Myung, selayaknya kapten membalas hormat pasukannya.Setelah itu tangan mereka masing-masing diturunkan. Dan Do Myung kembali dimasukkan ke dalam mobil yang menjemputnya. Sedangkan So Myung, ia menatap mobil yang membawa Do Myung tanpa berkedip sama sekali. Bahkan ketika mobil itu sudah tidak lagi dijangkau dalam pandangannya matanya, So Myung masih menatap ke arah ujung jalan kota."Mungkin sudah saat aku harus kembali,

  • Sunset is Love   Episode 39

    "Awalnya semua berjalan sesuai dengan rencana. Namun ketika di pertengahan acara, tiba-tiba pemerintah Korea Utara berhianat. Lalu meminta orang kepercayaannya untuk menyerang secara tiba-tiba. Dan Kapten dari pasukan tentara khusus Korea Utara menolongku dari tembakan itu. Meskipun begitu, aku membantu menghentikan aksi penembakan itu. Dan akhirnya, perjuanagan aku dan Kapten Do Myung berakhir seperti ini." Jawab Jun Hwan menjelaskan."Sudah ku duga akan menjadi seperti ini," ucap So Myung dalam hati.So Myung sejenak mengarahkan pandangannya ke tirai yang membatasi Jun Hwan dan Do Myung. Setelah itu, So Myung menghembuskan nafas beratnya secara kasar. Sejenak So Myung menundukkan kepalanya. Dan tidak lama kemudian So Myung berkata kepada Jun Hwan."Aku harus pergi sebentar! Jadi, kamu jangan berani-beraninya untuk bergerak sedetik pun. Karena aku tidak mengijinkan kamu untuk melakukan hal itu." Ucap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status