공유

Bab 5

작가: Anggrek Bulan
last update 최신 업데이트: 2022-11-17 11:11:22

Part 5

Anakku Pendukungku

Tiba-tiba handphone Fika berbunyi, dan dia pun langsung mengambilnya dari saku celana.

"Ma...ini Papa," bisik Fika di telingaku, sambil memberi isyarat agar aku tak bersuara.

Aku pun paham, dan mengangguk, sembari tetap memangku Lio. Fika pun me-loudspeaker panggilan itu, agar aku juga bisa mendengarnya.

Fika : "Assalamuaikum. Ada apa, Pa?" ucap Fika, memulai obrolan dengan Mas Hasan melalui sambungan telepon itu.

Mas Hasan: "Waalaikum salam. Lagi dimana, Fik?" tanya Mas Hasan.

Fika : "Ini lagi di kost."

Mas Hasan : "Loh, katanya pulang? Kan hari ini kamu ulang tahun. Kasihan, Mamamu pasti sudah menunggu di rumah."

Fika: "Iya...memang hari ini aku lagi ulang tahun, tapi malas aja pulang. Toh papa juga nggak pulang 'kan? Biarin aja Mama senndiri." Fika berucap, seolah dia sedang ngambek.

Mas Hasan : "Kok kamu ngomong begitu? Papa nggak pulang, soalnya 'kan kerja. Sekarang cepat kamu pulang, kasihan Mama."

Seperti biasa, Mas Hasan tetap perhatian dengan kami.

Fika : "Malas ah...lagi nggak mood!"

Mas Hasan : "Kenapa sih, anak papa ini kok kayaknya lagi ngambek? Di hari ulang tahun itu, nggak boleh ngambek, apalagi marah. Ayo bilang sama Papa, kenapa mood-nya jelek."

Selama ini, Mas Hasan dan Fika memang sangat dekat. Dia pun sangat royal sebenarnya pada putrinya itu, namun sayang, selama ini Fika itu terlalu sederhana, sama sepertiku.

Fika : "Teman kuliah Fika, baru aja beli Iphone tipe terbaru, Pa. Sudah gitu, dia pakai ngledek handphone Fika, katanya jadul gitu. Resek 'kan!"

Fika tersenyum sambil mengerlingkan matanya padaku, dan tentu saja aku mengerti, jika saat ini dia sedang berakting.

Mas Hasan : "Jadi intinya saat ini, putri papa yang cantik ini minta Iphone keluaran terbaru? Boleh dong! Sangat boleh...apalagi saat ini 'kan sedang ulang tahun, minta apapun boleh. Losss.....pokoknya nggak boleh cemberut!" Suara Mas Hasan pun terdengar  seperti biasanya, seperti tak terjadi apa-apa.

Fika :."Beneran nih?! Yang 13 pro loh, Pa. Biar aku bisa pamer gitu ke teman-teman kampus. Masak iya, anak seorang kontraktor handphonenya jadul mulu. Hehehe."

Mas Hasan : "salah sendiri, dari dulu papa kan sudah sering nawarin barang mewah, tapi kamu nggak mau 'kan? Jadi jangan salahkan papa dong. Setelah ini papa kirim uangnya ya."

Fika : "kok di transfer? Emangnya papa nggak pulang? Aku kan ingin ngerayain ulang tahun sama Papa dan Mama. Ih...Papa nggak seru deh!"

Mas Hasan: "papa hari ini nggak bisa pualng Sayang, paling tiga hari kedepan, baru bisa pulang. Sekarang, kamu mau uang berapa, biar papa transfer. Jangan lupa pulang, ajak Mamamu jalan-jalan. "

Fika : "oke deh, Papa nggak datang nggak masalah, aku juga akan pulang dan ngajak Mama jalan-jalan. Tapi, aku minta uangnya lima puluh juta rupiah loh...hehehehe bolehkan? Sekalian besok mau nraktir teman-teman. Bolehkan Pa?"

Mas Hasan : "tentu saja boleh. Ya sudah matikan dulu panggilannya, biar papa transfer sekarang. Jangan cemberut lagi pokoknya, dan ajak jalan-jalan Mama. Papa sayang sekali sama kamu. Selamat ulang tahun ya, Nak. Semoga semua kebaikan selalu bersamamu. Assalamualaikum."

Fika: " oke deh, Pa. Ditunggu secepatnya, biar aku bisa cepet action. Aku juga sayang, Papa. Tapi ingat jangan macam-macam loh diluar sana, kasihan Mama! Kalau sampai Papa macam-macam, maka aku yang akan maju!"

Mas Hasan : " hahaha...sudah besar ternyata anak papa ini ya, mau jadi pahlawan, hahaha. Tenang, Sayang...papa ini bukan orang jahat, dan bukan penghianat...kesetiaan papa tak perlu diragukan lagi. Assalamualaikum!"

Fika: "oke. Kupegang ucapan Papa. Waalaikumsalam."

Fika pun kemudian mematikan panggilan itu, wajahnya kelihatan bahagia. Beberapa saat kemudian sambil melihat handphonenya, dia terlihat makin bahagia.

"Lihat nih, Ma. Jarahan pertama berhasil! Mulai saat ini, mama juga harus mengambil apa yang bisa diambil dari Papa, sembari aku terus mencari info tentang Adelia," ucap Fika sambil menunjukkan hasil transferan lima puluh juta rupiah dari Papanya.

Benar apa yang di katakan, Fika. Kenapa aku harus terpuruk  dan meratapi nasib, hanya untuk seorang penghianat seperti Mas Hasan itu, lebih baik aku segera mengamankan semua yang kubisa, sebelum dihabiskan oleh para simpanan suamiku itu.

"Ma...apa rumah ini atas nama Mama? Dan juga aset-aset lain itu, atas nama siapa?" tanya Fika lagi tiba-tiba.

"Semua aset atas nama Papamu, Fik. Karena mama selama ini memang sangat percaya pada Papamu," ucapku lirih.

Sungguh aku amat menyesal, karena selama ini teralalu polos dan bucin, hingga ternyata kini, aku hanya tertipu olehnya. Tertipu dengan topeng palsunya.

"Jangan sedih, Ma. Jangan khawatir. Aku akan cari cara, agar semua itu berubah menjadi nama Mama, atau paling tidak jadi namaku, agar Papa tak bisa aneh-aneh lagi!" ucap Fika berapi-api.

Ternyata   Fika memang bisa diandalkan, jika tak memiliki dia ,mungkin saat ini aku sudah down. Tapi, tetap ada satu yang mengganjal di pikiranku. Jika Mas Hasan di luar, sering gonta-ganti pasangan, bisa jadi dia terkena penyakit kelamin. Dan bukan tidak mungkin aku pun tertular penyakit itu. Segera aku harus memeriksakan diri, agar tak menjadi khawatir seperti ini.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
iye cpt b Dewi kmu periksakan kesehatan kmu dn rahim mu juga takut nya ke jangkit penyakit kelamin karena sering nya gonta ganti perempuan ..Fika cpt kmu ganti aset2 papa mu atas nama kmu aja biar aman karena kmu anak nya
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Ending

    Bab 180Pov Author Setelah kejadian meninggalnya Bu Rini secara bunuh diri di rumah itu, Bu Dewi pun memutuskan untuk menjual salah satu rumah miliknya itu. Karena menurutnya rumah itu sudah menyimpan banyak kenangan pahit."Ma ... lihat berita terbaru nggak?" Fika datang tanpa mengetuk pintu kamar By Dewi pagi ini, dia sepertinya sangat bersemangat sambil membawa ponselnya."Berita apa sih, Sayang?" Fika segera menunjukan latar ponselnya pada Bu Dewi. Ada rasa senang dan sedikit iba ketika dia membaca berita itu."Apa ini benar, Sayang?" tanya Bu Dewi sekedar memastikan."Tentu, Ma," jawab Fika singkat.Berita itu menunjukan jika semalam Nesya telah ditangkap di sebuah losmen di kecamatan sebelah. Dengan kondisi yang mengenaskan, seperti seorang yang mengalami depresi.Seminggu sudah pelarian Nesya setelah kematian Bu Rini itu, gadis hitam manis itu pun hanya satu kali saja menghubungi Bu Dewi, setelahnya dia seperti hilang ditelan bumi.Dalam pelariannya itu, Nesya terus berpinda

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 179

    Bab 179Pov Bu Dewi Aku sungguh tak menyangka jika Nesya mengatakan hal seperti itu. Padahal dia sudah benar-benar nyata terlihat bersalah, tetapi masih menyangkal juga. Jika saja saat ini dia berada di depanku, pasti Aku pun langsung akan menampar dia."Astaghfirullah aladzim!" kata itu terus saja aku ucapkan dengan lirih.Nesya pun kemudian melanjutkan ucapannya, "begini ya Tan. Seharusnya orang-orang itu nggak hanya memikirkan perasaan dia saja, seharusnya mereka memikirkan aku juga dong! Bayangkan deh selama dua puluh tahun dia pergi dan lepas tanggung jawab, menyerahkan aku di Panti asuhan begitu saja. Apa itu yang dinamakan seorang ibu? Coba bayangkan jika kalian jadi aku!" ucap Nesya seakan masih merasa paling benar.Aku akan segera menimpali ucapan gadis tak tahu diri ini setelah mengucapkan istighfar, tetapi nyatanya dia kembali nyerocos."Apa yang kulakukan saat ini anggap saja hanya sebagai sebuah ungkapan kekesalan belaka! Toh sebenarnya apa yang aku lakukan pada ia itu t

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 178

    Bab 178Pov Bu Dewi Sampai tiba di rumah pun aku sebenarnya masih saja terus memikirkan almarhumah Bu Rini. Nasibnya yang tragis seakan tak bisa membuat aku move on. Pertemuan yang tak terduga, tapi akhirnya menjadi hubungan bis itu, kini hanya tinggal jejak duka saja.Yang aku tahu sebenarnya dia adalah seorang wanita yang tangguh, sehingga bisa memendam rasa sakit oleh pengkhianat seorang Mas Hasan selama puluhan tahun, nyatanya dia masih bisa berdiri dengan tegar. Meski memang dia meninggalkan Nesya selama dua puluh tahun, tetapi menurutku itu adalah sebuah tindakan yang benar. Orang lain bisa menyalahkan karena tak mengalaminya sendiri bukan?Namun, nyatanya Bu Rini tak berkutik dengan anak kandungnya sendiri. Bahkan dengan dalih demi kembali membuat anak durhaka itu bahagia. Ah entahlah, keputusan macam apa itu.Semua perbuatan memang akan selalu ada pertanggung jawaban nanti. Penyesalan memang selalu datang di akhir, tapi entah mengapa aku seperti tak melihat adanya hal itu di

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 177

    Bab 177Pov AuthorDepresi! Itulah satu kata yang sangat tepat untuk menggambarkan apa yang saat ini tengah dirasakan oleh Nesya. Tentu saja dia sangat emosi saat mengetahui ATM berwarna hitam itu tak lagi ada di tempatnya."Sial! Kenapa sih si Dwi bisa tahu jika dalam ATM itu ada banyak uang!" Saking kesalnya Nesya pun sampai membanting dompetnya ke sembarang arah.Tentu saja gadis manis itu tak ingat, karena semalam dia sudah mabuk berat. Sebagai seorang penipu alias scammer cinta yang sudah sangat profesional, tentu saja Dwi telah menimbang semua itu dengan matang. Karena memang tujuan utamanya membawa Nesya bermalam adalah untuk menjarah uang itu. Untuk kenikmatan surga dunia yang dia dapat, itu hanya seperti sebuah bonus pelengkap saja bagi Dwi.Dengan sedikit belaian saja, Nesya yang sedang mabuk berat itu langsung mengatakan semuanya pada Dwi. Dan, saat malam itu juga lelaki itu langsung menghapus semua jejak dari ponsel Nesya dan mengamankan ATM berharga itu.Dan, ketika tadi

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 176

    Bab 176Pov Author Nesya terus berlari tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Beruntung dia memang memiliki badan yang ramping dan atlet lari saat dulu masih SMA, jadi dia pun sangat diuntungkan kali ini.Ketika dirasa sudah jauh dari kompleks tempat tinggalnya itu, dia pun sirkit mengurangi kecepatan. Dan, mulai mencari sebuah tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi. Sebuah perumahan terbengkalai dengan beberapa rumah kosong jendela yang sudah rusak, menjadi pilihannya kini."Lumayan deh! Untuk tempat persembunyian sementara!" Nesya segera loncat memasuki jendela, dan duduk berselonjor kaki karena sangat lelah."Kurang ajar sekali memang ibu itu. Sudah mati saja masih membuat masalah untukku!" umpat Nesya saat itu.Ternyata tangisan dia saat berada di rumah Pak Rt itu memang hanyalah tangisan buaya saja. Saat itu sebenarnya dia ingin mencari simpati dari para warga, namun nyatanya mereka malah geram mendengarnya. Alhasil Nesya pun menghentikan tangisan itu dan lalu berpikir un

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 175

    Bab 175Pov Author "Tangkap dia!""Tangkap anak durhaka itu!"Warga kembali saling berteriak, dan berusaha mengejar Nesya. Tetapi nyatanya Nesya berlari cukup kencang, seakan dia baru mendapatkan kekuatan super. Memang sih sebenarnya dia pernah menjadi juara 1 lomba lari se kecamatan saat masih duduk di bangku SMA. Ternyata skill itu sangat membantu dia sekarang."Sudah biarkan saja dia lari. Toh polisi juga sudah mengantongi identitas dia. Cepat atau lambat dia tentu akan segera ditangkap!" Pak Rt berusaha menenangkan warganya.Akhirnya warga pun membubarkan diri dan membenarkan kata Pak Rt. Satu yang pasti, mereka sama sekali tak ingin Nesya kembali ke kompleks itu.Polisi memang tentu saja akan mengejar Nesya, karena memang dari bukti semua hasil kamera pengintai itu. Menunjukkan dia adalah penyebab Bu Rini bunuh diri. Toh pasti nanti ketika polisi mengotopsi jenazah itu, maka pasti akan ditemukan banyak bekas luka. Hampir setiap waktu, Nesya menjatuhkan tangan pada sang ibu. Ba

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status