Share

Membuka Lembaran Baru (39)

-Membuka Lembaran Baru-

Diletakkannya garpu itu pada meja.

“Nggak apa-apa lagi, Mas. Kenapa nggak jadi suapin pasien? Pasien memang perlu dibantu untuk makan, ‘kan?”

Mas Hangga diam, mungkin kikuk. Kenapa harus kikuk dan nggak percaya diri, ‘kan sudah bercerai.

“Halo, Nem, apa kabar kamu? Sakit? Semoga lekas sembuh, ya.”

Wanita dengan hidung bangir itu melengos. Mungkin masih kesal karena aku yang memenjarakannya.

“Nem, kok buang muka begitu?”

“Mas, aku nggak suka ada dia.”

Deg! Makin angkuh aja nich mantan ART!

“Nem, mungkin kamu benci sama saya. Tapi saya datang ke sini karena prihatin denger keadaan kamu, Simbok nangis-nangis cerita soal kamu.”

Ia masih diam. Mas Hangga masih menunduk.

Aku geleng-geleng melihat kelakuan mereka berdua.

“Jadi saranku, Nem, ikhlas jalani masa tahanan dengan baik. Jangan buat ulah apalagi cari perhatian seperti ini. Supaya apa, supaya kamu dapat keringanan hukuman. Supaya Bapak Smbok kamu nggak kepikiran. Kamu mungkin sekarang nggak perdulu mereka. Tap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status