Share

Wanita yang unik dan langka

Rose melajukan motornya namun sebelum pulang dia mampir dulu ke mini market untuk membeli makanan dan minuman, daripada nanti harus keluar lagi.

Begitu pula dengan Daffa, setelah meeting dengan klien dia mampir ke mini market untuk membeli rokok dan minuman.

Melihat ada seorang pengemis membuat Rosella iba, "Kasian sekali nenek itu, kira-kira sudah makan atau belum ya?" batin Rosella sambil melihat isi dari kantong plastik yang dibawanya.

Rosella berniat untuk memberikan separuh makanan yang dia beli untuk pengemis itu.

Dengan senyuman yang mengembang di bibirnya, Rosella melangkahkan kaki menuju tempat dimana nenek itu duduk.

"Sedikit rejeki buat nenek." Rosella menyodorkan makanan dan minuman.

"Terima kasih nak, semoga Tuhan membalas kebaikanmu." Nenek pun berdoa atas kebaikan Rosella.

Meski hanya doa kecil yang diucapkan sang nenek, Rosella begitu bahagia.

Setelah itu Rosella mengendarai motornya dan berlalu.

Melihat Rosella, Daffa pun menyunggingkan senyuman, dia sungguh salut dengan jiwa sosisal yang dimiliki gadis itu.

"Dua kali kamu membuat aku salut padamu nona," batin Daffa.

Daffa sungguh terkesan dengan jiwa sosial yang dimiliki Rosella, menurutnya sungguh jarang saat ini menemukan wanita yang peduli akan sesamanya kalaupun ada biasanya mereka melakukan atas dasar pencitraan saja buka murni menolong.

CEO muda itu membuka safety belt nya lalu keluar Mobil mewah yang bersimbolkan kuda jingkrak pabrikan Eropa miliknya.

Saat masuk dalam minimarket beberapa pengunjung di sana melihat Daffa dengan pandangan takjub. Tubuh Daffa yang berisi dengan wajah blesteran Indo-Amerika membuatnya sangat sempurna.

Setelah menghitung belanjaannya kasir menerima kartu debit dari Daffa

"Mohon PINnya mas." Sambil menyuri pandang.

Setelah mendapat barang yang dibutuhkan Daffa keluar mini market dan langsung saja masuk mobilnya, mengabaikan orang-orang yang menatapnya.

Keesokan harinya Daffa dikejutkan dengan berita miring tentang dirinya, berita itu benar-benar membuatnya shock saking shocknya dia sampai frustasi, "Apa-apaan wanita itu." Dia memijat pelipisnya karena kepalanya yang tiba-tiba pening.

Dengan sekali pencet dan sedikit bicara tak lebih dari dua menit Ray sudah berdiri di hadapannya.

"Bagaimana bisa berita murahan ini bisa tersebar luas, dan lebih parahnya lagi kamu tidak melakukan apa-apa untuk menghentikannya!" seru Daffa sambil menunjukkan berita di tab miliknya.

"Saya sudah beberapa kali memblokir berita tersebut pak dan menutupnya namun lagi-lagi berita tersebut selalu bisa keluar lagi." Ray mencoba membela dirinya.

"Brengsek sekali wanita itu, sungguh jika bertemu akan aku sumpal mulutnya dengan sepatuku."

Saat bersamaan telpon genggam Ray berbunyi bagian resepsionis memberitahukan kalau banyak wartawan yang datang untuk meminta konfirmasi Daffa terkait berita yang mereka terima.

"Gawat Pak, di luar banyak wartawan yang ingin mewawancarai anda." 

Daffa beranjak dari kursi kebesarannya, dia melihat keadaan luar kantornya lewat kaca dari ruangannya, dan benar saja banyak wartawan yang berdiri diluar gerbang kantor.

"Ray cepat datangkan petugas keamanan dan segera suruh mereka untuk pergi," titah Daffa.

Ray mengangguk dan pamit untuk segera bertindak.

"Brengsek wanita itu, beraninya dia memfitnahku dengan kejam seperti ini, kapan aku bertemu dengannya."

Untuk menghilangkan stres Daffa mengambil minuman kaleng di kulkas mini miliknya, dalam sekali teguk dia menghabiskan semua isinya.

Beberapa jam kemudian masalah sudah diatasi, selain memblokir semua berita miring tentang Daffa, Ray juga menghentikan serta menarik semua berita yang beredar.

Dia juga mengancam pihak media yang berani mengeluarkan berita tersebut lagi.

Ray mengusap peluh di keningnya, dia sungguh geram dengan Rosella, beraninya dia menyebarkan berita yang menjijikan itu.

"Pakai cara yang lebih terhormat nona untuk mendapat ketenaran bukan cara menjijikan seperti ini," gumamnya.

Ray datang ke ruangan Daffa untuk melaporkan semua, jika dia sudah membereskan kegaduhan yang terjadi. "Semua sudah selesai Pak."

"Ajak aku menemuinya Ray, aku ingin melihat wanita itu."

"Nggak ada yang menarik darinya Pak, jelek dan pendek kakinya persis kaki bebek." Ray malah menghina Rosella.

Ekspresi Daffa berubah mendengar ucapan Ray, apa iya ada wanita sejelek itu di dunia ini.

"Ajak saja aku kesana Ray."

Setibanya di tempat kerja Rosella, Daffa meminta Ray menunggu di mobil karena dia ingin menyelesaikan permasalahannya sendiri.

Saat menginjakan kaki di restoran tersebut otak Daffa berkelana, dia merasa tidak asing dengan tempat itu.

Matanya terus saja menelusuri setiap sudut restoran, dia berusaha membuka memori kembali.

Saat bersamaan Rosella datang dari luar, melihat Daffa yang seperti orang kebingungan membuatnya mendekat.

"Hallo.... Mas, ada yang bisa saya bantu? saya perhatikan kok masnya seperti orang yang bingung," tanya Rosella.

Melihat Rosella membuat Daffa terperangah karena Rosella adalah wanita yang menolong nenek di jalan dan di mini market. "Bukankah dia wanita yang membantu nenek nenek menyeberang jalan kemarin dan juga tadi memberi makanan serta minuman pada pengemis?" batin Daffa sembari menatap Rosella.

Rosella jadi salah tingkah ketika Daffa terus menatapnya.

"Halo.... Halo, tes tes mas ganteng." Rosella melambaikan tangannya.

Baru setelah itu Daffa membuang pandangannya, "Maaf."

"Apa kamu tergoda dengan kecantikanku Mas." Goda Rosella sambil tertawa.

Ingin sekali Daffa muntah mendengar kepedean Rosella, tentu dia tidak tertarik sama sekali dengannya.

"Pd sekali wanita ini," gumamnya tapi masih bisa didengar oleh Rosella.

Meski kesal tapi Rosella tetap tertawa, dia juga menyadari kalau memiliki rasa percaya diri yang berlebih.

"Jadi anda mau pesan apa mas ganteng?" 

"Aku tidak pesan apa-apa nona, aku mau....." kalimat Daffa terpenggal karena disela oleh Rosella.

"Jadi kamu wartawan yang ingin bertanya tentang hubunganku dengan Daffa Anderson CEO yang terkenal itu?" Lagi-lagi dia sangat percaya diri.

Amarah karena sudah difitnah dengan keji oleh Rosella hilang sudah malah kini yang ada dia ingin mengikuti permainan Rosella.

"Iya nona, bagaimana anda bertemu dengan Daffa Anderson?" tanya Daffa dengan gaya cool nya dengan melipatkan kedua tangannya di dada.

"Waktu itu aku bertemu dengannya di Mall, mungkin dia mencari makan atau apa, awalnya dia selalu menatapku mungkin terpesona dengan kecantikan diriku ini ya mas, beberapa saat kemudian dia menghampiri aku yang duduk sendiri dan parahnya dia langsung saja melamar ku namun aku menolaknya oleh sebab itu dia terus saja mengutus orang suruhannya untuk terus membujukku," jawab Rosella panjang kali lebar.

Daffa hanya melongo mendengar jawaban dari Rosella. Dia sungguh tak habis pikir dengan cerita epic nan palsu yang Rosella karang. "Wanita ini cocok sekali menjadi author."

"Begitulah ceritanya, jangan kaget ya. Aku sendiri juga heran dengan Daffa Anderson."

Lagi-lagi Daffa dibuat melongo, sampai untuk berkata-kata dia kebingungan.

"Ingin sekali ku sobek mulutnya, bisa bisanya mengarang cerita yang menjijikan," batin Daffa.

Tak sanggup mendengar bualan Rosella, akhirnya Daffa mengaku jika dirinya bukanlah seorang wartawan.

"Sebenarnya aku bukan wartawan nona."

"Ooo.... Dilihat dari penampilanmu pakai kemeja putih dengan celana hitam, apakah kamu sedang cari pekerjaan?" tanya Rosella.

Daffa mengiyakan kata-kata Rosella, dia ingin bersandiwara dengan Rosella seperti Rosella yang menciptakan cerita palsu.

"Apakah ada lowongan disini?"

Wanita itu nampak berpikir, "Yang tersedia hanya OB mas."

Daffa mengangguk sambil tersenyum.

Karena Rosella harus melayani pelanggan lain, dia meninggalkan Daffa yang masih setia di tempat duduknya

Karena sudah tidak ada yang dilakukan Daffa melangkah kaki kembali ke mobil, dia sengaja meminta Ray agar parkir di tepi jalan karena tidak ingin mengundang kegaduhan.

Daffa melabuhkan kepalanya di kepala bangku mobil, kepalanya sungguh cenat-cenut mendengar bualan epic Rosella.

"Bagaimana Pak apa sudah dirobek mulut wanita itu?" tanya Ray penasaran.

Ray memiringkan tubuhnya supaya bisa menatap Daffa dengan leluasa, dia sungguh kepo dengan jawaban Daffa.

Daffa yang pusing tentu tidak menggubris pertanyaan Ray, dia membiarkan Ray menunggu jawabannya.

"Gimana Pak?" tanya Ray lagi.

"Sudah nyalakan mobilnya, ayo kita kembali." 

"Baiklah," ucapnya dengan kecewa.

Sepanjang perjalanan Daffa terus saja menggelengkan kepala, dia masih tak habis pikir dengan Rosella.

"Wanita yang unik, aneh dan juga langka, kelihatannya dia wajib di lindungi supaya tidak punah, bisa bisanya mengarang cerita sepeti itu, kapan aku bertemu dengannya, kapan juga aku memintanya untuk menikah denganku." Daffa akhirnya menjawab pertanyaan Ray.

Jawaban Daffa membuat Ray tertawa, seperti hewan saja harus dilindungi agar tidak punah.

"Apa kamu akan melindunginya Pak?" Ray terus saja tertawa.

"Jangan tertawa Ray atau ku kirim dirimu ke kutub selatan supaya bisa melindungi habitat mu di sana," kekeksalan Daffa semakin bertambah.

 

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ayda Ghidook
nsh ini yg bikin Reader betah ngakak tengah malem ............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status