공유

Bab 4

작가: Anggrek Bulan
last update 최신 업데이트: 2022-11-17 11:10:39

Jangan Terpuruk

"Ma...ini ada satu lagi, Fika temukan di saku samping. Sebuah  tanda pengenal sepertinya," ucap Fika sembari menunjukkan sebuah benda, yang mirip KTP.

Saat kami teliti, ternyata itu adalah karti tanda mahasiswa, disebuah universitas swasta di kota sebelah. Adelia Putri Cahyani, nama yang cantik secantik orangnya, dan usianya pun masih amat belia, masih 20 tahun, hanya beda bulan saja dengan putriku.

"Dia ternyata masih muda sekali, Ma. Dia seumuranku," ucap Fika lirih, sambil menghela nafas.

Terlihat sekali kemarahan dan juga gurat kekecewaan di mata putriku itu. Papanya menjalin hubungan gelap dengan seorang gadis sepantarannya, dan kini meninggalkan seorang anak, sungguh aku dapat merasakan hancurnya hati putriku itu.

Air mata tak terasa membasahi pipiku ini, bagaimana tidak, suami yang sudah kutemani dari titik nol sejak dua puluh satu tahun yang lalu, kini malah ketahuan sering bermain api dengan gadis muda. Hati istri mana yang tak sakit, hati istri mana yang tak terluka?

"Ma...jangan menangis dong. Mama yang sabar. Aku juga tak menyangka, jika papa bisa berbuat sehina ini!" Fika mulai menunjukkan emosinya.

"Ternyata, papamu memang pintar menyembunyikan semua ini, Fik. Kita harus kuat, karena ini semua sudah terjadi," ucapku sembari menghapus air mata, karena tak ingin Fika ikut menangis.

"Iya, Ma. Aku sungguh sangat kecewa padanya, sangat kecewa. Aku akan membalas semua perbuatan Papa ini, Ma," ucap Fika sembari memelukku dari samping.

"Entahlah, Fik. Mama masih belum bisa berfikir jernih saat ini," ucapku.

"Sebenarnya, dulu pernah bilang, bahwa Papa itu, suka cari-cari gadis muda yang mata duitan gitu, Ma. Tapi, aku tak percaya, malah hingga kini, aku tak berteman dengannya, karena kupikir dia hanya mencemarkan nama baik kita saja."

Oekkk oekkk oekkk

Tiba-tiba bayi Lio menangis dengan keras, dan tentu membuat aku dan Fika langsung bertindak.

"Fik, susunya habis, sudah sana buatin susu dulu, biar nggak nangis lagi. Kasihan!"

Fika pun dengan sigap membuatkan sebotol susu untuk bayi mungil ini. Dan tentu saja setelah diberi susu, dia pun diam.

Sebotol susu itu pun habis, tapi Lio tak juga mau tidur. Malah dia senyam-senyum pada kami, sesekali menunjukkan lidahnya. Aku dan Fika pun tersenyum dan merasa terhibur. Dan sesaat, membuat kami lupa, jika dia adalah anak selingkuhan Mas Hasan.

"Ma...dia lucu ya, wajahnya mirip sekali dengan Papa," ucap Fika sembari mengelus lengan  Lio.

"Iya, sangat lucu dan tampan. Mama gemas sekali!" ucapku sembari tersenyum.

"Lalu...apa rencana Mama dengab bayi Lio ini?"

"Maksudnya?" ucapku sembari menoleh pada Fika.

"Dia 'kan anak hasil hubungan gelap Papa dan Adelia. Apa Mama masih mau merawatnya? Apa hati Mama tak merasa sakit saat melihatnya?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Fika itu  memang sangat pas untukku saat ini.  Namun, jujur kali ini aku sangat bingung ingin menjawab seperti apa. Hati dan pikiranku saat ini amat berlawanan, saat menyangkut bayi tampan nan imut di depanku ini.

"Mama akan merawat Lio sampai kapanpun, karena mama pun, sudah berjanji dengan Adelia...jujur, tentu saja hati mama amat hancur, dengan perselingkuhan papamu itu. Tetapi semua ini tak ada hubungannya dengan Lio, dia tak bersalah dan suci. Yang salah adalah Adelia dan Papamu.

Jadi, mama tetap akan merawatnya, seperti anak sendiri. Insyaallah, mama akan selalu bisa menyayanginya," ucapku.

Fika kemudian kembali memelukku, air matanya yang jatuh, dapat kurasakan mengenai punggungku.

"Tadi katanya mama nggak boleh menangis? Kok sekarang ganti kamu yang nangis sih, Fik? Ayo kamu harus kuat, karena kini hanya kamu penyemangat mama, Fik," ucapku sembari mengelus pucuk rambutnya.

"Jujur, Fika salut sama Mama, mama hebat dan tegar, meski ada ujian seberat ini. Jangan khawatir, aku akan selalu ada bersama Mama, kita rawat berdua bayi Lio, dan kita balas semua kecurangan papa. Karena papa telah banyak membohongi kita," ucap Fika sambil tersenyum, setelah mengurai pelukanku.

"Terima kasih ya, Sayang. Kamu dan Lio kinilah semangat hidup Mama." Kukecup kedua pipi anak gadisku itu.

"Berbekal kartu mahasiswa ini, aku akan mencari informasi tentang Adelia, Ma. Letak kampusnya nggak begitu jauh kok, dari kost ku.

Karena aku masih penasaran dengannya. Mengapa juga dia punya fikiran menyerahkan Lio pada Mama, kenapa tidak pada keluarganya? Lalu, kenapa tiba-tiba dia meninggal? Bunuh diri, atau ada yang menginginkan kematiannya?" ucap Fika sambil terus memandangi kartu mahasiswa itu.

"Iya, boleh. Mama juga masih penasaran dengan hal itu. Sebenarnya, kita juga harus berterima kasih pada Adelia, jika dia tak menyerahkan Lio, entah sampai kapan kita terus dibohongi oleh Papamu itu."

"Iya, Ma benar. Tadi Adelia juga 'kan bilang jika papa punya banyak wanita muda di luar sana, dan pasti papa sangat royal pada mereka. Jadi, mulai sekarang, kita harus mengamankan hak kita, Ma. Dari pada uang itu masuk pada rekening wanita murahan, mending segera kita habiskan!" ucap Fika dengan penuh amarah.

"Ya, mama sependapat denganmu, Fik. Jika papamu bisa dengan mulus menutupi kebohongannya, maka kita pun harus pandai bersandiwara, dan membuatnya kapok karena telah berbuat curang!"

Senyum jahat mengembang di wajah kami berdua, senyum seorang anak dan istri yang tersakiti.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Ending

    Bab 180Pov Author Setelah kejadian meninggalnya Bu Rini secara bunuh diri di rumah itu, Bu Dewi pun memutuskan untuk menjual salah satu rumah miliknya itu. Karena menurutnya rumah itu sudah menyimpan banyak kenangan pahit."Ma ... lihat berita terbaru nggak?" Fika datang tanpa mengetuk pintu kamar By Dewi pagi ini, dia sepertinya sangat bersemangat sambil membawa ponselnya."Berita apa sih, Sayang?" Fika segera menunjukan latar ponselnya pada Bu Dewi. Ada rasa senang dan sedikit iba ketika dia membaca berita itu."Apa ini benar, Sayang?" tanya Bu Dewi sekedar memastikan."Tentu, Ma," jawab Fika singkat.Berita itu menunjukan jika semalam Nesya telah ditangkap di sebuah losmen di kecamatan sebelah. Dengan kondisi yang mengenaskan, seperti seorang yang mengalami depresi.Seminggu sudah pelarian Nesya setelah kematian Bu Rini itu, gadis hitam manis itu pun hanya satu kali saja menghubungi Bu Dewi, setelahnya dia seperti hilang ditelan bumi.Dalam pelariannya itu, Nesya terus berpinda

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 179

    Bab 179Pov Bu Dewi Aku sungguh tak menyangka jika Nesya mengatakan hal seperti itu. Padahal dia sudah benar-benar nyata terlihat bersalah, tetapi masih menyangkal juga. Jika saja saat ini dia berada di depanku, pasti Aku pun langsung akan menampar dia."Astaghfirullah aladzim!" kata itu terus saja aku ucapkan dengan lirih.Nesya pun kemudian melanjutkan ucapannya, "begini ya Tan. Seharusnya orang-orang itu nggak hanya memikirkan perasaan dia saja, seharusnya mereka memikirkan aku juga dong! Bayangkan deh selama dua puluh tahun dia pergi dan lepas tanggung jawab, menyerahkan aku di Panti asuhan begitu saja. Apa itu yang dinamakan seorang ibu? Coba bayangkan jika kalian jadi aku!" ucap Nesya seakan masih merasa paling benar.Aku akan segera menimpali ucapan gadis tak tahu diri ini setelah mengucapkan istighfar, tetapi nyatanya dia kembali nyerocos."Apa yang kulakukan saat ini anggap saja hanya sebagai sebuah ungkapan kekesalan belaka! Toh sebenarnya apa yang aku lakukan pada ia itu t

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 178

    Bab 178Pov Bu Dewi Sampai tiba di rumah pun aku sebenarnya masih saja terus memikirkan almarhumah Bu Rini. Nasibnya yang tragis seakan tak bisa membuat aku move on. Pertemuan yang tak terduga, tapi akhirnya menjadi hubungan bis itu, kini hanya tinggal jejak duka saja.Yang aku tahu sebenarnya dia adalah seorang wanita yang tangguh, sehingga bisa memendam rasa sakit oleh pengkhianat seorang Mas Hasan selama puluhan tahun, nyatanya dia masih bisa berdiri dengan tegar. Meski memang dia meninggalkan Nesya selama dua puluh tahun, tetapi menurutku itu adalah sebuah tindakan yang benar. Orang lain bisa menyalahkan karena tak mengalaminya sendiri bukan?Namun, nyatanya Bu Rini tak berkutik dengan anak kandungnya sendiri. Bahkan dengan dalih demi kembali membuat anak durhaka itu bahagia. Ah entahlah, keputusan macam apa itu.Semua perbuatan memang akan selalu ada pertanggung jawaban nanti. Penyesalan memang selalu datang di akhir, tapi entah mengapa aku seperti tak melihat adanya hal itu di

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 177

    Bab 177Pov AuthorDepresi! Itulah satu kata yang sangat tepat untuk menggambarkan apa yang saat ini tengah dirasakan oleh Nesya. Tentu saja dia sangat emosi saat mengetahui ATM berwarna hitam itu tak lagi ada di tempatnya."Sial! Kenapa sih si Dwi bisa tahu jika dalam ATM itu ada banyak uang!" Saking kesalnya Nesya pun sampai membanting dompetnya ke sembarang arah.Tentu saja gadis manis itu tak ingat, karena semalam dia sudah mabuk berat. Sebagai seorang penipu alias scammer cinta yang sudah sangat profesional, tentu saja Dwi telah menimbang semua itu dengan matang. Karena memang tujuan utamanya membawa Nesya bermalam adalah untuk menjarah uang itu. Untuk kenikmatan surga dunia yang dia dapat, itu hanya seperti sebuah bonus pelengkap saja bagi Dwi.Dengan sedikit belaian saja, Nesya yang sedang mabuk berat itu langsung mengatakan semuanya pada Dwi. Dan, saat malam itu juga lelaki itu langsung menghapus semua jejak dari ponsel Nesya dan mengamankan ATM berharga itu.Dan, ketika tadi

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 176

    Bab 176Pov Author Nesya terus berlari tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Beruntung dia memang memiliki badan yang ramping dan atlet lari saat dulu masih SMA, jadi dia pun sangat diuntungkan kali ini.Ketika dirasa sudah jauh dari kompleks tempat tinggalnya itu, dia pun sirkit mengurangi kecepatan. Dan, mulai mencari sebuah tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi. Sebuah perumahan terbengkalai dengan beberapa rumah kosong jendela yang sudah rusak, menjadi pilihannya kini."Lumayan deh! Untuk tempat persembunyian sementara!" Nesya segera loncat memasuki jendela, dan duduk berselonjor kaki karena sangat lelah."Kurang ajar sekali memang ibu itu. Sudah mati saja masih membuat masalah untukku!" umpat Nesya saat itu.Ternyata tangisan dia saat berada di rumah Pak Rt itu memang hanyalah tangisan buaya saja. Saat itu sebenarnya dia ingin mencari simpati dari para warga, namun nyatanya mereka malah geram mendengarnya. Alhasil Nesya pun menghentikan tangisan itu dan lalu berpikir un

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 175

    Bab 175Pov Author "Tangkap dia!""Tangkap anak durhaka itu!"Warga kembali saling berteriak, dan berusaha mengejar Nesya. Tetapi nyatanya Nesya berlari cukup kencang, seakan dia baru mendapatkan kekuatan super. Memang sih sebenarnya dia pernah menjadi juara 1 lomba lari se kecamatan saat masih duduk di bangku SMA. Ternyata skill itu sangat membantu dia sekarang."Sudah biarkan saja dia lari. Toh polisi juga sudah mengantongi identitas dia. Cepat atau lambat dia tentu akan segera ditangkap!" Pak Rt berusaha menenangkan warganya.Akhirnya warga pun membubarkan diri dan membenarkan kata Pak Rt. Satu yang pasti, mereka sama sekali tak ingin Nesya kembali ke kompleks itu.Polisi memang tentu saja akan mengejar Nesya, karena memang dari bukti semua hasil kamera pengintai itu. Menunjukkan dia adalah penyebab Bu Rini bunuh diri. Toh pasti nanti ketika polisi mengotopsi jenazah itu, maka pasti akan ditemukan banyak bekas luka. Hampir setiap waktu, Nesya menjatuhkan tangan pada sang ibu. Ba

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status