#Testpack (135) Test Pack ART-ku-Lamaran Resmi dari Keluarga Saga----Sedetik kemudian dia menyelinap masuk ke lorong. Dari caranya berjalan, gerak bahunya, aku mengenalnya. Seperti … Seperti … Inem?ya, ya, ya, Inem. Apakah artinya benar Inem memang masih hidup? Sehebat apa dia sampai mampu menyelamatkan diri dari kecelakaan maut itu. Bahkan kepolisian sudah menyatakan ia tak akan mungkin selamat.Tapi barusan yang kulihat semakin meyakinkanku bahwa Inem memang masih hidup. Dia ada, dan dia mulai mengintai hidupku lagi. dia pasti sedang merencanakan sebuah kejahatan lagi kepadaku. Terlebih kecelakaan itu, pasti membuatnya menderita. Dan dia akan selalu membalas dendam kepada sesiapapun yang membuatnya menderita.“Mas? Kamu di sini?” Seseorang muncul di hadapanku.“Ya, aku mau menjenguk Yana, bagaimana keadaannya, Rin?”“Alhamdulillah terus ada progress, Mas. Oya, ada yang ingin kubicarakan sama kamu, Mas.”Mas Hangga mengamati wajahku, mungkin terlihat sebuah kekhawatiran di sana.
#Testpack (136) Test Pack ART-kuWanita Misterius itu Adalah ...-Biarkan Inem Berkeliaran Tapi Kupastikan Ia Tak Bisa Menyakiti Siapapun Lagi-Baru saja aku hendak mereply pesan. Si gelembung misterius itu mengirim pesan lagi untukku.[Selamat atas lamarannya. Waspada saja, karena bisa jadi pernikahanmu, juga Hangga akan hancur berantakan oleh seseorang yang sangat membencimu.]Astagfirullah apa lagi ini.[Sudahlah, jangan kirim berita cuma untuk menakut-nakutiku. Kecuali kamu info misalnya satu jam lagi Inem datang ke rumah membawa bensin. Baru kamu kasih tahu saya. Jadi saya bisa jaga-jaga secepatnya.][Wah kalau begitu namanya saya bukan memberi tahu, tapi bisa-bisa saya dijadiin tersangka sebagai Inem sendiri. Tapi kamu pasti selalu rasain kan, informasi yang saya berikan selalu benar dan memberi manfaat untuk kamu. Setidaknya nggak ada orang lain yang punya informasi sevalid saya buat keselamatan kamu.]Lampu hijau itu mati lagi. Selalu saja begitu. Baiklah, silahkan saja ka
#Testpack (137) Test Pack ART-ku-Aku Ingin Membatalkan Rencana Pernikahan Ini, Mbak-“Siapa dia, Mbak? Aku nggak kenal dia. Kok gayanya sinis begitu?” tanya Shania heran.“Aku juga nggak kenal, Shan. Maaf, siapa ya, Mbaknya?” Mencoba bertanya dengan sopan meskipun ia terlihat kurang sopan.Dan lebih aman bereaksi seolah tak mengenalinya, karena memang aku masih menyangsikan kecurigaanku sendiri. “Tasya! kalian lupa? Saya Tasya.”Mendengar pengakuannya jelas aku dan Shania tersentak. “Tasya … maksudnya Inem?” Kuamati fisiknya yang kini benar-benar berubah. Wajah itu, seperti bukan wajah Inem lagi. aku sama sekali tak mengenalinya. Hidung, bibir, mata, dagu, semuanya berubah. Mungkin telah ada operasi besar-besaran yang dilakukan pada wajahnya pasca selamat dari kecelakaan dan kebakaran mobil yang ditumpanginya. Kini hanya tubuhnya saja yang aku masih bisa kenali dari caranya berdiri dan bergerak.“Ya.” jawabnya pendek. Sembari memainkan kunci mobil di tangannya santai. Ia masih m
#Testpack (138) Test Pack ART-ku-Izinkan Abang Ikhtiar ke Guangzhou----“Shania, kamu kelihatannya lelah. Gimana kalau kamu menenangkan diri saja dulu. Dalam keadaan kalut, khawatir seperti ini, jangan buat keputusan apapun, ya. Inget, semua persiapan sudah sejauh ini. Keluarga kedua belah pihak sudah siap menggelar pernikahan ini. Jangan kecewakan mereka, oke?” Kubingkai kedua pipi yang masih memerah itu. “Mbak, please. Hatiku meragu.”Kepegang kedua bahunya. Menatapnya dengan bersungguh-sungguh. Semoga ia melihat pengharapan besar dari kedua mataku. Wajahnya memang menunjukkan kekhawatiran dan keraguan, tapi aku tahu, ia akan teramat berat untuk melepas Mas Hangga. Itu tidak mudah baginya. Jadi ia pasti akan bahagia seandainya pernikahan itu sudah dihelat. Hanya keresahan hati yang akan teredam dengan sendirinya bila telah berhasil melewati ini semua.“Mbak, yakin, kamu bisa lewati keraguanmu ini. Ini hanya keraguan sesaat. Oke?”Kuguncang bahunya pelan, untuk lebih meyakinkann
#Testpack (139) Test Pack ART-ku-Siapa Lelaki Yang diusap Dengan Sapu Tangan Itu-Usai ia pulang, aku kembali menangis sejadi-jadinya. Kuluahkan semua rasa yang sedari tadi tertahan. Mengharap sesuatu yang sulit ditebak, kanker yang sudah sedemikian rupa dilumpuhkan, ternyata ia lebih kuat, melumpuhkan seseorang yang kukira tak akan terkalahkan, jangankan oleh sakit, bahkan mimpi-mimpi yang bagi orang lain sulit terwujud. Lelaki ini mampu mewujudkannya. Semua cita telah ia genggam.Ia hanya kalah dua hal, takdir kematian istrinya, dan takdir sakitnya. Dua hal ini, ia tak akan mampu melawan, karena ini adalah kehendak Allah. Allah Sang Maha Hebat, Sang Pemberi ujian kepada hamba-hambanya. Berarti memang benar, Allah hanya memberi ujian kepada hamba yang mampu. Bang Saga hebat, Bang Saga Allah anggap mampu. Kalau Allah saja percaya padanya, harusnya aku percaya, akan ada keajaiban, atau rencana allah yang lebih indah lainnya. Kupasrahkan padamu Robbi. Hamba berserah.***Ajt.Hari ini,
#Testpack (140) Test Pack ART-ku-Shania Semakin Meragu-Siapa lelaki itu? Shania selalu terbuka denganku. apakah ada sesuatu yang ia sembunikan dariku belakangan ini? Ah, nggak mungkin teman spesialnya. Sedepat itu? Aku nggak yakin. Meskipun ada masalah dengan Mas Hangga, semuanya belum berakhir, ia belum membatalkan semua kerja sama dengan tim weddingnya. Aku masih yakin ada itikad baik dari Shania untuk melanjutkan pernikahannya. Ia hanya butuh diyakinkan. Tapi jika secepat ini dia menjalin hubungan dengan lelaki lain, rasa-rasanya kok mustahil. Shania bukan wanita seperti itu.Apa aku hampiri saja mereka, ya? Sopan tidak? Jujur, meski erusaha untuk positif thingking, dada ini berdebar. Kini kulihat mereka tampak mengobrol. Tertawa, saling menoyor bahu. Mereka seperti sudah mengenal dekat satu sama lain. Shania tampak enjoy dengan lelaki itu. apakah dia kakak lelaki Shania? Tapi Shania tidak pernah bercerita memiliki kakak lelaki. Yang aku tahu dua kakaknya perempuan semua.Kala
#Testpack (141) Test Pack ART-ku-Lelaki Superhero-Daun-daun di hadapanku jatuh, gugur tertiup angin. Kunikmati moccacino hangat di taman belakang rumah sendiri. Memegang satu buah tasbih yang terus kugunakan berdzikir. Aku hanya tak ingin hari-hariku di isi dengan hal tak bermanfaat. Aku hanya ingin merasakan apa yang terjadi dalam hidup adalah hal positif yang tetap harus disyukuri keberadaannya.Apapun bentuknya, apapun keadaannya, itu hanya bentuk yang berbeda pemberian Allah untuk membuat kita, hamba agar semakin terlatih dan mampu menghadapi segala kondisi hidup yang akan terlewati.Berada di usia ini, berada di posisi ini, membuatmu merasakan, bahagia dan duka itu tak ada bedanya. Berbahagia, ya tentu kita tersenyum, tertawa. Bersedih, dirundung duka, tentu kita muram, menangis, terluka. Tapi itu semua sudah terlalu sering aku terima bukan, dan dari waktu ke waktu itulah hidup, akan selalu bergulir seperti itu. susah, senang, semua silih berganti menghampiri. Tapi satu janji
#Testpack (142) Test Pack ART-ku-Kenapa Harus Cemburu, Cinta-Lalu membopong ke tepian kolam. Ajanta segera memuntahkan air yang diminumnya. Ya Allah syukurlah Ajanta nggak apa-apa. Secepat kilat lelaki bermasker itu menghampiriku. “Karin!” teriaknya histeris melihat kakiku sudah berlumuran darah.Mas Hangga! Dia membuka maskernya.Lalu mengangkat tubuhku ke atas sampai kakiku terlepas dari lobang air itu. Masyaa Allah Allahu Akbar! Sakit luar biasa. Kurasa tulang betis dan tulang keringku benar-benar lepas dari tempatnya. Bahkan batok lutut letaknya sudah berpindah kebelakang, kulit yang sobek membuat tulang-tulang itu menyembul keluar, darah terus mengalir segar. Aku sudah tak kuat lagi merasakan nyeri.Suasana di sini menjadi riuh. Mama yang menangis berusaha mengeringkan Janta dan melihatku yang penuh darah histeris.“Bawa ke rumah sakit secepatnya, Hanggaaaa!” teriak Mama.“Iya, Ma.”Tubuhku terguncang-guncang saking cepatnya Mas Hangga berlari membopongku. Nyeri di bawah san