Mag-log in
Dentuman keras memecah langit malam.
Semuanya putih — lalu gelap. Raka Adiputra ingat detik terakhirnya di dunia lama: laboratorium penelitian “NeoCore Energy” terbakar setelah percobaan reaktor bebas-plasma gagal. Ia berusaha menekan tombol pemutus daya, tapi arus balik meledakkan panel utama. Lalu… hening. Namun kini ia mendengar sesuatu yang aneh. Bukan suara mesin atau sirene darurat — melainkan teriakan pedagang, ringkikan kuda, dan langkah kaki di atas tanah berlumpur. Raka mengerang pelan. Kepalanya berdenyut. Ia membuka mata — dan dunia berubah total. Ia tidak berada di ruang lab. Ia terbaring di jalan tanah yang berdebu, di tengah pasar terbuka yang ramai. Bangunan di sekitarnya terbuat dari batu kasar dan kayu, beratap jerami. Orang-orang mengenakan pakaian seperti abad pertengahan, membawa keranjang, kendi tanah liat, dan pedang di pinggang. Udara terasa lebih murni, tapi dingin menusuk. Aroma tanah, asap kayu, dan roti panggang memenuhi udara. Namun yang paling mencolok — tidak ada satu pun kabel listrik, lampu, atau suara mesin. “Di mana… aku?” gumamnya serak. Tiba-tiba, suara digital bergema di kepalanya. [System initializing...] Host terdeteksi. Sinkronisasi kesadaran: 73%... 89%... 100%. Selamat datang, pengguna baru. Anda kini terhubung ke: Tech System v1.0. Raka membeku. “Sistem? Komputer AI?” Benar. Anda adalah Host yang terpilih. Akses penuh terhadap fungsi dasar diizinkan. Fungsi aktif: Scanner Material, Blueprint Dasar, Laboratorium Virtual. Ia menatap tangannya — bukan lagi tangan dewasa berjas lab, tapi tangan muda, kurus, penuh luka. Di saku bajunya yang compang-camping, ia menemukan potongan kertas lusuh bertuliskan nama: “Raka, murid magang pandai besi.” Ia menelan ludah. “Jadi aku... di tubuh orang lain?” Data konfirmasi: Ya. Tubuh ini milik entitas lokal bernama Raka — meninggal karena kelaparan tiga hari lalu. Kesadaran Anda menggantikannya. Tubuhnya gemetar. Campuran ngeri dan takjub menghantam dirinya sekaligus. Ia menatap kerumunan pasar, mencoba mengendalikan napas. “Baiklah. Kalau ini mimpi… maka aku akan hidup di dalamnya.” Sore menjelang ketika Raka berjalan menyusuri pasar, mencari tempat berteduh. Ia berhenti di dekat bengkel pandai besi tua — seorang pria berjenggot sedang menempa bilah pedang. Setiap ayunan palu menghasilkan percikan merah yang menari di udara. Raka tertegun. “Ini… energi panas murni. Bisa kupakai.” [Perintah diterima. Aktifkan Scanner Material.] Sebuah layar holografik biru muncul di depan matanya — hanya ia yang bisa melihatnya. Tulisan digital menari di udara: [Analisis Material: Besi mentah – kemurnian 42%. Cocok untuk peleburan dan eksperimen dasar.] [Suhu tungku: 1.124°C – cukup stabil untuk peleburan logam ringan.] Raka ternganga. “Jadi aku bisa membaca data dunia ini layaknya mesin sensor…?” Ia memandangi tumpukan logam, lalu melihat ke tungku. Bayangan ide muncul di pikirannya — kompor uap sederhana, turbin mini, energi kinetik… semuanya mungkin. [Blueprint Baru Ditemukan: Kompor Uap Mini – versi dasar.] Bahan yang dibutuhkan: logam mentah (3 unit), batu bara (2 unit), air (1 unit). Ia menelan ludah. “Bisa kulakukan.” Malam itu, setelah pandai besi tua menutup bengkelnya, Raka diam-diam menyelinap ke dalam. Ia mencuri beberapa potong besi dan segenggam batu bara. Tangannya gemetar — bukan karena takut ketahuan, tapi karena antusiasme. Ia membuat cetakan sederhana dari tanah liat dan mulai menempa. Butuh waktu berjam-jam. Suara palu bertalu di malam sunyi. Dan ketika fajar menyingsing, uap putih pertama muncul dari kompor buatannya. Desis uap itu adalah musik bagi telinganya. Raka menatap hasil karyanya dengan mata berkaca. “Aku berhasil… di dunia tanpa listrik.” [Selamat. Item Pertama Berhasil Dibuat.] Reward: Akses fungsi baru — Simulasi Energi Dasar. Dari layar holografik, muncul peta biru dunia kecil yang menunjukkan arus panas dan tekanan uap di alatnya. Ia bisa melihat bagaimana energi bergerak — dan mengendalikannya. Namun sebelum ia sempat bersorak, sesuatu di luar bengkel bergerak. Bayangan seseorang berdiri di balik jendela, menatap sinar biru yang keluar dari alat itu. Sosok berjubah hitam itu berbisik pelan, dengan suara seperti angin: “Cahaya tanpa mantra… bukan sihir. Itu kutukan dari dunia lain.” Raka tak mendengarnya. Ia sibuk memandangi cahaya kecil yang berdenyut di depan matanya — simbol harapan baru di dunia gelap ini. Ia tidak tahu bahwa mulai malam itu, takdir Arkanis akan berubah selamanya.Keesokan harinya, hutan Wraildon tampak lebih tenang. Kabut pagi tipis menyelimuti dedaunan, dan burung-burung bernyanyi lembut di antara ranting pohon. Namun di dalam Workshop, suasana jauh berbeda. Raka duduk di meja kerja, matanya terpaku pada piring kaca yang menampilkan rekaman pola mana agen Dewan dari kemarin. Ia meneliti setiap gerakan, setiap pergeseran pusaran energi, mencatatnya di buku catatan yang sudah penuh coretan. Leonhart berdiri di sampingnya, menatap pola-pola yang bergerak di piring kaca. “Lihat, gerakannya tidak acak. Dia punya pola, meskipun menyamar, ada kebiasaan tertentu yang bisa kita prediksi.” Raka mengangguk. “Ya. Aku sudah memikirkan cara meningkatkan kamera kristal agar bisa menangkap mana lebih sensitif. Dengan begitu, jebakan visual yang kita buat tidak hanya melihat gerakan, tapi juga mengidentifikasi jenis sihir atau energi yang digunakan.” Leonhart tersenyum. “Bagus. Tapi jangan terlalu bersemangat. Kita harus hati-hati. Agen itu bisa mun
Raka dan Leonhart berjalan perlahan menyusuri jalan setapak hutan yang diselimuti kabut tipis dari tabung asap kristal. Kabut itu berpendar lembut, memantulkan cahaya biru dari kamera kristal, menciptakan suasana seperti dunia lain. Setiap helai kabut bergerak seolah hidup, menandakan aliran mana yang terkandung di dalamnya. “Lihat,” Raka menunjuk ke piring kaca kamera kristal, “lihat garis-garis ini. Semua gerakan mana sekarang terlihat. Tidak ada yang bisa bersembunyi.” Leonhart menatap pola cahaya itu dengan serius. “Ini lebih baik dari perkiraanku. Dengan ini, agen itu tidak akan bisa menyelinap begitu saja.” Raka menyesuaikan lensa, mengatur sensitivitas agar setiap partikel mana yang bergerak di udara tertangkap dengan jelas. Garis-garis cahaya semakin kompleks, menunjukkan adanya beberapa pola mana yang berbeda, satu di antaranya lebih gelap dan sulit terbaca. “Gelap itu… agen itu,” gumam Raka. Leonhart mengangguk. “Kita harus mendekat hati-hati. Jangan sampai dia menyada
Udara pagi menyusup lembut ke sela-sela pepohonan ketika Raka bangun lebih awal dari biasanya. Cahaya matahari mulai merambat masuk melalui celah dinding Workshop. Ia menguap panjang lalu menatap meja kerjanya yang penuh catatan, kabel, pecahan kristal, dan sketsa alat yang ia garap semalaman. Hari ini ia berniat menyelesaikan prototipe pertama kamera kristal pendeteksi mana. Ia menyentuh permukaan lensa kaca yang telah ia poles sendiri. Benda itu tampak sederhana, tetapi Raka sudah berkali-kali mencoba memadukan kristal biru dengan konduktor logam agar bisa menghasilkan reaksi cahaya yang stabil. Raka menghela napas. “Kalau alat ini berhasil, kita punya senjata penting melawan Dewan,” gumamnya. Ia menyalakan kompor uap kecil yang terhubung ke pipa-pipa tembaga. Suara desis uap memenuhi ruangan. Uap panas bergerak melalui jalur yang sudah ia buat, menggerakkan piston kecil yang menstabilkan arus energi dari kristal biru. Raka menambahkan satu lagi potongan kristal ke dal
Malam itu hutan kembali sunyi, hanya suara angin yang menyentuh dahan. Raka dan Leonhart duduk di teras Workshop yang masih hangat oleh sisa uap. Di hadapan mereka, lampu kecil dari tabung gas buatan Raka menyala redup tetapi stabil. Leonhart membuka pembicaraan dengan nada hati-hati. “Aku ingin kau mengerti satu hal terlebih dahulu,” katanya. “Dewan Sihir terlihat seperti kelompok terhormat yang menjaga keseimbangan negeri, tetapi kenyataannya tidak seperti itu.” Raka menatapnya. “Aku sudah lihat bagaimana penyihirmu menyerang tanpa peringatan. Jadi, ya… aku mulai curiga.” Leonhart mengangguk pelan. “Kerajaan ini terbagi menjadi dua kekuatan besar: keluarga kerajaan, dan Dewan Sihir. Tapi dalam dua dekade terakhir, Dewan telah perlahan mengambil kendali. Mereka mengatur perdagangan kristal mana, memonopoli ilmu sihir, bahkan menentukan siapa yang boleh jadi penyihir dan siapa yang tidak.” Raka diam sejenak. “Jadi mereka semacam kartel sihir?” “Lebih buruk.” Leonh
Kabut sisa pertempuran perlahan terangkat dari atas hutan.Tanah di sekitar Workshop penuh bekas ledakan kecil, uap air, dan percikan sihir terbakar.Raka duduk bersandar pada dinding, napasnya berat, tapi matanya tetap tajam.[Energi Sistem tersisa: 3%][Rekomendasi: Mode Pemulihan. Nonaktifkan fungsi sekunder.]“Ya ya, aku tahu,” gumam Raka sambil berdiri.Ia menekan tombol hologram.[Mode Pemulihan diaktifkan. Waktu estimasi: 4 jam.]Raka mengelap keringat dan darah tipis di pelipisnya.“Baru juga mulai hidup di sini, udah dikejar penyihir kerajaan… brengsek juga dunia ini.” —Namun ia belum tahu bahwa dari kejauhan, seseorang memperhatikannya.Di tepi bukit, seorang pria muda berusia sekitar dua puluh lima tahun berdiri dengan mantel kerajaan panjang berwarna biru laut.Di pundaknya tersampir pedang tipis dengan lambang singa berkepak — lambang keluarga kerajaan Arkanis.Rambutnya hitam pekat, mata keemasan, dan aura tenangnya sulit dibaca.Dialah Leonhart Arkanis,Pangeran Kedu
Kabut malam mulai menebal di sekitar Workshop, bertumpuk dengan uap panas dari mesin Raka yang terus berdesis sshhhhhhh…Hutan utara yang biasanya tenang kini terasa seperti menahan napas.Bau logam panas bercampur dengan aroma tanah basah.Raka berdiri di depan pintu Workshop, pakaian compang-campingnya berkibar pelan tertiup angin.Matanya fokus menatap kegelapan.[Deteksi Sihir: 800 meter… 700… 600.]Jumlah entitas: 8. Tipe energi: Api & Kendali Angin.Rekomendasi: Pertahanan jarak menengah aktif.“Delapan orang… dan dua di antaranya penyihir tingkat menengah,” gumam Raka.“Ini bukan sekadar peringatan. Mereka mau menangkapku.”Meski jantungnya berdetak cepat, pikirannya tetap jernih.Ia membuka panel sistem.[Protokol Pertahanan Workshop]– Jebakan Uap Tekanan Tinggi– Medan Elektromagnetik Skala Kecil– Bola Paku Otomatis (Non-mana)– Mode Lampu Silau Intensitas TinggiDan satu opsi baru berdenyut warna merah:[Prototype Senjata – Coil Arc v0.2]Status: Tidak stabil. Konsumsi ene







