공유

Suratan Takdir Sang Anak Paranormal
Suratan Takdir Sang Anak Paranormal
작가: anoen_27

Prolog

작가: anoen_27
last update 최신 업데이트: 2021-09-05 20:29:33

“Tak bisakah mereka menghargai keberadaanku?" ucap Angi. "Tak bisakah mereka menilaiku dengan cara yang lain?.” Menggumam suaranya di sudut sebuah kota yang ramai dan tak bersahabat. 

 

Sebuah kota tempat ia tinggal dan menghabiskan masa mudanya untuk mencari penghasilan. Sebuah kota yang memberikan harapan besar untuk seorang Angi. Kota harapan dan masa depan, Jakarta. 

 

Hiruk pikuk isi kehidupan Jakarta membuat Angi merenung tentang tujuan dan impian ia untuk melangkah dan berpijar di ibu kota ini. Keangkuhan ibu kota ini, kegaduhan kota raksasa ini membuatnya seperti semut yang kapan saja dan dimana saja bisa terinjak tak berbekas.

 

”Sungguh aku muak dengan kehidupan ini. Benar-benar tidak ada yang bisa aku harapkan dari semua ini,” ucapnya lagi. Angi merintih dan menangis di sudut jalan ibu kota dengan baju lusuh dan memegang erat lembaran-lembaran kertas bukti pengabdiannya bertahun-tahun di perguruan tinggi.

 

Tak lama hujan pun turun mengiringi kegelisahan dan keresahan hati Angi atas kejamnya kehidupan Jakarta. Lembaran-lembaran kertas itupun ternodai oleh hujan yang tak sabar ingin memeluk tubuh Angi. Percikan air dari trotoar pun jatuh bertubi-tubi dan tak bisa diredam. Percikan itu membuatnya sadar bahkan air pun tak bisa disentuh oleh bumi kota jahanam ini. Hujan ini hanya sekedar menyapa tanpa tau harus menyapa siapa dan berakhir dimana.

 

”Tuhaannnn…, apa lagi rencanamu? Aku sungguh tak bisa berharap apapun dari keadaanku saat ini,” menangis Angi dalam kesedihan ditemani sang hujan yang tak kunjung pergi. 

 

”Hujan, tolong sampaikan doaku kepada langit yang cerah bahwa aku sudah tak sanggup menanggung beban hidup seperti ini,” rintih Angi.

 

Rupanya hujan mendengar rintihan doa dari sang pejuang hidup ini. Hujan pun bergegas pergi dan memanggil sang langit cerah. Terlihat warna langit yang berubah menjadi cerah. Lembayung senja menghiasi langit ibu kota yang kotor nan lusuh. Nampak sang pelangi perlahan melingkari ibu kota raksasa ini. Pertanda bahwa hujan telah selesai melakukan tugasnya. 

 

Perlahan, mulai terlihat orang-orang berlalu lalang di sekitar tempatnya duduk. Mereka terlihat sangat takut sekali dengan hujan. Mereka bahkan tak suka dengan hadirnya hujan. Sungguh peradaban kota yang sangat unik.

 

Tapi di sebrang jalan raya ini, Angi melihat hal berbeda. Angi melihat sekumpulan anak kecil dengan pakaian seadanya dan tak terlihat apik sangat menikmati hujan yang turun ke bumi kota ini. Mereka seakan menunggu kehadiran hujan tersebut sejak lama. Mereka memuja bahkan memeluk erat air hujan tersebut. Mereka takjub dengan apa yang telah hujan berikan diatas langit kota yang keras ini. Seperti sebuah harta karun gratis ditengah kerasnya kehidupan.

 

”Aku tersenyum, ah iya akhirnya aku sadar aku bisa tersenyum,” berkata Angi dengan nada sedikit antusias.

 

Mendengar anak-anak tersebut bernyanyi hujan, Angi teringat masa kecilnya. Masa dimana tidak ada beban apapun kecuali PR dari sekolahnya. Angi teringat kala itu ia mulai berteman dengan hujan. Angi tak pernah menyentuh hujan sebelumnya karena orang tuanya selalu bilang hujan akan membuatmu basah dan jelek. Tetapi teman-temannya terlihat sangat senang dan berpesta dibawah hujan yang sedang turun lebat. Mereka seakan-akan sedang mendapat hadiah dari langit. 

 

Angi yang sedang berdiri di teras rumahnya memberanikan diri untuk menyentuh air yang jatuh dari atas genting. Angi mulai dengan memasang jemarinya dan membiarkannya basah. 

 

Angi berkata pada dirinya, ”basah sedikit tidak apa-apa."

 

Angi memulai lagi dengan membasahi kakinya. Angi membiarkan celana yang ia pakai ikut merasakan senangnya air hujan. Angi berpikir bahwa celananya sangat menerima keberadaan air hujan itu. Akhirnya, Angi memberanikan diri untuk membiarkan seluruh tubuhnya diselimuti hujan deras yang sedang turun di depan rumahnya. Angi tidak merasa basah dan jelek dibawah gemuruh hujan. Angi hanya merasakan bahagia seperti semua dosanya luntur terbawa oleh arus hujan.

 

”Angiiii.., masuk ke dalam!,” terdengar suara merdu yang sangat tidak asing di telinganya.

 

Angi. Begitu sapaannya. Mandala Wangi Permata nama terindah yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Angi anak kedua dari dua bersaudara. Orang tuanya tidak memiliki banyak harta tapi mereka selalu berkecukupan. Angi memiliki seorang kakak laki laki. Mereka berbeda 7 tahun. Raka itu nama kakaknya. Dia tak banyak berbicara pada Angi. Dia banyak melakukan kegiatan bersama bapak setiap harinya. Bapak Angi selalu berjuang keras agar emak selalu tersenyum saat bapak pulang. Angi senang kehidupan keluarganya berjalan dengan baik. 

 

Namun saat ini keadaannya sedang yang tidak baik. Semua tidak semudah yang dibayangkan saat sebelum Angi memutuskan pergi ke kota ini. Semua informasi yang ia dapat tentang kemewahan dan kejayaan kota ini menjadikannya berbinar tentang kehidupan yang lebih mapan. Angi memutuskan pergi ke kota ini dengan persiapan dan rencana yang begitu matang. Sayang, semua itu hanya rencana. Tuhan lebih tahu harus bagaimana dan dengan cara apa ia hidup.

 

Angi saat ini hanyalah seorang yang sedang duduk di sudut jalan kota Jakarta. Angi seperti kertas kosong tanpa nama dan tanpa pemilik. Ia tak pandai menyapa orang. Ia tak pandai tersenyum manis. Semua itu terasa berat baginya.

Banyak orang berjalan di depannya. Mereka terlihat seperti sama. Tidak ada penolakan dan pasrah. Udara pengap dan kotor adalah bukti kerja keras mereka terbayarkan dengan rupiah. Sayup-sayup suara rintihan kendaraan terdengar sudah tak kuat menahan panas dan beban di atas aspal ini. 

 

Angi mengangkat kepalanya dan melihat ke atas langit jingga ini berharap ia bisa melewati semua ini. Angi berdiri dari tempat lusuhnya dan mulai melangkah menuju rumah. Perjalanan menuju rumah terasa begitu jauh. Rasanya angi tak ingin cepat pulang. Begitu berat rasanya menjalani hidup dengan mandiri. Angi yang masih baru dan tak tahu apa-apa hanya bisa menerka dan berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja.

 

“Akhirnya, aku tiba di tempat tinggal sementara ini. Senang rasanya bisa kembali kesini,” menggumam Angi saat membuka kedua sepatu pantofel hitamnya.

 

Segera angi membuka pintu yang terkunci dan masuk ke dalam ruangan yang gelap. Udara pengap dan panas mengelilingi setiap sudut ruangan. Dengan segera angi menyalakan lampu dan kipas angin sebagai pengupah rasa panas. Angi mengganti pakaiannya yang basah dan lusuh. Kemudian ia berbaring di atas tempat tidurnya. Angi memikirkan bagaimana rencana Tuhan esok hari. 

 

Kemudian, ia melihat handphone di tangannya sudah menunjukkan pukul 21.00 malam hari. Handphone yang sejak tadi ia bawa seharian tidak memberikan manfaat apapun. Ia hanya menatap layar dan memandangi wallpaper di handphone nya.

 

”Hari ini begitu melelahkan, bisakah besok lebih baik,” harap Angi sebelum ia tertidur.

 

Tak sadar dengan keadaannya yang sudah terlelap. Wallpaper handphone Angi masih menyala dengan kontras cahaya tinggi terlihat gambar abstrak di HP itu. Tak nampak jelas dan absurd.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Boneka Misterius

    Aku menerima sebuah boneka dari salah satu pasienku. Selama 5 tahun aku mengabdikan diri ke masyarakat sebagai personel kesehatan, ini bukan kali pertama aku menerima hadiah dari pasien. Iya sih, aku memang tidak meminta mereka memberikanku sesuatu. Tapi karena di desa terpencil ini. Hampir semua penduduk adalah petani kecil yang berpenghasilan tidak seberapa. Biaya murah tapi berkualitas. Ini adalah mottoku ketika aku menerima sertifikat kedokteranku. Boneka yang diberikan kepadaku sudah tua. Bajunya sudah lecek. Penuh dengan sobek dibeberapa sisi. Rambutnya juga sebagian sudah rontok. "Nama boneka itu Tania, bu dokter" kata seorang wanita tua yang memberikan kepadaku. "Tania ya? Hihihi. Namanya sama kaya Saya nek" kataku sembari memberikan resep kepadanya. Tangan nenek itu sudah bergemetar. Dia sepertinya sudah susah mengakat tangannya sendiri. Aku melipat surat resep dan meletakannya di tangan kanannya. "Semoga lekas

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Ame Onna Ke Indonesia

    Kali ini pasien Angi bukan berasal dari local. Ia adalah seorang warga negara asing yang sedang bekerja untuk tiga tahun ke depan di Indonesia. Kedatangannya ke Indonesia ini tidak serta merta membautnya menjadi gembira, pasalnya ia membawa orang lain dalam perjalanannya ini. Bahkan parahnya, orang itu bukanlah manusia melainkan sosok makhluk gaib yang menempel pada tubuhnya hingga terbawa ke sini. “Bagaimana tuan tahu bahwa ada sosok gaib yang mengikuti tuan?” tanya Angi memancing. Padahal, Angi pun sudah melihat hantu wanita itu di samping tuan Jepang itu, sebut saja nama samarannya adalah Juno. “Saya sering sekali bermimpi hantu wanita yang sedang membawa anak kecil yang menangis. Ketika saya mendekati anak tersebut, wajahnya sangat pucat dan badannya sudah kaku. Tapi suaranya begitu keras menangis,” jelasnya. “Lalu, bagaimana jika benar hantu itu ada?” tanya Angi kembali. “Tolong lepaskan hantu itu dari diri saya. Hal ini membuat saya tida

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Memanggil Khodam

    Dengan begitu, selesai sudah tugas Angi untuk membantu pasiennya. Ia cukup untuk memverifikasi jika sang anak sulung itu sudah melakukan tugasnya yang diwasiatkan oleh sang khodam. Baru saja Angi menyelesaikan salah satu tugasnya, kini seorang pasien sudah menghubunginya kembali. Kali ini sang pasien minta untuk penjagaan diri. Hal ini karena dirinya bekerja di bagian yang berhubungan dengan mayat di salah satu rumah sakit. Oleh karena itu, penting baginya agar terlindungi dari gangguan para makhlus halus. Sebut saja namanya Ara. Seorang perawat yang bertugas di bagian ruang jenazah. Yang kemudian mulai terusik oleh kehadiran sesosok makhluk gaib.Ara menceritakan bahwa dirinya tidur di ruangan dekat dengan kamar mayat. Hal ini sudah biasa baginya. Selama ia bekerja di sana belum pernah diganggu oleh sesosok makhluk gaib apapun. Hingga suatu hari itupun terjadi. Setiap hari, setiap malam ia bekerja dengan normal tetapi tidak pada malam itu. Ketika diminta

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Penunggu Mustika Putih

    Sang Mentari mulai menunjukkan cahaya kehangatannya. Angi pun segera bangun dan bergegas untuk memulai pencariannya tentang Penunggu Mustika Putih milik seorang pasien yang datang kepadanya sehari yang lalu. Sang pasien meminta tolong kepada Angi untuk membantu sang kakek agar bisa sembuh dari penyakit menahunnya. Penyakit yang tidak bias aini tidka bisa dilihat oleh ilmu medis, oleh karena itu, sang pasien yang merupakan anak sulungnya itu meminta bantuan kepada seseorang yang ahli dalam ilmu spiritual. Perjalanan pun dimulai dengan tak lupa membawa sang mustika legendaris sebagai penjaga diri Angi dari ancaman para iblis. Angi mulai mendaki gunung Bayangkaki yang berada di daerah Sawoo. Tak lupa Angi membawa pula obat manjurnya, yaitu darah sang ular, untuk berjaga-jaga jika dirinya terluka bahkan ada seseorang yang meminta bantuannya. Sebelum berangkat ke sana Angi mampir sebentar di daerah Jabung buat minum es dawet , asal tau saja d

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Histori Sebuah Mustika Putih

    Batu mustika Batu mulia ialah segala jenis batuan dan mineral yang memiliki sifat fisik dan kimia yang khas,yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku perihasan. Menurut KBBI (2014:7), permata adalah batu berharga yang berwarna indah.Ada yang menyebabkan batu ini berwarnawarni,yaitu komponen unsur kimia penyusunannya (unsur transisi yang memberi warna pada komponen pokok yang biasa bening).Mustika atau Mestika adalah berasal dari Alam, atau Alamiah terbentuk dari Berbagai macam Unsur mulai dari unsur Tumbuhan, unsur binatang, unsur Tanah/bumi, Air, api dan Udara dan juga unsur mineral lainnya.Penamaan Mustika/Mestika ini diambil biasa diambil hanya dari jenis unsur2 tersebut yang terbentuk dalam batuan atau Batu Mustika, Sementara hakiki dan hakikat Terang nyata adanya adalah Unsur-unsur yang terbentuk diatas dan yang mengandung Riwayat jelas serta Biasanya Termasyur dikalangan orang-orang tertentu.Seperti misal Mestika Nabi Nuh

  • Suratan Takdir Sang Anak Paranormal   Air Tempuran

    Dalam suasana gelap Angi tak sadar bahwa dirinya kini tak lagi berada dalam pertarungan sengit dengan sang iblis. Dalam dimensi itu ia bertemu dengan KI Slamet yang sudah emnunggunya sejak beberapa jam yang lalu. “Bagaimana perjalananmu sayang? Apakah menyenangkan?” tutur Ki Slamet melihat Angi tergopoh-gopoh menopang tubuhnya agar stabil. “Apa maksud Aki? Apa semua ini bukan bagian dari mimip?” tanya Angi dengan penasaran. Ia bahkan mengira bahwa dirinya masih dalam pertaungan melawan snag iblis yang hampir saja menghabisi nyawanya dalam satu kedipan mata. Lalu, Angi berjalan tertatih dan melangkah maju menuju Ki Slamet yang sedang berdiri di seberang dimensi. Entah apa yang sedang ia rasakan kali ini benar-benar membuatnya sangat bingung. “Kau berada di dimensi ketiga alam bawah sadarmu. Kau sudah menempuh perjalanan berat untuk mendapatkan sang mustika legendaris itu. Kini kau bisa beristirahat untuk oenembuhan lukamu.” “Tapi, bagai

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status