Bab 07Berusaha kaburSudah hari ketiga Alice harus tinggal di mansion milik pria bernama Adam Anderson, kondisinya pun semakin membaik. Semua para pelayan di mansion itu pun memperlakukan Alice layaknya seorang Nyonya di mansion mewah yang bagi Alice tetaplah sebuah tempat asing. Selama itu pun Alice sama sekali belum bertemu dengan Adam Anderson. Pria itu seolah menghilang begitu saja setelah meninggalkan banyak pertanyaan dalam diri Alice.Alice masih ingat betul saat pria itu mengatakan sesuatu ketika sebelum Alice pingsan di gudang gelap tempat ia dikurung. Bagaimana pria itu dengan penuh percaya diri menawari Alice agar mau menjadi wanitanya. Bukankah itu sangat konyol? Alice mendengus kesal mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan pria arogan yang bernama Adam Anderson.Apakah pria itu berpikir wanita adalah barang jual beli dan alat tukar menukar? Setelah mengambil malam pertamanya dan membuat Alice harus terjebak masalah hingga nyaris dipecat, di restoran tempat di man
Bab 8Sebuah permainan“Kenapa kau menginginkanku sebagai wanitamu? Bukankah yang aku lihat sepertinya kau tidak kekurangan stok wanita yang mungkin masih mengantri di luar sana?” Pertanyaan jujur dan spontan Alice tentu saja membuat Adam tertawa.“Aku punya alasan sendiri pastinya, dan yang jelas kau tak perlu tahu akan hal itu,” Adam menyahut yakin.“Bagaimana, apa kau setuju dengan penawaranku? Jika kau menyetujuinya, akan ada kontrak hitam di atas putih agar kau tahu peraturan apa saja yang harus kau patuhi selama kau menjadi wanitaku, Alice Laurine Holmes,” tutur Adam.“Kau sinting! Jika seperti itu sama saja aku menggadaikan hidupku untukmu, Tuan sombong!” dengus Alice tak terima.“Bukankah itu impas dan juga kita akan sama-sama untung? Aku membantumu merebut milikmu dan membalaskan dendam, sedangkan aku mendapatkan apa yang aku inginkan. Tidak ada yang dirugikan bukan?” Pria berambut hitam itu menatap dengan penuh percaya diri Alice yang masih terlihat ragu.Alice berpikir seje
Bab 09 Perjanjian Di sebuah kamar mewah bergaya klasik, Alice Laurine Holmes tampak terbaring lemah. Tubuh putih mulusnya kini terlihat banyak tanda kepemilikan dari pria penguasa yang paling ditakuti di kotanya. Siapa lagi jika bukan Adam Anderson, pria itu seakan tak berkedip menatap wanita yang masih tampak tertidur akibat kelelahan karena harus melayani hasrat dan gairahnya yang besar beberapa jam yang lalu.Dengan tatapan nakalnya, netra biru adam menyusuri tubuh polos penuh tanda yang memang sengaja dibuat olehnya saat percintaan panas itu terjadi. Setelah puas memandangi tubuh polos yang baginya begitu nikmat bagai candu untuknya, Adam pun menutupinya dengan selimut. Rasanya tak rela jika malam ini ia harus berhenti menikmati tubuh Alice, akan tetapi ia merasa tak tega jika harus menggempur Alice kembali untuk saat ini. Ia menggila selama beberapa saat tadi, seakan lama telah berpuasa tak menyentuh wanita. Setelah Alice Laurine Holmes telah menyetujui untuk menjadi wanitanya,
Bab 10 Pesona sang Dewi Alice melangkah dengan sedikit kikuk menuju ke kampusnya. Jantungnya tak bisa berhenti berdebar kencang karena hari ini ia terpaksa membongkar penyamarannya untuk pertama kali. Ia tahu jika dirinya berpenampilan seperti ini, tentu saja akan mengundang banyak perhatian. Itulah sebabnya sejak dulu ia tak mau tampil dengan penampilan yang rupawan, ia lebih senang dan nyaman tampil apa adanya, tak berlebihan atau lebih tepatnya menyembunyikan wajah cantiknya sejak berusia sepuluh tahun. Jika bukan karena perjanjian bodoh itu dengan seorang pria bernama Adam Anderson, tentu sampai kapan pun Alice tak akan tampil seperti sekarang hingga mengundang banyak perhatian. Apalagi di lingkungan kampusnya saat ini. Semua mata kini tertuju pada sosok wanita bergaun mini dress warna merah, membalut sempurna tubuhnya yang ramping nan ideal. Rambut panjang warna merahnya seakan membuat pesona kecantikannya bertambah sempurna. Para pria dan bahkan wanita, mereka seakan tak ber
Bab 11Phillip dan SeraSuara desahan nafas yang saling beradu terdengar penuh sarat gairah dari sepasang manusia berbeda jenis dengan tanpa busana di sebuah apartemen mewah milik dari pria bernama Philip Warren. Pasangan wanitanya yang bernama Sera Holmes bergerak binal di atas tubuh polos Philip yang kini tampak duduk di sofa empuk tempat kini mereka saling memacu gairah bersama.“Ohh..., oohh!! Enak sekali, ini enak sekali!” Sera meracau dengan kedua mata terpejam nikmat. Pinggulnya bergerak cepat di atas tubuh kekar mantan tunangan dari saudara tiri yang telah berhasil direbutnya.Sedangkan kedua tangan besar Philip mencengkeram kuat pinggul Sera agar mengikuti gerakannya. Seperti halnya Sera, kedua mata Philip memejam nikmat saat rudalnya melesak masuk menikmati lorong basah milik wanita berambut pirang yang kini sudah resmi menjadi tunangannya.Rasanya ia memang tak salah memilih Sera Holmes untuk menjadi calon istrinya. Karena tak hanya wajah cantik yang dimiliki putri kedua da
Bab 12 Apakah sebuah keberuntungan?Selesai berkuliah Alice pun berangkat bekerja kembali ke restoran di mana ia sudah bekerja selama beberapa bulan. Sekali lagi karena sudah terikat perjanjian dengan Adam Anderson, Alice terpaksa harus berpenampilan tanpa menggunakan wajah samaran kembali. Melihat Alice datang dengan wajah baru yang sangat berbeda, tentu saja banyak karyawan restoran yang menegurnya karena merasa tak mengenalinya sebagai Alice.“Hey, apa kau karyawan baru di restoran ini? Siapa namamu?” Salah seorang karyawan restoran senior pria menegur Alice ketika ia mulai masuk dan berganti pakaian dengan menggunakan seragam pelayan restoran.“Saya Alice Laurine Holmes.” Alice menjawab singkat tanpa menatap mata karyawan pria yang menegurnya itu.“Alice? Alice yang selalu membuat masalah itu? Yang benar saja?!” Pria itu mendengus tak percaya.“Coba aku lihat wajahmu!” Pria itu memerintah angkuh, di tatapnya wajah Alice dengan tatapan penuh selidik, melihat paras jelita Alice dar
Bab 13Hukuman“Sepertinya kau mulai lupa dengan isi perjanjian yang telah aku buat, Alice Laurine Holmes!” “Apa maksudmu? Aku tak pernah menyalahi aturan dalam perjanjian kita!” tukas Alice tak terima.Adam bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Alice.“Oya?? Kau pikir aku tidak tahu apa saja yang kau lakukan di luar sana, Alice?” Kedua netra biru tajam Adam menyempit, bahasa tubuhnya menunjukkan dengan jelas jika saat ini si pria tak suka dibantah.Alice pun beringsut mundur, ia merasa tak nyaman ketika pria di hadapannya menatapnya demikian.“Aku memang tak pernah mencoba menyalahi aturan yang kau buat!” Alice bersikeras tak terima.“Jika tidak kenapa kau merasa takut?” Adam kini tersenyum miring.“Aku hanya menerima bonus dari bosku! Apa itu salah? Dan ini adalah uang hasil kerja kerasku, bukan dari hasil meminta ataupun menjual diri!” ujar Alice membela diri.“Peraturan kelima, dilarang keras menerima barang dalam bentuk apa pun dari pria lain apalagi itu adalah ua
Bab 14 Kejutan “Kau sudah bangun?” Suara itu terdengar mendominasi bagi Alice saat ia baru saja membuka mata. Wanita yang kini sudah berpindah terbaring di ranjang itu tak menjawab, atau lebih tepatnya tak berminat untuk menjawab sama sekali. Ia menatap penuh kebencian pada pria yang kini tampak duduk angkuh dengan satu kaki melipat di sofa dekat ranjang tempat di mana ia terbaring sekarang. “Hukuman ini tidaklah seberapa dari hukuman yang akan kau terima jika kau melakukan kesalahan lagi dengan mencoba menyalahi dan tak patuh dengan peraturanku, Alice!” “Kau manusia tak berhati!” Alice mengumpat dengan tatapan marah. “Terima kasih, aku anggap itu sebuah pujian untukku,” Adam menyahut seraya tersenyum angkuh. “Mulai sekarang kau, aku larang bekerja lagi! Entah di mana pun itu! Kau dengar itu Alice? Kau cukup saja melayaniku. Aku bukan pria miskin yang tak bisa menggajimu lebih besar dari uang yang kau terima semalam!” Alice menegang, kedua netranya mendelik merasa tak terima. A