Share

4

Pagi hari, saat Lily terbangun. Keberadaan Chris sudah tidak ada di manapun. Pandangan mata Lily ke arah nakas yang terdapat sebuah cek bertuliskan 3 M dan satu kertas di samping Lily dengan tulisan "Ini bayaran untuk semalam. Kau benar-benar memuaskan. Kita akan lanjutkan untuk malam berikutnya."

Merasa terhina, Lily langsung membuang kertas dan cek tersebut dengan perasaan malu juga marah. Keperawanan sudah direbut oleh Chris. Bagaimana bisa dirinya harus melanjutkan kehidupan. Bagimana harus menghadapi gosip orang. Teringat akan ibunda, Lily mengambil kembali cek yang barusan dibuangnya. Melihat norminal angka di dalam cek membuat Lily tercengang.

"Keperawananku dihargai 3M." Setelah dipikir-pikir, tidak ada gunanya menyesal. Nasi sudah menjadi bubuk, tidak bisa dimakan, dan akan menghilang tertiup angin.

***

Di kantor, Chris terus-terusan tersenyum puas memandangi setiap foto Lily yang diambil diam-diam semalam saat Lily tertidur dan disimpan dalam galeri hp.

‘Tok tok tok’

Suara pintu terdengar di ketuk seseorang dari luar.

"Masuk."

Sekretaris Nana berjalan masuk ke dalam dan melaporkan bahwa hari ini Lily dari bagian devisi 2 tidak masuk kerja. Chris tentu ingat betul jika semalam dirinya bermain dengan gila. Hal itu pasti menyebabkan Lily tidak bisa bangun tidur dari ranjang. Maka dari itu, Lily tidak bisa masuk kerja hari ini.

"Coba tanya ke Lily, apa alasan dia tidak masuk?" sahut Chris cepat.

"Kata Lily, dia minta cuti beberapa hari karena tak enak badan, Pak!" jawab Nana jelas.

"Sampaikan padanya kalau batas waktu cuti hanya 3 hari dan tidak boleh lebih," ucap Chris tegas.

"Baik. Pak," jawab sekretaris Nana dengan lesu.

Tatapan mata Nana melirik ke  Chris dan sadar jika tidak memperhatikan penampilan tubuhnya yang sengaja dibuat mengoda dengan atasan berbentuk V yang panjang ke bawah, Nana sengaja menjatuhkan pulpen agar menarik perhatian Chris, lalu berpura-pura memungutnya. Chris tentu melihatnya, tapi tidak bereaksi terhadap benda seperti gunung salju yang mengoda karena tubuhnya hanya bereaksi terhadap wanita bernama Lily. Sedangkan dengan wanita lain, walaupun semenggoda apapun, tubuh Chris tetap tenang. Bahkan tidak merasakan apapun di inti tubuhnya.

Di rumah sakit, Lily berjalan ke arah bagian administrasi di rumah sakit. Untuk membayar sejumlah tagihan pengobatan ibunda. Kasir memberikan surat pelunasan kepada Lily. Sebelum pergi, Lily mampir ke kamar untuk menjenguk ibunda.

"Bu, apa kau akan marah padaku?"

Lily menundukkan kepala dengan rasa malu karena hari ini dirinya sudah tidak perawan lagi.

 

"Bu, maafkan aku. Aku sudah mengkhianati janji pada ibu, tapi aku sudah tak punya pilihan lain," Lily masih melanjutkan kalimatnya yang penuh sesal dengan air mata berjatuhan di dari kedua bola mata. Sebanyak apapun Lily berbicara, ibundanya tidak pernah merespon semua cerita Lily tentang keseharian dan malam pertama yang direbut paksa oleh Chris hingga terasa sakit di bagian bawah yang belum hilang sejak pagi tadi.

Suasana masih hening, Lily melihat tidak ada tanda-tanda respon dari ibunda. 

Lily memutuskan memajukan tubuhnya untuk memeluk pergelangan ibunda dan tidur di samping untuk berapa jam.

tidur di samping untuk berapa jam.

Di sisi lain, Chris melihat tidak ada balasan pesan dari Lily. Ia mengerutkan kening dan mengetuk-ngetuk meja dengan jari. Sampai malam, masih tidak ada balasan, hingga kesabaran Chris mulai habis.

Chris yang sudah tersulut emosi semakin tinggi. Ia berjalan keluar dari dalam kantor dengan langkah cepat.  sekretaris Nana yang melihat Chris berjalan keluar. Ia segera berpura-pura menabrakan diri pada Chris seolah tanpa sengaja dan membuat Chris menyentuh dada besarnya.

"Maaf, saya tidak sengaja."

Nana berpura-pura semakin jatuh ke dalam pelukkan Chris dengan sikap manja dan merayu.

Chris bisa merasakan jika kedua buah kembar milik Nana sangat kenyal, tapi dia tak merasakan tubuh bagian bawahnya bereaksi. Dengan cepat, Chris mendorong Nana agar menjauh dari tubuhnya.

"Lain kali hati-hati kalau jalan!" ucap Chris dengan suara tak bersahabat.

Melihat Chris yang menjauh, Nana sangat kesal.

"Ieehh masa gagal sih," umpat Nana yang kesal dengan sikap Chris. Tanpa menunggu lama, Nana langsung mengejar Chris sekuat tenaga.

Chris yang sudah masuk ke dalam mobil tidak menyadari kehadiran Nana yang mengejar dirinya. Ia langsung tancap gas dan melaju keluar dari garasi mobil.

Sekali-kali Chris melirik hp yang masih tak ada balasan dari Lily, lalu membantingnya ke belakang kursi penumpang dan mengemudi dengan ugal-ugalan di jalan raya di sertai dengan kata umpatan.

***

Rasa tidak nyaman pada tubuh bawah membuat Lily terbangun dari tidur dan melihat jam di tangan yang sudah menunjukkan 7 malam.

"Gawat, sudah jam segini?" pekik Lily yang kaget melihat jam di ponselnya.

Dengan cepat Lily merapikan rambut dan make up di wajah yang masih terlihat kantuk.

"Bu, Lily pulang dulu ya. besok akan datang lagi untuk melihat ibu," pamit Lily dan mencium kening ibunda, lalu pergi keluar ruangan dan tidak sengaja berpapasan dengan James Holland yang merawat ibundanya selama ini.

 

"Eh Lily. Sudah mau pulang?" sapa James Holland  ketika melihat Lily.

"Iya dan saya mohon padamu untuk menjaga ibunda," pesan Lily pada James Holland yang selalu sama.

"Tentu saja, tapi ...," jawab James Holland menggantung kalimatnya yang tak selesai.

"Saya tahu kalau ibunda tak akan sadar selamanya dan saya hanya ingin berbakti di sisa hidup ibunda dengan memberikan perawatan terbaik!" lanjut Lily dengan kebesaran hati yang tak pernah habis demi berbakti kepada ibundanya.

Lily menundukkan kepala dan dengan berlinang air mata seakan memohon pada dokter James Holland untuk tidak menolak keinginannya  yang merupakan keinginan yang sangat penting dalam memperjuangkan kehidupan ibunya.

"Maaf ... maaf saya tak bermaksud menyakiti hatimu," kata James Holland yang merasa tidak enak hati atas ke salah pahaman Lily.

"Saya mengerti dan saya mohon kerjasamanya. Berapa pun biayanya akan saya bayar," ucap Lily dengan wajah memohonnya di sertai dengan air mata yang kembali berjatuhan.

"Baiklah. Saya akan merawat ibumu dan akan menjaganya sebaik mungkin. Jangan khawatirkan itu," kata James dengan kalimat yang akhirnya membuat hati Lily tenang serta senyum terukir di wajah cantiknya.

"Kalau begitu, saya permisi dulu dan selamat malam," pamit Lily yang langsung diangguki James Holland.

Lily berjalan tegap lulus ke depan dan keluar dari rumah sakit, kemudian ia duduk di halte bus seorang diri sambil menghapus air mata yang membasahi kedua matanya.

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status