Share

BERUSAHA KABUR

Bab 07

Berusaha kabur

Sudah hari ketiga Alice harus tinggal di mansion milik pria bernama Adam Anderson, kondisinya pun semakin membaik. Semua para pelayan di mansion itu pun memperlakukan Alice layaknya seorang Nyonya di mansion mewah yang bagi Alice tetaplah sebuah tempat asing. Selama itu pun Alice sama sekali belum bertemu dengan Adam Anderson. Pria itu seolah menghilang begitu saja setelah meninggalkan banyak pertanyaan dalam diri Alice.

Alice masih ingat betul saat pria itu mengatakan sesuatu ketika sebelum Alice pingsan di gudang gelap tempat ia dikurung. Bagaimana pria itu dengan penuh percaya diri menawari Alice agar mau menjadi wanitanya. Bukankah itu sangat konyol? Alice mendengus kesal mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan pria arogan yang bernama Adam Anderson.

Apakah pria itu berpikir wanita adalah barang jual beli dan alat tukar menukar? Setelah mengambil malam pertamanya dan membuat Alice harus terjebak masalah hingga nyaris dipecat, di restoran tempat di mana dirinya bekerja, pria itu kemudian datang sebagai malaikat penolong yang menyelamatkannya dari tangan ibu tiri dan juga saudaranya tirinya yang kejam. Lalu kini ia menghilang meninggalkan Alice begitu saja hingga Alice harus terjebak di mansion pria yang bernama Adam Anderson itu tanpa tahu apa pun.

Sekarang saat Alice sudah merasa dirinya sehat, ia pun berencana ingin kabur dari mansion milik Adam Anderson. Selama tiga hari berada di mansion, Alice cukup tahu seluk beluk mansion yang memang berukuran sangat luas dan juga dijaga ketat.

Hanya dengan melihat penjagaannya saja, Alice bisa tahu jika sang pemilik adalah orang yang berkuasa.

Namun, bukan Alice jika hanya karena itu ia menyerah begitu saja. Ia tak ingin terjebak selamanya di mansion milik orang asing, apalagi jika melihat sosok Adam Anderson yang bukanlah orang biasa. Jika ia terus berada di mansion ini, ia takut akan tak bisa keluar lagi dan bertemu kembali dengan si pria arogan, Adam Anderson. Maka jalan satu-satunya adalah kabur bukan?

Malam itu adalah malam yang tepat bagi Alice untuk merencanakan niatnya. Ia sudah menyiapkan diri dengan menyamar sebagai pelayan di mansion itu, dan menyelinap keluar. Alice sudah hampir berhasil lolos, namun sialnya ada seseorang yang tiba-tiba menegurnya di belakang.

“Kau mau ke mana Alice Laurine Holmes? Apa kau pikir hanya dengan menggunakan pakaian pelayan bodoh itu kau bisa kabur dari mansionku? Lucu sekali!”

Berusaha menyimpan rasa keterkejutannya, Alice pun secara spontan menoleh ke belakang.

“Kau?!” Kedua netra indah Alice membulat sempurna melihat pria yang berada di belakangnya adalah sosok yang saat ini paling dihindarinya, Adam Anderson.

Pria itu dengan angkuh berdiri menatap Alice yang kini berpakaian maid, sebuah senyuman miring terbit di wajah tampannya yang dingin.

“Bukankah kau sedang pergi?! Bagaimana bisa kau sekarang ada di sini?!” Alice bertanya bingung sekaligus penasaran.

“Kau pikir aku bodoh? Aku sudah kembali sejak kemarin, dan aku memang sengaja tidak mendatangimu karena aku mau melihat apa saja yang akan kau lakukan di mansionku,” pria itu menyahut enteng dengan gayanya yang terlihat cool.

“Cih! Dasar! Kau sengaja menjebakku!” Alice mengumpat kasar tak terima dirinya ditipu mentah-mentah.

Adam Anderson justru tertawa, ia seperti senang melihat Alice kesal sekarang.

“Kau mau berencana kabur dari tempat ini, Alice? Jangan harap bisa semudah itu,” ujar Adam tersenyum smirk.

Melihat sikap pria di depannya yang angkuh tentu saja semakin membuat Alice kesal.

“Apa maumu sebenarnya, Tuan Anderson yang terhormat? Apa kau berencana mengurungku di sini selamanya?” Alice memasang wajah beraninya agar tidak terlihat lemah.

“Apa seperti itu caramu bersikap pada orang yang sudah menyelamatkanmu, Alice Laurine Holmes?” sindir Adam.

“Tentu saja aku tidak lupa itu,” Alice menjawab cepat.

“Bagus! Memang seharusnya kau bersikap baik pada orang yang telah menyelamatkanmu,” ujar Adam, ia berjalan mendekati Alice yang terdiam dengan ekspresi wajah menggemaskan di matanya sekarang. Tapi, Adam tetap bersikap biasa di depan wanita berpakaian maid itu.

“Katakan alasannya kenapa kau ingin kabur? Apa pelayanan di sini tidak memuaskan atau kau memang tidak betah berada di sini?” Adam bertanya memancing.

“Aku hanya ingin pergi karena ini bukanlah tempatku,” Alice menjawab datar.

“Pergi? Tanpa mengucapkan apa pun apalagi sebuah ucapan terima kasih pada orang yang telah menyelamatkanmu, begitu?” sela Adam membuat Alice terdiam tak bisa menyangkalnya.

“Apa kau masih ingat tawaranku padamu waktu itu, Alice? Saat ini tawaran itu masih berlaku.” Adam tersenyum smirk penuh percaya diri.

“Apa maksud ucapanmu? Dan bagaimana kau tahu semua tentangku?” Pertanyaan itulah yang sejak dari kemarin ingin Alice tanyakan pada Adam Anderson. Bagaimana Adam bisa tahu segala hal tentangnya.

“Mengetahui semuanya tentangmu itu bukanlah hal yang sulit. Sekalipun kau menyembunyikan wajahmu dalam bentuk apa pun, aku masih tetap bisa mengenalimu hanya dengan mencium baumu saja, Alice Laurine Holmes.” Adam menyahut yakin dengan senyuman mesumnya.

Seketika Alice pun membulatkan kedua netranya.

“Benar-benar pria mesum!” dengus Alice kesal dan Adam hanya terkekeh tanpa dosa.

“Sekarang aku bertanya padamu, kau berencana kabur dari mansionku lalu kau akan tinggal di mana? Apa kau berencana kembali ke rumah ibu tirimu yang telah memperlakukanmu seperti sampah? Benar-benar wanita bodoh!”

“Itu rumah ayahku bukan wanita kejam itu!” Alice menyahut tak terima.

“Itu dulu, tapi sekarang tidak lagi! Bisa kupastikan segala aset milik ayahmu telah dipindah tangankan oleh mereka yang memang menginginkan kematian ayahmu,” Adam menebak yakin.

“Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Aku adalah putri kandung Kyle Holmes, ayahku! Bukan mereka!” tukas Alice tak terima jika hal itu sampai terjadi.

“Kau begitu naif sekali, Alice. Kau pikir mereka peduli dengan semuanya itu? Tentu saja tidak!” Adam menyahut tajam.

Alice lemas seketika, kedua kakinya terasa tak kuat menyangga berat tubuhnya karena merasa terpukul jika mengingat kembali kematian ayahnya yang mendadak dan perlakuan kejam ibu tiri juga saudara tiri, hingga tunangannya sendiri yang telah mengkhianatinya. Kini Alice terduduk di lantai dengan pandangan putus asa. Ia merasa tak memiliki siapa pun bahkan tempat untuk berpijak lagi. Lantas ia harus ke mana untuk memulai hidupnya kembali?

“Jika kau ingin membalas semua perbuatan mereka padamu dan mengambil kembali hakmu, aku bisa membantumu,” ucap Adam kembali.

Pandangan Alice kini beralih melihat pria di hadapannya. Menatap sosok Adam Anderson dalam jarak yang begitu dekat, semakin jelas terlihat aura kuat yang memang ada dalam pria berwajah manly dan rupawan itu.

“Apa kau serius dengan ucapanmu, Tuan Anderson?” Alice merasa tak yakin.

“Apa aku terlihat bercanda sekarang?” Adam tersenyum penuh keyakinan.

“Lalu apa yang kau minta sebagai balasannya?” Alice bertanya tanpa basa-basi karena ia tahu betul seorang pria seperti Adam tak mungkin cuma-cuma untuk mau membantu wanita biasa seperti dirinya.

“Sudah aku katakan, jadilah wanitaku maka aku akan membantumu untuk membalas semua perbuatan mereka dan juga merebut kembali apa yang memang menjadi hakmu.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Merlin Merlin Janti Sahetapy
bagus jalan ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status