"Clau, kenapa diam? Memang nya apa isi surat perjanjian itu?" Tanya maxime yang masih tampak penasaran dengan isi surat nya, melihat wajah claudia yang mendadak pucat pasi membuat maxime yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres. Tanpa menunggu persetujuan claudia, Maxime merebut surat itu dari tangan claudia.. Ia segera membaca sebagian isi surat itu..
Betapa terkejutnya ia membaca salah satu dari beberapa perjanjian yang sudah mereka sepakati. Dimana disana dkatakan , Jika salah satu di antara mereka ada yang berkhianat maka harta sang pengkhianat akan jatuh sepenuh nya pada yang di khianati. "Bagaimana? Jadi sekarang siapa yang harus angkat kaki dari rumah ini?" Ucap gerald. Maxime menatap tajam ke arah gerald , tatapan nya nyalang seakan akan ia tak terima dengan isi surat perjanjian itu. "Gerald , kau tak bisa seenaknya mengusirku dari sini. Aku masih punya hak atas rumah ini.." Ucap claudia. Gerald, laki laki itu hanya menyunggingkan senyum tipis. "Surat itu sah di mata hukum clau, sekalipun kau menggugatnya di pengadilan. Kau akan kalah! Karna disana tertulis jelas kau bersedia dengan point point yang ada disana.. Bahkan apa kau lupa, Orang tua mu pun menyetujui itu karna mereka yakin Putri tercinta nya adalah wanita setia. Aku gak bisa bayangin gimana perasaan mereka jika tau anak kesayangan nya semurahan ini.." Sahut gerald "Jaga ucapan mu bung!!!!" bentak maxime , Tatapan gerald beralih menatap maxime.. Rasanya gerald ingin sekali menonjok wajah maxime , Gara gara dia rumah tangga nya yang sudah ia bina beberapa tahun ini berantakan tak tersisa.. tapi kembali gerald memikirkan dampak yang akan ia terima jika mengandalkan emosinya Perselingkuhan istrinya sudah jauh membuka mata gerald yang selama ini selalu menganggap istrinya sebagai wanita yang sempurna untuk di jadikan istri. Tapi ternyata dugaan nya salah. Wanita yang di nikahi nya tak lebih dari seorang Jalang murahan yang berani berselingkuh di belakang suaminya. "Apa yang salah dari ucapanku? Bukankah aku mengatakan hal yang sebenarnya?" Ucap gerald santai.. Ia kembali menyilangkan kaki kirinya ke atas kaki kanan nya.. Melonggarkan dasi yang seakan menjerat leher gerald, Dadanya yang panas seakan membutuhkan asupan air dingin untuk memadamkan gemuruh api yang sejak tadi ingin meluap ke permukaan.. "Tunggu apalagi? Apa aku harus menyeret kalian pergi dari rumahku?" Ucap gerald Claudia menggeleng, tiba tiba ia berlutut di hadapan gerald . Wanita itu menangis sesenggukan.. "Gerald , Maaffkan aku. Aku mengaku salah, aku khilaf.. tolong jangan mengusirku dari sini, aku janji akan berubah menjadi lebih baik untukmu.. kamu ingin kita punya anak kan? Sekarang aku mau.. Tolong jangan ceraikan aku, aku ga sanggup hidup tanpa kamu.." mohon claudia.. Gerald masih diam.. Bahkan ia menyingkirkan tangan claudia yang sengaja memegang paha nya.. Dari perlakuan gerald saja harusnya claudia sadar bahwa kesempatan kedua itu tidak ada.. "Claudiaa, Apa apaan ini.. Kenapa kamu berlutut disana, Kembali claudia.. Aku akan bertanggung jawab, aku akan menikahi mu.. Kita akan membesa..." "Cukup maxime!! Tolong jangan ikut campur masalah rumah tangga ku, lebih baik sekarang kau pergi dari sini.." sentak claudia.. Maxime merasa terkejut dengan perlakuan kasar claudia, berbeda dengan gerald yang tampak biasa saja. Baginya ini adalah hanya lah sebuah drama yang sangat seru untuk di tonton. "Kau mengusirku clau?" "Ya, lebih baik kau pergi dari sini.." Ucap claudia lantang.. Maxime mengepalkan kedua tangan nya tak terima dengan sikap kekasih nya.. Maxime beranjak ia hendak keluar dari rumah mewah milik gerald dan claudia, tapi suara gerald menghentikkan langkah maxime.. "Tunggu..." Maxime berbalik ia menatap ke arah gerald dengan tatapan bertanya begitupun claudia "Sayang biarkan dia pergi.. Aku sudah tak ingin berhubungan dengan nya, aku ingin memperbaiki rumah tangga kita.." Ucap claudia.. Tapi gerald tak perduli dengan ucapan claudia, Ia berdiri lalu tanpa menoleh ke arah Maxime atau pun claudia ia berkata "Seperti nya kau meninggalkan sesuatu disini, Bawalah sampah itu bersama mu karna aku tak sudi menampung nya dirumahku.." Ucap gerald sambil menunjuk ke arah claudia yang sekarang sudah berdiri. Jleb! Bak tertusuk tombak yang runcing, Dada claudia berdenyut nyeri mendengar perumpamaan gerald untuk dirinya. Sampah? Apa dia semenjijikkan itu? "Sayang.. Tolong jangan seperti itu.." Ucap claudia hendak mendekati gerald, Tapi gerald mengangkat tangan nya ke udara mengisyaratkan claudia untuk berhenti melangkah.. "Berhenti disitu atau ku bunuh kau.." Ancam nya. Membuat langkah claudia terhenti.. Tanpa mengatakan apapun lagi gerald keluar dari rumah nya sendiri, melewati maxime yang masih mematung di tempat. Setiba nya di mobil Miliknya , gerald segera melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah mewah nya. Dengan penuh emosi ia menggebrak setir mobil, Meluapkan emosi yang dari tadi ia tahan di depan istri dan selingkuhan nya.. "Dasar jalang Murahan! Apa kurangku sampai ia tega menyelingkuhi ku di belakang!!" gumam gerald. Ia tak menampik rasa sakit di hatinya yang teramat perih.. Memori ingatan nya kembali berputar pada adegan panas istri dan selingkuhan nya.. Membuat darah gerald mendidih, Jika negara ini bukan negara hukum mungkin gerald tadi sudah membunuh dua orang yang membuatnya sakit hati. "Aku butuh pelampiasan!" Batin nya.. *** "Nara, Mami ada clien bagus untuk mu. Temui lah dia di lantai 2 ruangan VIP room 1" ucap mami fiona, Naraya mengangguk lemah.. Ia pun pamit untuk menemui klien yang di maksud bosnya di antar oleh asisten mami fiona bernama Jack. Sepanjang melewati koridor naraya bisa mendengar dentuman Musik di setiap ruangan yang ada disana. "Jack, apa yang harus aku lakukan di dalam?" Tanya naraya pada Laki laki berwajah datar itu. "Kenapa kau menanyakan nya padaku, seharusnya kau sudah mengerti jobdesk mu sebelum kau menerima tawaran pekerjaan ini.." Ucap jack datar Nara sadar, ia salah bertanya pada jack karna ia pasti tak punya jawaban apapun tentang pertanyaan yang di lontarkan naraya. "Aku masuk.." Ucap nya ragu ragu Jack mengangguk tanpa ekspresi. "Jack, kau tak menahanku?" Tanya naraya pada jack yang kini tampak kebingungan dengan sikap gadis di depan nya "Untuk apa aku menahanmu? Aku tak ingin mati muda hanya karna dirimu.." Ucap jack membuat naraya mengerucutkan bibir nya Naraya pun membuka pintu room VIP itu dengan takut takut ia masuk ke dalam ruangan itu. "Permisi.." Ucapnya.. "Masuk.." Ucap seorang laki laki yang sedang berdiri membelakangi dirinya. Naraya bingung harus melakukan apa. Ia pun duduk di sofa yang ada diruangan itu, Ruangan super mewah itu di desain khusus untuk Para penyewa yang Memiliki budget besar. "Siapa nama mu?" Tanya laki laki itu "N-nama saya naraya pak.." Ucap naraya Laki laki itu membalikkan badan nya, Wajah tampan laki laki itu membuat naraya terpana. "Ganteng nya..." Gumam nya tanpa sadar..“Mau kalian bawa kemana gadis itu?” Tanya gerald, Tatapan nya dingin. Menatap fiona yang tampak gemetar “Ada apa tuan? Apa tuan membutuhkan sesuatu?” Tanya fiona, Mencoba mengalihkan pembicaraan gerald tentang gadis yang memperkenalkan diri dengan nama Naraya jelita “Gue tak membutuhkan apapun selain Lo menjawab pertanyaan gue Fiona!!” ucap gerald dengan tegas, Fiona meneguk saliva nya dengan susah payah. Terpaksa ia harus jujur karna tak punya pilihan lain menghadapi Gerald “A-anu itu tuan.. Ada yang memboking nya..” Gerald mengerutkan kening nya , Fiona tengah berbohong jelas jelas dia hendak menjual gadis itu dan Gerald yakin gadis itu tak tau menahu tentang hal ini “Lo mau nipu gue?” “M-maaf tuan, Maksud tuan apa? Saya tidak menipu tuan..” “Jelas jelas Lo mau ngejual gadis itu iyakan?” Ucap gerald membuat fiona terdiam “Berapa?” Tanya gerald lagi membuat fiona mengangkat kepala nya, Menatap ke arah gerald dengan tatapan bertanya “Berapa apa nya tuan?” “Berapa l
"Apa ? Menjual keperawanan?" Naraya menggeleng tak percaya dengan tawaran mami fiona yang menyuruh nya untuk menjual keperawanan nya untuk mendapatkan uang lebih banyak "Kenapa? Kau menolak nya..""Yaa mam, Maaf tapi aku gabisa menjual keperawanan aku.. Kalau begitu biarkan aku pergi dari sini." "Naraya naraya, Apa kamu tak memikirkan kondisi ayah kamu yang semakin hari pasti semakin buruk jika kamu tak segera mengambil keputusan? Dan sekarang mami memberikan mu penawaran yang sangat fantastis, Tapi dengan angkuh nya kau menolak nya!" Ucap mami fiona dengan kesal "Maaf mam, tapi naraya gabisa menyerahkan harga diri naraya kepada laki laki yang naraya gak kenal.." jawab naraya masih menolak tawaran mami fiona dengan baik Wajah mami fiona tampak merah padam, Pasal nya ia sudah menerima Sejumlah uang di rekening nya untuk harga keperawanan Naraya pada seorang pengusaha tersohor di ibukota ini. Tapi dengan penolakan naraya ini, Itu artinya mami fiona harus mengembalikan uang tanda ja
"Mau sampai kapan kamu bengong disana! Saya bayar kamu mahal mahal supaya kamu bisa melayani saya dengan baik, Bukan nya cosplay menjadi patung pancoran!" Ucap lelaki itu membuat naraya yang sedang melamun tersentak kaget "M-maaf, tapi saya harus bagaimana?" Tanya nya. Memang ia bingung harus melakukan apa di ruangan Karaoke seperti ini , Ini adalah pengalaman pertama bagi nya memasuki dunia hiburan seperti ini. Lelaki itu mengernyit melihat kepolosan gadis di depan nya, "Kamu bekerja disini tapi kamu tak tau bagaimana cara mu melayani Klien mu?" Tanya lelaki itu , Naraya mengangguk lirih mengakui ketidak tahuannya di dunia yang sangat asing baginya. Lelaki yang tak lain adalah Gerald itu nampak menarik nafas panjang dan ia hembuskan secara perlahan.. "Tuangkan aku minuman di gelas itu." Pinta gerald "M-minuman yang mana?" "Wine.." jawab nya datar. Naraya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, Tak paham yang mana botol berisi wine yang di sebutkan laki laki itu, sedangkan gerald
"Clau, kenapa diam? Memang nya apa isi surat perjanjian itu?" Tanya maxime yang masih tampak penasaran dengan isi surat nya, melihat wajah claudia yang mendadak pucat pasi membuat maxime yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres. Tanpa menunggu persetujuan claudia, Maxime merebut surat itu dari tangan claudia.. Ia segera membaca sebagian isi surat itu.. Betapa terkejutnya ia membaca salah satu dari beberapa perjanjian yang sudah mereka sepakati. Dimana disana dkatakan , Jika salah satu di antara mereka ada yang berkhianat maka harta sang pengkhianat akan jatuh sepenuh nya pada yang di khianati."Bagaimana? Jadi sekarang siapa yang harus angkat kaki dari rumah ini?" Ucap gerald. Maxime menatap tajam ke arah gerald , tatapan nya nyalang seakan akan ia tak terima dengan isi surat perjanjian itu. "Gerald , kau tak bisa seenaknya mengusirku dari sini. Aku masih punya hak atas rumah ini.." Ucap claudia. Gerald, laki laki itu hanya menyunggingkan senyum tipis. "Surat itu sah di mata hukum
"Kenapa? Kaget? Claudia claudia.. Kau ini memang wanita Bodoh! Bagaimana bisa kau berselingkuh di rumah ku, dan Kau dengan berani melakukan hal menjijikkan seperti ini d kamarku.. Apa kau tak takut aku menyebarkan rekaman CCTV adegan panas kalian?" ucap gerald , sontak mata Claudia jelalatan kesana kemari mencari dimana keberadaan CCTV yang di maksud sang suami. Sedangkan gerald hanya tersenyum kecut "Kau mencari CCTV? Tuhh..." Tunjuk gerald pada sebuah kamera kecil yang ada di pojok atas.. Lagi lagi claudia di buat terkejut melihat nya "K-kau memasang Cctv di kamar kita?" Tanya nya tak percaya "Kenapa kau lancang sekali gerald ! Seharusnya kau meminta persetujuan ku terlebih dahulu.." Bentak claudia "Hussst Jangan berteriak dirumahku, Kenapa kau malu? Atau takut keluarga mu mengetahui kelakuan mu seperti ini? Atau kau takut Citra diri mu hancur karna perbuatan mu yang berani berselingkuh di belakang ku?" "Hahaha terlambat Claudia.. Semua terlambat, Seharusnya sebelum kau be
Prang! Pecahan gelas kaca berserakan dimana mana, Laki laki dengan postur tubuh tinggi besar itu menatap nyalang ke arah laya laptop yang menampilan 2 Manusia yang sedang terlihat bergumul di atas ranjang Miliknya... "Bedebah kau Claudia!! berani sekali kau mengotori ranjang Miliku bersama Laki laki baj*ngan itu.." Umpat Gerald Ia segera menutup laptop yang masih menampilkan layar CCTV yang memang sengaja ia pasang di kamar dan di hubungkan ke laptop miliknya.. Sudah dua bulan ini Gerald merasa ada yang aneh dengan sikap istrinya, Tanpa alasan yang jelas. Claudia sering sekali bersikap ketus padanya, Bahkan wanita yang menyandang status sebagai istrinya itu kerap kali pulang malam dengan alasan Ada pekerjaan yang harus dia selesaikan. Ya, claudia sendiri bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Jakarta, jabatan nya sebagai Manager keuangan sering sekali membuat claudia melupakan status nya sebagai seorang istri. Gerald sudah sering menyuruh sang istri untuk berhenti b