2. Kayla tidak akan menuruti apa pun permintaan dari keluarga lagi, karena sudah adanya transaksi pembayaran pinalti beserta kompensasi.
3.Tidak ada pemerasan. Kayla tidak akan memberikan uang kembali sebagai bentuk bakti, terbukti dari Kayla yang sudah tinggal terpisah, dan tidak menerima tunjangan apa pun karena semua tanggungan dia dapatkan dari beasiswa.’
Keluarganya kaget mendengar permintaan yang ketiga. Ya, Kayla menjelaskan kepada keluarga Kenzo bahwa selama ini, selain rumah, makanan, deterjen, dan pembersih badan serta pakaian, Kayla tidak menerima uang apa pun. Berkat dirinya yang dari awal memang tidak mau merepotkan, beasiswa adalah pilihan satu-satunya yang bisa dirinya ambil untuk meringankan bebannya.
Ayahnya tampak langsung menatap Kayla dengan pandangan mendelik tajam. Kayla tidak gentar. Karena sudah diserahkan kepada orang lain demi membayar hutang, seharusnya ayahnya sudah paham bahwa dia secara tidak langsung telah memutus tali keluarganya.
‘4. Kayla masih bisa berhubungan dengan keluarganya, namun bukan sebagai anak, melainkan sebagai tamu.
5. Bila terjadi pelanggaran, maka akan dikenakan sanksi sebagai balasannya.’
Keluarganya tersebut tampak terdiam sejenak, mereka benar-benar seperti kaget sekali dengan isinya. Kayla memang dari awal merencanakan pemutusan hubungan keluarga. Toh, karena dirinya sudah tahu kalau dirinya ini bukan anak kandung, seharusnya itu tidak menjadi masalah yang besar.
“Aku akan menaikkan uang kompensasi menjadi 500 juta kalau kalian menandatanganinya sekarang,” ungkap dari Kenzo.
Kayla menoleh kaget mendengarnya. Tidak ada diskusi di antara mereka berdua perihal hal tersebut, dan itu tentu saja secara tidak langsung sengaja membuat dirinya menjadi barang semata. Tapi, ketika melihat reaksi keluarganya yang langsung berbinar senang mendengarnya, membuat Kayla tidak mau membantah.
Akhirnya pihak keluarga menandatangani dan menerima uangnya langsung di depan matanya, CASH. Melihat reaksi mereka yang benar-benar mata duitan membuat Kayla merasa malu. Bisa-bisanya mereka kehilangan akal hanya karena uang semata.
Setelah semua selesai, kini Kenzo dan Kayla pulang. Mereka sudah bisa pulang dalam satu mobil, karena memang kebetukan apartemen mereka satu gedung juga. Ayah dan ibu Kenzo duluan sudah berada di mobil yang mereka kendarai sendiri, bersama sopir dan juga sekretarisnya.
“Nak, kalian berdua pergi lah makan dulu,” ucap ayah Kenzo.
“Oh, tidak usah, kami bisa lang-“
Ayah Kenzo langsung menyodorkan sebuah kartu hitam kepada mereka yang berada di luar mobil, “Sudah, anggap saja kalian perlu mengenal satu sama lain lebih lama,” kata ayah Kenzo yang langsung memotong kalimat Kayla yang hendak menolak.
“Iya. Kami tidak menginginkan pernikahan yang terburu-buru. Semoga kalian bisa saling menyukai satu sama lain, ya,” timpal ibunya.
Dengan terpaksa, Kayla menerimanya. Mereka kemudian pergi dan meninggalkan mereka berdua. Rasanya jadi amat canggung setelah mendengar kata ‘Pernikahan’ yang bahkan dimana Kayla dan Kenzo sendiri belum sempat membicarakannya.
Karena lama terdiam, Kayla jadi cemas. Apa mungkin Kenzo sebenarnya tersinggung dengan kata tersebut, makanya mendadak sekali dia tidak berbicara? Tapi mana mungkin, karena Kenzo yang dirinya kenal belakangan cukup ramah dan sangat berpikiran dewasa.
“Kayla,” panggilnya.
“Ya?” Langsung dirinya menjawab dan menoleh kepadanya.
Kenzo melihat ke arahnya, dengan kedua tangan berada di saku celana. Tak lupa dengan senyumnya, yang selalu menempel di wajahnya yang membuat senyuman cerahnya makin membuat suasana jadi sedikit mencair.
“Bagaimana kalau ke tempatku saja? Aku bisa membuatkanmu makanan enak yang jauh lebih higienis ketimbang membeli,” ajaknya.
“Ya…, boleh saja,” sahutnya.
Mereka kemudian akhirnya memilih untuk kembali ke apartemen. Lebih tepatnya, apartemen Kenzo. Meski sudah sering datang, Kayla belum merasa terbiasa dan juga belum merasakan nyaman yang perlu dirinya dapatkan. Hanya saja, karena sudah sering, Kayla tidak merasa sungkan seperti sebelumnya.
Benar saja, Kenzo benar-benar memasak untuknya. Dirinya memilih duduk menonton tanpa ikut membantu sedikit pun. Ketika merasa bosan menunggu, Kayla melihat ke sekitar. Tempat ini begitu rapi dan wangi. Tidak ada foto yang menempel di dinding. Dan juga tidak ada barang-barang aneh seperti di tempat Kayla sendiri.
‘Sebenarnya apa yang aku harapkan?’ batinnya.
Sembari melihat-lihat, Kayla tidak sengaja menemukan sebuah buku, yang kali ini ia lihat sedikit berdebu. Ia memegangnya, dan mulai membalikkan halaman tiap halaman yang ada. Hingga, tanpa sadar Kayla menemukan sesuatu yang aneh.
Dengan mata gemetar dan badan membeku, Kayla melihat ada satu lembar yang berisikan bercak darah, dengan halaman terlaminating di dalamnya. Saat dirinya hendak memegang warna merah tersebut, mendadak saja Kenzo datang dan langsung merebut buku tersebut.
Kaget Kayla mendapati hal tersebut. Ia segera menoleh dan melihat Kenzo. Dia tidak marah, masih tetap tersenyum. Hanya saja, senyumannya tampak tidak seperti biasanya. Sangat amat berbeda dari yang tadi.
“Jangan buka sembarangan barangku, ya? Aku tidak suka,” ungkapnya.
Keringat dingin mengalir di pelipis Kayla. Untuk pertama kalinya, Kayla meragukan kebenaran dari Kenzo selama ini. apa jangan-jangan ada yang dia tutupi sampai bisa seperti ini? Tetapi, kenapa? Dia bahkan mengatakan bahwa itu fitnah, kenapa sekarang dia seperti membuat Kayla penasaran.
“Ngomong-ngomong, makanannya sudah siap, ayo,” ajaknya.
Masih sedikit syok rasanya. Kayla tidak menjawab, namun manut ikut dengannya menuju ke dapur. Mereka makan di meja makan. Selama itu juga, Kayla merasakan kalau memang Kenzo tidak seperti biasanya. Kayla harus segera menurunkan situasi yang dingin ini!
Memang dia salah telah membuka sembarangan milik orang lain tanpa izin, tapi, sekarang mereka ini sudah terikat dengan perjanjian, dan lagi pula, secara tidak langsung Kayla ini akan diperistri olehnya, kenapa juga dirinya tidak boleh tahu.
Tetapi, tidak etis rasanya bagi Kayla hendak menanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Maka, segera lah ia mengesampingkan pikiran untuk menanyakan hal itu kepada Kenzo. Sebaiknya dirinya menanyakan kalau situasi sudah sedikit membaik.
“Kenzo…, apa kamu merasa nyaman dengan pernikahan karena aku ini barang ‘pinalti’ hutang ayahku?” Kayla mencoba menanyakan pendapatnya.
Raut wajah Kenzo memang biasa saja, hanya saja sorot matanya memang tidak menyembunyikan perasaan tidak senangnya perihal hal tadi.
“Sebenarnya aku tidak masalah sama sekali. Selama itu tidak merugikanku, aku terima saja,” jawabnya.
Entah kenapa jawabannya tidak membuat Kayla merasa puas. Rasanya sedikit ada yang membuatnya jadi mengganjal. Kayla akan mencoba sampai bisa menemukan jawaban yang pas.
“Tapi, kenapa kamu mau? Padahal, wanita itu belum tentu tipemu,” Lagi Kayla bertanya.
Kenzo melihat ke arahnya. Pandangannya yang lamat-lamat mendalami ke arah Kayla, membuat suhu tubuh Kayla seperti naik menjadi mode panas sekali. Apa ada yang salah di wajahnya ini?
“Tapi, kamu tipeku.”
Setelah Kenzo mendekat dan berusaha untuk menenangkan Kayla, Kayla langsung menunjukkan testpack yang ia bawa tersebut. Dan dalam hitungan detik, ekspresi wajah Kenzo berubah seketika ketika melihat hasilnya.“Po- Positif?!” seru dari Kenzo yang terbelalak.Kayla tersenyum sumringah, dibarengi dengan air mata yang perlahan membasahi kedua pipinya tersebut. Ia menganggukkan kepala, menunjukkan perasaan harunya yang juga sama tidak percaya dengan Kenzo.Sang suami seketika memeluknya dengan erat, ia merasakan detak jantungnya berpacu sangat cepat, dan membuat Kayla merasa ikut berdebar hebat. Padahal mereka sudah pasrah saja menerima nasib mereka, tetapi, tampaknya tuhan mendengarkan doa mereka.“Kayla…, astaga…, aku tidak tahu harus berkata apa,” Kenzo benar-benar tidak bisa tenang.Dia berkali-kali memeluk, lalu melepaskan Kayla kembali, kemudian mengecup pipi dan dahi Kayla berkali-kali untuk menunjukkan rasa syukurnya atas berkat yang mereka dapatkan tersebut.Kayla yang tidak bisa
Karena feeling suami itu juga sama kuatnya dengan feeling istri, jelas saja Kenzo langsung mnegetahui tindakan Kayla yang diam-diam hendak menghilangkan jejaknya tersebut. Dan sekarang dia sudah tidak bisa mengelak sama sekali.Kayla tertangkap basah hendak membohongi Kenzo.Melihat Kayla yang hanya cengengesan memberikan respon pada ucapan Kenzo, jelas membuat Kenzo sudah bisa langsung tahu bahwa Kayla ini telah berbohong kepadanya. Dia hanya bisa terheran kepada sang istri yang demikian.Dan seperti apa yang sudah diperingati oleh Kenzo sebelum-sebelumnya. Bahkan Kenzo sendiri sudah dengan tegas memberikan peringatan kepada Kayla, dan akhirnya semuanya terjadi begitu saja.Kayla benar-benar masuk angin pada malam itu. badannya terasa menggigil, dan bahkan ia merasakan hidungnya gatal sekali. Sampai-sampai ia sendiri tidak bisa menahannya.“Hatchii!” Kayla terus merasa bersin.“Kan, sudah kubilang. Kamu bandel sekali tidak mau mendengarkanku!” kesal dari Kenzo yang mengungkapkan pera
Benar-benar mengkerut alis Kenzo mendengar ocehan gadis ini lagi. Ada-ada saja. Es krim rose cake? Sejak kapan bunga mawar dijadikan es krim?Dan siapa dia sampai berani mengatakan hal ini sebagai taruhan yang tidak masuk akal sama sekali. Benar-benar gadis gila yang akal sehatnya tidak ada sama sekali.“Sudah kubilang aku tidak akan percaya dengan semua bualanmu yang tidak masuk akal itu lagi! Kamu benar-benar mencoba mengujiku ya?!” pekik dari Kenzo yang sudah tidak bisa menahan emosi lagi.“Kali ini kamu bisa menganggap serius ucapanku, dan lagi, kamu akan bahagia kalau kamu mengetahui dengan cepat beritanya,” Gadis itu sama sekali tidak menyerah berkata kepada Kenzo.Jika dirinya bisa tepok jidat, mungkin Kenzo akan melakukannya. Tetapi, saat ia melirik ke arah mata dari si gadis tersebut, ia melihat kesungguhan yang dimana jelas si gadis tidak berbohong, dan serius dengan apa yang barusan dia katakan kepada Kenzo.Namun, lagi dan lagi, Kenzo tidak mau termakan dengan buaian tidak
Kayla sampai tidak bisa memberikan reaksi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya barusan. Surprise? Hadiah ulang tahunnya? Gedung itu untuk dirinya?!Sampai-sampai Kayla yang sedang melongo tersebut tidak bisa merangkai kata untuk bisa membalas ucapan sang suami. Dia memang tidak ingat akan ulang tahunnya, tapi ini terlalu berlebihan kalau sampai diberi seperti ini.Dirinya gagap hendak memberikan reaksi kepada sang suami yang sudah sangat antusias menunggu respon dari Kayla yang sedaritadi syok tersebut.“Tunggu…, maksudku…, kamu sedang bercanda, kan? Gedung itu mahal! Darimana kamu dapat uangnya? Bagaimana kamu bisa membelinya dengan bekerja tidak sampai bertahun-tahun?!” Kayla masih belum bisa percaya dan terima begitu saja apa yang diberikan sang suami kepada dirinya tersebut.“Kenapa tidak? Aku bekerja keras dan mengambil banyak pekerjaan. Klien-ku bukan orang orang pelit. Setiap tip dan juga bonus aku investasikan dan aku membuat uangnya jadi tumbuh. Dengan itu lah a
Kenzo yang melihat istrinya tampak begitu nyaman di rendaman air yang sedingin es tersebut, hanya bisa terheran dan tidak bisa melarangnya sama sekali. Mungkin dia memang benar merasa nyaman di dalam air es tersebut.“Mau aku buatkan minuman hangat? Siapa tahu badanmu kedinginan setelah mandi,” ucap dari Kenzo, menawarkan diri.“Ah, aku mau es krim. Yang cookies and cream,” jawab Kayla.Mematung seketika Kenzo setelah mendengarnya. Sekarang dia malah mau es krim? Padahal sudah jelas sekali kalau dia sedang berendam di air itu, dan setelahnya dia masih mau makan es krim? Apa istrinya ini tidak bisa merasakan betapa keramnya air tersebut?Kenzo berusaha membantah dan menolak permintaan dari Kayla barusan. Namun ia langsung menutup mulut, dan tidak bicara lagi setelahnya. Melihat bagaimana tatapan Kayla yang begitu berharap, seolah dia benar-benar menginginkan apa yang barusan dikatakan.Dengan menelan ludah secara perlahan, akhirnya mau tidak mau Kenzo memilih menyetujuinya. Kayla tidak
Kayla benar-benar bingung. Ia sampai mencoba untuk memastikan lagi, apakah dia benar salah lihat, atau mungkin yang tadi itu memang benar adanya atau tidak. Dia bahkan melihat ke segala arah dan mencari gadis tersebut.Tapi sudah dicari dengan keadaan panik pun tidak menghasilkan apa pun. Hasilnya benar-benar nihil. Sosok tersebut seolah menghilang dalam hitungan detik, bahkan mungkin setelah Kayla berkedip sekali pun.Ia segera melihat ke arah Kenzo kembali, berbicara dan berusaha memberitahukan sang suami bahwa dia benar-benar berbicara dengan seseorang tadi.“Sungguh! Aku tidak bohong! Aku berbicara dengan seorang gadis di sini. Dia terus berkata tidak masuk akal, dan tidak menjawab pertanyaanku dengan serius!” Kayla mencoba menegaskan pemikirannya tersebut.Kenzo yang melihat betapa panik istrinya tersebut, mencoba menenangkannya. Dia memeluk Kayla dan berusaha membuatnya tidak tenggelam dalam pemikiran yang berantakan tersebut. Meski dengan kopi di kedua tangannya, Kenzo berusaha