Beranda / Romansa / TEMAN TIDUR CEO / SIAPA MEMPELAINYA?

Share

SIAPA MEMPELAINYA?

Penulis: Catatan Ayra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 01:19:54

Owen mengeluarkan sebuah pisau kecil dari sakunya, mengarahkannya ke leher Grace. “Bagaimana jika dia mati. Jadi cukup adil kan. Kau atau aku tidak akan bisa memilikinya!”

Air mata Grace merembes di pipi. Dia tidak ingin mati, teringat Ayahnya yang sebatang kara sedang koma. Jika dia mati, siapa yang akan menjaganya. Leher Grace mulai digores oleh Owen, sedikit darah menetes.

Rahang Lucas mulai terlihat mengeras. Satu matanya memicing. Dan, suara tembakan terdengar memekakan telinga.

Grace terjatuh, Owen memegangi tangannya yang baru saja kena bidik tembak oleh Lucas. Owen masih ingin melukai Grace. Namun, dari belakangnya datang Alex yang langsung memukul tengkuk leher pria itu sampai pingsan

Lucas langsung menggendong Grace yang pingsan. Alex dan Lucas memandang kepada tiga orang yang ada di lantai. Dua pingsan, dan satu mati.

“Bereskan!” katanya kepada Alex dan kepala polisi.

Lucas membawa Grace pulang ke kediaman Smith menjelang pagi. Di dalam kabin yang sunyi, Lucas berkali-kali
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
aaaahhhhhh othooorrrrr bikin aku girang tau ga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • TEMAN TIDUR CEO   BOLOS SEHARI

    Grace mengangkat wajahnya, matanya basah. “Lucas... ini terasa seperti mimpi. Aku takut kalau aku membuka mata, semuanya akan hilang.”Lucas melangkah mendekat, menepuk bahunya. “Tidak akan hilang. Ini rumah kita, Grace. Dan dia...” Lucas menatap Alric yang menggeliat di pelukan Grace, " Dia adalah alasan kita untuk terus bertahan.”Alric menatap mereka dengan mata bulat, lalu meraih rambut Grace sambil terkekeh.Grace tertawa kecil di sela tangisnya. sambil mencium pipi Alric. Lucas mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Alric. “Kau lihat? Bahkan dia tahu kau bahagia.”Mereka berjalan menuju mobil yang sudah menunggu. Di perjalanan, Grace duduk di samping Lucas, memangku Alric yang terus menepuk-nepuk dasbor mobil sambil bersuara, “Ba! Ba!”Lucas tersenyum melihatnya. “Dia sudah makin pintar. Bahkan suaranya makin jelas.”Grace mengangguk, matanya hangat. “Aku takut melewatkan banyak momen. Tapi sekarang... aku akan pastikan tidak ada satu pun yang terlewat lagi.”Lucas meliriknya

  • TEMAN TIDUR CEO   NYONYA!

    Grace menghela napas, lalu tersenyum tipis. “Baiklah,” katanya dengan nada yang membuat Lucas tersipu malu.Lucas meraih tangannya. “Itu lebih baik,” ucapnya sambil mengecup punggung tangan Grace. “Setelah kita kembali, kita akan benar-benar mulai dari awal. Aku ingin melihat Alric tumbuh tanpa rasa takut seperti yang selama ini menghantui kita.”Grace menatap mata Lucas, kali ini tanpa ragu. “Dan aku akan pastikan dia tumbuh dengan cinta, bukan dendam.”Alex yang sejak tadi berdiri di dekat pintu, menyelipkan mapnya ke tas.“Pesawat sudah siap. Kita bisa berangkat sore ini.”Lucas mengangguk. “Baik. Siapkan juga pengamanan tambahan selama perjalanan. Aku tidak mau risiko sekecil apa pun.”Pak Tua masuk membawa dua cangkir kopi. “Kalian berdua terlihat seperti pasangan yang baru saja menutup babak gelap hidupnya,” katanya sambil meletakkan cangkir di meja.“Karena memang begitu,” jawab Lucas datar, tapi ada nada lega di suaranya.Grace meraih kopi itu, meniup uapnya.“Pak Tua… terima

  • TEMAN TIDUR CEO   ADIK UNTUK ALRIC

    Grace hampir tersedak mendengar ucapan itu. Dia menoleh cepat pada Lucas, menatapnya seolah baru saja mendengar sesuatu yang asing. “Alric?” ulang Grace, suaranya sedikit meninggi. “Kau… sudah memikirkan itu sejauh ini?” katanya lagi sambil memberi tatapan serius kepada suaminya itu.Lucas mengangkat bahu, bibirnya melengkung tipis. “Bukankah kau bilang tadi malam kita akan bicara tentang masa depan? Aku serius, Alric berhak merasakan keluarga yang utuh.”Grace bersedekap tangan. “Keluarga utuh? Lucas, kita baru saja melewati malam paling gila dalam hidup kita. Kau pikir aku bisa langsung memikirkan anak?”"Melahirkan dan menyusui?" yang benar saja. Lucas mendekat, duduk lebih rapat. “Justru karena itu. Kita sudah hancurkan masa lalu kita malam ini. Bukankah wajar jika memulai membangun sesuatu yang baru? Sesuatu yang... hidup?”Grace menatap laut, bibirnya bergetar. “Kau bicara seolah semuanya bisa diperbaiki hanya dengan satu keputusan.”Lucas menghela napas panjang, menatap Grace

  • TEMAN TIDUR CEO   HURU HARA HARI INI

    Huru hara hari ini telah usai, Mobil pun melaju meninggalkan kompleks gudang, melewati jalan yang masih basah oleh embun malam. Di kursi belakang, Grace menyandarkan kepalanya di bahu Lucas. Matanya terbuka lebar, tetapi pandangannya kosong, seolah pikirannya masih tertinggal di gudang.“Lucas…” suaranya lirih, hampir tak terdengar di atas suara mesin.Lucas menoleh. “Ya?”“Kenapa aku merasa... ini belum selesai? Seperti masih ada yang mengintai.”Lucas menarik napas panjang. “Karina sudah di tangan kita. Jaringannya lumpuh. Yang tersisa hanya sisa-sisa kecil yang akan diburu dalam beberapa hari.”Grace menggeleng pelan. “Bukan itu. Rasanya seperti... aku baru saja membuka luka lama. Semua kemarahan itu keluar, tapi yang tertinggal hanya rasa hampa.”Lucas meraih tangannya, menggenggam erat. “Kemarahan itu yang membuatmu bertahan sejauh ini. Tapi mulai sekarang, kau tidak perlu menyimpannya lagi. Kita bisa mulai saling menyembuhkan.”Grace menatap jendela, melihat langit yang di ufuk

  • TEMAN TIDUR CEO   LEMBARAN BARU

    Villa kembali sepi setelah mobil yang membawa Karina pergi. Namun Lucas tidak bergerak dari tempatnya. Ponselnya bergetar, tanda pesan terenkripsi masuk.Lucas menatap layar sebentar, lalu mendesah. “Kita belum selesai. Gudang di pelabuhan barat sudah aman, tapi laporan terakhir bilang masih ada perlawanan di kompleks pergudangan utara.”Grace menoleh, matanya masih sembab. “Kita akan ke sana?”Lucas mengangguk. “Ya. Kita harus selesaikan malam ini. Kalau tidak, mereka akan memindahkan semua barang bukti.”Pak Tua ikut mendekat. “Aku sudah siapkan mobil. Tim kedua sudah menunggu di titik pertemuan.”Grace menelan ludah, lalu menghapus air matanya. “Aku ikut.”Lucas menatapnya ragu. “Kau yakin? Ini bisa berbahaya.”Grace mengangguk tegas. “Aku ingin melihat semua ini berakhir dengan mataku sendiri.”Konvoi mereka melaju cepat melewati jalanan gelap menuju utara kota. Di dalam mobil, Alex membuka peta digital dan menunjuk salah satu gudang. “Ini pusat distribusi terakhir. Jika kita lump

  • TEMAN TIDUR CEO   SALING MENODONGKAN SENJATA

    Villa itu sunyi sejenak, hanya suara napas yang terdengar dari setiap orang yang kini saling menodongkan senjata.Lucas melangkah maju, pistolnya tetap terarah ke kepala Karina. “Turunkan senjata kalian,” perintahnya datar.Salah satu pengawal Karina mendengus. “Kau pikir kami takut?” kata Karina dengan sedikit menyeringai.Lucas tersenyum tipis. “Kau benar. Bukan takut yang kubutuhkan darimu. Yang kubutuhkan hanya waktu.”Karina menyipitkan mata. “Apa maksudmu?”Grace berdiri di sisi Lucas, matanya tidak lepas dari Karina. “Dia tidak butuh kau menyerah sukarela. Semua jalur keluar sudah diputus. Lihat ke luar jendela.”Karina menoleh sekilas ke kaca besar yang menghadap halaman. Lampu-lampu mobil kini memenuhi jalan setapak. Beberapa bayangan bersenjata tampak bergerak cepat mengelilingi villa.Pak Tua menambahkan dengan suara rendah, “Tim kami sudah di posisi sejak sejam lalu. Semua jalur ke dermaga, jalan belakang, bahkan jalur udara dengan drone, sudah diawasi. Malam ini, kau t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status