Setelah acara tersebut dan para tamu keluarga besar telah pulang, Citra akhirnya beristirahat dikamarnya. Pernikahan itu dilaksanakan di rumah Citra. Kini tinggallah Reno dan istrinya, Alfa masih ikut nenek dan kakeknya pulang.
Tiba - tiba saja pintu itu terbuka, sambil mengucapkan salam. " Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh."
Citra hanya menjawabnya dengan singkat. "W*'alaikumsalam." Citra tidak memedulikan lagi dia siapa dan mau apa, baginya dia hanya ingin menghadirkan sesosok ayah untuk anaknya. bukan suami untuknya.
“Te.....” belum sempat Reno mengucapkan kata terima kasih, Citra sudah memotongnya dan berakata “ Aku capek dan mau istirahat. Silahkan kalau mau mandi dan sholat.” Citra memencet sebuah tombol yang berada dibelakang lukisan bunga yang tergantung dikamarnya. akhirnya terbukalah kamar. Citra masuk begitu saja.
"Hem........ . Mengapa aku harus terjebak dalam suasana yang seperti ini. belum sempat mengucapkan terima kasih karena dia telah menerimaku harus dicuekin lagi.” Gumam Reno sendiri
Reno sangatlah membeci suasana yang tidak bersahabat seperti ini. Tapi dia sekarang sudah masuk dalam suasana ini dan mau tak mau dia harus bisa mencairkannya. Reno sadar kalau Citra pasti akan melakukan hal ini karena kesalahan masa lalunya. Reno hafal betul watak Citra, pengalaman masa lalunya yang pernah dekat dengannta jadi hafal semuanya tentang diri Citra.
Sedangkan di kamar lain ada Alya yang tidak bisa tidur dikamarnya dia hanya sanggup meneteskan air mata nya sambil terisak - terisak dia berkata dalam hatinya. " Mas ......, ini semua ku lakukan karena terpaksa, andaikan aku bisa melahirkan keturunanmu mas, hiks ...... hiks..... "
hingga tanpa sadar dia tertidur begitu saja.
Adzan shubuh berkumandang menandakan waktunya untuk menunaikan kewajiban Sholat shubuh.
Citra bangun dan langsung menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Dia segera mengambil air wudhu dan menunaikan sholat.
Setelah selesai sholat dia ingin pergi kedapur. mau tak mau dia melewati kamar Tidur Reno. karena posisi kamar Citra yang berada di dalam kamar Reno saat ini.
"Em.. ternyata dia masih tidur. ah biarin aja. apa hakku untuk mengurus dan membangunkannya." batin Citra sambil melangkahkan kakinya perlahan dan membuka pintu.
Reno sadar kalau Citra telah bangun dan dia sengaja pura - pura tidur. karena dia sadar belum saatnya untuk mencairkan suasana ini.
"Loh mbak, sudah bangun?” tanya Alya. “ mas Reno sudah bangun mbak ?” "Iya mbak sudah, paling sebentar lagi keluar." jawab Citra berbohong. “Sini mbak duduklah biar aku yang menyiapkan sarapan untukmu dan mas Reno." ucap Citra padahal dalam hati Citra males sekali menyebut Reno dengan sebutan mas atau apalah, pokoknya dia tidak ingin mengucap nama itu. "Sudah mbak nggak apa - apa mbak, atau kita sama - sama menyiapkan sarapan untuk mas Reno mbak. mbak nanti jam 08.00 aku pulang kerumah ya mbak, ada urusan yang harus diselesaikan dirumah." bohong Alya padahal dia memang tak sanggup berada dalam satu rumah dengan madunya. hatinya rasanya sangat sakit seperti tercabik - cabik dengan kuku - kuku yang tajam ditambah lagi disiram dengan air garam. sungguh sangat menyakitkan. "Silahkan mbak.” jawab Citra singkat dia tahu kalau Alya merasa tak enak jika harus menyaksikan sendiri hubunganya dengan suaminya . padahal tidak ada pe
" Mas aku pulang dulu yaaa, mas tinggallah dulu dirumah mbak Citra." sambil mencium pipi Reno" sayang aku ikut pulang kamu yaaa,,,?" pinta Reno sambil memeluk tubuh Alya sambil sesekali menepuk punggung Alya dengan lembut." Jangan mas, kalau mas ikut pulang kapan mas akan akrab dengan mbak Citra, Mas sekarang sudah punya dua istri jadi setidaknya juga harus belajar tentang bagaimana mbak Citra dan lainnya walau Alya tahu kalau mas dulu adalah masa lalunya mbak Citra." sambil melepaskan peukan Reno dan menatap matanya." Sayang,,, Sungguh aku sangat mencitaimu." Reno mendaratkan ciuman perlahan kepada bibir Alya. Reno tak tahu harus berkata apa untuk istrinya saat ini.Alya sunggu sangat menikmati ciuman suaminya, tanpa disadari ada embun di mata Alya, tapi Alya mencoba untuk mengalihkannya, karena dia tidak ingin sampai Reno tahu kesedihan hatinya."Sudah dulu ya mas." sambil senyum" Biar mas antar dulu ya!" pinta Reno
Sesudah sarapan Alya langsung pamit untuk pulang ke rumah. Tinggallah Reno dan Citra di rumah berdua, keheningan kembali menyelimuti mereka berdua. Citra langsung pergi ke kamar bersiap -siap untuk menjemput anaknya sekalian mengajak jalan - jalan. Citra merasa suntuk berada satu rumah dengan Reno. "Lo........ mau keluar kemana? biar aku antar?" Tawar Reno Citra hanya diam tak menanggapi dan langsung berjalan melewatinya. "Cit,,, panggil Reno. "Tolonglah sayang..." pinta Reno sambil memegang tangan Alya "Apaan sih, lepas!" Sambil mengibaskan pegangan tangan Reno. "Citra..... panggil Reno. "Tolonglah sayang, apa kata ayah dan ibu, kalau kamu pergi sendiri saja tanpa aku?" Dalam benak Citra benar juga apa yang dikatakan Reno, sudahlah untuk kali ini kita berakting dahulu, sambil jalan perlahan untuk memberikan tanda kepada Reno kalau dia mau di antar. "Citra maafkan aku. aku tau pasti hal ini sangatlah s
"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, Alfa sayang,,,," teriak Alya sambil masuk ke dalam rumah. Diikuti Reno di belakangnya. "Waalaicumsalam walohmatullahi wabalokatuh, mamaku antik. mama angen mama..." Sambil memeluk kaki Citra. "Emmmm anak mama ganteng, harum banget nih, sudah makan belum sayang?" "Udah dong mama cantik." Jawab ibu Citra "Bu, ayah mana bu?" sambil salim tangan ibu diikuti Reno. "Ayah lagi di padepokannya , nak Reno." ucap ibu Citra "Mama Alfa angen mama, pingin bubuknya di puk puk mama, Alfa anti ikut pulang yah ma?" sambil memeluk Citra mamanya. "Iya dong sayang, nanti Alfa ikut pulang mama," emmmuuah sambil mencium pipi gempal anak laki - lakinya."Mama mama Alfa sekalang udah punya ayah lagi ya ma, ayah Alfa sekalang ada dua ma, yang atu udah di sulga, yang atu ini om anteng yang uka belikan Alfa mainan ama jajan ya ma...." "Iya sayangku, aduh anak mama baru berapa hari
Setibanya Alya dirumah ibu dan ayahnya, Alya langsung disambut hangat oleh ibu dan ayahnya. "Sayang...." panggil ibu. "Ibu faham apa yang kamu rasakan nak, sebenarnya ibu tidak ikhlas nak, kamu melakukan hal seperti ini dalam kehidupan rumah tanggamu nak." sambil meraih Alya untuk memeluknya. Alya hanya mampu menurut saja ketika ibunya meraih untuk memeluknya. Alya hanya bisa meneteskan air mata. Alya mencoba mencari obat dalam dekapan ibunya. Siapa tahu dapat mengurangi rasa sesak dan sakit dalam hatinya. "Nak......." panggil Ayah. "Ayah bangga dengan keputusanmu nak, walau ayah sendiri sebenarnya juga berat. tapi ayah disini sadar nak, kalau keluarga besar suamimu menginginkan sebuah keturunan dari darah daging suamimu nak, sedangkan kamu masih belum bisa memberikannya nak. "Ibu.... Ayah......" panggil Alya. "Maafin Alya ya, gara - gara Alya, ayah ibu jadi ikut sedih dan sakit atas semua kekurangan Alya hiks........ hiks........"
Tanpa terasa waktu berjalan sangat cepat, Reno dan Citra sambil menggendong Alfa pamit untuk pulang ke rumah. sesampainya di rumah Citra langsung menidurkan Alfa di kamarnya. dan tak lupa mengganti baju tidur Alfa. Sesudahya Citra pergi pelan - pelan takut membangunkan anaknya. Citra masuk kedalam kamar mendapati Reno yang sedang membaca buku di meja kerjanya. meja kerja yang di pakai Reno adalah meja kerja yang biasanya Citra pakai. Citra langsung mengambil baju ganti di lemarinya dan bersiap -siap pergi ke kamar sebelahnya. tanpa Citra sadari ada sebuah tangan yang memegang pundaknya saat Citra mau menutup pintu lemari bajunya. "Mau mandi ya?" "Sudah tau, ngapain tanyak." sambil melepaskan tangan Reno yang ada dipundaknya. "Habis mandi ke ruang tengah ya...! ada hal yang mau mas bicarakan." "Nggak janji, soalnya capek banget mau tidur." sambil pergi menuju kamar sebalahnya untuk bersiap -siap mandi. karena kamar disebelah
Lima hari sebelum Citra Reno dan Alfa pindah ke rumah barunya. Reno mengajak Citra dan Alfa pulang ke rumah keluarga besarnya yang terletak di daerah Sepanjang Surabaya. "Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh." Ucap Reno sambil salim ke dua orang tuanya. "W*'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh. lo ada cucu eyang to datang. " Ucap ayah ibu Reno bersama - sama sambil ayah Reno mencoba menggendong Alfa. balita itu langung berpindah tempat ke gendongan kakek barunya. tidak sulit bagi Alfa untuk berdaptasi. Alfa adalah bocah yang tidak takut dan mudah bergaul dengan siapa saja. insting seorang anak pasti bisa membedakan mana orang yang baik dan jahat. ditambah kedua orang tua Reno yang sangat menantikan hadirnya seorang cucu jadi dengan kehadiran Alfa hal itu sangat terobati. sebelumnya Alfa pernah di ajak Reno pergi ke rumah keluarga besarnya tanpa sepengetahuan Citra. Reno hanya pamit kepada ayah dan ibu citra. "Nak Citra, jangan
"Ya allah apa yang barusan aku lakukan tadi, kenapa aku seperti perempuan yang sangat memalukan. Aduhh bagaimana nanti aku berhadapan dengan Reno? Padahal aku tadi mau tanya soal Alfa yang pernah main kesini tanpa sepengetahuanku jadi nggak jadi deh, aduhhhh.... " Ucap Citra penuh dengan penyesalan sambil memegang dahinya Lain halnya dengan Reno, dia hanya senyum - senyum sampai dia pergi ke dapur untuk mengambil minum tanpa di sadari ada ibu yang memperhatikan Reno sedang senyum - senyum. "Kelihatannya ada yang lagi berbunga - bunga nih, dari tadi senyum - senyum kayak orang lagi dapat jackpot. " ucap ibunya sambil menjawil pinggang Reno. "loh ada ibu ya. Hihi jadi malu deh. " ucap Reno sambil senyum. "Nggak biasanya nak, kamu girang kayak gini, ada apa nak? " "Nggak kok bu. Nggak ada apa - apa bu." "Oia nak, bagaimana kabarnya nak Alya? " "Alhamdulillah bu, baik bu." "Nak, kamu harus bisa adil lo ya, janga