"Alfa sayang......” panggil ummahnya. “ Sudah ngantuk ya? anak ummah ganteng." ucap Citra sambil membelai kepala Alfa.
"Iya ummah, mah tadi Alfa habis ketemu om anteng mah waktu alan - alan sama eyang ama uti mah, omnya baik lo mah..." ucapAlfa dengan sambil bergelayut manja dengan Citra
“Loo ... emang omnya ngapain aja sama Alfa?"
" Tadi mah, Alfa diajak main tyuus mah, omnya beliin jajan Alfa buanyaaak banget lo mah.." ungkap Alfa dengan belepotan yang masih belum bisa fasih dalam berbicara.
" Alfa sudah bilang makasih belum?"
"Udah dong maaaa, mahhhh Alfa jadi kangen ayah mah." sambil memeluk ummahnya.
deg.... rasanya hatiku, ketika Alfa mengucapkan kata kangen ayah. ya Tuhan.....! Citra berakata "Sayang, ayah lagi bubuk di surga ya nak. kita berdoa buat ayah ya nak.." pinta Citra sambil berkaca- kaca.
"Ayo mah,, Alfa yang pimpin ya mah,” Pinta Alfa
"Allahummaghfilli Dzunubi Waliwaalidayya walhamhuma kama lobayani shogilo. Ya Allah berikanlah sulga buat ayah Alfa ya Allah. " sambil mengangkat tangannya untuk berdoa.
"Amiiin." ucap Citra sambil memeluk alfa dan mencium kening Alfa.
Ummah yakin kamu kelak akan menjadi anak yang kuat dan tegar menghadapi segala macam rintangan dan cobaan dalam hidupmu ya sayang. batin Citra.
Hari - hari pun telah berlalau, terdengar suara ijab qabul dalam rumah yang tampak asri.
Citra akhirnya menyetujui pernikahan tersebut tapi dia meminta pernikahan tersebut dilaksanakan dengan sederhana saja, cukup dihadiri keluarga besar.
"Mas, nanti malam tidur dengan kak Citra langsung ya mas. " Pinta Alya
"He’em" jawab Reno singkat. Reno masih syok kalau istri keduanya adalah bagian dari masa lalunya.
Reno tidak menyangka kalau calon istri keduanya itu adalah masa lalunya. tanpa disadari pun Reno sudah dekat duluan dengan Alfa anak Citra. Reno sangat meyayangi Alfa seolah -olah sudah ada ikatan batin walaupun Alfa bukanlah anak kandungnya.
semua orang jika melihat Alfa pasti akan terasa gemas. Anak itu mewarisi wajah ayahnya. wajah Alfa sangatlah tampan dan imut. kulit putih bersih, alis yang melengkung tebal, bulu mata yang lentik ditambah mata yang terlihat teduh. hidungnya pun juga terlihat mancung. hanya rambut yang rambut yang mirip sedikit bergelombang. Jadi ketika Alfa berajalan dengan Reno pasti akan tampak seperti ayah dan anak.
Karena Reno sendiripun sangatlah tampan, dimana tingginya 185 cm, kulit berwarna sawo matang, dihiasi alis yang tebal hitam, bibir yang sedikit lebih tebal, memiliki tulang pipi yang kokoh. ditambah sikap Reno yang sedikit dingin dan cuek.
Setelah acara tersebut dan para tamu keluarga besar telah pulang, Citra akhirnya beristirahat dikamarnya. Pernikahan itu dilaksanakan di rumah Citra. Kini tinggallah Reno dan istrinya, Alfa masih ikut nenek dan kakeknya pulang.Tiba - tiba saja pintu itu terbuka, sambil mengucapkan salam. " Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh."Citra hanya menjawabnya dengan singkat. "Wa'alaikumsalam."Citra tidak memedulikan lagi dia siapa dan mau apa, baginya dia hanya ingin menghadirkan sesosok ayah untuk anaknya. bukan suami untuknya.“Te.....” belum sempat Reno mengucapkan kata terima kasih, Citra sudah memotongnya dan berakata “ Aku capek dan mau istirahat. Silahkan kalau mau mandi dan sholat.” Citra memencet sebuah tombol yang berada dibelakang lukisan bunga yang tergantung dikamarnya. akhirnya terbukalah kamar. Citra masuk begitu saja."Hem........ . Mengapa aku harus terjebak dalam suasana yang seperti ini. belum sempat
"Loh mbak, sudah bangun?” tanya Alya. “ mas Reno sudah bangun mbak ?” "Iya mbak sudah, paling sebentar lagi keluar." jawab Citra berbohong. “Sini mbak duduklah biar aku yang menyiapkan sarapan untukmu dan mas Reno." ucap Citra padahal dalam hati Citra males sekali menyebut Reno dengan sebutan mas atau apalah, pokoknya dia tidak ingin mengucap nama itu. "Sudah mbak nggak apa - apa mbak, atau kita sama - sama menyiapkan sarapan untuk mas Reno mbak. mbak nanti jam 08.00 aku pulang kerumah ya mbak, ada urusan yang harus diselesaikan dirumah." bohong Alya padahal dia memang tak sanggup berada dalam satu rumah dengan madunya. hatinya rasanya sangat sakit seperti tercabik - cabik dengan kuku - kuku yang tajam ditambah lagi disiram dengan air garam. sungguh sangat menyakitkan. "Silahkan mbak.” jawab Citra singkat dia tahu kalau Alya merasa tak enak jika harus menyaksikan sendiri hubunganya dengan suaminya . padahal tidak ada pe
" Mas aku pulang dulu yaaa, mas tinggallah dulu dirumah mbak Citra." sambil mencium pipi Reno" sayang aku ikut pulang kamu yaaa,,,?" pinta Reno sambil memeluk tubuh Alya sambil sesekali menepuk punggung Alya dengan lembut." Jangan mas, kalau mas ikut pulang kapan mas akan akrab dengan mbak Citra, Mas sekarang sudah punya dua istri jadi setidaknya juga harus belajar tentang bagaimana mbak Citra dan lainnya walau Alya tahu kalau mas dulu adalah masa lalunya mbak Citra." sambil melepaskan peukan Reno dan menatap matanya." Sayang,,, Sungguh aku sangat mencitaimu." Reno mendaratkan ciuman perlahan kepada bibir Alya. Reno tak tahu harus berkata apa untuk istrinya saat ini.Alya sunggu sangat menikmati ciuman suaminya, tanpa disadari ada embun di mata Alya, tapi Alya mencoba untuk mengalihkannya, karena dia tidak ingin sampai Reno tahu kesedihan hatinya."Sudah dulu ya mas." sambil senyum" Biar mas antar dulu ya!" pinta Reno
Sesudah sarapan Alya langsung pamit untuk pulang ke rumah. Tinggallah Reno dan Citra di rumah berdua, keheningan kembali menyelimuti mereka berdua. Citra langsung pergi ke kamar bersiap -siap untuk menjemput anaknya sekalian mengajak jalan - jalan. Citra merasa suntuk berada satu rumah dengan Reno. "Lo........ mau keluar kemana? biar aku antar?" Tawar Reno Citra hanya diam tak menanggapi dan langsung berjalan melewatinya. "Cit,,, panggil Reno. "Tolonglah sayang..." pinta Reno sambil memegang tangan Alya "Apaan sih, lepas!" Sambil mengibaskan pegangan tangan Reno. "Citra..... panggil Reno. "Tolonglah sayang, apa kata ayah dan ibu, kalau kamu pergi sendiri saja tanpa aku?" Dalam benak Citra benar juga apa yang dikatakan Reno, sudahlah untuk kali ini kita berakting dahulu, sambil jalan perlahan untuk memberikan tanda kepada Reno kalau dia mau di antar. "Citra maafkan aku. aku tau pasti hal ini sangatlah s
"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, Alfa sayang,,,," teriak Alya sambil masuk ke dalam rumah. Diikuti Reno di belakangnya. "Waalaicumsalam walohmatullahi wabalokatuh, mamaku antik. mama angen mama..." Sambil memeluk kaki Citra. "Emmmm anak mama ganteng, harum banget nih, sudah makan belum sayang?" "Udah dong mama cantik." Jawab ibu Citra "Bu, ayah mana bu?" sambil salim tangan ibu diikuti Reno. "Ayah lagi di padepokannya , nak Reno." ucap ibu Citra "Mama Alfa angen mama, pingin bubuknya di puk puk mama, Alfa anti ikut pulang yah ma?" sambil memeluk Citra mamanya. "Iya dong sayang, nanti Alfa ikut pulang mama," emmmuuah sambil mencium pipi gempal anak laki - lakinya."Mama mama Alfa sekalang udah punya ayah lagi ya ma, ayah Alfa sekalang ada dua ma, yang atu udah di sulga, yang atu ini om anteng yang uka belikan Alfa mainan ama jajan ya ma...." "Iya sayangku, aduh anak mama baru berapa hari
Setibanya Alya dirumah ibu dan ayahnya, Alya langsung disambut hangat oleh ibu dan ayahnya. "Sayang...." panggil ibu. "Ibu faham apa yang kamu rasakan nak, sebenarnya ibu tidak ikhlas nak, kamu melakukan hal seperti ini dalam kehidupan rumah tanggamu nak." sambil meraih Alya untuk memeluknya. Alya hanya mampu menurut saja ketika ibunya meraih untuk memeluknya. Alya hanya bisa meneteskan air mata. Alya mencoba mencari obat dalam dekapan ibunya. Siapa tahu dapat mengurangi rasa sesak dan sakit dalam hatinya. "Nak......." panggil Ayah. "Ayah bangga dengan keputusanmu nak, walau ayah sendiri sebenarnya juga berat. tapi ayah disini sadar nak, kalau keluarga besar suamimu menginginkan sebuah keturunan dari darah daging suamimu nak, sedangkan kamu masih belum bisa memberikannya nak. "Ibu.... Ayah......" panggil Alya. "Maafin Alya ya, gara - gara Alya, ayah ibu jadi ikut sedih dan sakit atas semua kekurangan Alya hiks........ hiks........"
Tanpa terasa waktu berjalan sangat cepat, Reno dan Citra sambil menggendong Alfa pamit untuk pulang ke rumah. sesampainya di rumah Citra langsung menidurkan Alfa di kamarnya. dan tak lupa mengganti baju tidur Alfa. Sesudahya Citra pergi pelan - pelan takut membangunkan anaknya. Citra masuk kedalam kamar mendapati Reno yang sedang membaca buku di meja kerjanya. meja kerja yang di pakai Reno adalah meja kerja yang biasanya Citra pakai. Citra langsung mengambil baju ganti di lemarinya dan bersiap -siap pergi ke kamar sebelahnya. tanpa Citra sadari ada sebuah tangan yang memegang pundaknya saat Citra mau menutup pintu lemari bajunya. "Mau mandi ya?" "Sudah tau, ngapain tanyak." sambil melepaskan tangan Reno yang ada dipundaknya. "Habis mandi ke ruang tengah ya...! ada hal yang mau mas bicarakan." "Nggak janji, soalnya capek banget mau tidur." sambil pergi menuju kamar sebalahnya untuk bersiap -siap mandi. karena kamar disebelah
Lima hari sebelum Citra Reno dan Alfa pindah ke rumah barunya. Reno mengajak Citra dan Alfa pulang ke rumah keluarga besarnya yang terletak di daerah Sepanjang Surabaya. "Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh." Ucap Reno sambil salim ke dua orang tuanya. "W*'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh. lo ada cucu eyang to datang. " Ucap ayah ibu Reno bersama - sama sambil ayah Reno mencoba menggendong Alfa. balita itu langung berpindah tempat ke gendongan kakek barunya. tidak sulit bagi Alfa untuk berdaptasi. Alfa adalah bocah yang tidak takut dan mudah bergaul dengan siapa saja. insting seorang anak pasti bisa membedakan mana orang yang baik dan jahat. ditambah kedua orang tua Reno yang sangat menantikan hadirnya seorang cucu jadi dengan kehadiran Alfa hal itu sangat terobati. sebelumnya Alfa pernah di ajak Reno pergi ke rumah keluarga besarnya tanpa sepengetahuan Citra. Reno hanya pamit kepada ayah dan ibu citra. "Nak Citra, jangan