"Mas..." panggil Citra. "Tolong lepsakan peganganmu sakit sekali." pinta Citra memelas diiringi dengan aliran air mata.
Reno menatap Citra dengan tidak tega, Reno tersadar kalau saat ini dia sedang dikuasai dengan amarah, tanpa sadar dia mengucapkan istighfar "Astagfirullahal Adzim, maafkan aku Citra." sambil melepaskan cekalan tangannya pada pergelangan tangan Citra.
Reno pergi meninggalkan Citra sendirian di kamar. dia harus menghindari Citra saat ini kalau tidak akan terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan dan akhirnya membuat dia menyesal.
Citra meihat kepergian Reno dengan wajah yang sangat sulit diartikan, dia berakat dengan lirih, "Maafkan aku mas... aku masih butuh waktu, ya Allah ampuni hamba ini ya Allah..." Citra masih ingat sekali penjelasan dari gurunya terdahulu,"Jika ada seorang suami mengajak istrinyauntuk berhubungan, akan tetapi ia (istri) tidak memenuhi ajakan suami, hingga malam itu suaminya marah, maka ia (istri) menda
Setelah mereka sholat Shubuh Citra beranjak ke kamar Alfa, takut kalau Alfa bangun mencari Citra. Ternyata Alfa masih tertidur dengan pulas. Sesekali Alfa masih suka bangun tengah malam untuk meminta susu atau mengatntarkannnya buang air kecil dikamar mandi. Alfa sudah lepas pampers saat dia sudah bisa berbicara, ini semua juga tidak lepas dari didikan ummahnya (Citra). Citra lalu beranjak pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. tiba - tiba saat dia mau pergi ke dapur, dia bertemu dengan Reno yang berada di ruang tengah. dan berkata. "Mas..." panggil Citra, "Mau dibikinin sarapan apa mas?" "Terserah," jawab Reno tanpa menoleh kepada Citra. Reno asyik dengan buku bacaanya. "Em ya." Citra pun memblasnya dengan singkat. Citra menyadari kalau Reno masih marah dengannya. Citra hafal betul dengan sifat Reno. Citra menyiapkan makanan dengan menu yang sederhana, mengingat dia kemaren belum sempat berbelanja kebutuhan untuk hari ini, dia kemaren lagi ad
Di tempat lain Alya sedang terdiam sendiri di kamarnya dengan penuh kesedihan, ya mulut masih bisa berkata tidak akan bersedih, tapi hati tetap merasakan sesak. Dalam hatinya Alya berkata"Aku harus bisa melewatin ini semua, semangat! pasti bisa!" sambil menatap dirinya di depan cermin. mematut dirinya untuk bersiap - siap berangkat ke sekolah.Ketika telah tiba di sekolah Alya melewatin depan anak - anak kelas lima, karena ruang kelas 5 bersebelahan dengan ruang guru. anak - anak kelas lima melihat ada guru yang sedang lewat, mereka berkata, "Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, selamat pagi bu Alya.""Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh, selamat pagi anak - anak, sudah piket nak?" tanya Alya sambil berhenti menatap mereka."Sudah bu." jawab mereka serempak."Okey, kalau sudah silahkan baris di halam sekolah ya nak, persiapan membaca surah - surah pendek dan Asma'ul Husna!""Siap bu...! jawab mereka.Alya langsung melanj
Kesedihan yang harus dirasakannya tak bisa berlarut- larut begitu saja. Dia harus menjadi seorang perempuan dan ibu yang tangguh untuk anaknya."Nak ada yang ingin ibu bicarakan kepadamu, sini duduklah dekat ibumu," Ucap ibu mertuanya sambil menarik lembut tangan Citra ke ruang tamu.Citra hanya menjawab dengan singkat,"iya bu."Sambil menghembuskan nafas ibu melanjutkan kata – katanya,"Nak, Kepergian suamimu sudah satu tahun, ibu tau tak ada yang bisa menggantikan dia di dalam hatimu. ibu sangat menyayangimu seperti anak ibu sendiri, tolong nak pikirkanlah Alfa anakmu, dia membutuhkan sesosok ayah untuknya,""Bu, bukankah ada ayah, kakek Alfa yang bisa menemani dan menyayangi Alfa ?""Kasih sayang seorang kakek terhadap cucunya tentulah sangat berbeda dengan sesosok ayah untuk anaknya. Ayolah nak terimlah pinangan laki - laki yang kemarin malam datang ke rumah kita.""hem........., bagaimana ya bu?"
Sudah beberapa hari ini Reno hanya diam melamun di balkon rumahnya. sambil sesekali menarik nafas dengan kuat. Banyak hal yang ia pikirkan.KAFEEL RENO RIZWAN dia adalah seorang dosen yang sangat tampan dan banyak yang mengaguminya, baik dari segi ketampanannya,kecerdasannya, tanggung jawabnya. ya, dia biasa dipanggi dengan pak Reno. walau dalam karirnya sangatlah cemerlang dan bagus tidak dengan rumah tangganya. Sudah 5 tahun lebih dia menanti kehadiran buah hati tetapi tak kunjung hadir dalam keluarganya.ketika dirumah tak pernah sekalipun menujukkan harapan dan keinginan akan sang buah hati kepada Alya sang istri tercinta, karena dia tau bagaimana perjuangan sang istri selama ini agar dia bisa hamil anaknya. Hingga keputusan asaan Alya meminta Reno untuk menikah lagi dengan wanita yang Alya carikan."Mas......” panggil Alya. “Tolonglah mas, turuti keinginanku ya mas!" pinta Alya dengan mata yang berkaca - kaca
"Sayang.....” panggil Alya. “Aku masihlah Alyamu yang dulu, istrimu yang meyayangimu dengan penuh ketulusan." ucap Alya, seolah olah tahu apa yang ada dalam hati suaminya. "Ya mas aku sanggup, lagipula aku juga akan ikut senang jika nanti kamu benar - benar memilki anak walau anak itu tidak lahir dari rahimku tapi dia tetap anakku mas, darah dagingmu mas. Anak itu juga akan memanggilku ibu. Panggilan ‘ibu’ itu lah yang sangat kunantikan mas. Aku mohon kepadamu ya mas." ucap Alya dengan penuh keyakinan. "Baiklah jika itu maumu, tapi tolong beri aku waktu untuk memikirkannya. Karena ini adalah suatu hal yang tak bisa dengan mudah aku putuksan begitu saja sayang, seperti membalikkan telapan tangan ini."Reno menggerakkan tangannya seperti membalikkan telapak tangannya, disusul dengan gerakan memeluk Alya dengan sangat erat, seolah - olah Reno ingin menyalurkan tenaganya untuk istrinya. walau dirinya juga sangat rapuh. Mal
"Alfa sayang......” panggil ummahnya. “ Sudah ngantuk ya? anak ummah ganteng." ucap Citra sambil membelai kepala Alfa. "Iya ummah, mah tadi Alfa habis ketemu om anteng mah waktu alan - alan sama eyang ama uti mah, omnya baik lo mah..." ucapAlfa dengan sambil bergelayut manja dengan Citra “Loo ... emang omnya ngapain aja sama Alfa?" " Tadi mah, Alfa diajak main tyuus mah, omnya beliin jajan Alfa buanyaaak banget lo mah.." ungkap Alfa dengan belepotan yang masih belum bisa fasih dalam berbicara. " Alfa sudah bilang makasih belum?" "Udah dong maaaa, mahhhh Alfa jadi kangen ayah mah." sambil memeluk ummahnya. deg.... rasanya hatiku, ketika Alfa mengucapkan kata kangen ayah. ya Tuhan.....! Citra berakata "Sayang, ayah lagi bubuk di surga ya nak. kita berdoa buat ayah ya nak.." pinta Citra sambil berkaca- kaca. "Ayo mah,, Alfa yang pimpin ya mah,” Pinta Alfa "Allahummaghfilli Dzunubi Waliwaalidayya walhamhuma kama
Setelah acara tersebut dan para tamu keluarga besar telah pulang, Citra akhirnya beristirahat dikamarnya. Pernikahan itu dilaksanakan di rumah Citra. Kini tinggallah Reno dan istrinya, Alfa masih ikut nenek dan kakeknya pulang.Tiba - tiba saja pintu itu terbuka, sambil mengucapkan salam. " Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh."Citra hanya menjawabnya dengan singkat. "Wa'alaikumsalam."Citra tidak memedulikan lagi dia siapa dan mau apa, baginya dia hanya ingin menghadirkan sesosok ayah untuk anaknya. bukan suami untuknya.“Te.....” belum sempat Reno mengucapkan kata terima kasih, Citra sudah memotongnya dan berakata “ Aku capek dan mau istirahat. Silahkan kalau mau mandi dan sholat.” Citra memencet sebuah tombol yang berada dibelakang lukisan bunga yang tergantung dikamarnya. akhirnya terbukalah kamar. Citra masuk begitu saja."Hem........ . Mengapa aku harus terjebak dalam suasana yang seperti ini. belum sempat
"Loh mbak, sudah bangun?” tanya Alya. “ mas Reno sudah bangun mbak ?” "Iya mbak sudah, paling sebentar lagi keluar." jawab Citra berbohong. “Sini mbak duduklah biar aku yang menyiapkan sarapan untukmu dan mas Reno." ucap Citra padahal dalam hati Citra males sekali menyebut Reno dengan sebutan mas atau apalah, pokoknya dia tidak ingin mengucap nama itu. "Sudah mbak nggak apa - apa mbak, atau kita sama - sama menyiapkan sarapan untuk mas Reno mbak. mbak nanti jam 08.00 aku pulang kerumah ya mbak, ada urusan yang harus diselesaikan dirumah." bohong Alya padahal dia memang tak sanggup berada dalam satu rumah dengan madunya. hatinya rasanya sangat sakit seperti tercabik - cabik dengan kuku - kuku yang tajam ditambah lagi disiram dengan air garam. sungguh sangat menyakitkan. "Silahkan mbak.” jawab Citra singkat dia tahu kalau Alya merasa tak enak jika harus menyaksikan sendiri hubunganya dengan suaminya . padahal tidak ada pe