Share

5

Angin malam menghembus dingin menusuk tulang berlulang. Lily menundukkan kepala ke bawah untuk memandangi kedua kaki yang ia goyangkan ke atas dan ke bawah. Beberapa mobil mewah berhenti dan memberikan klason kepada Lily sebagai sinyal. Tapi Lily bergeming dan tetap menundukkan kepala serta tak perduli dengan suara klakson mobil yang lalu lalang maupun kata maki-makian dari mereka yang tertuju kepada Lily.

Yang Lily tahu, Kini hatinya sangat kesal dan sedih. Lily sudah tahu juga tujuan mereka yang menghentikan mobil dengan sengaja. Mereka membunyikan klason padanya yang pasti menganggap dirinya wanita jalang yang menawarkan jasa untuk memberi kehangatan di ranjang bagi para pria hidung belang di malam hari.

"Kenapa setiap pria yang melihat wanita duduk sendirian di halte bus menganggap sebagai wanita murahan?" kata Lily dengan nada kesal dan langsung berdiri dari tempat duduk.

***

Di sepanjang perjalanan, Mata Chris melihat jam di tangan kiri yang sudah menunjukkan jam 8 malam.

 Chris yang melewati arah rumah sakit terhenyak ketika matanya tanpa sengaja melihat sosok wanita yang di yakini oleh Chris sebagai Lily yang sedang berdiri di halte bus dengan berapa mobil berhenti sambil membunyikan klason silih berganti seolah menawarkan tawaran kepada Lily untuk bermalam di atas ranjang bersama dengan mereka.

Emosi di kepala Chris langsung naik seketika dengan pikiran negatif yang berputar di dalam kepala. Chris mempercepat mobil yang dikendarai, Kemudian berhenti tepat di depan Lily.

Lily menatapi mobil itu dengan tatapan cuek. Mendapatkan pandangan sinis dari Lily. Chris memutuskan membuka pintu mobil, kemudian langsung keluar menghampiri Lily dengan emosi terpancar di wajahnya.

"Kau!" pekik Lily yang kaget melihat kedatangan Chris yang seperti hantu.

"Kita bertemu lagi," suara Chris yang berat membuat Lily merasa takut setengah mati. Tanpa pikir panjang lagi, Lily langsung kabur dari hadapan Chris.

"Jangan pernah berharap bisa kabur dariku," kata Chris penuh ancaman.

Dengan langkah cepat, Chris mengejar Lily yang sudah berlari di depannya. Perbedaan langkah kaki Lily dan Chris sangat jauh. Lily tentu kalah dari segi kecepatan dengan langkah Chris hingga dirinya tertangkap oleh Chris dengan mudah.

"Lepasin," teriak Lily sambil terus berusaha melepaskan cekalan Chris pada pergelangan tangannya yang sangat kuat dan menyakitikan.

Perlawanan Lily berakhir sia-sia. Chris memapah tubuh Lily ke atas pundak.

"Berani sekali kau berjualan di sini," seru Chris penuh amarah, ia kemudian melemparnya ke dalam kursi penumpang. 

"Ah," jerit Lily ketika kepalanya menyentuh pintu mobil.

"Kau tidak akan bisa kabur," Chris menutup pintu mobil dengan cara di banting.

Saat Lily berusaha untuk bangun, Chris sudah menginjak gas dengan cepat, sehingga mobil melaju dengan kecepatan tinggi membelah gelapnya malam. Sesampai di persimpangan, dengan kasar Chris membelokkan mobilnya hingga tubuh Lily yang tak seimbang sudah terlempar sana sini. Bahkan, berapa kali terkena benturan di bagian kepala.

"Kau sudah gila ya?" Maki Lily pada Chris dengan suara keras.

"Ya, aku sudah gila dan itu karena dirimu," jawab Chris tak kalah kerasnya dengan suara kemarahan Lily.

Chris menghentikan mobil mewah di pakiran salah satu apertement mewah, kemudian menarik Lily keluar dari dalam mobil dengan sikap yang sangat kasar tanpa belas kasihan sedikitpun.

"Lepaskan aku, Lepaskan ...." pekik Lily dengan suara keras.

Lily terus memukul tangan Chris yang memegang pergelangan tangannya dengan kuat hingga menimbulkan kemerahan. Chris tidak berbicara dan terus menyeret tubuh Lily ke dalam lift, lalu menekan tombol menuju ke lantai 6 yang merupakan apertemen yang ia huni selama ini dalam kesendirian.

"Lepaskan aku! Apa kamu tuli?” umpat Lily dengan suara kerasnya untuk kesekian kalinya.

Chris masih menyeret tubuh Lily sampai di depan pintu apertemen dan membuka pintu dengan sidik jari. Pintu terbuka secara otomatis dengan sikap kasar, Chris melempar tubuh Lily ke dalam ruangan hingga  menyebabkan Lily terjatuh ke lantai yang dingin dan keras.

"Ahhh.." pekik Lily yang kesakitan pada berapa bagian tubuh yang membentur lantai apertemen Chris.

"Sekarang layani aku!" Perintah Chris yang menatap tubuh Lily dengan tatapan lapar dan bernafsu. 

Melihat Chris di hadapannya yang membuka dasi, Lily semakin ketakutan dan berusaha berdiri dari posisinya yang terduduk di lantai.

"Mau kabur? Silahkan," ucap Chris dengan sikap garang.

Chris memandangi Lily dari atas sampai bawah dan langsung melepas jas, lalu dilempar ke sembarangan arah. Lily yang sudah berdiri langsung berjalan melewati badan Chris.

"Sial. kenapa saat bergini malah cedera kaki," batin Lily.

 Melihat Lily berjalan tertatih-tatih ke arah pintu, Chris mengendong Lily seketika dengan berjalan ke atas lantai 2.

"Lepas aku brengsek! Kubilang lepaskan, apa kau tuli?"  maki Lily sambil terus memukul Chris yang tentu tak berarti apapun bagi Chris yang sedang bernafsu kuat.

Lily terus melawan dengan memukul dada yang bidang Chris dan mengigit bahu Chris dengan gigitan kuat.

 Chris tidak perduli dengan perlawanan Lily padanya. Ia menendang pintu kamar dengan tendang kasar, lalu membanting tubuh Lily di ranjang dan menekannya dari atas. 

Keandaan seperti ini membuat tubuh Lily tidak bisa bergerak karena tubuh Chris sangat berat. Namun, kedua tangan diletakkan di atas dada Chris untuk menahan tubuh Chris agar tidak menyentuh buah kembarnya. Chris masih memandangi Lily dengan wajah penuh emosi di mana terlihat jelas jika urat-urat di dahinya telah nampak.

"Uang yang aku berikan masih tidak cukup banyak bagimu sampai jualan badan di jalan, huh?" kata Chris penuh penekanan dengan mata tajam yang terus ditujukan pada Lily yang di anggap sebagai jalang yang berjualan di jalanan pada malam hari.

"Aku tidak mau melayanimu malam ini," ucap Lily tanpa sengaja dan justru kata-kata itu membuat Chris menjadi gelap mata.

Chris langsung merobek semua pakaian Lily hingga menyisakan beberapa kain yang menutupi tubuh Lily yang merupakan pakaian dalaman Lily.

Sepanjang perlawanan, Lily terus menedang tubuh Chris berkali-kali. Chris yang terus menghindar tendangan  mulai bergeser ke arah laci nakas di samping tempat tidur yang menyimpan berapa dokumen penting. Dokumen yang ia persiapkan padi pagi untuk menjebak Lily. 

Chris memutar badan ke arah laci di dekat ranjang, ia mengeluarkan dokumen kontrak juga tinta yang sudah siap untuk menjerat Lily dengan kontrak yang berisi berapa pasal jahat yang akan membuat Lily tak berdaya untuk melawannya di kemudian hari.

 

Memikirkan masa depan Lily yang menjadi budaknya, tawa Chris semakin kencang.

Sadar ada yang tidak beres dengan tingkah Chris. Lily memilih untuk tidak akan tanda tangan di dokumen yang di tangan Chris

 

 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yeliana 12
kenapa harus make bayar atau bonus sih baca novelnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status