Share

Part 15 Keributan

last update Last Updated: 2025-11-09 21:00:29

"Ib-Ibu ..." Renata terkejut dengan kedatangan mertuanya itu.

Wajahnya mendadak pucat dengan tatapan takut. Alina menggenggam erat jemari tangan Renata. Mereka kompak menatap Bu Rasti yang berjalan cepat mendekati brankar.

Plak! Bu Rasti melempar map mengenai kaki Renata. Tatapannya tajam pada wanita cantik itu. Tidak ada keramahan sedikit pun di wajahnya yang mulai keriput. Renata menoleh sekilas pada Alina, lalu beralih ke map biru di kakinya.

Renata mengulas senyum canggung, lalu bertanya dengan hati-hati, "Ibu, katanya Ibu sama Bapak pulang ke Semarang?"

"Kenapa, kamu kaget?" Bu Rasti tersenyum sinis. "Apa kami bisa tenang, sedangkan Yuda di kantor polisi, hah?"

Bu Rasti menyambar map itu dan mengambil isinya. Selembar berkas yang sudah ditempeli materai. Lalu, Bu Rasti menyodorkan pada Renata. Dengan ragu, Renata mengambilnya.

"Baca dan tanda tangani, Rena! Cabut gugatan kalian pada Yuda! Anak kami tidak pantas dipenjara. Dia pengusaha sukses dan terpandang!"

"Bu ... maaf, ini ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 59 Ingin Memperbaiki Diri

    Mendadak wajah Darren dan Renata gelisah mendengar ucapan Bu Ayu. "Buk!" Darren mencondongkan tubuh pada Bu Ayu. "Em ... menurut Ibuk, Renata bagaimana?" tanyanya lirih.Bu Ayu menatap Renata, lalu tersenyum lagi. "Cantik!" jawabnya singkat."Hanya cantik saja, Buk?" Darren semakin penasaran pendapat ibunya."Darren, Ibuk tahu, kamu tidak mungkin mengecewakan kami! Kami orang desa, Nak! Kesalahan kecil saja akan jadi gunjingan beruntun!" "Ibuk benar!"Renata sejak tadi menjadi pendengar saja. Dia segera mengambil piring kotor milik Darren dan menumpuknya. Renata hendak mengambil piring kotor punya Bu Ayu, tetapi ditolaknya."Ibuk bisa sendiri, Renata."Tidak mungkin Renata hanya diam. Segera, dia mengikuti Bu Ayu ke dapur. Dengan cekatan, Renata mencuci piring-piring dan gelas kemudian meletakkannya di rak. Bu Ayu menatap Renata sedikit curiga.Pasalnya, wanita cantik itu sudah hafal seluk beluk dapur di rumah Darren. Dia memang pernah mengikuti Bibi ke dapur mengambil minum sehingg

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 58 Kembali Minder

    "Kenapa, Rena? Aku sudah cerita tentang kamu pada Ibuk!" Darren tampak kecewa.Renata menggeleng samar. "Kenapa kamu tidak tanya dulu sebelumnya, Mas?" balasnya tidak kalah kecewa."Ah, Rena, tolong jangan dibuat bingung! Positive thinking!"Darren tersenyum dan mengusap kepala Renata dengan sayang. Namun, tidak membuat Renata balas tersenyum. Renata justru mengalihkan pandangan dari Darren.Diabaikan, Darren menarik napas pelan. Dia segera mengambil makanan dari atas nakas yang baru diantar petugas rumah sakit."Makan dulu, Sayang!" Darren membuka kotak makan dan menatanya di depan Renata.Renata mengangguk samar dan menatap Darren. "Kamu juga harus makan, Mas!""Kamu duluan. Aku sudah pesan!" Tatapan Darren mengembun, melihat Renata yang makan tanpa mual-mual lagi. Sekali lagi, dia menarik napas panjang. Harus ikhlas. Janin malang itu tidak bersedia hidup lebih lama. Mungkin apa yang dikatakan Renata benar. Dia malu terlahir sebagai anak di luar pernikahan.Entahlah. Namun, Darren

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 57 Pelukan Perpisahan

    "Permintaan apa, Mas? Aku tidak punya apa-apa!" Suara Renata parau dengan tatapan bingung, lalu beralih pada map di tangan Yuda. Mendadak Renata cemas jika Yuda menuntut sesuatu padanya. Melihat Renata tidak nyaman, Darren segera mengajak Yuda duduk di sofa. Renata mengikuti dan segera dibantu Alina. Akhirnya, mereka semua duduk di sofa. Yuda mengulurkan map pada Renata dan minta wanita itu membacanya. Yuda juga menyerahkan semua milik Renata, tanpa satu pun tertinggal. Dengan ragu, Renata mengambil kertas dari dalam map. Keningnya berkerut beberapa kali. Lalu dia menatap heran pada Yuda. "Mas, aku tidak minta apa pun. Kenapa kamu memberiku ini?" "Kamu memang tidak pernah minta apa pun, Rena. Tapi aku memberimu ini. Ini nafkah mut'ah. Lalu, kamu juga harus terima ini!" Yuda memberinya selembar sertifikat tanah atas nama Renata Mardanina. Renata langsung menatap Darren dan Alina yang menyaksikan itu. Dia tidak enak hati jika menerima sertifikat itu karena posisinya sudah ma

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 56 Permintaan Yuda

    "Mas Yuda?" Alina menatap terkejut pada laki-laki gagah itu. "Apa yang Mas Yuda lakukan di sini?" Tatapan Yuda datar pada Alina, lalu sedikit mengangkat map di tangannya. Alina mengikuti arah pandangan Yuda. Yuda tersenyum samar sekilas, lalu memindai sekeliling. "Aku dengar Renata kecelakaan. Hari ini aku hendak menemuinya di sekolah, tapi ..." Alina langsung mengangguk. "Ya, itu benar! Apa Mas merencanakan sesuatu?" tanyanya curiga. Kening Yuda mengerut tipis. "Merencanakan sesuatu?" ulangnya. "Aku hanya ingin mengantar berkas dan bicara beberapa hal padanya. Jadi, bisakah kamu mengantarku ke sana?" "Tidak sekarang!!" sahut Alina sambil menggeleng tegas hingga kerutan di kening Yuda bertambah dalam. "Dia hanya diam. Jangankan bicara, menangispun tidak!" "Apa sebenarnya yang terjadi? Bukannya Darren selalu bersamanya?" Alina mengangguk samar, lalu mulai meneteskan air mata. "Dia sengaja ditabrak, Mas. Orang itu mencelakai Renata dan Mas Darren. Tapi Renata malah menub

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 55 Kecelakaan

    "Rena, Mas Darren, awas!"Alina berteriak histeris. Namun, terlambat. Kejadian itu sangat cepat. Sebuah motor melaju kencang ke arah Darren dan Renata. Mereka berdua terkejut, tetapi tidak sempat menyelamatkan diri.Bruk!"Ya Allah, Rena!" Paper bag berisi baju bayi itu, terlempar dari tangan Renata. Bersamaan dengan itu, sebuah benturan keras mengenai tubuh Renata yang langsung ambruk.Darren yang meringkuk di samping Renata sangat terkejut. Mengabaikan rasa perih di lengannya yang tergores aspal. Bergegas dia duduk dan menepuk pelan pipi Renata. Mata wanita itu terpejam, wajahnya pun terluka.Sepertinya, pengendara motor tadi sengaja menabrak Darren dan Renata. Dia sempat melihat spion, memastikan sekali lagi sudah tepat sasaran. "Mas Darren, Renata!" Alina tertunduk lemas. Dia memeluk Renata dengan panik. "Renata, bangun! Ya, Tuhan, Mas ... darah!"Pandangan Darren tertuju pada kaki Renata. Mendadak, wajah Darren pucat melihat darah segar di kaki Renata. Dengan tangan gemetar, Al

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 54 Murahan

    Ketakutan itu muncul lagi di hati Renata. "Bagaimana, kalau ditentang keluarga kalian?" ulangnya sangat lirih. "Sudah beberapa kali aku katakan padamu. Ini hidup dan tentang masa depanku. Ibuk tidak menyukai Almira!" Ucapan tenang Darren membuat Renata langsung menatapnya. Manik hitam dan cokelat itu beradu dalam diam beberapa detik. Sampai pada akhirnya, Darren terkekeh geli melihat ekspresi Renata. Diraupnya wajah Renata hingga memejamkan mata sejenak. Renata ingin meyakinkan pendengaran sekali lagi tentang ucapan Darren. Almira saja yang anak pemilik pesantren tidak disukai ibunya Darren, apalagi dia? Wanita yang sudah hancur karena perceraian dan selingkuh. Ditambah lagi aib besar menghantui Renata. Hamil di luar nikah! "Lalu, bagaimana denganku nanti?" Tiba-tiba Renata kembali ragu. "Padahal, Almira menantu sholihah, Mas!" "Jangan over thinking, Rena!" tegur Darren mematahkan keraguan Renata. "Yang paham sifat Ibuk hanya anak-anaknya. Kamu nanti juga tahu." Darren tersenyu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status