Share

BAB 6

"Loh mbak, sudah bangun?” tanya Alya. “ mas Reno sudah bangun mbak ?”

"Iya mbak  sudah, paling sebentar lagi keluar." jawab Citra berbohong.

“Sini mbak duduklah biar aku yang menyiapkan sarapan untukmu dan mas Reno." ucap Citra padahal dalam hati Citra males sekali menyebut Reno dengan sebutan mas atau apalah,  pokoknya dia tidak ingin mengucap nama itu.

"Sudah mbak nggak apa - apa mbak, atau kita sama - sama menyiapkan sarapan untuk mas Reno mbak. mbak nanti jam 08.00 aku pulang kerumah ya mbak, ada urusan yang harus diselesaikan dirumah." bohong Alya padahal dia memang tak sanggup berada dalam satu rumah dengan madunya.

hatinya rasanya sangat sakit seperti tercabik - cabik dengan kuku - kuku yang tajam  ditambah lagi disiram dengan air garam. sungguh sangat menyakitkan.

"Silahkan mbak.” jawab Citra singkat dia tahu kalau Alya merasa tak enak  jika harus menyaksikan sendiri hubunganya dengan suaminya . padahal tidak ada perbicaraan dan perbuatan yang berkaitan dengan Reno, dan dia sengaja menghindar untuk tidak berbicara dengan Reno.

Sarapan itu hanya dilalui dengan keheningan, hanya  Alya yang dengan setia melayani hidangan - hidangan yang akan dimakan oleh Reno. Terlihat sekali alya adalah sesosok istri yang sholihah untuk Reno.

Citra hanya sesekali membantu Alya mengambilkan minum untuk Reno, karena dia hanya bersandiwara seolah hubungannya dengan Reno baik.

Beberapa jam  kemudian setelah acara makan bersama Reno menghampiri Alya yang ada di kamarnya. Reno berkata, “ sayang aku ikut pulang kamu ya,,,?" pinta Reno sambil memeluk  tubuh Alya  sesekali menepuk punggung Alya dengan lembut.

"Jangan mas, kalau mas ikut pulang, kapan mas akan akrab dengan mbak Citra, Mas sekarang sudah punya dua istri jadi setidaknya juga harus belajar tentang bagaimana mbak Citra dan lainnya walau Alya tahu kalau mas dulu adalah masa lalunya mbak Citra." sambil melepaskan pelukan Reno dan menatap matanya.

 “Sayang............” panggil Reno. “Sungguh aku sangat mencintaimu." Reno mendaratkan ciuman perlahan kepada bibir Alya. Reno tak tahu harus berkata apa untuk istrinya saat ini.

Alya sungguh sangat menikmati ciuman suaminya, tanpa disadari ada embun di mata Alya, tapi Alya mencoba untuk mengalihkannya, karena dia tidak ingin sampai Reno tahu kesedihan hatinya.

"Sudah dulu ya mas." sambil senyum.

"Biar mas antar dulu ya!" pinta Reno.

"Masku sayang...... panngil Alya.” Aku kan bawa mobil sendiri mas, gak apa - apa kok, ya sayang. nanti malah kelamaan lagi mas, lagi pula aku juga mau mampir ke tempat ibu dulu."

"Okelah sayang, tapi ingat hati - hati lo." Sambil mengacungkan jempolnya.

Alya hanya membalas dengan mengecup sebentar pipi suaminya. Dia berkata, “Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.” sambil salim ke Reno.

"W*'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh." sambil ikut berjalan beriringan mengantar Alya sampai ke depan rumah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status