Share

[5]

Author: qeynov
last update Last Updated: 2025-02-06 11:02:21

“Maksud Oma apa?!” tanya Niel tergagap.

Ia tidak salah dengar kan?! Wanita yang paling bersikeras dengan perjodohannya, mendadak memberikan restu untuk terputusnya tali yang mengekangnya selama ini?!

Ini pasti lelucon! Ya, Niel yakin itu!

“Oma, jawab Niel! Maksud ini semua apa, Oma?!”

“Awas!” Zeusyu menarik lengan Niel ketika pemuda itu hendak melangkahkan kakinya maju.

“Kaki kamu bisa kena kaca!” Ucap gadis itu yang entah kapan mengangkat tubuhnya dari kursi. Keterkejutan Niel tampaknya membuat dirinya tak menyadari pergerakan Zeusyu. Terlebih setelahnya Zeusyu merunduk, memunguti pecahan gelas yang dirinya jatuhkan tadi.

Zeusyu menahan ringisannya. Sayangnya, luka ditangannya tak dapat ia sembunyikan. Niel yang sedari tadi memperhatikan tindakan Zeusyu menyentak gadis itu. “Lo goblok apa gimana?! Lo yang ingetin gue!” Sentaknya lalu menyeret Zeusyu memasuki dapur.

“P3K!” Teriak Niel menggegerkan seisi dapur yang juga tengah dihuni oleh asisten rumah tangga. Mereka sedang makan malam, sama persis seperti para majikan mereka. “Lo semua tuli apa gimana?! Gue butuh obat sama plester!” Niel kembali mengamuk tanpa sebab yang pasti. Pria itu membuat Zeusyu terdiam dengan tingkahnya.

“Niel!”

“Cepetaan!!” Niel tak menggubris panggilan Zeusyu. Otaknya sedang kacau sekarang. Hal ini jauh lebih buruk dibandingkan dirinya yang mencium Meyselin tiba-tiba.

“Niel! Lepasin tangan aku!”

Zeusyu menyentak tangannya, melepaskan secara paksa tautan jemari Niel pada lengannya. “Tolong jangan buat aku bingung!” Ucapnya lirih. Perilaku Niel yang seperti ini sungguh menyiksa batinnya.

“Aku takut berharap lebih.” Timpalnya dengan menahan tangis yang coba dirinya tahan sedari tadi.

“Aku nggak apa-apa..”

Napas Niel memburu. Jelas-jelas matanya menangkap luka dijari-jari Zeusyu. Dirinya belum buta dan gadis itu malah semakin membuat dirinya kesal.

“Nggak usah percaya diri. Lo luka karena bantuin gue beresin barang!” Niel lalu meninggalkan Zeusyu sendirian. Beruntung ada sayatan ditelapak tangannya sehingga ia bisa menjadikan luka tersebut sebagai alasan untuk menangis.

“Mbak Zeu..”

“Saya nggak apa-apa, Mbak. Cuman agak perih aja.” Setelah menerima pengobatan, Zeusyu mengikuti langkah Niel. Pria itu kembali duduk di meja makan, namun dengan kursi yang berbeda.

Zeusyu tak tahu mengapa Niel tidak langsung kembali ke kamarnya. Biasanya pria itu akan naik ke atas meninggalkan pertemuan yang membuat dirinya muak.

“Zeu, duduk lagi, Sayang.” Titah Sukma, lembut.

“Oma, Zeu kurang enak..”

“Oma gue bilang duduk Zeu!” Bentakan Niel tak hanya membuat Zeusyu mengepalkan tangannya, tapi juga Alex dan Sarah. Kedua orang tua angkat Zeusyu itu ingin segera menarik anaknya pulang. Andai saja Sukmana Tirto tidak bersikeras menahan mereka, mungkin saat ini mereka tak lagi menempati ruang makan yang menyesakkan dada ini.

“Sayang. Duduk lagi ya.” Pinta Sarah sembari memegangi lengan putrinya. “Setelah ini Zeu bisa istirahat di rumah.”

Sungguh malang nasib gadis yang dititipkan padanya. Di usia yang begitu belia, Zeusyu telah ditinggalkan oleh orang tuanya. Karena keserakahan ibu kandungnya, Zeusyu lah yang menjadi korban. Lihatlah, sampai sejauh ini orang-orang tercintanya bahkan terus menyiksanya. 

“Mama janji semuanya akan selesai.”

Zeusyu menurut. Ia sangat menyayangi mamanya— kemauan wanita itu adalah hal yang tidak mungkin Zeusyu tolak. Ia hanya harus mengulur air di matanya agar tak keluar. Selama ini dirinya mampu, begitu juga dengan sekarang.

‘Tahan Zeu.. Kamu bisa nangis nanti di kamar.’ Ratapan hati Zeusyu terdengar begitu memilukan ditelinga Sukma dan Sarah. Wanita yang selalu menjadi garda terdepan untuk melindungi Zeusyu tersebut sampai menatap gadis yang mencoba menguatkan dirinya sendiri itu.

“Jadi setelah Niel siapa yang akan Oma jadiin tumbal buat nikahin Zeu?!” Niel sangat mengerti jalan pikiran Omanya. Setelah melepaskan dirinya, wanita itu tentu akan mencari sosok baru di keluarga mereka. Intuisinya mengatakan jika sang keponakanlah yang akan menjadi target keegoisan selanjutnya.

“Oma nggak numbalin siapa-siapa. Dia sendiri yang ngajuin nama ke Oma. Kamu pikir Zeusyu sejelek itu sampai nggak ada yang mau nikahin?!”

Rahang Niel mengeras. Meski kerap menyakiti Zeusyu, ia tidak pernah mengatakan Zeusyu buruk rupa. Merendahkan Zeusyu dengan menggunakan fisiknya pun tidak pernah terbesit dalam benaknya.

“Siapa orang itu?!” Tuntut Niel. Sebagian hatinya mengatakan tidak rela, tapi sebagian yang lain merasa bahagia. Sebentar lagi ia akan dapat membangun hubungan bersama Meyselin tanpa gangguan.

“Raden Mas Mangkuhartianto Djoko Raksa Diningrat. Pemuda itu sudah meminta pada Oma untuk membatalkan perjodohan kalian sejak lama. Cicitku siap bertanggung jawab atas janji Oma pada Tante Sarah. Kamu tidak lupa kan, Niel?! Sejak kalian kecil, Raksa juga selalu menempel pada Zeusyu.”

Benar dugaan Niel— Hal yang tidak ia sangka hanya kesediaan Raksa yang tanpa paksaan. Keponakan yang memiliki usia serupa dengannya itu bahkan meminta secara langsung. Betapa lucunya dunia ini. Raksa ternyata masih bersikeras mendapatkan hati Zeusyu. 

Niel kontan terkekeh. Ia tidak akan membiarkannya menjadi mudah disaat hidupnya telah dihancurkan. “Oma pikir Niel akan setuju perjodohan ini dibatalkan?!” Sengitnya, terkesan menantang.

“Kenapa tidak? Kamu yang sering meminta kok. Harusnya kamu berpesta karena keputusan kami. Bukan begitu Mel?!”

“Amel siap support dana, Mah.” Melihat gelagat tak tenang putranya, Amel sungguh sangat bahagia. Bocah itu mendapatkan lawan yang sepadan. Hanya Omanya yang mampu mengendalikan Niel secara penuh. 

‘Bangunin macan tidur kan kamu?! Syukurin! Bangkit dari kubur Omamu!’ batin Anel langsung membuat Sukma menggigit bibirnya. Oma Niel itu ingin sekali memukul mulut menantu kesayangannya. Enak saja! Dipikir ia sudah mati sampai-sampai bangkit dari alam kematian.

‘Anak ini masih aja slebor mulutnya!’ Rutuk Sukma mengomentari bibir tanpa rem Amel. “Oma bisa pesenin gedung juga, Niel. Kamu tenang aja. Masalah Zeusyu nggak akan disangkut pautin sama kamu lagi. Dua hari lagi Raden Mas juga pulang ke sini. Neneknya dia nggak jadi meninggal.” Ujar Sukma enteng. Ia masih sensi dengan keluarga dari besan anaknya.

“Oma selalu egois!”

Sukma melempar sendok ditangannya ke depan meja Niel. Pergerakan wanita itu masih selalu tepat, tak pernah meleset. “Di sini yang egois kamu atau Oma?! Kamu tahu benar apa yang keluarga kita rencanakan dan hanya karena cinta yang belum kamu ketahui kebenarannya, kamu mengorbankan Zeusyu yang selama ini selalu setia bersama kamu?!”

“Niel cinta Meyse Oma!” Bantah Niel berani.

“Benarkah?!” Wajah Sukma terlihat sangat mengesalkan sekarang. Kedua matanya melebar dengan alis-alis yang terangkat ke atas. “Bagaimana kalau Zeu Oma ungsikan ke tempat yang kamu nggak tahu?!”

“OMA!” Niel bangkit berdiri. Ia belum memakan apapun dan kesabarannya selalu diuji. “Dengerin ini! Niel nggak akan lepasin Zeusyu sebelum Meyse mau nerima Niel lagi. Setelah dia buat keributan, dia juga harus tanggung jawab dulu Oma! Nggak ada pembatalan pernikahan! Zeu masih istri sah Niel!” Ucapnya menggebu.

Amel bersorak— menyoraki putranya dengan teriakan. “Kapan nikahnya?! Kata kamu masih piyik juga nggak sah nikahnya, Mas! Seger ya minum air liur sendiri?! Cap kuda apa Banteng Mas Niel?!” Ejeknya menjadi pihak paling bersemangat.

“Kalian semua gila!” Niel meninggalkan ruang makan. Anak itu menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan keluarganya sendiri.

“Anak itu keras kepala!” Komentar Hanggono yang sedari tadi hanya menyimak saja.

“Bu, lalu bagaimana?! Kami nggak bisa membiarkan putri kami terus disakiti?!” tanya Alex. Sudah waktunya ia ikut bersuara mengenai anaknya.

“Kamu lihat sendiri kan Alex?!” Tangan Sukma mengudara. “Anak itu nggak mau lepasin Zeusyu. Kita bisa apa?! Udah Zeu, anggep aja Niel nggak ada. Kamu bebas buat cari pacar baru. Sama itu bantuin dia balikan sama si Meyselin.. Kamu pasti bisa idup seneng abis itu.”

Dibalik tembok Niel mengumpat. Keluarganya memang sialan. Bagaimana bisa mereka merekomendasikan perselingkuhan secara terang-terangan begitu.

“Keluarga macem apa sih ini?! Mana ada mertua malah nyuruh mantunya buat selingkuh?! Nggak waras, Bangsat!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [44] Akal Bulus Sapi

    “Excuse me, Little Girl. Kamu siapa ya? Kenapa dateng-dateng marahin pacar orang.”Xaviera mendelik. “Dia pacar Om?” tanya gadis dua puluh tahunan itu sembari melayangkan jari telunjuknya, menunjuk perempuan yang berdiri dengan memeluk lengan Rega.Tenang, Rega menjawab. “I think yeah.”“Babe.. Kamu kok kayak ragu-ragu gitu jawabnya?” Kacau! Padahal Rega pikir healing bersama mantan partner one night stand-nya kali ini bisa berjalan lancar, selancar laju kendaraan di jalan tol ketika masa hari raya tiba karena orang-orang pergi mudik ke kampung halaman.Tapi apa ini, Suketi?Kenapa bocil biang onar yang seharusnya berada di Jakarta, bisa ada di negara tetangga yang dirinya harapkan dapat menjadi spot kencan tanpa gangguan?!Rega sungguh tak habis pikir. Xaviera seakan memiliki indera ke-enam yang menjadikannya tahu kapan tepatnya ia akan bersenang-senang dengan wanita lain.‘Apa gue kurang jauh perginya?’ batin Rega, mempertanyakan apakah dirinya seharusnya memilih benua lain ketimb

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [43] Tak Berkutik

    “Apa sih?! Nggak boleh orang baikkan? Kita disuruh war terus?!” Sentak Xavier, ngegas. “Kok gitu?”Disampingnya, Aurelia tampak terkejut. Ia yang polos pun termakan oleh kata-kata Xavier. Aurelia mengira jika para orang tua tak menyukai perdamaian antara kakak-beradik itu, dan mereka justru ingin agar keduanya terus saja berseteru.“Padahal Aurel happy loh liat Abang sama Kak Vier baikkan. Kita tadi juga udah ngerayain pake gelato.” Mata indah istri Xavier itu mengerjap, membuat bulu matanya yang lentik ikut bergerak.“Marahin, Queen. Masa orang mau baikan nggak boleh.” Kompor Xavier. Bibirnya mencebik lalu membentuk seringaian sehalus bulu merak.“Eung… ini lagi Aurel marahin. Abang sama Kak Vier tenang aja, serahin semuanya ke Aurel.”Uhuk!Xavier terbatuk usai mendapati betapa menggemaskannya sang istri. Ia sungguh gemas dengan cara bicara dan ekspresinya yang seperti anak TK.Sesaat setelah dirinya dapat menguasai diri, Xavier pun memuji sembari membelai puncak kepala Aurelia. “

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [42] Plot Twist Membagongkan

    Serangan satu pihak yang Xavier lakukan memicu kemarahan Xaviera. Gadis yang tak mengetahui alasan dibalik penyerangan kakaknya itu, membela pria pujaannya tanpa mau repot mendengarkan penjelasan sang kakak.“Fine!”Xavier mengayunkan kedua lengannya ke atas. “Benci aja Abang sepuas kamu. Terserah. Abang nggak akan peduliin kamu lagi.” Tuturnya, teramat kecewa dengan api amarah yang ditujukan Xaviera kepadanya.Sebelum meninggalkan area taman, Xavier sempat melemparkan tatapan pada Rega. Ia belum pernah membenci satu dari tiga sahabat papanya. Namun sekarang, rasa negatif itu bersarang di dadanya. Nahasnya, perasaan itu tumbuh untuk Rega— sosok terdekat yang sudah ia anggap layaknya ayah kedua. “Pi..” Xavier dan rasa kecewanya berlalu, mengabaikan panggilan Niel. Ia berjalan tegak meski seluruh hatinya hancur berkeping-keping. Hah! Memuakkan!Siapa sangka jika patah hati yang tak pernah ia rasakan, justru datang dari saudara yang paling dirinya kasihi. Menyaksikan menantunya pe

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [41] Sapi Ganbatte!

    Rega kini benar-benar terdesak. Sialnya, Jeno yang tantrum karena putrinya dinikahkan secara paksa saat usianya beberapa tahun dibawah Xaviera, menghubungi mamanya. Alhasil, wanita yang mengidamkan-ngidamkan dirinya untuk segera menikah itu berbondong-bondong datang dengan membawa satu set berlian turun temurun milik keluarga besar sang papa.“Penghulunya mana? Tante udah nggak sabar ini liat Rega kawin.”“Nikah, Tante. Emangnya anak Niel sapi apa, nyebutnya kawin!” Berengut Niel, yang terpaksa merelakan putri kesayangannya dibanding gadis itu nekat menggelandang di luaran sana. Xavier yang telah mengamankan istri kecilnya ke kamar mereka, mulai tak peduli lagi dengan keinginan ekstrim adiknya. Biarlah anak itu melenceng sepuas hati. Kalau nanti diselingkuhi, ia akan bertepuk tangan sembari triple koprol tanpa jeda.Habis batu sih. Ambisinya itu sangat tidak masuk diakal. Orang lain mah mencari pasangan yang lebih muda, eh, dia justru mencari yang sudah bau tanah. “Aduh, kok dadaka

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [40] Om, I Lope You Pull!

    Tamparan mendarat mulus pada kepala Xavier. Semua terjadi begitu cepat. Tahu-tahu, terdengar bunyi, ‘plak!’ dan rasa panas seketika menyerang kepalanya.“Bosen idup kamu, Pi?! Berani-beraninya kamu nyuruh Incess Papa terjun payung. Mending kamu aja sana yang loncat. Kalau mati, Papa bikinin syukuran tujuh hari tujuh malem, lengkap sama konser akbar memperingati berpulangnya kamu ke pangkuan Tuhan!”Amukan sang papa kontan membuat Xavier terperanjat. Apa salah dan dosanya Pemirsa? Padahal ia berniat baik dengan membantu semua orang untuk menghentikan tingkah tak berotak adiknya. Namun niatnya justru disalah-artikan. Lagipula, mana berani Xaviera menerjunkan diri. Anak itu kan hanya menggertak agar bisa memenuhi tujuan dari drama tak bermutunya.“Kalau nggak bisa bantuin, diem aja udah. Nggak usah manas-manasin. Nggak kamu panasin juga udah panas ini suasana!” hardik Niel, membuat Xavier memanyunkan bibir dengan pipi yang menggembung, persis seperti ikan buntal.“Vier.. Turun, Sayang.

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [39] Jurus Jitu Viera Nikah Sama Om

    “Reg, RUN!” Teriak Jeno, panik, kala mendapati Xaviera menaikkan satu kakinya ke atas tembok pembatas balkon kamarnya.Rega harus segera bertindak agar Xaviera tak nekat terjun seolah dirinya stuntman profesional di film laga. Adegan berbahaya yang akan dilakukannya itu, pasti berujung dengan kefatalan akut.Minimal, seringan-ringannya, Xaviera akan berakhir cacat tidak permanen, persis seperti papanya dulu dan ujung-ujungnya, nasibnya bersama Rega pun akan sama. Bisa juga lebih parah. Mungkin sampai pada tahap mengembuskan napas terakhir ditangan sahabatnya... is dead-lah bahasa kasarnya! Kalau gaulnya meninggoy. Matek dan sebagainya!“Inget Reg, nyawa kita dipertaruhin!” Jeno kembali berseru. Kali ini ia memperingatkan Rega tentang kemungkinan terbesar akibat dari celakanya anak bungsu Niel.Awalnya, Rega melemparkan umpatan kasar. Pria itu memaki entah kepada siapa, sebelum kemudian mencoba merayu Xaviera agar tak bertindak nekat.“Jangan ya, Vier. Turun lewat tangga rumah aja, oke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status