Share

[6]

Author: qeynov
last update Last Updated: 2025-02-07 20:04:19

Niel menekan klakson mobilnya berulang kali. Ia sudah menunggu selama lima lamanya dan gadis yang ia tunggu-tunggu tak juga kunjung menampakkan batang hidungnya.

Tiiin!!

Masih tak ada perubahan. Tak ayal hal itu membuat Niel mengeluarkan erangan. 

Sungguh menyebalkan! Tak mungkin sekali jika Zeu memiliki kotoran ditelinganya hingga membuatnya diserang oleh penyakit tuli dadakan. Niel yakin Zeu sengaja. Gadis itu pasti ingin membuat dirinya marah untuk kesekian kalinya.

“Nih cewek mana sih?! Dua puluh menit lagi gerbang ditutup. Tau macet nggak sih si Zeu?!” Gerutu Niel sembari menuruni mobilnya. 

“Han!!” Niel berteriak, mengagetkan Handoko yang juga sedang menanti kehadiran Darmanto di pekarangan rumah.

“Mas Niel. Apa yang bisa Handoko bantu, Mas?!” 

Seperti biasa— Pengabdi setia Niel itu akan melakukan apapun yang Tuannya inginkan. Ia merupakan pengikut paling wahid. Tak seperti Darmanto yang kerap membelot demi mengikuti kata hatinya, Handoko selalu berada dibelakang Niel. Ia merupakan sosok terdepan jika berkenaan dengan sang pangeran Tirto.

“Lo liat Zeu nggak?”

Mata Handoko melebar. Tumben sekali anak atasannya menanyakan gadis yang sering dianggap hama ini. Nanti ia harus menceritakannya pada Darmanto. Teman satu rumahnya itu pasti tercengang hebat. La wong dirinya saja sampai terkaget-kaget, apalagi Darmanto coba.

Itu,” Handoko terdengar ragu. ‘Duh, ngamuk nggak ya ini Buaya Rawa?’ batin Handoko bertanya-tanya. Masalahnya gadis yang dicari-cari anak majikannya sudah tidak ada disekitar mereka.

“Apaan cepet?! Kalau belom liat, tolong panggilin. Males gue buang-buang tenaga!”

“Begini Mas..” Menelan ludahnya sendiri, Handoko sudah memantapkan diri. Ia rela jika harus menjadi samsak hidup junjungannya ini.

“Em, anu..” 

Perasaan Niel tiba-tiba saja tidak enak. “Jangan banyak basa-basi bisa nggak?! Lo nggak lagi upacara pembukaan ya!” Amuk Niel. Jarum jam yang melingkar ditangannya terus berjalan. Ia kemarin sudah tidak sekolah dikarenakan insiden yang menimpa istri settingannya, masa sekarang harus terlambat karena gadis itu juga. Kalau begini ceritanya, orang tuanya pasti akan dipanggil oleh pihak sekolah.

“Mbak Zeu udah berangkat, Mas.” Dalam satu tarikan napas, Handoko mengungkapkan keberadaan nona mudanya.

What?!” Tangan Niel mengepal. “Sama siapa?! Mobil Om Alex aja masih nangkring di depan rumahnya. Punya Tante Sarah juga. Berangkat sama siapa dia?!” Nada suara Niel meninggi. Ia merasa tersinggung karena Zeu meninggalkan dirinya tanpa pamit. Seharusnya gadis itu memberitahunya terlebih dahulu agar ia tak menunggu seperti sapi ompong. 

“Nggak mungkin dia naik Gr*b kan?!” Itu jelas tidak mungkin terjadi. Orang tuanya begitu menyayangi Zeu. Jika salah satu tidak bisa mengantar, maka akan ada yang mengorbankan diri untuk memastikan putrinya selamat sampai di tempat tujuan. 

“Berangkat bareng Raden Mas Raksa, Mas.”

Kesal— Niel menendang kaki Handoko sampai asisten kedua orang tuanya itu mengaduh kesakitan. Handoko sampai berputar-putar sembari memegangi kaki yang dirinya angkat. 

Lagi-lagi kesialan menimpa dirinya. Kenapa harus dirinya yang mendapat jadwal membersihkan mobil atasannya. Mengapa harus bertepatan dengan mood anak majikannya yang buruk.

‘Ya Allah, Ya Rabbi. Why selalu saya yang sial terus kalau ngadepin Mas Niel? Apa dosa dan salah saya?’ Ratap Handoko dalam hati. 

Rasanya Handoko ingin menangis saja sekarang. Ia tak berani macam-macam dan memilih bungkam daripada kembali mendapatkan kemarahan Niel. 

“Sialan!” Maki Niel. Ia memutar tubuhnya, berjalan penuh hentakan menuju mobil yang ia tinggalkan. 

Sebenarnya untuk apa ia sok berinisiatif padahal mamanya tak memintanya untuk berangkat bersama Zeu? Lihat apa yang ia dapatkan sekarang. Kekesalan! Zeusyu kini benar-benar membangkitkan amarah yang semalaman dirinya coba tahan.

“HANDOKO! SURUH SATPAM BUKA PAGER!!” Jerit Niel membuat Handoko lari terbirit-birit menuju pos satpam. Kemurkaan Niel merupakan hal yang paling sulit untuk ditangani. Hanya orang-orang tertentu yang dapat mengatasi amarah pemuda itu dan itu bukan dirinya. 

Niel kembali menekan klaksonnya. Orang-Orang dibuat terperanjat oleh ulah anak itu yang baru saja keluar dari kediaman Tirto.

“Junjungannya Pak Han makin hari makin ngeri!” 

Handoko mengangguk lemah, menyetujui apa yang salah satu satpam katakan. Masalah percintaan ternyata bisa membuat seseorang berubah menjadi mengerikan.

“Padahal katanya nggak cinta, Pak. Tapi mukanya udah kayak kerang rebus. Merah banget gara-gara ditinggal berangkat sekolah aja.”

“Biasa Pak Han. Anak muda mah gitu. Kalau udah kehilangan baru terasa.”

Keduanya lantas tertawa terbahak-bahak. Kiasan pepatah memang tak pernah salah. Keberadaan seseorang akan terasa berarti jika dirinya telah lenyap. 

SAMPAI di sekolahnya, Niel meninggalkan tunggangannya begitu saja. Ia meminta salah satu temannya untuk memarkirkan mobilnya. Temperamen Niel sang pangeran sekolah memang sudah diketahui banyak orang. Tak ada siswa yang berani mengganggu atau pun menolak perintah Niel, kecuali salah satu geng dari mata jurusan yang berbeda dari Niel. 

“Mana Raksa?!” Tak ada buruan selain sang keponakan yang dirinya cari. Anak yang selalu berangkat bersama abdi dalemnya itu sepertinya memang senang menantang dirinya. Ia yakin Oma mereka sudah memberitahukan jika dirinya tak menyetujui pembatalan perjodohan, tapi kenapa anak itu masih saja nekat mendekati Zeu.

“Gue nggak liat, Niel..”

Niel menendang pintu kelas Raksa. Mereka memang berada di kelas yang berbeda. Keponakan Niel itu memiliki kelas yang sama dengan Zeusyu. Hanya dirinya yang berminat memisahkan diri. Ia tak berselera sekolah jika harus selalu melihat wajah istri settingannya.

“Rak!!”

Raksa menutup buku di tangannya. Ia meminta abdi dalemnya untuk keluar meski kelas belum berlangsung. Anggota keluarga Tirto itu berdiri menyambut kedatangan pamannya. Ia berdehem pelan, sebelum menanyakan apa yang membuat sang paman menemuinya.

“Beraninya lo bawa Zeu?! Tau nggak, gara-gara lo gue nunggu kayak orang bego!” Sentak Niel. Ia mencengkram kerah seragam Raksa. Tak ada lagi sosok abang yang menyangani adiknya ketika kecil. Waktu telah mengubah kepribadian Niel. (Meski Raksa anak dari kakak perempuannya, Niel & Raksa tumbuh seperti kakak-beradik).

“Katanya Zeu mau chatting lo kalau udah nyampe sekolahan.” Jawab Raksa tenang. Ia memang mewarisi seluruh sifat ibu dan bapaknya. Sosoknya tumbuh dengan kedewasaan melebihi teman-teman sebayanya.

“Nggak ada!”

“Ya bukan salah gue dong!”

Cengkraman Niel terlepas ketika beberapa sahabatnya masuk mengabarkan kalau Zeusyu sedang dalam masalah. Salah satu sahabat Niel mengatakan jika Zeusyu tengah berada di daerah kekuasaan anak-anak IPS. 

Mendengar kabar itu, Niel pun langsung bergegas keluar. Ia berjalan cepat menuju tempat yang disebutkan teman-temannya.

“Reg, lo ngabarinnya salah siatusi Nyet!!” Jeno yang melihat kemarahan Niel meraup wajah Rega. Sepertinya pentolan grup mereka itu tak dalam kondisi yang baik. “Bisa kisruh lagi ini!” imbuh Jeno, mengatakan apa yang menjadi ketakutannya.

Rega menggaruk lehernya, “gue cuman ngabarin. Biasanya dia juga diem aja. Kenapa sekarang ngibrit kayak jin gitu?!” tanya Rega sembari mengangkat kedua tangannya ke atas. Ia sendiri juga tidak mengerti dengan respon yang Niel tampakkan tadi. Di matanya Niel sungguh berlebihan. 

“Rak, Om lo kenapa?!” tanya Rega. Ia melihat Raksa yang hanya mengedikan bahu pertanda bahwa anak itu juga tak mengetahui sebabnya.

“Ngapain malah rapat di sini?! Kejar bego! Berantem sama si Caesar ini pasti dia!” Panik Alvian. Ia memiliki perasaan tidak enak dengan angkat kakinya bos mereka.

Rega melambaikan tangannya, “nggak mungkin! Ngapain juga. Paling dia cuman liatin di pojokan kantin!” Ucapnya percaya diri. Setahu mereka Niel kan tidak memiliki perasaan pada gadis yang dijodohkan padanya itu. Lagipula Niel juga sudah memiliki Meyselin.

“Cuy!!” Sahabat Niel yang lain— Zikri, terlihat berlarian menghampiri ketiganya. Napasnya tersengal-sengal meski panggilannya sedikit mendayu menyerupai penyanyi dangdut. “Anak kelas kita yang di kantin bilang, kalau Bos Besar duel sama Gama!” Lapornya, mendapatkan berita ter-up to date.

“Gama? Gamalael Caesar?!” Pekik Rega.

“Gama mana lagi di sekolah kita, Oncom! yang berani ngibarin bendera perang kan emang cuman itu anak! Berangkat kita! Si Lael lagi barengan sama Brian, Victor!”

Matek!! Meledak itu bocah dikomporin sama Pikiran Kotor!” Desah Alvian menepuk keningnya. Anak IPS yang satu itu gayanya super santai tapi selalu berhasil membangkitkan iblis di dalam jiwa seseorang. Gelarnya saja Raden Mas tapi tingkah lakunya sangat jauh berbeda dari Raksa yang sama-sama memiliki gelar serupa.

Sahabat Niel berbondong-bondong menghampiri bos mereka. Keempat anak yang selalu berada disisi Niel itu melesat bak meteor. Ketiganya tak menyadari jika dibelakang mereka Raksa juga mengekor.

“Apaan sih masalahnya, Nyet?! Bukan Niel banget gila!” Decak Rega. 

Zikri saja hampir pingsan ketika mendapat laporan dari mulut pertama. “Lael nyium pipi Zeu!!” Infonya membuat kaki-kaki mereka serasa diberi tambahan tenaga ekstra. 

Kaki Raksa berhenti. Ia menatap kepergian teman-teman Niel dari tempatnya.

“Raden Mas..”

“Bawa Zeu diam-diam. Mereka pasti adu tenaga. Jangan sampai Zeu kenapa-napa!” Titah Raksa. Dibandingkan Nie, Raksa memiliki otak yang dapat diandalkan alih-alih menomor satukan emosi. Raksa selalu unggul dalam menentukan siasat. 

Untuk apa mengotori tangan dan membuat nama menjadi buruk di sekolah. Ia dapat memberikan perhitungan diluaran sehingga tak perlu mendapatkan hukuman dari pihak sekolah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [44] Akal Bulus Sapi

    “Excuse me, Little Girl. Kamu siapa ya? Kenapa dateng-dateng marahin pacar orang.”Xaviera mendelik. “Dia pacar Om?” tanya gadis dua puluh tahunan itu sembari melayangkan jari telunjuknya, menunjuk perempuan yang berdiri dengan memeluk lengan Rega.Tenang, Rega menjawab. “I think yeah.”“Babe.. Kamu kok kayak ragu-ragu gitu jawabnya?” Kacau! Padahal Rega pikir healing bersama mantan partner one night stand-nya kali ini bisa berjalan lancar, selancar laju kendaraan di jalan tol ketika masa hari raya tiba karena orang-orang pergi mudik ke kampung halaman.Tapi apa ini, Suketi?Kenapa bocil biang onar yang seharusnya berada di Jakarta, bisa ada di negara tetangga yang dirinya harapkan dapat menjadi spot kencan tanpa gangguan?!Rega sungguh tak habis pikir. Xaviera seakan memiliki indera ke-enam yang menjadikannya tahu kapan tepatnya ia akan bersenang-senang dengan wanita lain.‘Apa gue kurang jauh perginya?’ batin Rega, mempertanyakan apakah dirinya seharusnya memilih benua lain ketimb

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [43] Tak Berkutik

    “Apa sih?! Nggak boleh orang baikkan? Kita disuruh war terus?!” Sentak Xavier, ngegas. “Kok gitu?”Disampingnya, Aurelia tampak terkejut. Ia yang polos pun termakan oleh kata-kata Xavier. Aurelia mengira jika para orang tua tak menyukai perdamaian antara kakak-beradik itu, dan mereka justru ingin agar keduanya terus saja berseteru.“Padahal Aurel happy loh liat Abang sama Kak Vier baikkan. Kita tadi juga udah ngerayain pake gelato.” Mata indah istri Xavier itu mengerjap, membuat bulu matanya yang lentik ikut bergerak.“Marahin, Queen. Masa orang mau baikan nggak boleh.” Kompor Xavier. Bibirnya mencebik lalu membentuk seringaian sehalus bulu merak.“Eung… ini lagi Aurel marahin. Abang sama Kak Vier tenang aja, serahin semuanya ke Aurel.”Uhuk!Xavier terbatuk usai mendapati betapa menggemaskannya sang istri. Ia sungguh gemas dengan cara bicara dan ekspresinya yang seperti anak TK.Sesaat setelah dirinya dapat menguasai diri, Xavier pun memuji sembari membelai puncak kepala Aurelia. “

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [42] Plot Twist Membagongkan

    Serangan satu pihak yang Xavier lakukan memicu kemarahan Xaviera. Gadis yang tak mengetahui alasan dibalik penyerangan kakaknya itu, membela pria pujaannya tanpa mau repot mendengarkan penjelasan sang kakak.“Fine!”Xavier mengayunkan kedua lengannya ke atas. “Benci aja Abang sepuas kamu. Terserah. Abang nggak akan peduliin kamu lagi.” Tuturnya, teramat kecewa dengan api amarah yang ditujukan Xaviera kepadanya.Sebelum meninggalkan area taman, Xavier sempat melemparkan tatapan pada Rega. Ia belum pernah membenci satu dari tiga sahabat papanya. Namun sekarang, rasa negatif itu bersarang di dadanya. Nahasnya, perasaan itu tumbuh untuk Rega— sosok terdekat yang sudah ia anggap layaknya ayah kedua. “Pi..” Xavier dan rasa kecewanya berlalu, mengabaikan panggilan Niel. Ia berjalan tegak meski seluruh hatinya hancur berkeping-keping. Hah! Memuakkan!Siapa sangka jika patah hati yang tak pernah ia rasakan, justru datang dari saudara yang paling dirinya kasihi. Menyaksikan menantunya pe

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [41] Sapi Ganbatte!

    Rega kini benar-benar terdesak. Sialnya, Jeno yang tantrum karena putrinya dinikahkan secara paksa saat usianya beberapa tahun dibawah Xaviera, menghubungi mamanya. Alhasil, wanita yang mengidamkan-ngidamkan dirinya untuk segera menikah itu berbondong-bondong datang dengan membawa satu set berlian turun temurun milik keluarga besar sang papa.“Penghulunya mana? Tante udah nggak sabar ini liat Rega kawin.”“Nikah, Tante. Emangnya anak Niel sapi apa, nyebutnya kawin!” Berengut Niel, yang terpaksa merelakan putri kesayangannya dibanding gadis itu nekat menggelandang di luaran sana. Xavier yang telah mengamankan istri kecilnya ke kamar mereka, mulai tak peduli lagi dengan keinginan ekstrim adiknya. Biarlah anak itu melenceng sepuas hati. Kalau nanti diselingkuhi, ia akan bertepuk tangan sembari triple koprol tanpa jeda.Habis batu sih. Ambisinya itu sangat tidak masuk diakal. Orang lain mah mencari pasangan yang lebih muda, eh, dia justru mencari yang sudah bau tanah. “Aduh, kok dadaka

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [40] Om, I Lope You Pull!

    Tamparan mendarat mulus pada kepala Xavier. Semua terjadi begitu cepat. Tahu-tahu, terdengar bunyi, ‘plak!’ dan rasa panas seketika menyerang kepalanya.“Bosen idup kamu, Pi?! Berani-beraninya kamu nyuruh Incess Papa terjun payung. Mending kamu aja sana yang loncat. Kalau mati, Papa bikinin syukuran tujuh hari tujuh malem, lengkap sama konser akbar memperingati berpulangnya kamu ke pangkuan Tuhan!”Amukan sang papa kontan membuat Xavier terperanjat. Apa salah dan dosanya Pemirsa? Padahal ia berniat baik dengan membantu semua orang untuk menghentikan tingkah tak berotak adiknya. Namun niatnya justru disalah-artikan. Lagipula, mana berani Xaviera menerjunkan diri. Anak itu kan hanya menggertak agar bisa memenuhi tujuan dari drama tak bermutunya.“Kalau nggak bisa bantuin, diem aja udah. Nggak usah manas-manasin. Nggak kamu panasin juga udah panas ini suasana!” hardik Niel, membuat Xavier memanyunkan bibir dengan pipi yang menggembung, persis seperti ikan buntal.“Vier.. Turun, Sayang.

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [39] Jurus Jitu Viera Nikah Sama Om

    “Reg, RUN!” Teriak Jeno, panik, kala mendapati Xaviera menaikkan satu kakinya ke atas tembok pembatas balkon kamarnya.Rega harus segera bertindak agar Xaviera tak nekat terjun seolah dirinya stuntman profesional di film laga. Adegan berbahaya yang akan dilakukannya itu, pasti berujung dengan kefatalan akut.Minimal, seringan-ringannya, Xaviera akan berakhir cacat tidak permanen, persis seperti papanya dulu dan ujung-ujungnya, nasibnya bersama Rega pun akan sama. Bisa juga lebih parah. Mungkin sampai pada tahap mengembuskan napas terakhir ditangan sahabatnya... is dead-lah bahasa kasarnya! Kalau gaulnya meninggoy. Matek dan sebagainya!“Inget Reg, nyawa kita dipertaruhin!” Jeno kembali berseru. Kali ini ia memperingatkan Rega tentang kemungkinan terbesar akibat dari celakanya anak bungsu Niel.Awalnya, Rega melemparkan umpatan kasar. Pria itu memaki entah kepada siapa, sebelum kemudian mencoba merayu Xaviera agar tak bertindak nekat.“Jangan ya, Vier. Turun lewat tangga rumah aja, oke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status