Beranda / Romansa / TAWANAN CINTA TUAN CEO / Bab 4 Asisten Sekretaris

Share

Bab 4 Asisten Sekretaris

Penulis: Titisan Tinta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-01 18:00:10

"Ngedadak banget kayak gini, ada apa sih?" tanya Karina bingung. Ia bahkan baru pertama kali melihat raut wajah Marcel setegang tadi. 

Sebenarnya ada apa? Karina hanya mampu pasrah dan duduk diam di dalam mobil yang terus melesat menuju tempat tujuan. Hingga akhirnya, mereka tiba setelah 10 menit kemudian. 

Marcel turun dan berjalan terlebih dahulu seolah tak ingat jika dirinya sedang bersama Karina. Jelas gadis di belakang nya semakin bingung.

Mereka tiba di lantai ruang kerja, Marcel menghentikan langkahnya. Itu membuat Karina juga ikut menghentikan langkahnya. "Sel—Marcel, kenapa?" tanya Karina. 

Marcel mengeluarkan ponsel di sakunya. "Halo, Kayla, tolong datang ke ruangan saya sekarang." 

Marcel membalikkan badannya menghadap Karina. "Saya lagi butuh waktu sendiri, kamu bisa belajar bareng asisten sekretaris yang barusan saya telepon," ucap Marcel. 

Dirinya berjalan menuju pintu di jalur kanan yang tak lain adalah ruangan pribadinya. Beberapa detik sebelum ia masuk, gadis bernama Kayla yang tadi sudah ia telepon. 

"Sore, Kak Marcel. Ada yang bisa saya bantu?" ucapnya dengan agak lantang. 

Dahi Marcel berkerut, sudah pasti ia tidak terlalu suka suara perempuan yang terlalu lantang, "Ajari dia bagaimana jadi sekretaris, dia sekretaris baru." Marcel masuk ke ruangannya. 

Setelah Marcel benar-benar tak terlihat, Karina juga Kayla menghela nafas secara bersamaan. Kayla jadi terlihat lebih santai dari sebelumnya, gadis dengan rambut sebahu itu tersenyum ke arahnya. 

"Kak Karina, kan? Ayo, aku ajarkan," ajak Kayla sambil menggandeng tangannya masuk ke ruang kerja. 

Satu hal yang Karina sadari sejak ia datang ke tempat ini adalah, semua yang ada di bawah kendali Marcel, mereka memiliki tata bahasa yang sangat sopan. 

Kayla duduk di hadapan Karina, gadis periang itu menjelaskan dengan begitu detail tapi di bumbui oleh cerita ringan yang membuat keduanya tidak bosan. Bahkan Karina sampai sesekali tertawa akibat candaan yang Kayla bawakan. 

Dan semua candaan itu harus berakhir pada pukul delapan malam. Karina sudah termasuk kerja lembur jika pulang di waktu itu. 

"Kak Karina, maafkan aku, ya. Gara-gara aku terlalu banyak mengobrol jadinya kita pulang malam," ucapnya. 

Kayla itu lucu, menurut Karina. Apalagi saat dia dengan lantangnya menceritakan semua tentang Marcel sebelum ia bekerja di sini. Satu hal yang perlu di ingat olehnya adalah, Marcel yang sekarang sangat berbeda dengan Marcel yang dulu. 

"Gak apa-apa, Kay. Ngobrol sama kamu itu seru banget, jadinya waktunya juga gak kerasa." Karina berikan senyuman tulus pada gadis di samping yang punya selisih umur  tiga tahun dengannya. 

"Kamu pulang bareng siapa?" tanya Karina. 

"Ada yang akan menjemput aku, Kak Karina jangan khawatir." 

Karina mengangguk paham saat salah satu taksi berhenti di depannya. "Kak Karina," panggil Kayla. 

Karina berhenti dan berbalik. "Ini kak, aku udah buatin rekapan singkatnya tentang semua jadwal Kak Marcel. Mungkin bakal ada yang berubah, tapi itu kayak mirip jadwal harian Kak Marcel," jelasnya. 

Kayla memberikan sebuah usb yang berisikan banyak berkas dan siapa saja orang orang yang berbaur dengan kehidupan Marcel di dunia bisnis. Sudah pasti Karina wajib tahu itu. 

"Aku gak tahu harus bilang apa selain makasih, Kay. Kalo kamu gak ngasih ini, mungkin aku gak bakal tahu harus gimana." Senyum Karina merekah saat Kayla memberikan USB tersebut. 

Kayla ikut tersenyum melihatnya, "Tidak apa apa, Kak. Tugas ku itu asisten sekretaris, jadi Kak Karina kalo ada apa apa bisa langsung cerita sama aku," ucap Kayla. 

"Pasti, makasih banget, ya. Bye!" Karina pamit dan masuk ke dalam taksi. 

Karina tiba sekitar belasan menit kemudian, Karina masuk dan menyapa ibunya yang ternyata masih menunggu ia pulang. Karina lantas pergi ke dapur, ia meneguk se gelas air putih kemudian menghela nafas berat. 

"Gimana hari ini, Rin? Kamu masih semangat?" tanya Hani lembut. 

Karina hanya tersenyum kikuk. Ia terlalu bingung, apa ia harus menyebutkan jika hari adalah hari paling sial dalam hidupnya. "Kacau, Ma." 

Hani nampak terkejut dengan jawaban putrinya. "Kacau gimana, Rin?" 

"Ya, kacau aja, Ma. Tapi Mama tenang kok, Karina bakal tetep lanjut kerja." 

Alasan Karina berkata seperti itu adalah, agar sang ibu tidak kecewa padanya. Tapi dalam hati paling dalamnya, Karina ingin sekali cepat cepat berhenti bekerja dengan Marcel. 

Karina pamit pada ibunya untuk pergi ke kamar. Setelah tiba, ia langsung menjatuhkan tubuh di atas kasur. Hari pertama Karina cukup melelahkan, apalagi tiap hari. Karina takut Marcel akan terus mengganggunya selama ia kerja di sana. 

"Si Marcel itu pasti sengaja nyatuin ruang kerja Bos sama Sekretaris, biar bisa terus nyiksa gue. Demen amat sih tuh bocah gangguin hidup gue. Padahal gue udah coba tenang selama tujuh tahun, ish!" gerutu Karina. 

Ia terus bermonolog dengan dirinya sendiri. Karina ingat satu hal, malam ini, waktu tidurnya akan cukup berkurang untuk rencana ini. Karina meraih tasnya, ia keluarkan USB yang kayla berikan padanya. 

Karina bangkit dan berjalan menuju laptop yang ada di meja belajar."Kalo gue tahu jadwal Marcel, kan setidaknya ada cara buat bikin dia kesel terus mecat gue, deh." 

"Jadinya gue gak perlu bayar pinalti sesuai di kontrak. Pinter, Karina, lo pinter!" pujinya pada diri sendiri. 

Hingga malam semakin larut, Karina terus menyiapkan berbagai rencana yang memungkinkan terjadi. "Hahahah, rencananya udah sempurna. Tunggu aja, Marcel. Hahahahhahaha! Ohok ohok!" 

Karina tersedak karena terlalu keras tertawa, tenggorokannya kering dan ia memutuskan untuk mengambil air minum terlebih dahulu. 

¤¤¤

"Yap, hari ini gue pasti bisa!" ujar Karina sebelum keluar rumah. 

Semalam, ia mendapat pesan dari Qiandra. Mungkin Marcel yang memberikan nomornya. Dan tentu pagi ini, ia akan terlebih dahulu pergi ke cafe Helly untuk bertemu Qia. 

Setelah menyelesaikan perjalanan, Karina tiba dan di sambut cerah oleh Qia. "Rin, ini ada sedikit hadiah dari gue. Kita kan baru ketemu lagi, jadi ini bisa di bilang sebagai kado atas kepulangan lo." 

Karina menerima kotak berukuran kecil itu, "Ini boleh gue buka?" tanyanya. 

Qiandra mengangguk. Karina membuka kotak kadonya dengan hati yang berdebar. Hanya Qia yang selalu memberikan hadiah padanya selama ini. 

Itu adalah gelang rantai dan mawar adalah bentuk hiasanya. "Ini bagus banget, Qia." 

"Itu gelang persahabatan, Rin. Nih gue pake.” Qiandra menunjukkan pergelangan tangannya. 

"Makasih banget ya, Qia." 

"Oh iya, gue belum ketemu Nita, dia apa kabar?" tanya Karina. 

Qiandra hanya terdiam seolah memikirkan apa jawaban yang tepat untuk pertanyaan Karina. "Eh, Rin. Gak takut telat ke kantor? Gue takut nanti Marcel marah sama lo dan potong gaji lo!" 

Karina juga baru ingat dan ikutan panik, "Gue mau pesen dulu, Qia. Ehm.. Cofee latte sama americano, ya. Habis itu gue mau langsung buru-buru ke tempat kerja!" 

"Oke, gue siapin dulu." Qiandra berjalan meninggalkan Karina. 

Karina harus cepat cepat karena jadwal Marcel hari ini adalah bertemu klien lagi. Dan rencana pertama akan segera ia lakukan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 60 Nikah

    Minggu terakhir di bulan itu, Marchel mencoba untuk menyendiri lebih dulu. Di teras lantai dua rumahnya, terlihat sudah secangkir kopi dan biskuit yang menemani Marchel untuk kali ini.Dia sama sekali tidak ingin terlalu banyak pikiran setelah beradu debat dengan orang terdekatnya di kantor, Daniel.“Aku sama sekali tidak menyesal mengeluarkan dia. Harusnya dia yang menyesal karena sudah aku keluarkan di perusahaanku,” ucap Marchel sambil memandang ke arah taman rumahnya.Meskipun pikiran sedang ruwet, tetapi Marchel bukan lah orang yang suka menyesap sigaret. Dia selalu saja membiarkan dirinya termenung dan mengisitrahatkan pikirannya.“Benar, aku harus segera menjelaskan kepada mama secaptnya,” ucapnya.Pagi hari itu memang sudah dijadwalkan oleh Marchel untuk berbicra empat mata dengan Tania. Meskipun di balik itu semua Kayla tetap saja ragu dan takut kalo saja mama bisa marah atas tindakan yang dilakukan oleh kakanya.Karena tidak mendapat izin untuk berunding, Kayla hanya

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 59 Cobaan Jelang Pernikahan

    Hari ini sesuai dengan janji Marchel, dia akan membawa Karina datang ke rumahnya. Semua dilakukan agar Tania atau mama kandungnya sendiri yang harus segera mengetahui semua sebelum Rosa berulah lagi.“Dengarkan aku, Karina,” ucap Marchel sambil memegang tangan Karina yang dingin karena merasa gugup sudah berada di depan rumah Marchel.“Mama tidak menakutkan seperti yang kamu pikirkan. Dia orang yang punya empati yang tinggi dan bisa melihat masalah dari berbagai sisi.Jadi, tolong berikan citra positif dan yakinkan dia bahwa kamu bukan orang yang sembarangan dan semua tuduhan itu salah,” ucap Marchel meyakinkan.Karina hanya memandang ke arah Marchel dengan dalam lalu menghela napas dalam saat melihat pintu rumah Marchel masih tertutup rapat.Karina mengangguk dan melepaskan seat belt lalu turun berdampingan dengan Marchel masuk ke rumah tersebut.Agenda ini memang sudah dijadwalkan untuk Karina sendiri karena Tania juga siap untuk menerima penjelasan dari karina.Dari situ,

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 58 Pengakuan Marcel

    “Apa benar kamu mengajak wanita itu ke hotel, Marchel!” Teriakan itu membuat salah satu asisten rumah tangga di rumah Marchel langsung kembali mengambil alat pel dan keluar dari ruangan tersebut.Satu kalimat yang tinggi itu sontak membuat Kayla langsung berdiri menghadap mama nya sendiri. Termasuk Mmarchel yang juga tidak tau apa tuduhan yang selanjutnya diterima kepadanya.“Apa maksud—”“Berhenti, Marchel!” bantah Tania dengan menodong tangannya ke arah anak pertamanya itu. Sekian dirinya mulai mendapat kabar tentang hotel yang diberikan oleh Rosa berupa sebuah foto.“Sekarang, jawab jujur kepada mama! Apa yang kamu lakukan dengan wanita murahan itu di hotel hah!” bantah Tania.Marchel langsung menggeleng kepalanya karena tidak ingin mendengar Karina mendapat tuduhan wanita seperti itu.Dia pun sadar bahwa mama nya belum bisa mengontrol emosinya atau memang masih mendapat teror dari mertuanya sendiri.“Mah, sekarang Marchel mau jelasin dulu. Mama tenang dulu, duduk di sini

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 57 Penghianat

    Tuduhan kesekian kalinya membuat Tania sedih. Rosa dan Anita selalu saja datang saat dirinya tak ingin mengharapkan itu.Terlebih lagi soal Marchel yang dituduh menginap di hotel dengan Karina. “Ini benar sesuatu yang tidak bisa aku terima. Apa benar Marchel itu melakukan hal itu?” pikir Tania di dalam hatinya.Pagi menuju siang itu membuat Ttania sedikit pening. Dia pun langsung menutup pintu rumah dan beristirahat sejenak.Kayla, yang sudah mengetahui semua masalah itu pun mengelak bahwa Kkarina tidak mungkin berbuat demikian.“Kak, kamu harus segera bilang ke mama. Aku tidak biasa mendengar tudahan seperti ini. Apalagi ini juga menyangkut kedua keluarga besar.Aku takut citra kakak pasti jelek di antar keluarga mereka,” ucap Kayla kepada Marchel saat berada di ruang tengah.“Sudah pasti, Kayla. Citra kakak sudah hancur saat itu juga. Aku tidak percaya Mama Rosa akan mengatakan hal ini kepadaku terlebih soal tuduhan itu.Ini sangat berbahya buat diriku sendiri dan semua mas

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 56 Check In Hotel

    “Kamu gila Marchel! Ngapain wanita penggoda itu malah mau kau jadikan sebagai istrimu?” tanya Tania dengan membentak.“Aku sama sekali tidak pernah setuju mama bilang dia adalah wanita penggoda. Sekarang, tenangkan semua emosi mama.Aku akan menceritakan semuanya dengan jelas. Dengan bukti. Bukti siapa yang menyebarkan video itu dan siapa dibalik dalang semua ini,” tegas Marchel.“Mama tidak—”Tiba saja Marchel langsung keluar dari ruangan tersebut. Percakapan pun berakhir karena Marchel tau jika nantinya ucapan itu akan diteruskan, pasti tidak ada jalan temunya.Semua yang dijelaskan olehnya akan sia-sia saja karena Marchel tidak mau berdebat dengan Tania yang masih marah.Untuk menghindari hal itu, Marchel langsung keluar dari ruangan utama. Kembali ke rumahnya di pagi hari setelah menjalankan satu hari weekend di rumah.Tania memang belum menyentuh rumah Marchel dalam seminggu setelah kasus itu terjadi. Dia merasa sangat gagal mendidik Marchel dan masih terpengaruh oleh uca

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 55 Lelaki Jahat

    “Jadi, dia membayar upah untukmu?” “Maaf, Pak Marchel … Say—”“Berhenti! Mulai sekarang, kamu saya berhentikan kerja di sini. Urus semua data ke HRD hari ini juga! Saya tidak mau tau!” Percakapan singkat itu membuat Marchel semakin geram kepada petugas cctv yang selama ini dia percayai. Bagaimana tidak, petugas tersebut menerima upah dari Daniel untuk meminta salah satu video yang sampai saat ini sudah tersebar.Kecewa yang sangat mendalam itu pun akhirnya membuat Marchel semakin murka. Dia berjalan dnegan langkah yang lebar denganw ajah yang kesal.Bukan kembali ke ruangan kerjanya melainkan ke ruangan HRD. Di dalam ruangan itu, Marchel benar-benar sudah bulat untuk menyampaikan apa yang dia inginkan.“Sekarang, atas nama Daniel. Buat suarat PHK untuknya. Urus semua adm dan segalanya hari ini juga. Saya tidak mau tau, sekarang surat itu harus turun ke Daniel!” gugat Marchel.HRD perusahaan pun kaget melihat emosi Marchel yang mendadak. Dia tidak tau apa yang sedang terjadi, sehingg

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status