Share

TERJERAT CINTA TUAN PENGUASA
TERJERAT CINTA TUAN PENGUASA
Author: VIGIANI NURIKE

TRAGEDI SATU MALAM YANG TAK TERLUPAKAN

Bab 01

TRAGEDI SATU MALAM YANG TAK TERLUPAKAN

Seorang wanita berparas cantik jelita bahkan lebih tepat disebut sempurna, duduk sendiri di sebuah bar dan klub kalangan atas yang memang sengaja dipilihnya untuk membuatnya terhibur di tengah rasa frustasi yang melanda dirinya. Kedua netra indah berwarna zambrud, dengan bulu lentik menatap putus asa gelas berisi minuman beralkohol tinggi yang baru saja diminumnya.

Malam ini ia sengaja berpenampilan seksi untuk menarik perhatian laki-laki di klub itu. Dengan penampilan sempurna yang mencolok mata, tentu saja banyak pria yang mendekatinya, namun tak ada yang sesuai dengan seleranya. Saat dirinya benar-benar merasa putus asa, ia pun berjalan gontai keluar ruangan. Akan tetapi secara tak sengaja, ia menabrak seseorang dengan tubuh tinggi yang tiba-tiba berjalan di depannya, bahkan sang wanita muntah di pakaian orang yang ditabraknya.

Masih dengan kedua netra yang sedikit kabur, wanita cantik itu sengaja memperjelas penglihatannya, dan ternyata seorang pria. Sial!

“Kau sengaja membuat masalah denganku, Miss?!” Suara bariton itu terdengar tegas dan mendominasi.

“Maaf, Tuan. Aku tidak sengaja. Berapa harga jasmu nanti aku ganti dengan uang?” Wanita berambut merah itu berkata dengan menahan sedikit rasa pusing di kepalanya.

“Apa kau bilang?! Harga jas Tuan Anderson tidak sebanding dengan nyawamu!” seorang pria di samping pria tinggi yang disebut sebagai Tuan Anderson menyahut marah.

Pria tinggi berpenampilan menarik bernama Tuan Anderson itu pun mencegah anak buahnya yang saat itu hendak memberikan pelajaran pada wanita yang telah tidak sopan menabrak bos besarnya dan bahkan muntah di jas mahal sang bos yang dikenal kejam.

“Aku punya hukuman yang lebih pantas untuk wanita ini. Bawa dia ke kamarku, aku akan memberikan hukuman yang tak akan dilupakan jalang ini seumur hidupnya!” Tuan Anderson memerintah, aura gelapnya lebih terlihat mendominasi dibalik paras tampan yang ia miliki.

Masih dengan tubuh setengah sadar, wanita itu pun diseret oleh dua anak buah Tuan Anderson ke sebuah kamar suite yang ada di klub itu.

“Hey, lepaskan aku! Aku mau dibawa ke mana, brengsek?!” Wanita berambut ikal merah itu mencoba melepaskan diri dari dua pria bertubuh kekar yang mencengkeram kedua pergelangan tangannya.

Sesampainya di kamar suite yang sudah biasa menjadi kamar layanan Tuan Anderson di klub mewah itu, tubuh ramping wanita berambut merah itu dihempaskan begitu saja di ranjang besar.

“Akh! Brengsek!!” Wanita itu terus mengumpat saat kedua pria yang membawanya kini mengikat kedua tangannya.

“Sudah siap, Tuan, kami pamit keluar,” salah satu dari mereka melapor pada pria tampan bernama Tuan Adam Anderson yang kini menatap tajam wanita yang telah berani mengotori jas mahal miliknya.

Bukan masalah harga dari sebuah jas milik Adam Anderson, sang penguasa yang paling ditakuti di kota Miami, akan tetapi ia paling tidak suka jika ada wanita asing yang tiba-tiba menyentuh dirinya. Karena itulah ia ingin memberikan wanita berambut merah berpenampilan bagai jalang di matanya itu sebuah pelajaran.

Diamatinya wajah jelita wanita yang kini menatap dirinya dengan setengah sadar. Kedua kaki jenjangnya yang terlihat mulus itu terus bergerak aktif menendang ranjang.

“Lepaskan aku, sialan! Lepaskan aku!!” Wanita bergaun merah itu terus meronta dalam keadaan mabuk.

Adam Anderson menyeringai, satu tangannya ia masukkan ke dalam saku celana, menatap pemandangan yang baginya cukup menyenangkan. Ia cukup merasa kagum karena baru pernah ia melihat wanita mabuk tapi masih memiliki kekuatan untuk melawan seperti wanita berpenampilan seksi bagai jalang di depannya.

“Kau pikir aku akan melepaskanmu, wanita? Tidak semudah itu!” tukasnya dengan tatapan tajam yang mematikan.

“Sialan!! Brengsek!! Maniak!!” Wanita itu terus mengumpat membuat Adam semakin murka.

“Apa kau bilang, jalang?!”

Dengan satu tarikan gaun merah pendek yang dipakai sang wanita itu pun sobek begitu saja oleh ulah tangan kekar Adam Anderson. Sehingga kini menampilkan dua gundukan kembar di balik bra warna merah berenda yang membuat kepala Adam seketika menjadi pening.

“Merah, kau memang wanita bergaun merah yang menggairahkan dan juga berani,” Adam menyeringai kali ini dengan tatapan lapar.

Entah kenapa warna merah malam ini membuat tubuhnya menjadi bergairah dalam waktu cepat. Niat hati hanya ingin memberikan wanita yang menabraknya pelajaran, namun kini hasrat laki-lakinya bangun hanya karena melihat gundukan di balik bra merah yang terlihat mengemaskan di matanya sekarang. Panas, nakal dan seksi itulah gambaran yang cocok di mata Adam Anderson pada wanita yang terbaring dengan gaun koyak tak layak di ranjang.

“Jangan menyentuhku pria brengsek!! Jangan!!” Wanita itu semakin berteriak keras, walaupun rasanya ia sudah merasa lemah dan merasakan pusing yang amat sangat karena pengaruh alkohol yang diminumnya.

“Kau sendiri yang datang padaku, wanita. Jadi jangan salahkan aku jika malam ini kau akan habis olehku!” Adam mulai melepas kemeja warna putih yang dikenakannya.

Selesai melepas semua pakaian yang dikenakannya, Adam pun tanpa ragu menindih wanita yang sudah mulai lemah di bawah tubuhnya.

“Lihatlah wajahku baik-baik, wanita. Aku ingin kau mengingatku jika malam ini aku akan membuatmu tak akan lupa karena telah berani bermain api denganku!” Adam mulai melumat bibir merah milik sang wanita.

Tangannya dengan kasar dan tak sabaran melepas sisa kain yang masih menempel menutupi tubuh polos sang wanita. Sedangkan bibir dan juga lidah Adam bergerak aktif melumat habis bibir sang wanita hingga membuat wanita di bawah tubuhnya kelabakan. Puas bermain di bibir sang wanita kini lidah Adam turun ke dada sang wanita yang kini mulai terlihat pasrah di bawah kendalinya. Ditariknya bra warna merah itu hingga kini menampilkan sepasang gundukan indah yang terlihat menantang di matanya.

“Ranum, aku suka ukurannya,” Adam berbisik sebelum ia kembali melumat puncak warna pink yang mencuat menantang hasrat laki-lakinya.

Wanita yang kini sudah sepenuhnya polos itu tak lagi meronta, penolakan wanita itu kini berganti menjadi sebuah rintihan yang terdengar menggairahkan bagi Adam. Tahu jika wanita di bawah tubuhnya itu mulai mengikuti permainannya, senyum kepuasan mengembang di balik wajah rupawan yang masih sibuk menikmati salah satu puncak bukit kembar sang wanita.

Tak sabar ingin melanjutkan permainan selanjutnya, Adam pun segera memposisikan diri. Dengan satu hentakkan, ia gagal untuk memasuki sang wanita. Keningnya berkerut menatap sang wanita yang merintih kesakitan di bawah tubuhnya.

“Sial! Jangan katakan kalau kau masih perawan, wanita.” Adam mencoba memastikan kembali apa yang sempat terlintas dalam pikirannya. Satu hentakkan gagal, dua kali hentakkan meleset, hingga tiga kali hentakkan Adam pun kini bisa memasuki sang wanita, walaupun hanya separuhnya saja.

Wanita itu menjerit keras sebelum tubuhnya lunglai tak bergerak di bawah kendali Adam Anderson. Adam terpaku selama sejenak, ingin ia berhenti dengan apa yang dilakukannya, namun hasratnya terlalu besar untuk dirinya saat ini. Tak peduli pada sang wanita yang kini tak sadarkan diri, Adam pun terus bergerak semakin cepat menuntaskan hasratnya yang begitu besar pada wanita berparas jelita di bawah tubuhnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status