Saat itulah tiba-tiba terdengar suara sirine mobil ambulans yang nampaknya bergerak dari samping kamar jenazah ini.Suara sirine itu tidak terlalu keras, tidak seperti suara sirine saat mobil ambulans sudah berada di jalanan tapi tetap saja mengagetkan Jason dan juga Bernard.Setelah itu, Jason tidak lagi memperdulikan suara sirene itu, Jason terus memeriksa di setiap kotak pendingin tempat jenazah tapi dia tidak menemukan apa yang dia cari.Di sudut ruangan, di kegelapan, sebuah bayangan nampak menatap Jason dan berkata, "kenapa sih, kamu tidak bisa melihatku? Kenapa kamu tidak lagi bisa lagi mendengarku. Tadi suaraku bisa kamu dengar, tapi sekarang, kenapa tidak lagi?"Jason berdiri, dia seperti mendengar sesuatu tapi tidak jelas.Bayangan itu berusaha berteriak sekencang-kencangnya. "Ini aku, Jason." Bayangan itu berharap Jason melihatnya tapi sekalipun Jason sempat menatap ke arah sudut ruangan, tapi Jason terlihat tidak melihat apapun."Ada apa, Jason?"tanya Bernard karena Bernar
"Celine, apa itu kamu?" tanya Jason sambil fokus dan berharap ada jawaban dari pertanyaannya ini.Bryan cuma menatap Jason. Dia tidak bertanya apa-apa. Bryan memutuskan untuk terus bermain mobil-mobilan miliknya yang baru dia temukan di kamar ini.Jason masih fokus untuk berusaha mendengarkan suara mirip Celine tadi tapi suara itu tidak pernah terdengar lagi bahkan hingga setengah jam kemudian.Tiba-tiba handphone milik Jason berdering. Jason segera menerima telepon itu yang ternyata berasal dari Ricko, asistennya yang juga merupakan orang kepercayaannya untuk menangani semua masalah."Bagaimana Ricko?"Jason langsung duduk sambil memperhatikan kamar milik Celine ini."Aku sudah memeriksa data di rumah sakit itu dan ternyata semalam, tidak ada kremasi sama sekali di rumah sakit itu bahkan sudah seminggu belakangan tidak terjadi kremasi di rumah sakit itu," jawab Ricko di ujung telepon."Bagaimana dengan operasi pengambilan organ dari orang yang baru saja meninggal?""Itu juga tidak ter
"Iya, Pak Jason. Mark pernah terlibat kasus pembunuhan di Amerika. Kekasihnya tewas terbunuh, beberapa jam sebelum mayat kekasihnya ditemukan pejalan kaki di sebuah taman, kekasihnya itu sempat menelepon keluarganya dan mengatakan kalau dia bertengkar dengan Mark," kata Ricko di ujung telpon."Bertengkar?" tanya Jason."Ya dan menurut kekasihnya, Mark mulai menggila kepadanya setelah dia ketahuan selingkuh dengan sahabatnya Mark.""Berarti Mark adalah pria yang obsesif. Lalu kenapa Mar tidak dipenjara?""Pengacaranya hebat, disewa oleh ayah Mark yang merupakan seorang bisnisman terkenal di Amerika. Selain itu, tidak ada bukti-bukti kuat yang bisa ditemukan selain rekaman suara dari kekasihnya itu yang kemudian tidak bisa menjadi bukti kuat yang memberatkan Mark sehingga Mark dibebaskan dari segala tuduhan kemudian dia pindah ke negara ini dan menjadi dokter di negara ini.""Sekarang kamu periksa semua CCTV dari rumah sakit tempat Celine menghilang itu, kamu periksa dari jam-jam dimana
"Jangan khawatir, Nania. Saat menuju ke apartemen tempat kamu sembunyi ini, Mama selalu periksa baik-baik Jangan sampai ada yang mengikuti mama. Mama bahkan sempat keluar-masuk beberapa toko dan memastikan dulu kalau tidak ada yang mengikuti mama, baru lah mama menuju apartemen kamu ini." Rara langsung masuk ke dalam apartemen dan menutup pintu.'Lalu untuk apa mama ke sini?""Apakah mama tidak boleh Melihat putri mama yang sudah puluhan tahun tidak bersama mama?""Bukan begitu, mah. Tapi, aku kan sudah bilang kalau anak buah pacarku itu, si Nixon, bisa-bisa sedang memata-matai rumah mama karena mereka tahu tentang mama dan juga tahu tentang Celine. Saat aku melarikan diri dari Nixon mereka pasti berpikir kalau aku akan mendekati mama.""Sudahlah, Nania. Kamu tidak perlu khawatir. Seperti yang mama bilang tadi, mama sudah sangat hati-hati dan memastikan kalau tidak diikuti dulu barulah mama datang ke apartemen kamu ini.""Baiklah. Terima kasih karena mama sudah membuang banyak uang un
"Tapi aku masih ragu, mah." Nania mengerutkan keningnya lagi."Ragu kenapa lagi?" Rara jadi gemas dengan Nania."Lihat wajahku. Kan ada bekas pukulan dari Nixon yang masih membekas di leherku. Aku yakin Celine tidak memiliki bekas luka seperti ini. Jadi, Jason pasti akan curiga kalau aku bukan Celine, ma.""Kalau itu mah gampang, Nania. Ingat, Celine mengalami kecelakaan motor, lagipula, sudah beberapa hari Jason itu tidak bertemu dengan Celine jadi mama akan bilang kepada Jason kalau kamu sempat kecelakaan waktu terakhir bertemu dengan dia. Mama yakin, Jason pasti akan mempercayai mama.""Apa mama yakin?""Iya, Nania. Mama yakin banget. Pokoknya penyamaran kamu pasti rapih. Kamu punya bekas luka tetapi Celine juga mengalami kecelakaan, jadi pasti ada bekas lukanya. Sementara itu, kalau Jason bertanya sesuatu tentang masa lalu Jason dengan Celine, maka kamu tidak perlu menjawabnya karena kamu mengaku kalau dirimu sedang Amnesia, jadi, tidak akan ada masalah.""Mama yakin, begitu?""Iy
"Iya, Pak Jason. Kami sekarang ini sudah dekat sekali dengan rumah itu," jawab Ricko."Bagus. Aku juga sudah dekat di sana, pak." Jason tidak meneruskan kata-katanya. Dia segera masuk ke kluster di mana beradanya rumah yang dicurigai adalah tempat Mark menyekap Celine.Di pos jaga, sudah ada mobilnya Ricko dan teman-temannya yang sempat dicegat oleh satpam tapi Ricko yang ternyata datang bersama seorang petugas polisi, langsung minta para satpam untuk mengizinkan mereka masuk karena dicurigai ada kasus penculikan yang dilakukan oleh penghuni di perumahan ini.Keberadaan seorang petugas polisi itu,membuat para satpam langsung membiarkan rombongan Ricko masuk termasuk Jason yang berada di paling belakang.Mereka semua bergegas menuju ke rumah nomor 107. Mereka semua memarkir mobil mereka di sekitar rumah. Jason baru keluar dari mobilnya, baru akan menuju ke rumah nomor 107, ketika tiba-tiba Ricko mendekati mobilnya Jason.Jason keluar dari mobil dan langsung menuju ke rumah itu, tapi J
"Itu Celine. "Yakin Jason setelah melihat wanita itu. Wanita itu nampak dikelilingi oleh orang-orang yang agak menjaga jarak darinya sekitar 3 sampai 4 meter darinya."Celine ... "Jason mendekat sambil terus menyebut nama Celine."Siapa Kamu? Mengapa kamu memanggilku Celine?" tanya wanita itu dengan tatapan liar dan seperti takut-takut. Dia kemudian mundur-mundur saat Jason mendekat.Ricko mendekati kerumunan orang-orang yang nampak tadi mengerumuni wanita itu dan Ricko menjelaskan kalau Jason yang sedang mendekati wanita itu adalah calon suaminya wanita itu."Wanita itu tampak linglung. Dia melupakan dirinya sendiri. Bahkan dia tidak tahu siapa namanya," kata seorang wanita berumur 40 tahunan kepada Ricko."Apakah ibu yang bernama Yanti yang memberitahu aku di media sosial tentang wanita itu?" tanya Ricko karena wanita bernama Yanti yang memberitahu soal ini kepada Ricko di media sosial itu, tidak memakai foto profil sama sekali jadi, Ricko tidak tahu wajah dari wanita yang menelepon
"Bukan begitu, aku cuma merasa agak kaget mendengar suaramu. Maafkan aku kalau aku terlihat tidak percaya. Maafkan aku. Kamu jangan pergi dan maafkan aku sekali lagi," kata Jason akhirnya.Jason sudah beberapa kali tidak mempercayai Celine karena itu, kali ini, Jason takut kalau dia kembali tidak mempercayai Celine dan akhirnya membuat dia terpisah lagi dengan Celine.Jason tidak mau itu terjadi lagi. Karena itu, walaupun ada sesuatu yang tidak bisa Jason jelaskan dan berkecamuk di hati Jason, tapi Jason mulai bersikap baik kepada wanita di sampingnya ini."Terima kasih ya." Nania menatap Jason dan karena dia tidak ingin Jason menatapnya lama-lama, maka dia segera merebahkan kepalanya di lengan Jason agar supaya Jason tidak perlu melihat wajahnya.Saat ini, saat Nania merebahkan kepalanya di lengan Jason Nania semakin merasakan kenyamanan yang dia cari selama ini. Cerita-cerita tentang Jason yang dikatakan oleh Rara kepada Nania, membuat Nania tahu kalau Jason ini adalah sosok pria ya
Di VillaWindy mencuci sayuran yang telah dibelinya. Hari ini, dia akan membuat hidangan khasnya, daging sapi madu.Dia juga membeli beberapa jamur liar untuk dimasak menjadi tumis dengan daging. Jamur liar ini sangat lezat, dan dia yakin Kevin belum pernah mencobanya.Dia menyibukkan diri di dapur. Pertama, dia membilas daging sapi dan memotongnya menjadi potongan-potongan kecil. Kemudian, dia mencampurkan bumbu anggur madu di dalamnya.Dia memasukkan gula putih ke dalam panci panas untuk membuat cairan rebusan. Kemudian, ia menumis perut sapi berkualitas tinggi, dan menambahkan gula, kayu manis, dan rempah-rempah lainnya.Daging sapi dimasak hingga berwarna cokelat keemasan dan kemudian direbus. Tak lama kemudian, seluruh dapur dipenuhi dengan aroma yang kaya rasa.Banyak pelayan di ruang tamu diam-diam mengeluarkan air liur. Baunya terlalu enak. Mereka tidak menyangka masakan Windy begitu lezat!Setelah dua jam bekerja, Windy membawa hidangan ke meja. Daging sapi madu berwarna mera
Windy meminta nomor telepon Kevin kepada kepala pelayan dan bersiap-siap untuk meneleponnya.Dia belum menelepon, tapi jantungnya sudah berdebar-debar. Insiden Anita telah meninggalkan kesan yang mendalam baginya.Apakah dia telah menyinggung perasaannya kali ini?**Kevin mengakhiri konferensi video kerja dan bersandar di kursinya, menunggu telepon dari Windy.Lima menit telah berlalu, tetapi dia tidak menelepon. Sepertinya Windy akan memberontak!Dia berdiri dari kursi dan keluar dengan ekspresi gelap. Kepala pelayan membawakannya sebuah mantel, dan dia memakainya dan berjalan ke pintu.Windy menelpon.Kevin tidak segera mengangkatnya. Tapi, ketika dia masuk ke dalam mobil di luar rumah, dia dengan tergesa-gesa menjawab panggilan itu. "Ada apa?"Jantung Windy berdegup kencang saat mendengar suara dingin Kevin ini."Begini, Tuan Sutanto. Kerabat saya sakit dan tidak ada yang merawatnya. Itu sebabnya saya meninggalkan pekerjaan saya. Saya harap Anda bisa mengerti. Saya berjanji tidak
Keesokan harinya, suasana hati Windy sedang baik. Kemarin, dia telah mengungkapkan kepada para wartawan bahwa Lisa Sutedja telah menjalani kehidupan pribadi yang memalukan di sekolah menengah.Dia akhirnya melampiaskan kemarahannya. Meskipun masih jauh dari cukup, dia merasa jauh lebih baik.Di dapur, dia dengan cermat menyiapkan makan siang untuk Kevin dengan memasak beberapa hidangan sederhana.Dia tidak ingin memperlihatkan kemampuan kulinernya yang sebenarnya. Keahliannya hanya diperuntukkan bagi bayi-bayinya. Dia tidak ingin Kevin suka akan masakannyaWindy membuat satu porsi tumis tahu dan daun bawang, satu porsi kubis, tumis daging dengan jamur kuping kayu, satu porsi sup iga babi melon musim dingin, dan satu porsi sup ikan.Kevin kembali pada sore hari dan melihat meja hidangan. Ekspresinya jelas terkejut.Windy pun menjelaskan dengan tulus. "Saya tidak pandai memasak, dan saya hanya tahu cara memasak hidangan ini. Kemampuan saya tidak ada apa-apanya dibandingkan Kak Siska."W
"Ibu, besok sekolah akan merekam video promosi. Guru mengatakan bahwa saya harus mengenakan setelan jas." Julian sangat percaya diri untuk syuting besok karena dia suka bermain piano dan berbakat. Ibunya akan bangga padanya."Kamu luar biasa, Sayang! Ayo kita beli sekarang!"Windy dengan senang hati membawa ketiga anaknya itu keluar. Besok adalah penampilan pertama Julian di depan kamera. Sebagai ibunya, ia harus memastikan bahwa ia telah mempersiapkan diri dengan baik."Ibu, akan ada kompetisi antara anak-anak dari beberapa sekolah yang berbeda. Pemenangnya akan ditentukan melalui voting."Julian menyampaikan perkataan gurunya kepada ibunya. Sang guru berkata bahwa ia bisa mengajak keluarga dan teman-temannya untuk ikut memilih, namun ia hanya memiliki Ibu dan Ayah. Ayahnya sedang berada di luar negeri, jadi dia berharap Ibu akan memilihnya, meskipun hanya satu suara."Oke, Ibu pasti akan memilihmu. Anakku pasti yang terbaik."Dengan dorongan dari ibunya, Julian merasa sangat percaya
Kevin kehilangan apa yang tadi dia lihat. Dia terus melangkah maju sambil celingukan.'Dimana dia? Apakah mirip atau karena aku terlalu memikirkan dia? Ugh.' Kevin cuma bisa ngomel dalam hati karena dia tidak lagi menemukan apa yang dia cari.'Aku yakin itu Windy. Aku sempat melihatnya dan dia langsung menunduk. Huh! Kemana dia?'Sekelompok orang mengikuti Kevin, suara sepatu mereka mulai terdengar oleh Kevin."Presiden, ide saya adalah mengadakan kompetisi 'Ibu Super' untuk meningkatkan popularitas mal dan mendongkrak penjualan. Bagaimana menurut Anda?"Kevin berkata, "Lakukan apa yang Anda inginkan. Saya hanya menginginkan hasil."Eksekutif itu merasa lega."Ini pasti akan menjadi acara yang meriah. Hadiahnya akan berupa produk dari supermarket, dan acara utamanya adalah kompetisi memasak!"**Windy menemani anak-anaknya selama dua hari sebelum kembali bekerja di rumahnya Kevin.Dia ingin membawa anaknya jalan-jalan namun, hujan terus turun selama beberapa hari terakhir. Dia hanya b
Windy merasa bersalah. Dia tidak sengaja menerobos masuk. Dia hanya menguping karena penasaran dan tidak sadar kalau pintu kamar tidak terkunci."Kepala pelayan Doni meminta saya untuk mengantarkan air minum untuk tuan muda. Saya tidak sengaja masuk ke dalam."Kepala pelayan bertanya pada Kevin. "Tuan Muda, siapa di antara mereka yang membuatmu marah?"Kevin membuka tirai untuk membiarkan cahaya dari lampu-lampu di taman masuk ke kamar ini. Dia menatap dingin segelas jus di atas meja."Kirimkan jus itu untuk diuji. Saya ingin segera tahu hasilnya."Dia yakin. Ketika Anita membawa jus, Anita memiliki tatapan licik di matanya. Ditambah dengan perilakunya selanjutnya, pasti ada sesuatu yang ditambahkan di minumannya.Namun, Anita tidak tahu bahwa dia tidak suka minum minuman seperti ini. Dia hanya suka minum air putih. Karena itu, dia tidak meminumnya dan menunggu kedatangan air putih yang dia minta.Doni segera mengambil jus itu dan menyerahkannya kepada orang di sampingnya untuk diuji.
Anita tahu itu adalah kelemahannya. Dia memelototi Windy dan mengancam. "Hmph, tunggu saja. Kamu akan keluar dari sini besok!"Dengan wajah yang penuh dengan kebencian, Anita pergi."Kalau begitu kita akan bicara saat kamu benar-benar bisa mewujudkannya!" Windy tidak takut padanya.Pada malam hariWindy bekerja lembur lagi. Dia telah berkomunikasi dengan kepala pengasuh, yang setuju untuk menjaga anak-anak selama beberapa jam ketika dia sibuk, sehingga dia bisa bekerja dengan tenang.Kevin Sutanto pulang dari kantor pada pukul 7, terlihat jelas kelelahannya. Bisnis keluarga Sutanto sangat luas, sehingga otomatis dia jadi sangat sibuk setiap hari.Di ruang makan yang besar, para pelayan berdiri berjajar. Kevin makan sendirian. Makanannya mewah, tapi dia tidak makan banyak. Beberapa hidangan mahal hanya dicicipi sekali, sementara yang lain hanya sekedar menjadi pemanis. Atau jadi dekorasi meja saja.Windy menghela nafas ketika dia melihat kurangnya nafsu makannya sang tuan muda.Bayinya
Malam hari, di ApartemenSetelah hari yang melelahkan, Windy membawa pulang ketiga anaknya. Dia telah menghabiskan sepanjang hari dalam ketakutan, tapi Kevin masih belum memecatnya.Sekarang ini, dia merasa puas karena ketiga bayinya masih berada di sisinya."Sayang, Ibu akan membuatkan kalian makanan yang enak hari ini! Ayo kita makan paha ayam dan membuat kue!""Itu bagus sekali, Ibu!""Ibu, kamu luar biasa!"Ketiga anak itu dengan gembira mengelilinginya.Windy pergi ke dapur dan menggunakan oven yang baru dibelinya untuk memanggang makanan tambahan untuk bayi-bayinya.Dalam waktu kurang dari satu jam, Windy telah selesai memasak makanan dan memanggang kue.Keluarga itu berkumpul di sekitar meja kecil.Mengenakan gaun putri, Julia menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya. Matanya yang besar dan hitam berbinar-binar saat dia menelan air liurnya.Dia sangat ingin makan, tapi ibunya mengatakan bahwa dia hanya bisa makan jika seluruh keluarga berkumpul."Kakak, sudah waktunya makan
Kevin sempat terdiam. Sekilas sempat melirik akan pemandangan panas itu. Tapi kemudian dia berkata dingin, "tidak tertarik.""Baiklah." Bess pergi dengan memendam kekecewaan.**Di VillaAnita melihat bahwa Windy tidak diusir dan menanyai soal ini kepada Doni."Kepala Pelayan Doni, apakah Windy menyuap Anda? Dia melakukan kesalahan, jadi mengapa dia masih di sini?"Di aula yang megah, kepala pelayan meminta pelayan lain untuk pergi dan berbalik untuk menjelaskan kepada Anita."Nona Anita, ini adalah perintah Tuan Muda. Tidak ada yang bisa untuk tidak mematuhinya."Anita menjadi pucat. "Kevin yang mengatakannya sendiri? Maksudmu dia mempertahankan Windy? Bagaimana itu mungkin?"Dia tidak percaya. Dia menolak untuk mempercayai sepatah kata pun kata-kata dari Doni. Dia telah berada di sini begitu lama sebelum Windy, jadi dia memiliki lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan Kevin.Tapi mengapa Kevin menyukai Windy, dan tidak menyukai dia?Ekspresi kepala pelayan Doni menjadi leb