Karina tidak menyangka akan di pertemukan kembali dengan Marcel, musuh bebuyutannya di jaman SMA dulu, yang sialnya sekarang dia harus menjadi Sekretaris mantan Rivalnya itu yang ternyata masih belum berubah masih senang megerjai dan bertengkar dengannya terlebih lagi posisi Marcel yang sekarang akan lebih mudah bagiinya untuk menyiksa Karina. Karina ingin mengundurkan diri tapi dia tidak bisa karna dia sudah terlanjur menandatangi kontrak selama 3 tahun dan jika dia ingin mundur dia harus membayar pinalti. Dengan segala aksinya Karina ingin membuat Marcel menyerah dan memecatkan taoi selalu gagal, yang ada Marcel malah semakin ingin menahannya membuat Karina harus selalu ada di dekat Marcel dengan alasan pekerjaan. Apa sebenarnya alasan Marcel melalukan itu?, dan pada akhirnya usaha siapa yang akan berhasil Marcel, atau Karina?
Lihat lebih banyak“Jadi, dia membayar upah untukmu?” “Maaf, Pak Marchel … Say—”“Berhenti! Mulai sekarang, kamu saya berhentikan kerja di sini. Urus semua data ke HRD hari ini juga! Saya tidak mau tau!” Percakapan singkat itu membuat Marchel semakin geram kepada petugas cctv yang selama ini dia percayai. Bagaimana tidak, petugas tersebut menerima upah dari Daniel untuk meminta salah satu video yang sampai saat ini sudah tersebar.Kecewa yang sangat mendalam itu pun akhirnya membuat Marchel semakin murka. Dia berjalan dnegan langkah yang lebar denganw ajah yang kesal.Bukan kembali ke ruangan kerjanya melainkan ke ruangan HRD. Di dalam ruangan itu, Marchel benar-benar sudah bulat untuk menyampaikan apa yang dia inginkan.“Sekarang, atas nama Daniel. Buat suarat PHK untuknya. Urus semua adm dan segalanya hari ini juga. Saya tidak mau tau, sekarang surat itu harus turun ke Daniel!” gugat Marchel.HRD perusahaan pun kaget melihat emosi Marchel yang mendadak. Dia tidak tau apa yang sedang terjadi, sehingg
“Lo gapapa ngajak gue makan malam gini?” tanya Karina.Marchel hanya memandang dirinya tanpa mengatakan apa pun, lalu mengaduk minuman yang dia pesan sebelumnya.Dengan wajah yang cukup lesu, karena penuh dengan kerjaan yang harus segera dilaporkan, Marchel pun berdecak.“Tidak ada yang melarang aku buat ngajak kamu makan di sini. Biarkan saja orang lain tau hubungan kita, memang aku serius juga kok,” jawab Marchel dengan santai.Karina mencoba menancapkan garbu pada steak miliknya, lalu berhenti sejenak. Dia melihat ke arah Marchel dengan tatapan kosong saaat lelaki itu berhenti berkata.Ada salah satu ucapan yang membuat Karina sedikit bingung, bukan lain adalah kata serius. “Serius maksudnya?” tanyanya.Marchel mencoba menelan makanan yang sudah ada di mulutnya, lalu mengambil selembar tissu dan mengelapnya di ujung bibir.Saat itu, Marchel langsung menyesap minumannya sedikit. “Aku bilang benar dan jujur. Aku bilang ke kamu kalo hubungan ini akan dibawa serius, Karina.”K
“Gue sama sekali gak tau siapa orang itu,” ucap Karina dalam hatinya.Setelah mengetahui bahwa Marchel mengatakan dirinya menjadi tuduhan, kini Karina sama sekali dibuat pusing dengan beredarnya foto tersebut.Dia pun melihat ke arah cctv ruangan tersebut dan segera memukul ringan kepalanya berulang kali. “Gue juga gak sadar sih gila kali ngelakuin hal semacam itu bisa-bisanya ada cctv dan gue seenaknya gitu gak sadar!”Karina terus memarahi dirinya sendiri. Seolah ini adalah kesalahannya sendiri, terlebih ketika dia melihat foto yang dikirim oleh Marchel melalui teleponnya.“Gila lo Karina! Pantes aja mereka bilang nuduh gue ini itu karena gue juga gak sadar ada kamera cctv di sini. Belum lagi orang stress itu kok bisa sampai berani pasang video?” lanjut Karina.Hari ini Marchel datang terlambat. Izin kepada seluruh bawahannya untuk menunda meeting di sore hari. Karina, yang masih duduk di depan laptopnya pun masih tak bisa berpikir untuk bekerja saat itu juga.Energinya seol
"Apa kamu lupa dengan janjimu, Marchel!?" bantah Tania.Setelah melakukan banyak sekali perdebtan soal Kkarina, kini Marchel tertampar dengan kalimat Tania, ibu kandungnya sendiri.Dia ngat bahwa salah satu pesan dari mantan istrinya yang meninggal adalah bukan tentang wanita lain. Tetapi, soal anak mereka yang baru saja lahir ke dunia."Mah, Marchel bisa jelasin semuanya. Ini bukan tentang Karina, dan ini salah paham, Mah," jawab Marchel memohon.Lepas pulang dari kantor, Marchel kembali menghadap Tania yang terus seperti layaknya seorang wartawan. Tania bercerita maksud kedatangan Rosa ke rumahnya di siang hari itu.Saat itu juga Tania memberikan semua bukti foto yang sudha berhamburan di lantai dengan jelas kepada Marchel."Lihat apa yang kamu lakukan!" bantah Tania.Seperti sebuah ancaman, Tania pun seperti ingin menampar anaknya sendiri. Pengaruh ucapan dan bukti foto yang diterima dari Rosa membuatnya seketika kesal dengan Marchel sendiri.Dia tak bisa menjelaskan secar
“Jadi gini kelakuan anakmu?” tanya Rosa.Beberapa lembar fot o berhamburan dilemparkan oleh Rosa ke wajah Tania. Siang itu pertikaian kembali menggemparkan dua keluarga tersebut.Terlebih lagi saat Tania membuka pintu rumahnya, dia dengan tak disangka langsung mendapat perlakuan buruk dari Rosa.“Lihat itu kelakuan brengsek anakmu!” terus Rosa.Anita kembali bergumam. Antara senang atau sedih, dia masih belum bisa menjelaskan perasaannya tentang ini.Dua orang itu masih terus saling menatap, tetapi Anita diam di belakang Rosa sambil memasang wajah memelas.“Kelakuan Marchel yang katamu masih bisa pegang janji setelah kematian anakku. Sekarang apa buktinya! Mana buktinya kalo Marchel itu bisa pegang omongannya!” ketus Rosa sambil menunjuk ke arah Tania dengan mata yang melotot.Tanaia hanya mundur beberapa langkah saat amarah wanita itu mengamuk. Dia mencoba untuk tidak tersulut emosi atau keduanya bisa saja marah besar.“Jaga omongan kamu yah! Jangan sembarangan mencari keri
Luna berjalan beriringan dengan Daniel. Dia pun merasa senang karena apa yang akan dia dapatkan hari itu juga terkabul.Tak lain adalah rekaman cctv yang memperlihatkan kemesraan Karina dengan Mrchel. “Memang dia ini tidak tau diri apa, itu kan ruangan kantor. Semena banget mentang ini perusahaannya gitu?” sindir Luna saat berjalan menuju ke ruangan bawah menuju ruangan cctv.“Biasa lah. Yang namanya nafsu tak tertahan pasti ada saja begitu alasannya. Gue yakin Marchel pas itu udah turn on jadi ya begitulah karena sudah memuncak,” jawab Daniel diselingi tawa.Mereka tertawa karena Daniel mengatakan turn on. Sedangkan Luna memang sudah maksud dengan kalimat yang diucapkan oleh Daniel itu.Dia pun berhenti di salah satu lorong yang mengarah di pertigaan ruangan. Berhenti sesuai dengan instruksi dari Daniel agar tidak terlalu curiga.“Lo intinya kalo udah lebih dari setengah jam, mending cabut. Gue tau ini resikonya sangat gede, jadi biarkan gue sendiri yang ngelakuin.Lo peri ke
“Mah! Gimana, Ma?” tanya Luna menganggetkan Anita, ibu kandungnya sendiri. Sore menjelang malam itu pun mereka bertemu. Di sebuah kafe yang tak jauh dari tempat kerja Luna, karena Anita sengja memilih tempat itu agar anaknya tidak terlalu jauh untuk pergi setelah pulang kerja. “Astaga, kamu ini Lun! Mama kaget gini masih aja kamu tuh!” tegur Anita sambil menepuk lengan Luna yang tiba-tiba ada di sampingnya. Pertemuan itu memang sudah direncanakan untuk membahas masalah yang masih hangat. Bahkan Luna pun sempat berbohong kepada atasan untuk pulang cepat karena ada masalah keluarga yang harus di urus di rumah sakit. Pernyataan bohong itu pun disetujui oleh atasan sehingga Luna berhasil keluar jam kantor setengah jam lebih cepat dibanding teman yang lainnya. “Buset dah! Beneran ini mama mau ngasih tau yang penting. Penting, penting, pentingggggggg bangetttt!” ungkap Anita dengan penuh semangat. Luna sedikit mengangkat salah satu alisnya seolah menagnggap hal ini sedikit aneh. Tetapi
Di rumah yang mewah itu, Tania yang merupakan ibu kandung Marchel pun mulai bercengkerama dengan tamu.Termasuk Rosa yang merupakan ibu kandung dari almarhum istri Marchel. Dia bertemu dengan Anita yang merupakan ibu kandung Luna karena ada janji selepas arisan.Anita sudah ketiga kalinya datang ke rumah Tania untuk menemani Rosa bersilaturahmi dan sekedar menjenguk Reyna yang masih kecil.“Nampaknya tadi itu seperti bukan teman biasa,” sindir Rosa.Tania yang mendengar ucapan itu pun merasa tersindir. Sebab Marchel memang sudah lama sekali tidak pernah menunjukkan kedekatannya dengan seorang wanita setelah istrinya meninggal.“Oh, itu teman bisnis. Marchel mungkin ada urusan dengan sekertarisnya,” jawab Tania mencoba meyakinkan wanita yang ada di depannya itu.Sambil disajikan beberapa camilan, Anita mulai melirik ke arah Rosa. Dia merasa ini adalah kesempatan yang bagus untuk membuat dua keluarga itu saling membenci.“Ini yang aku tunggu. Semoga saja Tania bisa membenci Rosa
“Dia siapa, Marchel?” tanya Tania. Karena Reyna berlari seperti orang yang dikejar sesuatu, tiba-tiba Tania yang merupakan mama kandung Marchel pun langsung menghampiri menuju ruangan depan. Bersama dengan mertua Marchel, mereka pun datang beriringan. Sampai akhirnya Kkarina sadar bahwa di momen tersebut harus bisa berkenalan dan memeprkenalkan diri kepada orang tua Marhcel. Umur Tania belum terlalu tua, dia masih bergabung dalam komunitas wanita sosialita di daerahnya sendiri termasuk beberapa kelompok ibu-ibu penghuni perumahaan elite tersebut. Sambil mencoba untuk bersiap, Karina melihat gaya pakaian Tania yang sederhana tetapi terkesan elegan. Dengan blouse pendek bermotif bunga sakura kecil dipadupandankan kulot berwarna putih tulang dan belt yang menghiasi pinggang ramping tersebut membuat dirinya menelan ludah seketika. “Gila sih, konglomerat banget,” ucap Kkarina di dalam hatinya. “Kenalin, Mah. Ini Karina, salah satu teman kerja Marchel yang merupakan sekertaris pribadi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.