Share

Bab 8

Author: Zhar
last update Last Updated: 2025-05-06 17:13:10

Tubuhnya gemetar hebat, seperti saringan ditimpa angin. Matanya membelalak penuh teror.

Ngeri. Terlalu mengerikan!

Jika dia tidak menyaksikannya sendiri, dia pasti tak akan percaya bahwa ada seseorang di dunia ini yang mampu mengalahkan dua hingga tiga ratus orang dengan begitu mudah! Tingkat kekuatan seperti ini... hanya ada dalam legenda.

Tak disangka, hari ini dia bertemu langsung dengan sosok itu.

Wajah Kak Bagas memucat seketika. Dalam hatinya, dia sadar dia telah memprovokasi sosok yang amat sangat berbahaya!

Namun bagi Yoga, semua ini... bukan apa-apa.

Tak peduli berapa banyak lawan yang menghadangnya, itu tidak berarti apa-apa. Di dalam Penjara Kambangan, di bawah bimbingan seorang lelaki tua misterius, ia ditempa dengan seni bela diri yang luar biasa, tak tertandingi. Satu lawan seratus? Membunuh tanpa terlihat!

Menghadapi para petarung kelas atas saja ia tidak gentar, apalagi hanya sekelompok preman kelas teri?

Di mata Yoga, orang-orang ini tak ubahnya sekumpulan ayam lemah—cukup dengan satu tangan untuk menghabisi mereka!

Tap. Tap. Tap.

Langkah Yoga terdengar tegas, tanpa ekspresi. Ia berjalan pelan ke arah Kak Bagas, lalu berhenti. Pandangannya dingin, penuh rasa muak dan jijik.

“Katakan, ada pesan terakhir?” tanyanya datar.

Kak Bagas gemetaran hebat. Ketakutan membuatnya tak bisa menahan kencing di celana. Ia tersungkur dan berlutut di kaki Yoga, wajahnya panik dan ketakutan, tak ada lagi kesombongan tersisa.

“Jangan! Tolong, jangan bunuh aku!”

“Aku benar-benar tidak tahu siapa yang aku hadapi, Tuan Muda Yoga. Aku buta, aku bodoh! Ampuni aku! Aku tak akan berani lagi!”

Yoga menyipitkan mata. Suaranya makin dingin. “Bukankah tadi kau bilang mau memotong tanganku, kakiku, dan menyerahkannya ke bajingan bernama Budi itu?”

“Tuan Muda Yoga! Aku sama sekali tidak kenal orang itu! Aku hanya bekerja karena uang! Aku tidak berniat menantangmu! Aku pantas mati! Aku... aku akan menampar diriku sendiri sebagai permintaan maaf!”

Demi bertahan hidup, Kak Bagas pun menghantam pipinya sendiri dengan brutal.

Plak! Plak! Plak!

Tamparan demi tamparan keras menghantam wajahnya, membuat darah mengalir dari mulutnya. Tapi dia terus melakukannya, mata penuh ketakutan, memperlihatkan betapa besar rasa gentarnya pada sosok Yoga.

“Hmph,” dengus Yoga, dingin. “Kalau kau tak ingin mati, ada satu syarat yang harus kau penuhi.”

“Setuju! Bahkan sepuluh syarat pun akan kulakukan! Lewat api, lewat neraka, aku akan mengikutimu, Tuan Muda Yoga! Mulai sekarang, aku adalah anak buahmu!”

Yoga tampak cukup puas. Meskipun Kak Bagas hanyalah kepala preman, kekuatannya tidak bisa diremehkan. Di mata Yoga, dia hanyalah semut kecil, tapi di mata orang awam, preman seperti Kak Bagas adalah sosok yang menakutkan.

Selain itu, Yoga baru bebas dari penjara dan belum memiliki kekuatan besar di luar. Memiliki orang seperti Bagas sebagai pion awal... bukan ide buruk.

“Dengarkan baik-baik,” ujar Yoga dengan nada perintah. “Dendam harus ditujukan pada orang yang tepat. Karena semua ini dimulai dari bajingan bernama Budi, maka dia yang harus membayar harganya. Kau tahu apa yang harus dilakukan, kan?”

Mata Yoga kini bersinar tajam, aura tekanannya begitu kuat.

Tatapannya menusuk seperti ribuan jarum. Kak Bagas ketakutan, keringatnya mengalir deras. Mana berani dia membantah?

“Tenang, Tuan Muda Yoga! Bajingan Budi itu berani menyinggung Anda, saya pastikan dia tak akan saya ampuni! Saya akan urus dia sekarang juga!”

“Bagus. Aku serahkan padamu.”

Setelah berkata demikian, Yoga berbalik dan berjalan pergi, langkahnya penuh wibawa dan angkuh.

Kak Bagas jatuh terduduk, wajahnya pucat, napasnya terengah. Seolah baru saja kembali dari gerbang kematian.

“Kak... Kak Bagas... kita... kita sekarang bagaimana?” tanya salah satu anak buah yang muncul dalam keadaan babak belur.

Yang lain berbisik, “Apa kita perlu cari kesempatan untuk bunuh si Yoga diam-diam?”

Plak!

Tamparan keras mendarat di wajahnya.

“Kentut!” umpat Kak Bagas geram. “Bocah itu bisa lawan seratus orang sendiri, dan membunuh tanpa berkedip! Dia jelas bukan orang biasa! Mau mati, hah?!”

“Cepat! Kumpulkan semua anak-anak di luar! Budi hampir membunuhku! Sekarang, gantian aku yang akan urus dia!”

---

Di sisi lain...

Di sebuah vila mewah di kaki Bukit Ginting—kediaman yang baru saja dibeli oleh Budi dan Amanda.

Keduanya tengah duduk menanti kabar.

“Lama sekali... kenapa Kak Bagas belum memberi kabar?” tanya Amanda sambil melirik jam.

“Tenang saja,” Budi mencibir, “Aku sudah bilang ke Kak Bagas, sebelum potong tangan dan kaki Yoga itu, jangan kasih ampun! Sekarang mungkin anak itu sedang meraung-raung kesakitan!”

Amanda pun mengangguk lega.

BRUK!

Tiba-tiba pintu diterjang dari luar. Sekelompok preman bertato naga dan harimau menyerbu masuk membawa tongkat besi. Yang memimpin: Kak Bagas, dengan wajah gelap dan mata menyala.

“Sudah datang!” Budi langsung berdiri, senang bukan main. Bersama Amanda, ia menyambut, “Kak Bagas! Kamu sendiri yang turun tangan, pasti si Yoga sudah selesai dihajar, kan? Tangan dan kakinya... mana? Sudah kau potong, kan?”

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Budi, membuatnya terhuyung. Mata berputar, nyaris pingsan.

“SIALAN!” Kak Bagas meraung. “SERBU MEREKA! HANTAM HABIS-HABISAN!”

Tanpa ampun, para preman menyerbu. Tongkat-tongkat menghujani tubuh Budi dan Amanda.

Bang! Bang! Bang!

Keduanya meringkuk di lantai, menjerit kesakitan.

“AHHHH!”

“JANGAN! TOLONG!”

“Kak Bagas! Aku yang bayar kamu!!!”

“Kepalamu!!!” teriak Bagas marah. “Karena kamu, aku nyaris mati! Kau berani menyinggung orang yang tak boleh disentuh!”

“Hafalkan pelajaran ini baik-baik!!”

Setelah puas menghajar, Kak Bagas meludah, menendang Budi sekali lagi, lalu melangkah pergi.

Budi dan Amanda tergeletak di lantai, wajah babak belur, tubuh penuh luka.

Mereka saling berpandangan. Tak percaya apa yang barusan terjadi.

“Apa... siapa sebenarnya Yoga itu?” bisik Amanda gemetar. “Sampai Kak Bagas bersujud seperti itu?”

“Sialan...!” geram Budi. “Aku tidak terima! Aku akan balas!”

“Pesta bisnis keluarga bangsawan Jaka akan segera dimulai. Jika aku bisa bekerja sama dengan mereka... menghancurkan Yoga akan semudah membalikkan telapak tangan!”

---

Sementara itu, Yoga telah menyelesaikan urusannya, lalu naik taksi menuju tempat Lisa.

Tak lama, ia tiba di sebuah vila megah di jantung Kota Dakarta—wilayah yang setiap jengkal tanahnya seharga emas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 87

    "Arghh!!..Roooarrr!" Ular Iblis mulai mengeluarkan raungan yang memekakkan telinga, seolah-olah sangat kesakitan. Itu sedang berjuang dan bahkan ingin melarikan diri! Tapi, tidak berguna! Sinar hijau yang mekar dari liontin batu Akik itu seperti sepasang tangan besar yang tak terlihat, menarik kembali Ular yang kesal itu dengan gila-gilaan. Ular pendendam berjuang mati-matian untuk waktu yang lama, dan akhirnya kelelahan! "Syut!" Pada saat ini, Ular pendendam tersedot ke dalam liontin batu Akik. Pada saat yang sama, perubahan aneh terjadi pada liontin Akik simbol Ular hitam muncul di permukaan Batu, seperti aslinya dan agung, kebencian tidak ada lagi. Karena Yoga sudah sepenuhnya memurnikan kebencian yang dibawa oleh tubuh Ular. Sekarang, disegel di liontin Batu ini, tidak akan ada ancaman mulai sekarang! "Ya Tuhan!" David terkejut dan kagum. Dengan mata terbuka, dia melihat semuanya dengan jelas, dia melihat dengan matanya sendiri kengerian Ular pendendam, dan dia bahkan

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 86

    Melihat Yoga hendak bergerak, senyum Mio menjadi lebih menyeramkan di belakangnya. Bagus! Setelah beberapa saat, saat Yoga bergerak, roh jahat yang menakutkan di tubuh Widodo akan keluar dan menyerang bocah ini secara langsung! Dan sepertinya anak ini bahkan tidak memiliki jimat, jadi dia pasti akan mati! Memikirkan hal ini, Master Mio sangat bersemangat. Dia tidak sabar untuk melihat Yoga diserang oleh roh jahat dan mati! Dengan cara ini, kebencian di hatinya terlampiaskan! Di mata penuh harap dari semua anggota Keluarga Cakra, dan di bawah tatapan sinis dari Mio, Yoga datang ke samping tempat tidur dan mulai merawat Widodo. Begitu dia menunjuk ke alis Widodo, dia langsung mendesaknya dengan mantra! "Duarrr!" Merasakan mantera itu, tubuh Widodo segera meletus dengan roh jahat yang ganas dan menakutkan, mengandung kebencian yang dalam dan aura pembunuh yang menakutkan. Begitu roh jahat itu keluar, dia langsung menyerang wajah Yoga! "Bagus!" Mio sangat gembira saat melihat

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 85

    Sekarang, ayahnya, Widodo, sudah koma selama beberapa bulan dan sudah diserang oleh roh jahat, seperti mayat hidup. Saat ini, tidak ada lagi yang bisa menyembuhkannya kecuali Yoga. Biarpun kesal dan tertekan, tapi untuk menyelamatkan nyawa ayahnya, David bergegas ke Kota Dakarta semalaman, berniat mengundang Yoga sendiri turun tangan. Segera, David bergegas ke Vila Genting dengan tergesa-gesa. "Tuan Muda, sudah datang!" Beberapa orang Keluarga Cakra yang dipimpin oleh seorang lelaki besar, mengangguk dan membungkuk kepada David seperti seorang budak yang baik dan dengan sikap yang sangat hormat. Dengan wajah muram, David langsung menuju ke pintu, menahan ketidak bahagiannya, dan mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu. Pada saat yang sama, berteriak melalui pintu. "Yoga, aku David, aku datang!" "Ayahku dalam kondisi kritis, dan aku berteman dengan tunanganmu, Lisa, jadi tentu saja kita berteman, tolong buka pintunya!" Begitu David membuka mulutnya, dia mencoba segala cara un

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 84

    "Tanpa diduga, pada malam setelah meninggalkan makam, ayahku.." Mendengar ini, Mio akhirnya mengerti. "Benar saja! Seperti yang kupikirkan, ayahmu pasti terkena roh jahat di makam itu! Tapi roh jahat itu terlalu kuat. Dengan kekuatanku, aku tidak bisa menghadapinya! Sayang sekali!" "Kenapa seperti ini?" Mendengar ini, David tiba-tiba menunjukkan ekspresi putus asa, "Bahkan Mio tidak bisa berbuat apa-apa, jadi bukankah ayahku tak tertolong?" Semua orang Keluarga Cakra di belakang David juga menunjukkan ekspresi duka. Awan keputusasaan tiba-tiba menyelimuti kepala semua orang. Seluruh rumah dipenuhi dengan kegelapan dan kabut. Tapi pada saat ini, Mio tiba-tiba memikirkan sesuatu, memutar matanya,dan berkata lagi, "Tuan David, jangan khawatir. Meskipun aku tidak dapat mengalahkan roh jahat ini, ada seseorang yang bisa!" "Sungguh, siapa itu?" David bertanya dengan cepat. "Yoga!" Di bawah pengawasan semua orang, Mio tiba-tiba mengatakan nama seperti itu. Apa?! Mendengar ini, D

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 83

    Tapi kemudian, dia menemukan bahwa dia salah. Dia tidak menyangka Kakak lpar memiliki seni bela diri yang tinggi, keterampilan medis yang luar biasa, dan sangat heroik. Pria seperti itu sangat menawan! Saat ini, Gina diam-diam berpikir obsesif Aku sangat iri pada kakak sepupuku Lisa, dia memiliki pacar yang begitu hebat. Bagaimana Yoga bisa tahu apa yang dipikirkan gadis ini. Dia berkonsentrasi, hanya mengoleskan salep lotus salju ke Gina, dan memijatnya secara menyeluruh dengan sepuluh jarinya agar obatnya bisa diserap lebih baik. Dia sibuk selama lebih dari satu jam. "Sudah!" Yoga menghela nafas lega, dan berkata kepada Gina, "Racun di tubuhmu sudah sembuh sekarang." "Serius?!" Saat Gina mendengar ini, dia menjadi senang, tapi bertanya dengan gugup, "Lalu... bagaimana dengan wajahku?" "Lihat sendiri!" Setelah berbicara, Yoga menyerahkan sebuah cermin. "Huh." Gina mengambil cermin, menarik napas dalam-dalam, dan menatap setelah mengumpulkan keberaniannya. Di cermin, dia

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 82

    Tiba-tiba, Yoga berteriak dengan keras, aura ganas langsung meledak. Dia dengan cepat meraih pergelangan tangan Orang tua itu, matanya sangat tajam. "Hmph! Orang tua, jangan berpikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan!" "Melukai seseorang di depanku, kamu mimpi!" Apa?! Ki Mio memucat karena terkejut, matanya penuh dengan keterkejutan. Bagaimana bisa? Dia pandai dalam spiritual dan alam gaib, selalu berhasil menipu orang awam, karena orang awam tidak mengerti, jadi wajar saja mereka hanya bisa dikendalikan dia. Tapi anak ini, kenapa penglihatannya begitu ganas, dapatkah dia melihat kemampuannya secara sekilas?! Sialan! Ketika dia sadar kembali, Ki Mio sangat marah lagi. Terlihat tatapan membunuh melintas di matanya, dia segera mengaktifkan roh jahat di jarinya, dan berbalik untuk menyerang Yoga. Roh jahat ini hanya dapat dilihat oleh mereka yang sudah mempraktekkan spiritual. Itu adalah energi hitam! Saat ini, seperti kepulan asap aneh, itu menerkam wajah Yoga, berbahaya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status