Beranda / Romansa / Surga Semalam / 151 Jangan Tinggalkan Aku, Pa

Share

151 Jangan Tinggalkan Aku, Pa

Penulis: Heartwriter
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-26 22:12:09

"PAPA! HUHUHU. JANGAN TINGGALKAN AKU, PA." Terdengar suara anak kecil yang baru saja keluar dari pintu lift. Dia segera berlari mendekati Jason yang masih berada di atas tembok.

Jason yang baru saja hendak terjun ke bawah terpaksa menghentikan niatnya itu dan dia menoleh ke arah belakang melihat Brian menangis sambil terus mendekati posisinya Jason.

"Maafkan papa, Brian. Tapi papa harus pergi. Brian harus baik-baik bersama Oma Rara, Oma Rahayu dan Opa Bernard, yah?" pinta Jason sambil berusaha tersenyum kepada Bryan.

"Bryan gak mau! Bryan nggak mau harus kehilangan Papa. Brian baru saja kehilangan mama, Bryan nggak mau kehilangan Papa juga, Brian nggak mau!"

"Please, Bryan. Ada Oma dan Opa-mu yang akan selalu menjagamu. Kamu tidak akan pernah merasakan kekurangan dan semua harta milik papa menjadi milikmu, Bryan."

"Bryan nggak mau! Huhuhu. Bryan tetap gak mau!"

"Jason ... lihat anakmu. Lihat wajahnya. Apakah kamu tega mengguratkan kesedihan lagi di wajahnya setelah dia harus kehilanga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Surga Semalam   262 Menyelamatkan Windy

    BRAKKKK.Kunci pintu besi berat itu rusak. Kevin menariknya dengan kuat dan gelombang besar menyembur keluar.Dia segera berpegangan pada sosok yang bergegas keluar bersama air dan mereka berdua terlempar ke samping."Windy!"Kevin berusaha sekuat tenaga untuk menstabilkan dirinya dan menepuk-nepuk wajah Windy. Wajah wanita itu pucat dan napasnya lemah.Melihat itu, Kevin jadi gemetar ketakutan."CEO, air naik terlalu cepat. Kita harus segera pergi dari sini!" Seorang pengawalnya memperingatkan Kevin.Kevin memandang pemandangan di dalam kabin dengan dingin dan menundukkan kepalanya untuk melakukan CPR pada Windy.Dia basah kuyup sampai ke kulit. Air sudah mencapai pinggangnya. Dia tidak peduli dengan semuanya. Dia tetap fokus un

  • Surga Semalam   261 Pasrah

    Windy juga berharap Kevin akan mengarang kebohongan yang indah untuk anak-anaknya nanti, bahwa dia telah pergi ke luar negeri dan dia berharap Kevin tidak akan membiarkan mereka bersedih karena kehilangan ibu mereka.Windy berharap Kevin akan menjaga anak-anaknya, dan tidak mencari ibu tiri yang galak untuk anak-anaknya karena anak-anaknya pasti akan sedih kalau diasuh oleh ibu tiri yang galak.Di luar, Kevin mendengarkan beberapa saat tapi tidak ada suara di dalam sana.Lius berkata, "kurasa tidak apa-apa di dalam sana. Mungkin itu hanya ada gudang atau perlengkapan kapal. Lebih baik kita ke atas. Kudengar CEO Fandi sudah menuju ke atas. Mungkin dia yang akan lebih dulu menyelamatkan Windy."Lius takut Fandi akan duluan mendapatkan Windy karena pastinya Windy akan berterima kasih kepada siapapun yang menolongnya dan itu akan membuat CEO-nya b

  • Surga Semalam   260 Putus Asa

    "Tak seorang pun di keluarga Sutanto pantas mendapatkan cinta!"Dalam keadaan linglung, Windy mendengar suara serak di luar pintu. Suara itu dingin dan kejam.Windy ingin berbicara, tetapi dia tidak dapat mengeluarkan suara. Ketinggian air meningkat, dan dia ketakutan. Cuaca semakin dingin, dan air mata mengalir dari kedua matanya.Dia tidak ingin mati. Dia memiliki tiga anak yang menggemaskan dan masih kecil. Dia ingin melihat mereka bersekolah, tumbuh dewasa, jatuh cinta, dan memiliki anak. Dia tidak ingin meninggalkan mereka!Tapi siapa yang bisa menyelamatkannya?**Di koridor, Lius telah menunggu Windy untuk kembali. Dia menunggu hampir setengah jam. tapi Windy belum kembali.Dia tadi sempat melihat Windy membalikkan tubuhnya, tapi dia pikir, Windy cuma

  • Surga Semalam   259 Diculik

    Windy langsung melotot, “Oh, yang kamu maksud adalah payudaraku, kan? Kevin, kamu bukan saja pengkhianat, tapi kamu juga mengejekku karena payudaraku kecil dan tidak sebesar punya Liany. Iya kan?"Kevin garuk-garuk kepalanya disembur seperti itu."Kamu mengejek sosokku dan melakukan serangan pribadi padaku! Kamu menghina tubuhku dan meremehkan harga diriku! Tinggalkan ruanganku sekarang! Segera, atau aku akan segera berteriak untuk meminta bantuan!”Kevin tidak bisa berkata-kata. Dia tidak mengerti akan wanita ini. Dia telah meremehkan betapa tidak masuk akalnya seorang wanita!Windy mulai berteriak, “TOLONG…!”Kevin menutup mulutnya.Windy mengambil kesempatan itu untuk bangun dari tempat tidur dan menarik tangannya Kevin.Kem

  • Surga Semalam   258 Apakah Kamu Merasa Cemburu?

    Saat Windy sedang ketakutan dan merasa tidak berdaya, tiba-tiba dia mencium aroma yang familiar.Itu adalah wewangian unik milik Kevin. Aromanya tidak kuat atau pun lemah, tapi cukup terasa dan sangat menyenangkan. Saat dia mencium baunya, dia langsung merasa lega.Ketakutannya memudar dengan cepat. Dia merasa aman dengan aroma ini. Tapi, kini dia menjadi kesal, wajahnya penuh amarah, “Kevin, apakah menurutmu ini menyenangkan? Memainkan trik di kamarku alih-alih tidur di malam seperti ini? Jika kamu sangat menikmati berbuat usil pada orang, ajaklah Lius, Tony, atau salah satu pengawalmu untuk bermain bersamamu!”"Hah!" Kevin terkekeh, suaranya rendah dan serak.Saat Windy meronta, dia menyentuh lehernya Kevin. Bajunya terasa lembab. “Kamu belum mengganti pakaianmu?”Apakah dia gila? Dia belu

  • Surga Semalam   257 Ingin Melihat Wajah di Balik Topeng

    Di kediaman Sutanto, selembar kertas putih besar diletakkan di lantai ruang tamu utama.Julius sedang menggambarnya dengan pena. Dia menggambar matahari, sebuah rumah kecil, dan tiga orang kecil berpegangan tangan. Ada empat orang dewasa, dua di antaranya sudah lanjut usia.Dengan memakai topeng superhero, dia menggambar dengan percaya diri.Julia, yang berada di sampingnya, berusaha sekuat tenaga untuk mengidentifikasi sosok-sosok yang sedang digambar oleh kakaknya.Dia merenung dalam waktu lama, tetapi tetap saja tidak tahu siapa yang ada di gambar itu.Namun, kakak laki-lakinya sangat percaya diri saat menggambar! Guru pernah berkata bahwa kepercayaan diri adalah keindahan. Makanya, lukisan kakaknya harusnya yang terindah."Kakak, kamu luar biasa!" Julia mengangkat jempolnya ke arah Julius.Julius menarik tangannya yang tertutup cat dari kertas gambar. "Tentu saja, guru mengatak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status