Maira menghapus air matanya, Maira berjalan keluar kamarnya untuk menemui Romeo.
Di perjalanan ke rumah Romeo, tanpa sengaja dia melihat Romeo sedang menangis terisak di bangku taman rumahnya.
"Kenapa Romeo menangis seperti itu, apa yang terjadi? Apa dia menangis karena pernikahan kita gagal?" tanya Maira dalam hatinya sambil mendekat ke arah Romeo.
Ternyata Romeo sedang menangis memandangi fotonya bersama Laura di saat dia berulang tahun pada tahun lalu.
Romeo bersedih karena pada tahun ini. Dia tidak bisa melewati ulangtahunnya bersama Laura gadis yang sangat dia cintai.
"Jadi, Romeo hari ini ulangtahun, aku harus melakukan sesuatu untuk membuatnya berbahagia di hari ulangtahunnya!" ucap Maira dalam hatinya lalu pergi dari rumah Romeo.
"Tuhan, hanya satu yang aku minta pada ulangtahunku, yaitu, aku bisa menghabiskan waktu bersama Laura, berdua!" pinta Romeo sambil meneteskan air matanya.
***
Untuk pertama kalinya setelah kesedihan yang melandanya. Laura memberanikan dirinya lagi untuk menari balet di studio tempat biasa dia menari.
Laura menari dengan sepenuh hati dan di iringi alunan musik yang sangat menyejukkan hati.
Laura tiba-tiba saja berhenti menari karena ada seorang wanita tua datang menghampirinya dalam keadaan menangis terisak .
"Apa kamu yang namanya Laura?" tanya wanita tua itu padanya.
"Iya, benar, saya Laura, ada apa ya?" tanya balik Laura pada wanita tua itu.
Wanita tua itu, menampar Laura lalu dia mengatakan jika Laura adalah gadis muda yang sudah menggoda suaminya.
Laura sangat kaget mendengar perkataan wanita tua, Laura berusaha menjelaskan jika dia tidak menggoda suaminya dan dia juga tidak pernah menggoda siapa pun.
"Alah, kamu gak usah berbohong lagi, ini buktinya!. Saya juga tahu jika kamu anak seorang psk, jadi bukan tidak mungkin kalau kamu juga seperti Ibu kamu!" bentak wanita tua itu penuh emosi sambil melemparkan foto Laura yang sedang berpelukan dengan suaminya.
Laura berusaha menjelaskan kalau itu tidak sengaja, tadi pagi dia hampir terjatuh dan di selamatkan oleh suami wanita tua itu.
Ternyata di saat wanita itu, mengatakan jika Laura adalah seorang wanita penggoda, Fera mama tiri Siddarth datang ke studi itu, atas perintah Tiara.
Fera langsung menghampiri Laura dan bertanya apakah yang dia dengar tadi benar, jika Laura adalah seorang wanita penggoda.
Laura menangis dan berusaha meyakinkan Fera jika itu, semua tidaklah benar. Itu, semua hanya salah paham. Sedangkan wanita tua itu, langsung pergi setelah Fera datang.
"Jangan sentuh saya, saya tidak mengizinkan lagi, anak saya Siddarth berhubungan dengan kamu! Mulai sekarang kamu jauhi Anak saya!" bentak Fera sambil melepaskan tangannya dari pegangan Laura lalu pergi dari ruangan itu.
Laura menangis terduduk di lantai, dia benar-benar tidak menyangka jika Fera akan percaya pada fitnahan itu.
"Haa, bapak.., hmm, tolong Laura pak, Laura tidak mau kehilangan orang yang Laura sayang lagi, Laura sudah sangat mencintai Siddarth, bahkan lebih besar dari cinta Laura untuk Cruz dulu!" tangis Laura terisak.
***
Ketika Laura akan keluar dari studio itu, ternyata dia berpapasan dengan Maira yang akan masuk ke studio.
"Laura, syukurlah akhirnya aku bisa bertemu juga dengan kamu, tetapi mengapa kamu menangis seperti itu? Apa yang sedang terjadi?" tanya Maira pada Laura.
Laura menutupi kesedihan dan masalahnya dari Maira, Laura menghapus air matanya lalu bertanya kenapa Maira mencarinya.
Maira meminta Laura untuk ikut dengannya, karena dia ingin meminta bantuan pada Laura. Untuk menebus rasa bersalahnya pada Maira karena telah menjadi penghalang bagi hubungan Romeo dan Maira, dia menuruti permintaan Maira.
***
Siddarth senyum-senyum sendiri sembari memikirkan lirik lagu yang akan dia nyanyikan untuk Laura.
Siddarth benar-benar sudah terhanyut dalam cinta, hingga dia tidak sadar jika dia harus menghancurkan hidup Cruz melalui Laura.
Saat sedang membuat lirik lagu untuk Laura, tiba-tiba saja Fera Ibu tirinya datang dan mengatakan jika dia tidak akan pernah merestui hubungan Siddarth dengan Laura, hanya karena tadi dia melihat Laura di labrak oleh seorang wanita tua yang mengatakan jika Laura telah menggoda suaminya.
Siddarth langsung berdiri, Siddarth dengan lantangnya mengatakan jika dia tidak peduli dengan ucapan orang lain, sebab dia tahu betul siapa itu, Laura. Malahan Siddarth membalikkan perkataan Fera yang menyebut bahwa Laura itu, adalah seorang wanita penggoda dengan mengatakan jika, wanita penggoda sesungguhnya adalah dia, dia yang sudah merebut papanya dari mamanya, hingga mamanya meninggal.
"Asal mama tahu ya! Jika nanti papa juga tidak mengizinkan aku menikah dengan Laura, maka aku akan tetap menikah dengannya. Dan aku memiliki Bang Arif yang bisa mewakili Papa!" bentak Siddarth pada Fera.
Fera hanya terdiam lalu Siddarth pergi meninggalkan Fera. Fera merasa sangat geram atas kelakuan Siddarth dan Arif yang tidak pernah hormat padanya.
***
Siddarth memutuskan untuk pergi ke rumah Laura untuk mengajaknya jalan pada malam itu, sebab dia betek jika tetap berada di rumah, apalagi dia hanya tinggal berdua dengan Fera si nenek lampir.
Setelah mandi, Siddarth langsung memilih pakaian yang akan dia kenakan untuk bertemu Laura, setelah cukup lama memilih pakaian,akhirnya dia menemukan pakaian yang cocok untuk menemui Laura.
Sesudah memakai pakaian, Siddarth kemudian menyisir rambutnya dan memakai minyak wangi sembari melihat cermin.
"Duh, kamu memang sangat tampan Sidd! Pantas saja banyak cewek yang tergila-gila padamu!" ucapnya dengan pede
***
Laura kebingungan kenapa Maira tiba-tiba saja mengajaknya ke salon dan membelikannya pakaian baru.
Setelah selesai dari salon, Maira langsung membawa Laura ke sebuah restoran yang sudah dia persiapkan untuk dinner berdua bagi Maira dan Romeo.
Agar Romeo bahagia pada hari ulangtahunnya, Maira tahu betul jika itu, adalah kado yang sangat Romeo inginkan. Yaitu, bisa berduaan dengan Laura.
Dari kejauhan Maira melihat kalau Romeo sudah berada di luar restoran, dengan cepat Maira langsung pergi meninggalkan Laura di sana sendirian dengan alasan ingin ke toilet. Tetapi sebelum pergi, Maira berpesan jika ada yang tanya dengan siapa dia ke sini, Maka Laura tidak boleh mengatakan apa pun.
"Ya sudah ra, gue ke toilet bentar!" ucap Maira tersenyum lalu berlari ke toilet.
"Mai, Maira, sebenarnya ini ada apa? Maira!" tanya Laura pada Maira yang berlari ke toilet.
Saat Laura menoleh ke arah depan, dia sangat kaget melihat Romeo yang tiba-tiba saja ada di depannya.
"La, Laura, jadi kamu yang sudah mempersiapkan ini untukku, dan ternyata kamu masih ingat, jika hari ini, adalah hari ulangtahunku!" tanya Romeo tersenyum pada Laura
Laura baru sadar jika hari ini, adalah hari ulangtahun Romeo dan dia juga baru mengerti mengapa Maira memintanya kemari.
Laura ingin jujur pada Romeo, jika dia lupa jika hari ini, adalah ulangtahunnya, serta dia juga ingin mengatakan jika Maira adalah orang yang sudah mempersiapkan ini semua, akan tetapi dari kejauhan Maira mengodenya agar tidak memberitahukan kebenarannya pada Romeo.
"Hey, kenapa kamu hanya diam ra? Iyakan, jika ternyata kamu masih ingat dan sangat peduli padaku, meskipun kamu sudah bersama Siddart," tanya Romeo tersenyum sembari duduk di depan Laura dan memegang tangan Laura.
Dengan terpaksa Laura berbohong dengan mengiyakan semua pernyataan Romeo.
Romeo langsung tersenyum bahagia lalu mencium tangan Laura. Maira yang melihatnya langsung menangis dan terduduk di lantai toilet.
"Hmm, aku harus kuat, aku harus bisa membuat orang yang aku cintai bahagia, meski hatiku yang terluka!" tangis Maira.
***
Di luar restoran tampaklah mobil mewah milik Dev ,sudah terparkir di sana, tak lama kemudian keluarlah Tiara dan Dev dari mobil lalu masuk ke restoran.
Sesampainya di dalam restoran mata Tiara langsung tertuju pada Romeo dan Laura yang sedang dinner berdua dengan berpegangan tangan.
"Oh my god! Waw! Ini bisa jadi bahan buat manas-manasin Siddarth, Hmm, gue harus video call Siddarth sekarang dan lihat bagaimana reaksinya saat melihat gadis yang sangat dia cintai bermesraan dengan pria lain!" ucap Tiara dalam hatinya dengan senyuman jahat terpancar dari wajahnya.
***
Siddarth sedang dalam perjalanan menuju rumah Laura, Siddarth sengaja tidak mau menjawab telepon dari Tiara, sebab Tiara hanya jadi benalu dalam hidupnya.
Tetapi Siddarth penasaran dengan video yang di kirim oleh Tiara padanya.
Sambil menyetir, Siddarth membuka video kiriman Tiara itu, alangkah kagetnya Siddarth melihat video itu, hingga dia hampir menabrak sebuah sepeda motor yang ada di depannya.
Untungnya dia tidak jadi menabrak sepeda motor itu, tetapi malah dia yang kecelakaan karena menabrak sebuah pohon yang ada di sebrang jalan.
" BERSAMBUNG"
Kepala Siddarth penuh dengan darah serta tangannya keluar dari jendela mobilnya.***Laura berdansa bersama Romeo di restoran itu, sedangkan Maira menangis menyaksikan kebahagiaan Romeo pada malam itu."Aku harus berani menyatakan cintaku pada Laura malam ini, aku tidak mau kehilangan Laura untuk yang kedua kalinya, aku tidak mau cintaku di dahului lagi seperti Cruz yang lebih dulu menyatakan perasaannya pada Laura!" ucap Romeo dalam hatinya sambil menatap Laura yang sedang berdansa dengannya.Romeo kemudian berhenti berdansa, lalu dia naik ke atas panggung untuk menyanyikan sebuah lagu spesial untuk Laura."Malam ini, saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk orang yang sangat spesial dalam hidup saya dan dia juga sudah mempersiapkan kejutan ulangtahun untuk saya pada malam ini dan orang itu, adalah Laura, wanita cantik yang sedang berdiri didepan saya ini!" ucap Romeo terseny
Dokter menyuruh Laura untuk melepaskan pelukannya dari Siddarth, Dokter ingin membawa mayat Siddarth keruang jenazah."Siddarth, Siddarth.." tangis Laura terisak dengan terduduk dilantai.Ternyata Laura hanya sedang bermimpi, Laura sampai menangis saking dia takut jika mimpinya menjadi nyata.Laura berjalan ke arah ruangan Siddarth sambil menangis dan mengatakan jika dia tidak mau kehilangan Siddarth."Sidd, aku tidak mau kehilangan kamu, aku sangat mencintaimu, jadi aku mohon, kamu jangan pergi tinggalkan aku" tangis Laura sambil memandang Siddarth yang masih belum sadar dari jendela.***Paginya, Arif memukul meja makan di saat Fera dan Adjie sedang sarapan pagi bersama."Ada apa ini? Kenapa kamu pagi-pagi gini sudah datang ke rumah papa? Apa kamu ada kabar soal Siddarth?" tanya Adjie yang sedang memenangkan Arif yang em
Laura merasa sangat bahagia bisa sedekat ini dengan Siddarth, meskipun Siddarth belum ingat apapun tentangnya.Terdengarlah suara orang sedang membuka pintu ruangan Siddarth, alangkah kagetnya Laura melihat Cruz begitupun sebaliknya Cruz kaget melihat Laura.Tubuh cruz langsung bergemetar melihat Laura sedang bersama abang tirinya yaitu, Siddarth."Bang Sidd, kenapa kamu bisa bersama Laura? Apa Laura ini kekasih Abang, seperti yang mama jelaskan padaku, jika kamu kecelakaan karena mama dan papa melarang kamu untuk menikah dengannya?" tanya Cruz dengan matanya sudah memerah ingin menangis."Jadi, benar jika kamu adalah kekasihku? Seperti yang dia katakan padaku?" tanya Siddarth pada Laura.Laura hanya terdiam sambil menatap Cruz dan berpikir, jika selama ini, orang yang dia cintai dan orang yang sudah menghapus tangisan dalam hidupnya adalah Abang tiri dari orang yang sudah menyakiti perasaannya serta membuat tang
Tiara yang sudah sangat kesal mendengar perkataan Arif pun langsung menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia mengerti maksud perkataan Arif. Tiara segera pergi dari ruangan Arif."Huft! Bodoh sekali anak itu!" gumam Arif dengan menggelengkan kepalanya melihat kebodohan Tiara.***Keesokan paginya tibalah saat dimana Romeo di makamkan, dengan penuh air mata Nunu melapaskan kepergian putra yang sangat dia sayangi.Maira juga ikut hadir untuk mengantarkan Romeo ke tempat peristirahatannya yang terakhir, namun yang terjadi. Nunu malah berteriak dan menangis histeris saat melihat kehadiran Maira yang dia yakini adalah sumber dari kematian anaknya.Dada Nunu sudah mulai sesak dibarengi dengan kepalanya yang sangat pusing hingga pada akhirnya Nunu jatuh pingsan.Maira yang saat itu, sedang bersama Cruz langsung membawa Nunu ke rumah sakit.
"Apa Laura tidak marah pada Siddarth setelah tahu semua kebenarannya? hmm, kenapa dulu aku begitu bodoh hingga aku tidak sadar telah menyia-nyiakan gadis yang sangat aku cintai hanya karena hasutan Siddarth!" ucap Cruz dengan air mata yang jatuh dari matanya.Cruz menghela nafasnya agar dia kuat menyaksikan kebersamaan Laura dengan Siddarth abang tirinya.Fera langsung menyuruh Cruz duduk bersama mereka untuk ikut serta dalam acara pernikahan Siddarth dan Laura."Maaf Ma, Cruz tidak bisa sebab Cruz harus pergi keluar sebentar karena Cruz sudah di tunggu oleh teman-teman Cruz!" jawab Cruz berusaha tersenyum lalu pergi dari rumah."Apa Cruz masih cinta padaku? Hingga membuatnya tidak mau duduk di sini untuk membahas pernikahan aku dan Siddarth, Duh, kenapa aku bisa berpikir seperti itu, huft Laura kamu harus sadar, kamu sekarang mencintai Siddarth dan akan selamanya mencintainya!" ucap Laura dala
Cukup lama Cruz memikirkan jalan terbaik yang harus dia ambil untuk hidupnya agar dirinya tak terjebak pada masa lalu dengan Laura gadis yang masih sangat dia cintai sampai saat ini, namun sebentar lagi dia juga akan menjadi adik ipar Laura.Kaki cruz melangkah ke balkon untuk melihat ke langit yang sangat hitam tanpa ada bintang dan bulan yang menyinari, sama halnya seperti Cruz yang tidak di sinari oleh Laura dan Cinta."Jika dengan mengikhlaskan kamu bisa membuat kamu bahagia dan membuatku lupa padamu, maka aku akan melakukan itu, tetapi apa aku sanggup harus melihat kalian bermesraan di depan mataku setiap hari!" ucap Cruz sambil meneteskan air matanya.***Terdengarlah suara keramain dari rumah Arif yang memang pada saat itu, sedang di adakan pesta ulangtahun sekaligus Siddarth ingin melamar Laura secara langsung di depan semua orang.Tubuh mungil Laura terlihat sangat c
Tak selang lama kemudian terdengarlah suara tembakan kedua yang juga mengarah pada Laura, Cruz, Siddarth dan Tiara.Seisi pesta pun langsung jongkok saat mendengar suara tembakan kedua.Adjie segera menelpon polisi sedangkan Fera berlari ke atas panggung untuk melihat siapakah yang sebenarnya tertembak dari kedua pistol tersebut."gue harus pastikan siapa yang sebenarnya sudah tertembak!" ucap Dev yang berlari ke atas panggung.***Laura, Siddarth, Tiara dan Cruz saling tatap-tatapan hingga tak lama kemudian Siddarth dan Tiara pingsan secara bersamaan.Melihat kekasihnya yang berlumuran darah sepertinya Siddarth Pun memegang kedua tangan Laura ditemani air mata yang terus mengalir dari matanya."Sayang, apapun yang akan terjadi nanti padaku, tolong! Tolong kamu jangan tangisi apapun yang akan terjadi nanti, meskipun nanti aku tidak selamat, berjanjilah
Setelah cukup lama saling tatapan akhirnya Dokter Orlando melepaskan Laura dari pelukannya atas keinginan Laura."Duh, kalau akhirnya akan dijatuhkan juga kenapa pakai ditolong segala tadi!" Gumam Laura kesal pada Orlando."Ya, bukan salah akulah, jelas-jelas tadi kamu kan, yang mau aku melepaskan pelukan ku darimu, ya, jangan salahkan aku sekarang!" Jawab Orlando tersenyum pada Laura.Laura semakin sangat kesal hingga membuatnya memukul tubuh Orlando tetapi sayangnya dia malah jatuh kembali ke pelukan Orlando karena Untuk kedua kalinya Orlando menangkapnya yang akan terjatuh. Orlando sangat deg-degan saat sedekat itu, dengan Laura . Tatapan Orlando tidak bisa beralih dari mata Laura yang juga menatapnya."Ih, dasar ya, kamu tu dokter modus, dokter sok kecakepan, ih nyebelin banget!" Gumam Laura geram pada Orlando."Hati-hati lo, jangan kamu terlalu memben