Share

Bab 14

Author: Bintu Hasan
last update Last Updated: 2025-06-24 14:55:40

Karena aku masih ngambek pada Ayah dan dia pun belum benar-benar pulih dari amarahnya setelah kejadian tadi pagi, aku memilih untuk tidak ikut ke desa itu. Lagi pula, kehadiranku hanya akan menambah ketegangan. Mereka berangkat segera setelah Tante Hanen datang menjemput, membawa serta semua senyuman palsu yang mereka bangun sejak fajar.

Rumah menjadi lengang. Hanya aku dan Nenek yang tinggal. Wanita tua itu benar-benar tulus menyayangiku, memperlakukanku seperti darah dagingnya sendiri. Bahkan tadi, di tengah panasnya suasana, beliau berkali-kali mengingatkan Ayah agar tak mengulangi kesalahan lamanya, yakni memarahi anak dengan alasan yang tak masuk akal.

Saat beliau bertanya kenapa aku tahu soal kata “pinareup,” aku hanya menunduk dan menjawab seadanya. Kataku, itu sedang ramai dibicarakan di media sosial.

Jawaban itu jelas kebohongan dan aku tahu berbohong pada orang sepuh adalah hal yang keji. Akan tetapi, seperti kata Bunda, belum saatnya semua terbuka. Belum waktunya.

Sore itu,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bintu Hasan
Terima kasih sudah mampir, Kak. Tunggu update selanjutnya sampai tamat, ya. Semoga sehat selalu, rejekinya makin lancar. Aamiin <3
goodnovel comment avatar
Happy Adriana
bagus ceritanya...lanjut thor... makasih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 95

    Hujan gerimis mengetuk jendela, menyisakan hawa dingin yang merayap sampai ke ujung jari. Sudah lewat pukul sepuluh malam, tapi mata Ida enggan terpejam. Di hadapannya, layar laptop masih menyala, menampilkan draft naskah yang belum selesai.Kabar dari siang tadi masih mengganggu pikirannya. Platform digital tempatnya menulis mengeluarkan regulasi baru dan itu sedikit meresahkan, terutama bagi penulis yang sedang berusaha meraih pembaca baru. Kalau penggemar sudah banyak, mungkin aturan baru tak terlalu berarti. Namun, Ida belum merasa cukup.Selama ini, dia hanya ingin karyanya eksklusif, bukan dirinya. Ida suka kebebasan menjelajah di berbagai platform, menemukan pembaca dari berbagai sudut. Hanua saja, pesan dari editor mengubah segalanya ketika dia dipromosikan menjadi penulis eksklusif. Artinya, mulai sekarang, dia hanya boleh menulis di satu tempat saja.Tiba-tiba ponselnya bergetar, ada pesan masuk dari nama yang begitu familiar. Ida meraih benda pipih di samping laptopnya dan

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 94

    Nanda menahan kepalanya yang sedikit terpental, kemudian menatap Tiara dengan sorot mata penuh amarah. Tangannya sempat terangkat, tapi dia urungkan. Sebuah senyum tipis malah mengembang di bibirnya. Senyum yang justru membuat Tiara semakin geram."Segitu doang?" sindir Nanda pelan, "kalau mau main kasar, pastiin dulu kamu siap nerima balasannya.""Aku nggak takut sama kamu," balas Tiara sambil mengepalkan tangan, tubuhnya sedikit condong ke depan.Nanda mendekat selangkah, jarak wajah mereka tinggal beberapa sentimeter. "Kamu harusnya takut, Tiara. Karena aku nggak cuma bisa nyakitin kamu, tapi semua orang yang kamu sayang."Ucapan itu membuat Tiara terdiam sesaat, tetapi tatapannya tetap tajam. Di sekeliling, bisik-bisik mulai terdengar, beberapa orang sudah mengeluarkan ponsel untuk merekam.Nanda pun berbalik perlahan, melangkah pergi tanpa menoleh lagi, meninggalkan Tiara yang masih berdiri kaku, berusaha mengendalikan napasnya yang memburu.Tiga detik berlalu, Tiara tak membiark

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 93

    "Iya, Bun?""Akting Bunda tadi bagus nggak? Cukup buat nakutin Sakinah, kan?"Pertanyaan itu membuat May membulatkan mata, melongo beberapa detik. "Maksud Bunda?""Yang tadi itu, lho, May. Ekspresi Bunda mendukung banget, kan? Dia nggak bakal macam-macam lagi karena mikirin ibunya, kan?"Detik berikutnya, tawa pecah dari bibir May. Dia menertawakan dirinya sendiri—betapa bodohnya sempat yakin Bunda benar-benar sanggup membunuh orang. Semua rasa tegang yang tadi mengikat dadanya pelan-pelan terurai.Dia menarik napas panjang dan membuangnya perlahan, merasakan sesak di dada hilang sedikit demi sedikit. Senyum masih tersungging saat dia mengangguk, mengacungkan dua jempol tinggi-tinggi."Mantap, Bun," ujarnya dengan nada suara penuh pujian meski masih ada sisa geli di matanya."Ya udahlah, semua udah beres. Sekarang kamu masuk kamar, belajar. Bunda udah kirim beberapa file penting buat bahan. Ingat, kamu harus banyak persiapan sebelum kuliah."May kembali mengangguk. Tanpa banyak bicara

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 92

    Dua hari kemudian, Ida akhirnya berhadapan dengan wanita yang belakangan dia ketahui bernama Sakinah. Menemukannya tak sulit karena saatu itu, dia sudah lebih dulu jatuh ke tangan teman Ida. Hanya saja, Ida sengaja menunggu. Dia biarkan dua hari berlalu, memberi Sakinah rasa aman palsu, seolah tak ada lagi mata yang mengawasi. Biarkan dia percaya bahwa ancaman sudah hilang dan pekerjaan sudah selesai. Di ruang tamu yang sepi, Sakinah duduk dengan punggung sedikit membungkuk. Jemarinya saling meremas, pandangan tak berani bertemu mata lawan. “Jadi, siapa yang menyuruhmu menyerahkan binder itu?” tanya Ida dengan suara yang terdengar tenang, hampir seperti ajakan berbincang santai. Sakinah menelan ludah. “Aku cuma dimintai tolong.” “Tolong?” Ida mencondongkan tubuh, senyum tipisnya tak sampai ke mata. “Atau balas budi?” Wanita itu terdiam, napasnya terasa berat. Sunyi yang menggantung di antara mereka menjadi tekanan tersendiri. "Iya, dimintai tolong, dan aku nggak bisa nola

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 91

    "Atau Bunda yang nyuruh dia?" tebak May dengan nada penuh ragu. Ida hanya mengangkat alis, kemudian mengulurkan tangan. Isyarat itu jelas kalau dia ingin May menyerahkan benda yang dimaksud. Tanpa banyak tanya, gadis itu merogoh tasnya, menarik keluar sebuah binder, dan menyodorkannya ke hadapan sang bunda. Di detik yang sama, Ida meraih binder itu, jemarinya mengusap sampulnya pelan sebelum bibirnya melengkung membentuk senyum kecil. Ingatannya melayang jauh, kembali ke masa ketika dia dan Hanan masih berstatus tunangan. Dia teringat sebuah kotak tua, yang dia buka, berisi tumpukan surat dari keluarga saat menempuh studi di luar negeri. Menurut cerita dari Hanen, Ulya adalah sosok wanita lugu yang mudah sekali diperdaya karena setiap kata yang sampai ke telinganya selalu dia telan mentah-mentah. Meski mungkin sampai sekarang masih menyimpan rasa untuk Hanan, Ulya tidak akan berani bertindak gegabah. Kabar terakhir yang Ida dengar, Ulya menikah dengan pria yang tak pernah dia c

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 90

    May menghela napas panjang, matanya menatap kosong ke cangkir kopi yang mulai mendingin.“Iya, kamu bener, Chenchen. Bunda gak pernah mau terlibat dalam masalah itu. Semua terjadi sebelum Bunda kenal sama Ayah. Dia juga gak pernah cerita soal Tante Ulya, apalagi soal Tante Tiara. Yang aku tahu, Bunda cuma berusaha hidup tenang sama aku dan adik-adik.”Grace mengangguk, sedikit melunak. “Makanya, jangan buru-buru nyimpulin. Kadang orang yang keliatan nyeremin itu cuma kebetulan lewat di hidup kita. Tapi kalau dia memang punya tujuan, kamu bisa nyari tahu pelan-pelan. Gak perlu bikin Bunda khawatir dulu.”Mendengar itu, May tersenyum tipis, tapi jemarinya tetap meremas binder di pangkuan. “Aku ngerti, cuma rasanya ada yang aneh. Entah kenapa aku merasa kita bakal ketemu lagi sama dia.”Grace menatap May dalam-dalam lalu mengambil binder itu dan menaruhnya di tas May. “Kamu sadar gak kalau orang tadi gak mirip sama yang di foto dal binder itu?”“Maksud kamu?” tanya May mengangkat wajahny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status