Bab 10 Pesona sang Dewi Alice melangkah dengan sedikit kikuk menuju ke kampusnya. Jantungnya tak bisa berhenti berdebar kencang karena hari ini ia terpaksa membongkar penyamarannya untuk pertama kali. Ia tahu jika dirinya berpenampilan seperti ini, tentu saja akan mengundang banyak perhatian. Itulah sebabnya sejak dulu ia tak mau tampil dengan penampilan yang rupawan, ia lebih senang dan nyaman tampil apa adanya, tak berlebihan atau lebih tepatnya menyembunyikan wajah cantiknya sejak berusia sepuluh tahun. Jika bukan karena perjanjian bodoh itu dengan seorang pria bernama Adam Anderson, tentu sampai kapan pun Alice tak akan tampil seperti sekarang hingga mengundang banyak perhatian. Apalagi di lingkungan kampusnya saat ini. Semua mata kini tertuju pada sosok wanita bergaun mini dress warna merah, membalut sempurna tubuhnya yang ramping nan ideal. Rambut panjang warna merahnya seakan membuat pesona kecantikannya bertambah sempurna. Para pria dan bahkan wanita, mereka seakan tak ber
Bab 11Phillip dan SeraSuara desahan nafas yang saling beradu terdengar penuh sarat gairah dari sepasang manusia berbeda jenis dengan tanpa busana di sebuah apartemen mewah milik dari pria bernama Philip Warren. Pasangan wanitanya yang bernama Sera Holmes bergerak binal di atas tubuh polos Philip yang kini tampak duduk di sofa empuk tempat kini mereka saling memacu gairah bersama.“Ohh..., oohh!! Enak sekali, ini enak sekali!” Sera meracau dengan kedua mata terpejam nikmat. Pinggulnya bergerak cepat di atas tubuh kekar mantan tunangan dari saudara tiri yang telah berhasil direbutnya.Sedangkan kedua tangan besar Philip mencengkeram kuat pinggul Sera agar mengikuti gerakannya. Seperti halnya Sera, kedua mata Philip memejam nikmat saat rudalnya melesak masuk menikmati lorong basah milik wanita berambut pirang yang kini sudah resmi menjadi tunangannya.Rasanya ia memang tak salah memilih Sera Holmes untuk menjadi calon istrinya. Karena tak hanya wajah cantik yang dimiliki putri kedua da
Bab 12 Apakah sebuah keberuntungan?Selesai berkuliah Alice pun berangkat bekerja kembali ke restoran di mana ia sudah bekerja selama beberapa bulan. Sekali lagi karena sudah terikat perjanjian dengan Adam Anderson, Alice terpaksa harus berpenampilan tanpa menggunakan wajah samaran kembali. Melihat Alice datang dengan wajah baru yang sangat berbeda, tentu saja banyak karyawan restoran yang menegurnya karena merasa tak mengenalinya sebagai Alice.“Hey, apa kau karyawan baru di restoran ini? Siapa namamu?” Salah seorang karyawan restoran senior pria menegur Alice ketika ia mulai masuk dan berganti pakaian dengan menggunakan seragam pelayan restoran.“Saya Alice Laurine Holmes.” Alice menjawab singkat tanpa menatap mata karyawan pria yang menegurnya itu.“Alice? Alice yang selalu membuat masalah itu? Yang benar saja?!” Pria itu mendengus tak percaya.“Coba aku lihat wajahmu!” Pria itu memerintah angkuh, di tatapnya wajah Alice dengan tatapan penuh selidik, melihat paras jelita Alice dar
Bab 13Hukuman“Sepertinya kau mulai lupa dengan isi perjanjian yang telah aku buat, Alice Laurine Holmes!” “Apa maksudmu? Aku tak pernah menyalahi aturan dalam perjanjian kita!” tukas Alice tak terima.Adam bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Alice.“Oya?? Kau pikir aku tidak tahu apa saja yang kau lakukan di luar sana, Alice?” Kedua netra biru tajam Adam menyempit, bahasa tubuhnya menunjukkan dengan jelas jika saat ini si pria tak suka dibantah.Alice pun beringsut mundur, ia merasa tak nyaman ketika pria di hadapannya menatapnya demikian.“Aku memang tak pernah mencoba menyalahi aturan yang kau buat!” Alice bersikeras tak terima.“Jika tidak kenapa kau merasa takut?” Adam kini tersenyum miring.“Aku hanya menerima bonus dari bosku! Apa itu salah? Dan ini adalah uang hasil kerja kerasku, bukan dari hasil meminta ataupun menjual diri!” ujar Alice membela diri.“Peraturan kelima, dilarang keras menerima barang dalam bentuk apa pun dari pria lain apalagi itu adalah ua
Bab 14 Kejutan “Kau sudah bangun?” Suara itu terdengar mendominasi bagi Alice saat ia baru saja membuka mata. Wanita yang kini sudah berpindah terbaring di ranjang itu tak menjawab, atau lebih tepatnya tak berminat untuk menjawab sama sekali. Ia menatap penuh kebencian pada pria yang kini tampak duduk angkuh dengan satu kaki melipat di sofa dekat ranjang tempat di mana ia terbaring sekarang. “Hukuman ini tidaklah seberapa dari hukuman yang akan kau terima jika kau melakukan kesalahan lagi dengan mencoba menyalahi dan tak patuh dengan peraturanku, Alice!” “Kau manusia tak berhati!” Alice mengumpat dengan tatapan marah. “Terima kasih, aku anggap itu sebuah pujian untukku,” Adam menyahut seraya tersenyum angkuh. “Mulai sekarang kau, aku larang bekerja lagi! Entah di mana pun itu! Kau dengar itu Alice? Kau cukup saja melayaniku. Aku bukan pria miskin yang tak bisa menggajimu lebih besar dari uang yang kau terima semalam!” Alice menegang, kedua netranya mendelik merasa tak terima. A
Bab 15 Kejutan, part 2 “A-apa maksud ucapan Anda, Tuan Anderson?” Nyonya Drew Holmes bertanya gugup, suaranya terdengar sedikit gemetar. Ia menatap lekat-lekat wanita bergaun putih itu secara terang-terangan. “Apa kau benar-benar lupa padaku, Ibu?” Wanita cantik itu berkata seraya menampilkan senyuman cantiknya di depan semua orang yang kini mengalihkan pandangan pada dirinya. “Alice...? Kau Alice?!” Nyonya Drew secara spontan menunjuk wajah wanita cantik di hadapannya yang ternyata adalah Alice, anak tirinya sendiri. “Apa?! Kau Alice?!” Sera menutup mulutnya merasa tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Begitu pula dengan Phillip Warren, si mantan tunangan Alice sendiri. Bisik-bisik mulai terdengar di ruangan itu. Yang semula terlihat tenang kini terlihat gaduh karena rasa keterkejutan. Bagaimana tidak? Alice Laurine Holmes memang tidak terlalu menonjol dikenal sebagai putri dari pengusaha kaya mendiang Kyle Joe Holmes selama ini. Sebagian dari mereka justru tahu hanya
Bab 16Pengkhianat yang tak tahu malu“Aku tidak percaya jika si buruk rupa Alice bisa berubah seperti itu, Mom?!” Sera berteriak seperti orang gila seusai pesta.Sepeninggal tamu tak diundang di pesta mereka, pesta yang awalnya meriah dan damai seolah berubah menjadi bencana bagi Drew Holmes dan juga putri kesayangannya, Sera. Mereka menahan malu atau lebih tepatnya seperti tak punya muka lagi di depan para tamu setelah kedatangan Alice bersama dengan pria yang paling berpengaruh dan juga berkuasa di kota mereka, Adam Anderson.Kini Drew Holmes duduk dengan kepala menunduk, ia merasa syok dengan kedatangan Alice yang menghebohkan dan seperti sengaja mempermalukannya di pesta. Masih bertanya-tanya dalam benaknya, bagaimana bisa Alice bersama dengan Adam Anderson? Dan sejak kapan mereka saling mengenal hingga sedekat itu?? Sampai sekarang ia belum menemukan jawabannya. “Mom, katakan sesuatu?! Jangan diam saja!” Sera berteriak frustasi melihat ibunya hanya diam tak menanggapi perasaan
Bab 17 TANIA LEWIS Wanita cantik berambut hitam dengan tubuh sempurna bak model melangkahkan kaki jenjangnya begitu tergesa siang itu di kediaman Adam Anderson. Ekspresi wajahnya menunjukkan jika ia terlihat kesal. “Di mana Tuan kalian?!” Wanita itu bersuara keras pada beberapa pelayan yang ada di mansionnya. Tampak ekspresi ketakutan di wajah para maid yang melihat kedatangan sang wanita. “Tuan Anderson saat ini sedang ada di ruang kerjanya, Nona Lewis. Tapi beliau berpesan jika saat ini tidak boleh diganggu oleh siapa pun.” Seorang maid menyahut dengan raut wajah takut-takutnya. “Cihh! Tidak ada yang berhak melarangku menemui Adam, sekali pun itu adalah Adam sendiri!” Wanita berpenampilan sosialita itu berjalan menuju ruang kerja Adam Anderson. Seolah ia sudah tahu dengan baik seluk beluk mansion mewah milik Adam Anderson. Setelah sampai di ruangan yang dituju, tanpa basa-basi wanita itu pun membuka pintu ruangan. Adam yang saat itu sedang sibuk dengan tumpukan berkas di meja