"Kak Yoga!"Melihat Yoga, Gina, William, dan anggota klub semuanya berseru kegirangan.Mata mereka penuh kekaguman dan fanatisme, seperti melihat sang penyelamat!Tapi di atas kursi roda, mata Kim Jun tiba-tiba menjadi gelap dan suram.Begitu dia melihat wajah ini, dia teringat adegan penghinaan sebelumnya penuh kebencian dan kemarahan!"Itu dia!"Kim segera mengangkat jarinya ke arah Yoga, menggertakkan giginya dan berkata,"Anak itu yang melukaiku sebelumnya! Menginjak-injak serta mempermalukanku dengan kejam! Guru, balaskan dendamku!""Syut!"Mata Park langsung menjadi sangat tajam, seperti seorang pemburu yang melihat mangsanya."Dap! Dap! Dap!"Dia mengambil tiga langkah ke depan, matanya tertuju pada Yoga sepanjang waktu. Dia berbicara dengan suara dingin dan nada angkuh."Hmph! Kupikir orang yang melukai muridku adalah manusia super, tapi ternyata hanyalah seorang anak ingusan!"Yoga mengangkat alisnya dan menatap lurus ke arah Park dengan tatapan dingin dan penuh tekanan."Jad
"'Ahhh!" William sudah patah tiga tulang rusuknya, dan tendangan ini menghantamnya dengan kejam. Segera, wajahnya menjadi pucat karena kesakitan, wajahnya terpelintir kesakitan, dan tubuhnya melengkung. "Ha ha ha!" Melihat tatapan sedih Wiliam, Kim jun malah tertawa terbahak-bahak. "Kamu mau apa?, kuasa apa yang kamu miliki untuk memerintahku?" "Kuberitahu Kalian! Terakhir kali, aku terlalu ceroboh sehingga menderita, tapi hari ini, aku datang ke sini untuk balas dendam!" "Bukan hanya kalian, tapi aku juga ingin memotong bajingan bernama Yoga itu dan memberikannya pada anjing!" William dan yang lainnya yang mendengar teriakan kejam dan dingin itu pun ketakutan. Kim jun ini memiliki hati yang kejam! Disayangkan! Mereka bukan lawan dari grup yang dibawa oleh Kim, kalau tidak, mereka tidak akan diganggu sampai sejauh ini! "Kamu bermimpi!" Saat ini, Gina Sangat sedih dan marah, dia berkata dengan kesal, "Kakak Iparku yang terbaik. Tidak peduli berapa kali, kamu tidak akan per
Begitu kata-kata itu terdengar, para anggota Keluarga Jun yang duduk di ruangan itu langsung dipenuhi amarah. Semangat membela kehormatan keluarga membuncah tanpa bisa ditahan.Satu per satu, mereka berdiri dan mengajukan diri:"Aku saja yang turun tangan!""Aku akan membalaskan dendam Tuan Muda!""Serahkan padaku! Ini adalah tugasku!"Mereka semua berebut ingin menghabisi Yoga, demi membalaskan luka dan kehinaan yang diderita Kim Jun. Sikap mereka begitu agresif, nyaris meledak-ledak.Di Negara K, Keluarga Jun bukan hanya salah satu dari Empat Keluarga Kaya mereka adalah pemimpinnya. Mereka memegang posisi puncak, tak tergoyahkan selama bertahun-tahun. Hal ini bukan hanya karena kekayaan mereka yang luar biasa atau warisan keluarga yang telah berlangsung ratusan tahun, tapi karena satu hal utama: Keluarga Jun adalah keluarga bela diri.Setiap anggota keluarga dari muda hingga tua adalah ahli seni bela diri, khususnya Taekwondo. Mereka memiliki obsesi hampir gila terhadap kekuatan dan
Sementara itu, di tempat lain… Meta Bruce, yang mengalami kekalahan telak dari Yoga, buru-buru kembali ke ibu kota provinsi tanpa berhenti sama sekali. Begitu sampai di rumah besar Keluarga Parto, ia langsung masuk ke ruang kerja sambil menangis sesenggukan. “Mas Limas… hu hu hu… aku dipermalukan, tolong bela aku!” Dari balik meja, Limas anak kedua dari keluarga Parto sedang asyik membersihkan barang antik. Ia mendongak karena suara tangisan itu, namun langsung melongo. Perempuan di depannya itu rambutnya kusut, wajah lebam-lebam, darah menetes dari hidung dan telinganya. Sekilas, hampir tak bisa dikenali. “Meta?! Astaga… Kamu kenapa bisa sampai begini? Siapa yang berani mukulin kamu?!” “Hu hu hu! Itu semua gara-gara Yoga! Di pemakaman almarhum Jason tadi pagi, dia mukulin aku di depan orang-orang kaya se-Kota Dakarta!” “Bahkan… dia ganggu juga prosesi pemakamannya! Jason masih terbaring di peti mati, belum sempat dikubur!” “APA?!” Limas langsung bangkit dari kursinya. Wajahn
"Hmph!" Tatapan Yoga membeku. Dengan sorot mata dingin bagai embun beku, ia menggeram, "Jalang! Rupanya kau memang takkan menyesal sebelum melihat peti matimu sendiri. Kulitmu gatal ingin dipukul? Baik, akan kupenuhi keinginanmu!" Tanpa basa-basi, ia menampar keras ke kiri dan kanan. Di depan semua orang, tamparan-tamparannya seperti angin puyuh! “Plak! Plak! Plak!” Suara tamparan berulang-ulang, membahana seperti ledakan petasan. Di balik tamparan itu tersembunyi kekuatan dalam. Meta Bruce dibuat babak belur, wajahnya bengkak, darah mengucur dari mulut dan hidung, rambutnya acak-acakan. "Aaakh! Tolong! Ampun!" Meta menjerit sambil berguling-guling di lantai. Suaranya melengking seperti sapi disembelih. Mengerikan dan memalukan! Bahkan orang tuanya pun takkan mengenali wajahnya yang kini seperti balon bengkak. Di sisi lain, Febri gemetar ketakutan, tak sanggup mengucapkan sepatah kata pun. Semua yang hadir terpana melihat Yoga. Tak ada yang menyangka, bahkan ketika Meta men
“Sudah tidak apa-apa, Lisa.” Yoga memeluk wanita cantik itu yang terluka di lengannya. Ia mengusap rambut Lisa dengan tangan besarnya, suaranya berubah lembut, menenangkan. “Maaf, aku datang terlambat dan membuatmu menderita. Tapi sekarang aku di sini, dan tidak ada seorang pun yang bisa menggertakmu.” “Aku akan melindungimu.” Namun di sisi lain, Febri dan Meta berdiri membeku, tercengang dengan apa yang mereka lihat. Ekspresi mereka seperti melihat hantu tak percaya, tak paham. Meta akhirnya menjerit histeris. “Tidak! Ini tidak mungkin!” “Brengsek! Kau hanya mantan napi! Bagaimana bisa kau menggerakkan pasukan Elite Departemen Perang Kota Dakarta? Bagaimana bisa kau memiliki Pak Tino sebagai pendukung?!” Kini giliran Febri Bruce yang bertanya dengan suara gemetar dan wajah pucat kepada Letnan Jenderal Nagata. “Pak... apakah ini ada kesalahan? Kenapa kalian Elite Departemen Perang mendengarkan perintah anak ini? Ini tidak masuk akal!” Meski semuanya terjadi di depan mata mer