Share

Pertemuan ke dua

Malam ini saat Rosella bersantai dia mendapat pemberitahuan dari grub yang ia ikuti terkait lowongan pekerjaan. Dia teringat akan pria yang menemuinya tadi di restoran.

"Aku save ah nomornya, siapa tau dia berminat dengan pekerjaan ini," gumam Rosella 

Pagi ini di Anderson Group, Daffa ada meeting dengan para petinggi perusahaan serta investor terkait tertundanya proyek mereka.

"Bagaimana bisa proyek kita tertunda pak, padahal kami sudah berinvestasi untuk proyek ini." Protes salah satu peserta meeting

"Mohon maaf pak untuk hal itu, ada sedikit kendala, namun jangan khawatir secepatnya akan saya selesaikan supaya proyek kita segera terealisasi," ucap Daffa mencoba menenangkan para investor 

Seusai rapat, Daffa kembali ke ruangannya lalu dia melemparkan tubuhnya di sofa. Dia sungguh bingung

"Mau nggak mau aku harus membujuknya sendiri untuk menjual tanahnya pada kita Ray," kata Daffa

"Bagaimana caranya boz, dia bersikeras untuk tidak menjual tanahnya," sahut Ray

"Caranya dengan berteman lalu mendekatinya dan merayunya pelan-pelan," jawab Daffa

"Bagaimana caranya berteman dengannya?" tanya Ray bingung

Tersungging senyuman di bibir Daffa

"Aku akan masuk dalam sandiwaranya," jawab Daffa.

Senyum Ray pun merekah, dia sungguh tidak menyangka kalau Daffa memiliki ide brilian.

"Semoga berhasil pak," ucap Ray

"Aku yakin akan berhasil Ray," timpal Daffa

Ray kembali berkutat dengan pekerjaannya, begitu pula dengan Daffa yang mulai menyibukkan diri dengan berkas-berkas di meja kerjanya.

Ponsel Daffa pun berbunyi, di layar terlihat wanita aneh memanggil. Kemarin memang mereka sempat bertukar nomor telepon.

Awalnya Daffa malas untuk mengangkatnya namun Rosella terus memanggil akhirnya dia pun mengangkatnya.

"Halo mas ganteng, aku ada lowongan pekerjaan untukmu. Kalau kamu ada waktu dan tertarik kamu bisa menemui aku mas nanti aku share posisiku,"

kata Rosella tanpa jeda diseberang panggilan.

"Baiklah aku akan kesana sekarang, kebetulan lagi nggak sibuk." Daffa pun berbohong

Tut Tut Tut

Panggilan berakhir, Daffa mematikan panggilan telponnya lalu bersiap menemui Rosella. Setelah mendapat lokasi Rosella saat ini Daffa menemui Ray di ruangannya.

"Ray aku ada urusan, nanti jika ada yang bertemu denganku, kamu atasi ya," kata Daffa

"Kamu mau kemana boz?" tanya Ray penasaran

"Menemui wanita langka itu Ray, aku akan mendekatinya pelan pelan lalu membujuknya untuk menjual tanahnya pada kita," jawab Daffa

"Good luck boz, anda sungguh brilian." Ray pun menyemangati Daffa

Daffa pun menuju parkiran saat hendak menaiki mobilnya, dia berfikir lalu keluar lagi dan memesan grab motor lewat aplikasi di ponselnya.

"Dia tidak boleh tau aku yang sebenarnya, karena dengan begitu aku bisa mendekatinya dengan bebas," gumam Daffa 

Lima menit kemudian motor yang dia pesan sudah datang, sebelum berangkat dia membuang jasnya ke dalam mobilnya, supaya tidak terkesan seorang boz.

Daffa hampir tidak pernah naik motor, sehingga dia menggerutu sepanjang perjalanan, driver pun geleng-geleng kepala mendengar gerutu Daffa.

Saat turun dari motor Daffa mencari keberadaan Rosella, hingga pandangannya jatuh pada seorang wanita yang sedang menolong anak kucing.

"Jiwa sosial wanita ini sungguh luar biasa," gumam Daffa dengan tersenyum

Rosella yang tau kalau kalau Daffa sudah datang pun melepas anak kucing yang dibawanya lalu melambaikan tangan.

Dia berlari mendekat ke arah Daffa

"Halo mas ganteng," sapa Rosella dengan senyum termanisnya

"Halo Ros," balas Daffa dengan tersenyum juga.

Mereka pun mencari tempat duduk untuk mengobrol tanpa ragu Rosella langsung saja menarik tangan Daffa sehingga membuat Daffa terkejut.

"Wanita ini agresif sekali, baru bertemu dua kali sudah pegang tangan, genap bertemu sepuluh kali apa yang dia pegang" batin Daffa

"Jadi apa lokernya Rose?" tanya Daffa tanpa basa-basi

"Kurir mas," jawab Rosella

Daffa pun membulatkan matanya, dia membayangkan dirinya jadi kurir barang. Tiba-tiba Daffa berteriak sehingga membuat Rosella kaget

"Kenapa mas?" tanya Rosella kaget

"Nggak apa-apa Rose, hanya saja aku nggak punya motor untuk menjadi kurir." Daffa berbohong 

Kenyataannya Daffa memang tidak mempunyai motor, semua kendaraannya adalah roda empat

"Ooo.... Gitu ya mas, ya sudah nanti aku coba carikan pekerjaan yang lain," sahut Rosella

"Iya Rose santai saja," timpal Daffa

"Aku juga hanya memiliki satu motor sehingga tidak bisa meminjami mas ganteng, itupun motor nyicil mas," ujar Rosella dengan raut wajah yang berubah

Melihat raut wajahnya yang berubah membaut Daffa tidak enak lalu dia pun berkata

"Mendingan kamu Rose masih punya walaupun kredit sedangkan aku, nggak punya." Daffa berucap dengan pura-pura sedih.

"Mas cakep nggak usah sedih, nanti kalau sudah kerja pasti punya uang untuk kredit motor," sahut Rosella mencoba menghibur Daffa.

Mereka pun mengobrol panjang kali lebar menceritakan kisah hidup mereka berdua.

Saat asik mengobrol lewatlah Abang tukang bakso

Rosella yang kebetulan belum makan pun memanggil tukang bakso tersebut.

"Bang bakso dua ya," kata Rosella sesaat setelah Abang tukang baksonya mendekat

"Rose, aku nggak pesan kamu saja," tolak Daffa

"Mana boleh seperti itu mas, satu makan satunya harus makan." Bibir Rose pun maju ke depan 

"Tapi aku nggak bawa uang buat bayar baksonya Rose," sahut Daffa

Daffa pun memegang tengkuknya, memang kenyataannya dia tidak memegang uang tunai namun kalau debit jangan di tanya isinya.

"Aku mas yang traktir," timpal Rosella dengan tersenyum

Bakso kini pun sudah di depan mata, Rosella pun langsung saja menyantapnya namun berbeda dengan Daffa yang masih memandangi bakso yang tersaji di depannya.

Dia bingung, karena Daffa tidak pernah makan di pinggir jalan seperti ini. 

"Kok nggak dimakan sih mas baksonya, apa hanya dengan dipandang baksonya berpindah sendiri ke perut," oceh Rosella dengan mulut penuh bakso

"Iya Rose, ni aku makan," sahut Daffa 

Dengan terpaksa Daffa memasukkan bakso dalam mulutnya, suapan pertama dia langsung membulatkan matanya. Dia tidak menyangka kalau rasa bakso gerobak enak sekali bahkan lebih enak dari bakso restoran.

Daffa makan lahap sekali sehingga dalam sekejap bakso satu mangkok ludes tak tersisa.

"Rose boleh aku tambah lagi, aku tidak pernah makan-makanan seperti ini sebelumnya. Sungguh aku ingin makan lagi, nanti uangnya aku ganti." Mata Daffa pun menatap mata Rose berharap dia dibelikan bakso lagi

Rosella pun tersenyum, lalu mengangguk.

Daffa nambah dua mangkok sekaligus sehingga Rosella membulatkan matanya

"Bisa bangkrut aku," batinnya dengan senyuman yang dipaksakan.

Tak lama kemudian mereka selesai dengan makan siang mereka.

"Mas, apa benar mas ganteng tidak pernah makan bakso?" tanya Rosella heran karena bakso adalah makanan yang hampir semua orang Indonesia memakannya.

Daffa pun menggeleng, Rosella berfikiran lain dikiranya Daffa tidak memiliki cukup materi untuk membeli semangkok bakso.

"Sabar ya mas, aku juga pernah mengalami seperti mas Daffa alami, tidak memiliki pekerjaan dan uang." Mata Rosella pun berkaca mengingat perjuangan hidupnya yang keras

"Terima kasih ya Rose," sahut Daffa

Karena matahari sudah condong ke barat, Rosella pun pamit untuk kembali bekerja begitu juga dengan Daffa.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ayda Ghidook
bangkrut Rose malah nambahnya 2 mangkok lagi.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status