Kedua kaki Lily dinaikkan ke bahu. Chris menarik kain terakhir di tubuh bawah Lily dan dengan sekuat bergerak maju untuk masuk ke dalam celah Lily yang masih kering yang merupakan trik ampuh untuk menyiksa Lily. Lily merasa sakit yang tajam di bawah tubuhnya. Seluruh wajah Lily berkerut kesakitan, tapi Chris tidak perduli dengan apa yang di rasakan oleh Lily. Selain rasa enak yang ia dapatkan dengan bergerak maju mundur masuk ke dalam inti Lily. Lily yang tidak tahan dengan siksaan Chris. Akhirnya ia memilih mengigit bibir bawahnya dan ingin memaki Chris dengan banyak kata. Tapi, merasa gerakkan Chris yang terhenti dan kemudian bergerak dengan cepat tanpa sedikit kelembutan. Kasar dan brutal, seolah-olah memberikan hukuman untuknya. Melihat wajah tersiksa dari Lily yang berjuang mati-matian untuk tidak mendesah. Chris semakin senang, Ia memperlambat gerakkannya di bawah tubuh Lily. “Enakkan?” tanya Chris yang masih rajin mengoyangkan pinggulnya menikmati setiap suara merdu yan
Wanita itu melihat Chris semakin ingin tahu, ia semakin mengeluarkan senyuman nafsu akan uang. "Mana uang informasinya?" ucap wanita itu menjulurkan tangan dengan jemari yang memakai kutek merah menyalah. Chris menghela nafas kesal dengan menahan amarah. Ia mengeluarkan satu ikat uang dari balik jaket hitamnya. “Segini cukup?” ucap Chris meletakan uang di atas jemari wanita jalang. Wanita itu tersenyum lebar dan mengecup satu ikat uang dengan perasaan bahagia. Lalu ia menulis berapa kata di balik foto Lily. "Segini nilai informasinya?" tanya Chris. Wanita itu mengangguk tanpa suara. Chris langsung mengeluarkan uang dari saku jaket satunya lagi dan terlintas pikiran jahat Chris untuk mengunakan wanita jalang itu sebagai kunci. "Mau lebih atau tidak?" tawar Chris yang sudah tahu tabiat wanita itu. Chris mengibas-gibas uang di tangannya. Wanita itu antara mau dan tidak mau. Melihat ada keraguan di hati wanita itu, Chris menambahkan 4x lipat lagi dan mengibaskan jumlah uang yang
Untuk mencegah orang lain datang, Chris menyumpal mulut Lily dengan pakaian dalam pria. "Mmmpppph.” Lily yang sudah tidak bisa berteriak membuat Chris merasa puas. ia menaikkan tubuh Lily sedikit ke atas dengan kedua tangan menyentuh bagian atasnya, sedangkan bagian bawah Chris tidak mencabutnya. Ia sengaja membiarkan di dalam tanpa bergerak. "Mmmpppph." Lily menggoyangkan kepalanya berharap kain hitam di matanya bisa lepas dan melihat wajah pria yang memperkosanya. Lily merasa pria ini bukan mengangkat tubuhnya. Sebaliknya, kedua buah kembar dipijit dengan keras dan berulang kali dan di sentil bagian ujungnya. Kemudian di susul dengan bagian bawah yang mulai bergerak dihentakkan terus menerus hingga ia mengalami klimaks dalam jumlah banyak. Chris belum mendapatkan kepuasan batin. Ia terus bergoyang cepat seakan ingin menghancurkan tubuh bawah Lily. Sedangkan Lily sudah klimaks beberapa kali tanpa bisa bersuara dengan tubuh bergetar hebat karena lelah dan sekalig
Chris berjalan ke arah kamar Lily, Kedua mata Chris menatap Lily yang tertidur dengan dress tidur di mana tali menurunin salah satu bahu yang mulusnya. Seketika darah di tubuh Chris berdesir dengan hebat dan berkumpul di satu titik pusat tubuhnya. Lily merasa dirinya sedang bermimpi dan merasakan setiap sentuhan di bagian atas. Hingga menurun ke bawah. Sentuhan di bagian itu tidak berkurang dan justru semakin liar seakan menghancurkannya. "A," Suara merdu tetiba keluar dari bibir Lily dengan mencekram sprei berusaha menendangkan kakinya yang tertekan oleh sesuatu agar tidak membiarkan benda tajam dan keras itu semakin masuk ke dalam. Kedua mata Lily terbuka melihat sekelilingnya gelap tanpa cahaya. ia tidak bisa melihat wajah pria yang kembali memperkosanya. Jantungnya berdetak kencang, tubuhnya kembali digoyangkan dari depan secara tidak beraturan. "Tidak ... tidak ... tolong ...." pekik Lily dengan mengeluarkan suara lumayan keras dengan nafas tersengal-sengal. Mendegar suara
"Ikut aku!" perintah Chris mutlak. Lily menulikan telinganya, Ia terus berjalan menjauhi Chris dengan langkah yang cepat. Chris yang di cuekin semakin kesal, ia bergegas untuk mengejar langkah kaki Lily yang semakin menjauh darinya. “Apa kau tuli,” seru Chris yang menarik tangan Lily dengan kasar. “Lepasin,” balas Lily yang merontah-rontah. Kini giliran Chris yang menulikan telingannya, Ia menarik Lily ke arah lift dan keduanya masuk ke dalam lift secara bersamaan. Chris yang dalam keandaan emosi tinggi menekan tombol ke arah pakiran mobil dengan maksud memberikan Lily pelajaran. "Tuan Chris, apaan kau ini. lepaskan aku!" tolak Lily merontah-rontah lagi. Lily terus memukul tangan Chris yang telalu kasar menariknya, hingga terasa sakit. Lift turun sampai ke area mobil Chris di pakirkan. Tidak ingin menunggu lagi, Chris langsung menarik Lily keluar dari dalam lift dengan langkah kaki besar menuju ke arah mobilnya. "Katakan padaku dengan pria mana kau bermain hari ini, huh?" be
Lily merasa dingin di tubuh bawahnya. Ia ingin berteriak, tapi suara yang keluar terpendam karena Chris menutup mulutnya dengan kecupan kasar. Setelah beberapa lama, Chris melepaskan Lily yang sudah tidak ada tenaga untuk melawan. Keduanya terengah-engah. Lily merasa agak pusing karena kekurangan oksigen, tetapi Chris hanya sedikit terengah. Melihat tatapan Lily yang kabur, bibir kecilnya yang membengkak dan tenggorokan yang naik turun, Chris langsung melepaskan semua pakaian dalam berserta stoking. Di saat Lily tidak ada tenaga untuk melawan dengan cepat dilempar ke samping. Lily hanya bisa pasrah ketika melihat pakaiannya mulai terlepas semua dan dibuang ke samping. ia merasakan sesuatu yang keras dan besar di antara kedua kakinya. Lily masih berusaha melepaskan diri dari barang Chris yang sudah siap masuk ke dalam. "Jangan, Kamu pergi cari wanita lain saja yang bisa memuaskanmu." Chris tertawa keras mendengar perkataan Lily yang dianggap sebagai bahan lelucon. Lalu memel
"Ulangi lagi!" perintah Chris dengan wajah bahagianya akan panggilan dari Lily barusan. "Apa? Tidak salah?" balas Lily yang terkaget dengan permintaan Chris yang menurutnya tidak masuk akal sama sekali. "Tidak, ulangi sekali lagi dengan suara lembut." "Suamiku," suara Lily yang merdu dan mengoda membuat Chris semakin tidak tahan. Chris langsung mengecup bibir Lily dengan lumatan, Kemudian mengeluarkan kata pintar. Tatapan mata keduanya saling melihat satu sama lain. Lily mengira Chris akan keluar untuk mengemudikan mobil. Ternyata, Chris malah menekan tombol jendela untuk menurunkan jendela mobil. Bersamaan dengan jendela mobil yang menurun, wajah satpam terlihat semakin jelas. Lily sangat marah, tanpa terasa bagian tubuhnya mengetat kembali. Chris tidak tahan dan melepaskan jasnya untuk menutupi tubuh Lily dan menahannya di bawah tubuhnya agar tubuh Lily tidak terlihat oleh satpam tersebut. Satpam itu mengenal Chris yang merupakan CEO perusahaan SAG. Antara kaget dan
Nana berjalan dengan gaya lelah ke arah Chris. sedangkan Chris tidak perduli dengan apa yang dilakukan oleh Nana serta terus berjalan menjauhi Nana secepat mungkin. Nana yang kesal akan sikap dingin Chris, ia berjalan cepat mengejar Chris dari arah belakang. "Tuan Chris, apa boleh anda antar saya pulang?" Nana berharap banyak dengan mengeluarkan suara memelas. Chris menghentikan langkah kakinya, keningnya berkerut dalam mendadak melihat Nana yang memakai dress ketat serta menampakan kedua buah kembarnya. Takut dirinya tergoda, Chris memilih cara lain untuk menghindari Nana. "Saya panggilkan taxi untukmu," tawar Chris yang mengeluarkan ponselnya dan melihat tidak ada nomor taxi. Chris berjalan ke arah satpam meminta untuk memanggilkan taxi untuk mengantar Nana. Wajah Nana langsung hitam melihat sikap Chris yang berbagi kasih antara dirinya dan Lily. Nana yang tidak terima atas sikap Chris padanya yang terkesan membuangnya. Ia langsung berlari mengejar Chris