Share

Part 16. Pencarian

Gistara merasa heran dengan Ayara, mengapa dia terlihat begitu buru-buru mengemas barang-barangnya begitu kuliah selesai. Padahal sebelumnya Ayara selalu santai, bahkan sering mengajaknya mengobrol dulu di kantin, atau sekadar duduk-duduk di bawah pohon akasia, yang ada di halaman kampus.

“Ponselmu ke mana? Kamu bahkan tidak pernah membaca pesan whatsappku.” Kata Gistara. Ayara menatap wajah sahabatnya lekat-lekat.

“Maafkan aku, Tara, bahkan mungkin, aku tidak akan pernah bisa lagi menemanimu jalan-jalan dan sebagainya, seperti dulu,” kata Ayara, seraya mengamankan tasnya di punggung. Keduanya melangkah beriring keluar ruangan.

“Kenapa?” protes Gistara, tidak terima.

“Aku mendapat pekerjaan,”

“Hah? Kerjaan? Kerjaan apa? Buat apa lagi? Sedangkan kamu sudah peroleh uang yang lumayan banyak dari …”

“Sssst…” Ayara langsung membekap mulut Gistara sebelum gadis itu menyeselesaikan kalimatnya. Lalu memberinya kode, bahwa ada sesorang yang sedang berjalan ke arah mereka.

“Apa kabar, Ayara,” o
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status