Tiara memohon meminta maaf pada Arif, meski sejuta kali pun Tiara memohon maaf padanya. Dia tetap tidak akan membatalkan niatnya untuk mengakhiri hidup Tiara.
"Jika Lo tidak ingin mati konyol di tangan gue, jangan pernah mengganggu keluarga Hartabrata kusuma!" ucap Arif pada Tiara
Tiara memegang kaki Arif untuk memohon ampun, bukannya menyuruh Tiara melepaskan tangannya dari kakinya, dia malah menendang Tiara hingga terjatuh ke dalam jurang yang di bawahnya sudah di sambut oleh sungai
Tiara ternyata hanya bermimpi jika dia akan di lempar ke jurang oleh Arif, abangnya Siddarth yang sangat jahat dan licik.
Saking sepertinya nyatanya mimpi Tiara, dia sampai terjatuh dari tempat tidurnya .
"Gak, gue gak mungkin langsung memberitahukan semua kebenarannya pada Laura, sebab, gue sangat tahu jika Bang Arif akan bunuh gue jika gue berani menghancurkan rencana mereka, tetapi tetap gue tidak terima jika Siddarth terlalu fokus pada Laura, gue takut jika nanti Siddarth benar-benar jatuh hati pada Laura!" ucap Tiara yang berdiri lalu duduk di atas tempat tidurnya sambil berpikir langkah apa yang harus dia ambil selanjutnya.
***
Maira duduk termenung di tepi kolam berenang rumahnya sambil memandang foto Romeo
"Meo, kapan sih, kamu akan mencintaiku sepenuhnya seperti kamu mencintai Laura?" tanya Maira pada foto Romeo
Tanpa Maira sadari ternyata Yoerlitta ibunya sudah lama ada di belakangnya, hingga Yoerlita mengetahui jika anaknya sedang bersedih dan tidak merasa bahagia dengan Romeo yang tidak bisa membalas cintanya.
"Kalau seperti ini, lebih baik aku cari saja seseorang yang bisa dengan tulus mencintai Maira, tapi siapa ya?" ucap Yoerlitta dalam hatinya sambil berpikir
Yoerlitta teringat pada Cruz sahabat kecil Maira yang dulu sangat dekat dengan putrinya itu.
***
Satu jam sudah berlalu, kini tibalah saatnya Laura untuk membuka perban matanya.
Siddarth membuka perban mata Laura dengan perlahan dan penuh kasih sayang.
Laura akhirnya bisa melihat lagi, Laura kemudian memeluk Siddarth dengan sangat erat di temani senyum bahagia dari wajahnya.
"Alhamdulillah, akhirnya aku bisa melihat kembali dan ini semua karena kamu, aku sangat beruntung bisa mengenal kamu Sidd, terimakasih ya karena kamu sudah selalu ada di sisiku dalam kondisi apa pun!" ucap Laura tersenyum pada Siddarth
"Dengar, aku akan melakukan apa pun untukmu Karena aku mencintaimu dan aku ingin kamu menjadi milikku selamanya, jadi, maukah kamu menjadi seseorang yang selalu aku cintai, maukah kamu jadi kekasihku?" tanya Siddarth tersenyum pada Laura.
Laura menggangguk tersenyum, yang bertanda jika dia menerima Siddarth menjadi kekasihnya.
Siddarth berteriak histeris saking bahagianya dia bisa menjadi kekasih Laura, bahkan dia sampai lupa jika sekarang dia sedang berada di rumah sakit, yang tidak boleh ada keributan.
"Aduh, aku lupa kalau sekarang kita ada di rumah sakit, maafkan aku yang terlalu bersemangat dan bahagia bisa memiliki gadis secantik dan sebaik kamu menjadi kekasihku!" gumam Siddarth tersenyum pada Laura.
***
Sorenya Laura sudah di perbolehkan pulang oleh dokter dan di saat dia dan Siddarth akan keluar dari rumah sakit, tanpa sengaja dia bertabrakan dengan Maira yang saat itu akan masuk ke dalam rumah sakit bersama Yoerlitta ibunya.
"Maira, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Laura pada Maira
Maira ingin menjawab pertanyaan Laura akan tetapi Yoerlitta ibunya sudah menjawab dulu pertanyaan Laura
"Apa urusan kamu bertanya apa yang anak saya lakukan di sini, sedangkan anak saya bertambah sakit karena kamu!, kamu yang sudah membuat Romeo tidak bisa mencintai Maira!" jawab Yoerlitta ketus pada Laura
Laura hanya bisa diam dimarahi oleh mama Maira, akan tetapi Siddarth kesal dan di saat Siddarth akan membela Laura, Laura malah meminta Siddarth untuk diam agar tidak memancing keributan
Maira menarik tangan mamanya, lalu membawanya masuk ke rumah sakit.
Sesampainya di dalam rumah sakit, Maira memarahi mamanya atas sikapnya pada Laura tadi.
Yoerlitta merasa jika omongannya pada Laura tadi, tidak ada yang salah. Baginya Laura memang pantas mendapatkan omongan itu.
***
Di mobil, Siddarth bertanya pada Laura, mengapa dia melarangnya untuk melawan omongan Yoerlitta yang sangat tidak pantas padanya tadi.
"Sayang, dengar ya, bukannya aku tidak sakit hati atas omongan tante yoerlitta tadi, tapi kamu harus ingat jika kita tidak boleh dan tidak pantas untuk melawan orang yang lebih tua dari kita dan makasih ya karena kamu sudah mau membelaku tadi, ya, meskipun aku larang," jawab Laura tersenyum sembari bersandar di bahu Siddarth
Siddarth sudah larut dalam cintanya pada Laura, hingga dia lupa rencana awalnya untuk menghancurkan kehidupan Cruz melalui Laura.
Tetapi hati tidak bisa berbohong jika dia sangat bahagia bisa mendapatkan cinta yang selama ini tak sampai .
***
Pagi itu, Cruz baru saja bangun tidur, bukannya mandi atau makan, dia malah sedang video call dengan Maira dan Yoerlitta.
Yoerlitta sengaja mendekatkan Maira dengan Cruz, agar Maira bisa bahagia. Bukannya dengan Romeo yang hanya bisa membuat Maira menangis.
"Iya, ni. Maira terlalu bucin sama Romeo hingga dia sebodoh itu, mau menikah dengan Romeo yang jelas-jelas sangat mencintai Laura," sambung Yoerlitta tersenyum ke arah kamera
Mendengar Yoerlitta menyebutkan nama Laura, Cruz langsung terdiam dan terlihat sangat sedih.
"Bagaimana ya, keadaan Laura, aku harap dia baik-baik saja dan semoga mimpiku semalam tidak terjadi, karena aku tidak mau sesuatu yang buruk menimpa Laura gadis yang sangat aku cintai bahkan sampai saat ini!" ucap Cruz dalam hatinya
Cruz tiba-tiba saja keceplosan mengatakan macan pada Maira yang sedang video call bersamanya.
Maira langsung teringat masa sma nya besama cruz, yang mana, dulu cruz memanggilnya dengan sebutan macan yang berarti Maira cantik
"Cruz, kamu masih ingat dengan panggilan itu?" tanya Maira tersipu malu pada cruz
Cruz tersenyum sembari mengatakan jika dia tidak mungkin melupakan panggilan gemesnya pada Maira.
Pipi Maira langsung merah merona mendengar ucapan Cruz padanya
***
Malamnya, Siddarth baru saja pulang kerumah setelah seharian sibuk menemani Laura dan mengantarkan Laura pulang ke rumahnya.
Siddarth yang letih langsung masuk menuju ke kamarnya, sesampainya di kamar.
Siddarth langsung menghidupkan lampu kamarnya. Tetapi alangkah kagetnya Siddarth melihat Tiara yang tiba-tiba saja sedang duduk di atas kasurnya.
Siddarth kemudian bergegas mengunci pintu kamarnya, lalu berlari menghampiri Tiara dengan penuh emosi.
"Lo udah gila ya, beraninya lo, tanpa izin gue masuk ke dalam kamar gue, apa lo nggak takut jika nanti Bang Arif melihat lo di sini!" ancam Siddarth pada Tiara sembari memelintir tangan Tiara dengan sangat keras.
Tiara merintih kesakitan, lalu Tiara menendang masa depannya Siddarth. Sehingga Siddarth melepaskan tangannya yang memilintir tangan Tiara.
"Kamu pikir aku wanita bodoh yang habis manisnya langsung kamu buang begitu saja, oh, tentu saja tidak! Ingat ya, aku tahu semua rahasia kamu, jadi kamu jangan macam-macam padaku, dan jika Bang Arif sampai tahu aku ngancam kamu, awas saja semua rencana kamu akan gagal! " ancam balik Tiara pada Siddarth
Siddarth sudah semakin emosi, hampir saja Siddarth mencelakai Tiara, tapi untungnya Ratu mamanya memanggil sehingga Tiara bisa memanfaatkan kondisi itu, untuk kabur dari Siddarth.
"Sialan! Awas saja lo Tiara, gue gak akan biarin lo hidup tenang! Gue akan menyingkirkan lo, agar gue bisa mendapatkan apa yang gue mau!" gumam Siddarth dengan penuh emosi.
***
Paginya, Nunu mendatangi rumah Maira untuk mempertanyakan perihal hubungan Romeo dan Maira. Sayangnya Yoerlitta langsung mengusir Nunu, dia sudah memutuskan untuk membatalkan pernikahan Romeo dan Maira.
Nunu tidak terima jika Yoerlitta memutuskan pernikahan itu, secara sepihak, tanpa adanya persetujuan dari dia ataupun Romeo
"Cukup! Tidak ada lagi yang harus kamu lakukan di sini, sekarang saya minta kamu pergi dari rumah saya, karena sekarang kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi, anak saya Maira tidak akan pernah menikah dengan Romeo!" ucap Yoerlitte ketus pada Nunu
Maira yang kebetulan akan keluar dari rumah, tiba-tiba saja terhenti langkahnya saat mendengar ucapan ibunya itu.
Air mata Maira langsung jatuh membasahi pipinya, Maira berbalik badan dan berlari masuk kamar.
Maira mengunci pintu kamarnya sembari terduduk dengan bersandar di pintu kamarnya dan menangis.
"haa, aku nggak mau rencana pernikahanku dengan Romeo gagal, aku sangat mencintai Romeo!" tangis Maira terisak
"BERSAMBUNG "
Maira menghapus air matanya, Maira berjalan keluar kamarnya untuk menemui Romeo.Di perjalanan ke rumah Romeo, tanpa sengaja dia melihat Romeo sedang menangis terisak di bangku taman rumahnya."Kenapa Romeo menangis seperti itu, apa yang terjadi? Apa dia menangis karena pernikahan kita gagal?" tanya Maira dalam hatinya sambil mendekat ke arah Romeo.Ternyata Romeo sedang menangis memandangi fotonya bersama Laura di saat dia berulang tahun pada tahun lalu.Romeo bersedih karena pada tahun ini. Dia tidak bisa melewati ulangtahunnya bersama Laura gadis yang sangat dia cintai."Jadi, Romeo hari ini ulangtahun, aku harus melakukan sesuatu untuk membuatnya berbahagia di hari ulangtahunnya!" ucap Maira dalam hatinya lalu pergi dari rumah Romeo."Tuhan, hanya satu yang aku minta pada ulangtahunku, yaitu, aku bisa menghabiskan waktu bersa
Kepala Siddarth penuh dengan darah serta tangannya keluar dari jendela mobilnya.***Laura berdansa bersama Romeo di restoran itu, sedangkan Maira menangis menyaksikan kebahagiaan Romeo pada malam itu."Aku harus berani menyatakan cintaku pada Laura malam ini, aku tidak mau kehilangan Laura untuk yang kedua kalinya, aku tidak mau cintaku di dahului lagi seperti Cruz yang lebih dulu menyatakan perasaannya pada Laura!" ucap Romeo dalam hatinya sambil menatap Laura yang sedang berdansa dengannya.Romeo kemudian berhenti berdansa, lalu dia naik ke atas panggung untuk menyanyikan sebuah lagu spesial untuk Laura."Malam ini, saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk orang yang sangat spesial dalam hidup saya dan dia juga sudah mempersiapkan kejutan ulangtahun untuk saya pada malam ini dan orang itu, adalah Laura, wanita cantik yang sedang berdiri didepan saya ini!" ucap Romeo terseny
Dokter menyuruh Laura untuk melepaskan pelukannya dari Siddarth, Dokter ingin membawa mayat Siddarth keruang jenazah."Siddarth, Siddarth.." tangis Laura terisak dengan terduduk dilantai.Ternyata Laura hanya sedang bermimpi, Laura sampai menangis saking dia takut jika mimpinya menjadi nyata.Laura berjalan ke arah ruangan Siddarth sambil menangis dan mengatakan jika dia tidak mau kehilangan Siddarth."Sidd, aku tidak mau kehilangan kamu, aku sangat mencintaimu, jadi aku mohon, kamu jangan pergi tinggalkan aku" tangis Laura sambil memandang Siddarth yang masih belum sadar dari jendela.***Paginya, Arif memukul meja makan di saat Fera dan Adjie sedang sarapan pagi bersama."Ada apa ini? Kenapa kamu pagi-pagi gini sudah datang ke rumah papa? Apa kamu ada kabar soal Siddarth?" tanya Adjie yang sedang memenangkan Arif yang em
Laura merasa sangat bahagia bisa sedekat ini dengan Siddarth, meskipun Siddarth belum ingat apapun tentangnya.Terdengarlah suara orang sedang membuka pintu ruangan Siddarth, alangkah kagetnya Laura melihat Cruz begitupun sebaliknya Cruz kaget melihat Laura.Tubuh cruz langsung bergemetar melihat Laura sedang bersama abang tirinya yaitu, Siddarth."Bang Sidd, kenapa kamu bisa bersama Laura? Apa Laura ini kekasih Abang, seperti yang mama jelaskan padaku, jika kamu kecelakaan karena mama dan papa melarang kamu untuk menikah dengannya?" tanya Cruz dengan matanya sudah memerah ingin menangis."Jadi, benar jika kamu adalah kekasihku? Seperti yang dia katakan padaku?" tanya Siddarth pada Laura.Laura hanya terdiam sambil menatap Cruz dan berpikir, jika selama ini, orang yang dia cintai dan orang yang sudah menghapus tangisan dalam hidupnya adalah Abang tiri dari orang yang sudah menyakiti perasaannya serta membuat tang
Tiara yang sudah sangat kesal mendengar perkataan Arif pun langsung menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia mengerti maksud perkataan Arif. Tiara segera pergi dari ruangan Arif."Huft! Bodoh sekali anak itu!" gumam Arif dengan menggelengkan kepalanya melihat kebodohan Tiara.***Keesokan paginya tibalah saat dimana Romeo di makamkan, dengan penuh air mata Nunu melapaskan kepergian putra yang sangat dia sayangi.Maira juga ikut hadir untuk mengantarkan Romeo ke tempat peristirahatannya yang terakhir, namun yang terjadi. Nunu malah berteriak dan menangis histeris saat melihat kehadiran Maira yang dia yakini adalah sumber dari kematian anaknya.Dada Nunu sudah mulai sesak dibarengi dengan kepalanya yang sangat pusing hingga pada akhirnya Nunu jatuh pingsan.Maira yang saat itu, sedang bersama Cruz langsung membawa Nunu ke rumah sakit.
"Apa Laura tidak marah pada Siddarth setelah tahu semua kebenarannya? hmm, kenapa dulu aku begitu bodoh hingga aku tidak sadar telah menyia-nyiakan gadis yang sangat aku cintai hanya karena hasutan Siddarth!" ucap Cruz dengan air mata yang jatuh dari matanya.Cruz menghela nafasnya agar dia kuat menyaksikan kebersamaan Laura dengan Siddarth abang tirinya.Fera langsung menyuruh Cruz duduk bersama mereka untuk ikut serta dalam acara pernikahan Siddarth dan Laura."Maaf Ma, Cruz tidak bisa sebab Cruz harus pergi keluar sebentar karena Cruz sudah di tunggu oleh teman-teman Cruz!" jawab Cruz berusaha tersenyum lalu pergi dari rumah."Apa Cruz masih cinta padaku? Hingga membuatnya tidak mau duduk di sini untuk membahas pernikahan aku dan Siddarth, Duh, kenapa aku bisa berpikir seperti itu, huft Laura kamu harus sadar, kamu sekarang mencintai Siddarth dan akan selamanya mencintainya!" ucap Laura dala
Cukup lama Cruz memikirkan jalan terbaik yang harus dia ambil untuk hidupnya agar dirinya tak terjebak pada masa lalu dengan Laura gadis yang masih sangat dia cintai sampai saat ini, namun sebentar lagi dia juga akan menjadi adik ipar Laura.Kaki cruz melangkah ke balkon untuk melihat ke langit yang sangat hitam tanpa ada bintang dan bulan yang menyinari, sama halnya seperti Cruz yang tidak di sinari oleh Laura dan Cinta."Jika dengan mengikhlaskan kamu bisa membuat kamu bahagia dan membuatku lupa padamu, maka aku akan melakukan itu, tetapi apa aku sanggup harus melihat kalian bermesraan di depan mataku setiap hari!" ucap Cruz sambil meneteskan air matanya.***Terdengarlah suara keramain dari rumah Arif yang memang pada saat itu, sedang di adakan pesta ulangtahun sekaligus Siddarth ingin melamar Laura secara langsung di depan semua orang.Tubuh mungil Laura terlihat sangat c
Tak selang lama kemudian terdengarlah suara tembakan kedua yang juga mengarah pada Laura, Cruz, Siddarth dan Tiara.Seisi pesta pun langsung jongkok saat mendengar suara tembakan kedua.Adjie segera menelpon polisi sedangkan Fera berlari ke atas panggung untuk melihat siapakah yang sebenarnya tertembak dari kedua pistol tersebut."gue harus pastikan siapa yang sebenarnya sudah tertembak!" ucap Dev yang berlari ke atas panggung.***Laura, Siddarth, Tiara dan Cruz saling tatap-tatapan hingga tak lama kemudian Siddarth dan Tiara pingsan secara bersamaan.Melihat kekasihnya yang berlumuran darah sepertinya Siddarth Pun memegang kedua tangan Laura ditemani air mata yang terus mengalir dari matanya."Sayang, apapun yang akan terjadi nanti padaku, tolong! Tolong kamu jangan tangisi apapun yang akan terjadi nanti, meskipun nanti aku tidak selamat, berjanjilah